Share

Bab 142

Melihat raut wajah anaknya yang sedih, hati Briella makin terasa sesak. Dia memeluk Zayden dan menciumnya beberapa kali. "Zayden, kamu nggak perlu menyalahkan diri sendiri. Om Valerio juga salah. Mulai sekarang, jangan sembarangan menyentuh barang orang lain. Kamu mengerti?"

"Hmm!" Zayden yang seperti ini terlihat sangat patuh. Di satu sisi yang tidak diketahui oleh mereka, matanya yang gelap bersinar dengan cahaya licik.

Ya. Ini semua hanyalah jebakan yang dia buat.

Laki-laki sialan! Rasakan kehebatan anak kecil ini! Lihat saja apa kamu masih berani memukul pantatku lagi!

Dalam hati, Zayden merasa puas dengan apa yang sudah dia lakukan.

"Mama, Om Valerio, kalau begitu aku ke kamar dulu buat ngerjain PR." Zayden memiringkan kepalanya dan melambaikan tangan pada keduanya. "Kalian jangan bertengkar, nanti aku sedih."

Makin Zayden bersikap pengertian, hati Briella makin terasa tidak nyaman. Dalam hati, dia hanya bisa melimpahkan semua kesalahan ini pada Valerio, si pemicu masalah.

Kalau s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status