Share

24. Pengakuan 3

Rinjani yang masih di sana, mengambil dasi milik sang suami yang jatuh di lantai. Kemudian membenahi kerah dan kancing kemeja suaminya. "Pergilah ke kantor. Apapun yang terjadi di antara kita, jangan mengabaikan tanggungjawab pada pekerjaanmu, Mas. Noval butuh ayah yang kuat dan hebat," ujar Rinjani seraya kembali memakaikan dasi.

Daffa justru memeluk istrinya.

"Marilah kita selesaikan permasalahan kita dengan kepala dingin," lanjut Rinjani sambil berusaha melepaskan tangan suaminya.

Kepala dingin bagaimana? Apa ia harus menyetujui perpisahan yang diinginkan Rinjani.

"Mungkin saling menjauh untuk sementara adalah keputusan yang tepat, Mas. Setelah urusanku wajib lapor selesai, izinkan aku bekerja. Kita sama-sama menata hati dan saling introspeksi diri."

Keduanya saling pandang.

"Mas akan memberimu waktu untuk sendirian. Tapi bukan berarti kita akan berpisah," jawab Daffa.

Beberapa saat terdiam, akhirnya Rinjani mengangguk pelan. Hendak 'ngotot' sekuat mana, ia belum tentu menang dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
MisDarwati
dikarenakan saya suka cukup nikah sekali seumur hidup, rujuk ajalah,gak suka cerita yg sedih ²
goodnovel comment avatar
Jamiah Kampil
manusia tiada yang sempurna, semoga bisa rujuk kembali...
goodnovel comment avatar
Kamu Saudaraku
semoga authornya nulis ceritanya rujuk ya hehehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status