Share

Chapter 1 - First Timeline

Author: Aerina No 7
last update Last Updated: 2021-07-21 16:35:53

TRACK! TRACK! TRACK!

Suara benturan pedang kayu yang beradu sengit itu menyahuti cuitan burung-burung merpati yang bercicit di atas pohon kenari, dua anak kecil yang saling menyerang menggunakan pedang kayu terlihat bersenang-senang dengan latihan pagi mereka.

Kedua anak yang sudah merasa kelelahan itu pun akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak, mereka tertawa bersama lalu saling menyanjung satu sama lain.

“Pengembangan bakat berpedangmu semakin meningkat.”

“Itu belum seberapa, Saya akan berusaha untuk menjadi jauh lebih kuat lagi agar bisa menjaga Anda. Your Highness.”

Salah satu anak yang berperawakan cukup tinggi untuk seukuran bocah berusia 13 tahun, menundukkan kepalanya sopan kepada anak laki-laki di depannya yang derajatnya jauh lebih tinggi darinya. 

Rambutnya yang memiliki warna sehitam ebony menggantung di udara tatkala kepalanya merendah, iris matanya yang sehijau batu permata zamrud itu menyembunyikan keelokannya dibalik kelopak mata, tangan kanannya Ia letakan di depan dada lalu kemudian mulutnya pun ikut beraksi dengan cara mengikrarkan janji.

“Saya, Fennel Eglantine bersumpah untuk selalu melayani Anda sampai akhir hayat.”

Padahal dia masih terbilang cukup muda untuk berkelakuan seperti seorang ksatria, namun karena dari lahir memang sudah ditakdirkan untuk melayani sang Pangeran, Fennel pun menerima titah itu dengan tangan terbuka.

Anak yang akan dilayani olehnya selama sisa hidupnya itu, adalah anak kedua dari Raja dan Ratu Aethelred, Lancient Re Aethelred.

Lancient yang hanya 3 tahun lebih muda darinya, mewarisi wajah tampan rupawan dan rambut pirang khas keluarga kerajaan yang didapatkan dari Sang Raja, tak lupa juga, Sang Ratu pun ikut andil meninggalkan jejaknya pada Lancient, dengan bukti nyata terhadap bola mata biru cerahnya yang terdapat banyak makna di dalamnya.

Secara tingkat pangkat, harkat dan martabat, Lancient adalah tuannya.

Namun, jika menyangkut darah yang mengalir deras melewati urat-uratnya, maka bisa dipastikan kalau Lancient adalah saudara tirinya.

Hanya karena Fennel terlahir dari Ibu yang berstatus rendah, dan kelahirannya yang menjadi aib bagi Sang Raja karena dia terlahir dari hasil hubungan di luar pernikahan.

Fennel pun tak pernah dianggap sebagai salah satu Pangeran seperti di negeri-negeri tetangga lainnya akibat darah seorang budak rendahan yang mengalir dari dalam nadinya, dia pun berakhir diremehkan oleh semua orang, terkecuali Lancient yang selalu menganggapnya setara dengannya. 

“Hei, hei. Ayo kita pergi ke alun-alun kota sebentar untuk jalan-jalan, Aku bosan terperangkap di sini terus.”

“My apologize, Your Highness. Anda tidak boleh keluar karena itu terlalu berbahaya, dan juga bukankah sebentar lagi Anda harus mulai mempersiapkan diri untuk pergi ke akademi sihir?”

Permintaan maaf dari Fennel membuat semangat Lancient yang tadinya membara kini menjadi pupus, dia menggerutu kecil sambil menyipitkan matanya melihat ke arah lain.

“Tcih, apa gunanya. Kenapa harus pergi ke akademi sihir padahal Mana sihirnya saja aku tak punya, itu hanya akan mempermalukan diriku saja dan juga membuat nama Aethelred tercoreng.”

Mana, adalah sumber energi yang diproduksi tubuh dan dihasilkan untuk menciptakan sihir, dan Lancient ... tidak memilikinya.

Dia tak memiliki Mana sihir sama seperti orang lain dari semenjak terlahir ke dunia, padahal rakyat jelata saja memilikinya, namun, dia yang notabenenya seorang garis keturunan kerajaan yang terkenal akan limpahan Mana, malah tak punya.

Tak seperti Kakak tertuanya yang serba sempurna dan Fennel yang tak diakui oleh Raja, Lancient dianggap sebuah kecacatan yang hanya bisa diam menjadi beban keluarga kerajaan saja.

Bukan hanya tak bisa, Lancient bahkan sudah diprediksi kalau dia tak akan pernah memiliki Mana atau bahkan menggunakannya.

Tidak akan pernah bisa … untuk selamanya.

Ayahnya sudah jelas membuangnya, lalu Ibunya pun ikut mengabaikannya.

Dengan tangannya yang masih kecil itu, Lancient selalu melemparkan buku pengetahuan tentang sihirnya, dan lebih memilih mengambil pedang kayu, dengan harapan tinggi kalau suatu hari nanti dia bisa mengacungkan pedang kepada siapa pun yang berani meremehkannya.

***

Hari pertama masuk ke akademi sihir telah datang. 

Lancient keluar dari kereta kuda dengan Fennel di belakangnya sebagai seorang Aide.

Akademi sihir Shuichin, akademi sihir yang letaknya cukup strategis karena berada di tengah-tengah kawasan wilayah 3 negara yang sangat terkenal, pasti akan cukup menyusahkan untuk menetap di sini selama 6 tahun ke depan karena harus mengadaptasikan diri untuk berkenalan dengan orang lain yang berasal dari negeri tetangga.

“Haruskah kita mulai masuk?”

Fennel menyadarkan lamunan Lancient untuk segera memasuki akademi, mungkin karena dia terlalu gugup jadi membuatnya melamun tanpa sadar.

Di momen itulah, seorang gadis kecil berambut hijau lumut dan mata ivory yang menawan di dekat mereka, memekik terkejut dan menggumamkan nama Lancient dengan sembarangan.

“Mustahil, apa Kau benar-benar Lancient?!”

“Hei! Beraninya Anda memanggil namanya dengan tidak sopan!”

Gadis kecil yang terkejut dengan suara bentakan Fennel itu segera tersadar akan apa yang telah ia lakukan, segera saja dia membungkuk sambil menarik ujung gaunnya sedikit untuk memberi hormat ala seorang Nona bangsawan.

“My apologize, Saya Aira Qianzy dari kediaman rumah Viscount Qianzy memberi hormat kepada Anda, Your Highness The Prince of Aethelred.”

“Tak apa, angkatlah kepalamu Young Miss.”

Lancient merasa canggung dengan penghormatan dari Aira, itu karena dia baru pertama kali berbicara dengan seorang anak perempuan yang sebaya dengannya.

Aira terperangah tak percaya tatkala bertatapan muka dengan Lancient lagi, pipinya yang melengkung seperti bantal empuk itu mulai dihiasi oleh rona merah merona. 

Dengan penampilannya yang menggemaskan dan cantik secara bersamaan, jelas saja membuat Lancient semakin gugup hingga wajahnya pun juga ikut memerah sama seperti Aira.

Kesan pertama yang menarik untuk dua orang yang asing yang baru bertemu satu sama lain secara tak sengaja, Lancient yang awalnya merasa kalau keseharian di akademi akan sangat membosankan itu pun segera menarik kata-katanya lagi.

Dia hanya perlu menghilangkan rasa gengsi dan mencoba mencari cara agar bisa lebih dekat dengan Nona muda itu, tidak masalah kalau memang membutuhkan waktu yang lama, yang penting usahanya mungkin saja akan terbayarkan dengan sesuatu yang sangat setimpal.

~•••~

Hari berganti dengan cepat dan beberapa bulan pun datang, Lancient dan Aira sering menghabiskan waktu bersama sehingga mereka berdua menjadi teman dekat.

Aira yang selalu membelanya ketika dia di rundung gara-gara tidak memiliki Mana sihir itu, membuat Lancient kian tertarik padanya dan ingin mengenalnya lebih jauh.

Mereka bahkan sudah mulai saling memanggil nama masing-masing secara kasual dan berbicara dengan santai menanggalkan formalitas.

“Hei Lancient, apa kau percaya pada adanya terlahir kembali setelah kematian?” tanya Aira sambil menengadah menatap Lancient yang tengah berdiri di hadapannya menghalangi sinar matahari.

“Terlahir kembali? Entahlah, aku tidak terlalu yakin. Bagaimana denganmu?” ujar Lancient yang malah balik bertanya kepada Aira.

“Aku mempercayainya karena aku sendiri yang mengalaminya, terdengar gila dan tak masuk akal memang, tapi aku ingat segalanya tentang kehidupanku yang dulu sebelum mati dan terlahir kembali di dunia ini.”

“Eh, benarkah? Kau serius ‘kan? Lalu bagaimana kehidupanmu di masa lalu?”

Lancient segera mengambil tempat dan duduk di samping Aira.

Di bawah pohon apel yang rindang, Aira mulai menceritakan tentang kisah hidupnya di masa lalu.

Itu adalah rahasia terbesarnya yang selama ini ia sembunyikan dari orang lain, dan Lancient pun menjadi orang pertama sebagai pendengar setianya.

“Tempatnya padat sekali dengan penduduk, banyak gedung-gedung tinggi yang menjulang seakan-akan mau mencakar langit. Banyak kendaraan transportasi yang terbuat dari besi, bahkan ada pula kendaraan yang bisa terbang melayang menembus awan.”

“Wow, kedengarannya sulit dipercaya! Apa benda yang terbang di udara seperti burung itu benar-benar ada? Lalu seberapa tingginya bangunan di kehidupanmu yang sebelumnya jika dibandingkan dengan ketinggian istana kerajaan?”

“Iya, itu benar adanya. Aku tidak ingat apa yang menyebabkanku mati, namun aku tahu tentang hal penting dari dunia di kehidupan masa laluku yang berkaitan dengan kehidupan dunia yang sekarang ini kita rasakan.”

“Eh? Apa itu?”

Aira memandang Lancient sedih, dia seperti tidak ingin Lancient tahu namun, secara bersamaan ingin memberitahunya juga.

Lancient begitu penasaran dan menanti apa yang akan diberitahukan oleh Aira dengan tidak sabar.

Akan tetapi, tak lama kemudian, dia malah terdiam mematung seperti batu setelah mendengar ucapan tak masuk akal yang Aira katakan selanjutnya.

“Kita sekarang ini, sedang hidup di dalam dunia novel. Kehidupan kita di atur oleh alur cerita dan juga sudah pasti akan mengalami akhirnya. Aku tahu semua ini karena aku pernah membaca novelnya di kehidupan masa laluku dulu, itu alasan yang membuatku terkejut saat pertama kali bertemu denganmu, karena hal itu telah membuatku semakin sadar kalau ini adalah dunia novel.”

“….”

Lancient terdiam sebentar memikirkan apa yang Aira bilang itu dengan serius.

Coba dia pikir-pikir lebih dulu.

Bukankah novel itu adalah sekelumit cerita yang melibatkan dua tokoh utama, tokoh utama kedua, karakter pendukung, dan juga bos penjahat? Yang Lancient sering dengar tentang novel itu adalah sebuah cerita yang berfokus ke salah satu tokoh utama pria ataupun wanita.

Kedua tokoh utamanya akan saling bertemu satu sama lain lalu kemudian jatuh cinta, lalu ada tokoh utama kedua yang jatuh cinta kepada salah satu tokoh utama, tapi sayangnya dia tak terpilih dan kemudian nasibnya berakhir dengan menyedihkan.

Setelah melenyapkan penjahat di penghujung cerita, kedua tokoh utama itu pun akhirnya menikah dan ceritanya berakhir dengan keduanya hidup berbahagia selamanya.

Novel yang Aira maksud itu … yang seperti itu, ‘kan?

“Sudah kuduga kalau kau tidak akan mempercayainya,” lirih Aira kecil dengan suara sendu.

“Tidak! Bukan seperti itu! Aku justru sangat penasaran seperti apa ceritanya dan siapa tokoh utamanya.”

“Ceritanya? Ah, itu ya! Nama novelnya adalah ‘Menjinakkan Tunangan Posesif’. Tentang seorang gadis ramah nan baik hati yang membuat tunangannya yang bersifat sedingin es dan terkenal akan kekejaman itu berubah. Dia itu orang yang tak punya darah atau air mata untuk diteteskan kepada orang lain, dan bagian terbaiknya adalah saat dia berubah drastis menjadi sangat manja dan mulai terobsesi pada tokoh utama wanitanya!”

“L-lalu siapa tokoh utama cerita itu?”

Lancient tidak terlalu peduli kalau ternyata kehidupannya selama ini dikendalikan oleh seseorang di dalam sebuah rentetan tulisan yang terkurung di lipatan buku tebal, yang sangat dia pedulikan hanyalah satu.

Siapa yang menjadi tokoh utama dan pusat cerita di dunia ini, dan siapa yang akan menjadi pasangannya? 

Untuk tokoh utama wanitanya, Lancient cukup yakin dalam sekali analisis, kalau Aira Qianzy ‘lah orangnya. 

Namun, untuk tokoh utama prianya?

Kira-kira siapa yang akan menjadi pria paling beruntung itu dan menghabiskan sisa hidup bahagianya bersama dengan Aira?

“Tokoh utamanya? Bukankah itu sudah jelas?”

SWOOSH~

Angin berhembus mengayunkan helaian rambut Aira sehingga membuat kecantikan gadis itu menguar sepenuhnya, senyuman kecil dan tatapan lembut dari gadis muda itu membuat hati Lancient berdebar kencang.

Detik-detik berikutnya, wajahnya yang tercipta dari sentuhan keajaiban itu memerah sempurna hanya karena melihat senyuman manisnya Aira.

“Tentu saja itu adalah Kau dan Aku, kita berdua adalah tokoh utamanya!”

••••••

“Uwaaah!”

BAK! BUK! BAK! BUK!

“Haah~ Your Highness. Bisa tidak, Saya meminta tolong pada Anda untuk berhenti memukuli bantal? Ini sudah larut malam dan Anda harus lekas beristirahat.”

Fennel menggerutu kecil melihat tuan mudanya bertingkah aneh setelah bertemu dengan Nona muda Qianzy tadi siang. 

Bagaimana tidak?

Lancient kembali ke asrama putra dengan membawa beberapa tumpuk buku novel, dan mulai memukuli bantal atau ranjangnya saat membaca novel-novel itu. 

Wajahnya yang memiliki kulit seputih susu, sudah berubah menjadi merah padam hampir sama seperti kepiting rebus, dia juga mulai tersenyum-senyum sendiri membuat Fennel merasakan sensasi merinding secara mendadak.

“Your Highness, daripada membaca novel percintaan yang masih belum pantas di baca oleh Anda, bagaimana kalau Anda membaca buku pengetahuan tentang sihir saja?”

“Aku tidak mau, sekarang aku ingin membaca ini dulu.”

Lancient menggembungkan pipinya dan menautkan alisnya kesal, dia menggulung tubuhnya dengan selimut lalu kembali membaca novel yang menceritakan kisah cinta tentang seorang Pangeran dan Putri dari keluarga yang biasa.

Fennel tak punya pilihan lain lagi selain merebut buku itu dan segera membaringkan sang Pangeran muda dengan paksa agar dia cepat tertidur.

Namun, alih-alih tertidur langsung, Lancient merengek seperti anak balita dan memarahi Fennel walaupun pada akhirnya dia menurut juga.

“Hei Fennel, apa menurutmu setiap tokoh utama pria dan tokoh utama wanita akan selalu berakhir bersama?” Tanya Lancient polos seolah-olah masih penasaran dengan apa yang akan terjadi kedepannya, jika dia memang benar-benar seorang tokoh utama pria di dalam sebuah novel.

Fennel yang hendak mematikan lilin penerang ruangan itu pun melirik pada Lancient dengan sorot mata heran, Fennel pikir, mungkin karena Lancient terpengaruh dengan cerita dari novel-novel itu sehingga membuatnya jadi penasaran tentang hal yang biasanya dipikirkan oleh orang dewasa.

“Maksud Anda, tentang tokoh utama di dalam sebuah novel, ya? Menurut Saya tentu saja sudah seharusnya, tapi … ada juga yang tidak berakhir bersama meskipun cerita dalam novelnya sudah selesai. Itu adalah cerita yang di mana tokoh utamanya meninggal, atau mungkin karena lebih memilih tokoh utama kedua daripada yang pertama.”

“Woah, karena Fennel sudah bilang begitu, maka pasti itu benar! Apa itu berarti aku akan berakhir bersama dengan Aira?!” teriak Lancient girang.

“Maaf?”

“Bu-bukan apa-apa! Selamat malam Fennel, semoga bermimpi indah!”

Lancient segera menyembunyikan wajahnya dibalik selimut dan berpura-pura tertidur demi menghindari tatapan curiga dari Fennel.

Fennel menghela nafas sejenak karena Lancient tak pernah mendengarkannya untuk tidak tidur dengan posisi meringkuk seperti itu, namun, … ya sudahlah.

Fennel tersenyum samar dan menundukkan kepalanya memberikan hormat pada Lancient, sekalipun anak itu tak melihat penghormatan darinya.

Hanya dengan melihat Lancient menjalani hari-harinya dengan ceria semenjak kemunculan Aira Qianzy saja, sudah sangat membuatnya bahagia.

“Anda juga, Your Highness. Selamat malam dan semoga bermimpi indah.”

Aira Qianzy yah?

Sepertinya Fennel harus mulai mengawasi gerak-gerik gadis itu untuk menyeleksi apakah dia benar-benar bersikap baik secara tulus terhadap Lancient, atau mungkin bisa saja semua tindakannya hanyalah pemalsuan sifatnya belaka?

***

Related chapters

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 2 - Elegant Lady

    Empat tahun dengan cepat telah berlalu, kehidupan di akademi sihir tidak terlalu berbeda.Lancient yang tetap tak bisa menggunakan sihir tapi nilai akademiknya di bidang lain sangat unggul, lalu juga ada Aira yang telah tumbuh menjadi remaja yang cantik dan sering dijuluki sebagai “Si Gadis Jenius” karena pandai mengendalikan Mana.Fennel cukup sering mengawasi mereka berdua.Ada perubahan besar dalam hatinya yang perlahan sudah mulai terketuk, oleh debaran jantung yang selalu menggebu-gebu di dada saat melihat keatraktifan Aira. Sekarang, Fennel mengerti kenapa Lancient selalu bilang padanya, kalau dia tergila-gila pada gadis polos itu.Fennel menemukan dirinya sendiri juga terjerat ke dalam pesonanya Aira yang sangat luar biasa.Akan tetapi, dia tidak boleh membiarkan perasaannya lepas kendali.Dia tidak mau membiarkan dirinya menjadi tak tahu malu karena menyukai gadis yang sama dengan tuan mudanya itu.Kalaupun memang perasaannya masih terus ada, maka dia hanya perlu mengambil lan

    Last Updated : 2021-07-21
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 3 - Beloved Sister

    [”Waktu cepat sekali berlalu ya?Lihatlah keluar!Musim panas sekarang sudah menjadi kesekian kalinya yang aku lalui, tanpa keberadaanmu selama 4 tahun terakhir ini. Ah, Aku kesepian tanpamu.Kapan sih, adik kecilku yang manis itu kembali ke pelukan kakaknya yang cantik jelita ini?”]“Hihi, kakak masih sama seperti biasanya. Selalu memuji dirinya sendiri di setiap surat yang ia berikan padaku! Apa dia tidak memikirkan kata-kata lain selain ini?”Darissa terkikik kecil membaca surat dari kakaknya itu, sepucuk surat yang menjadi penebus rindu.[”Kesehatanku sudah mulai membaik daripada sebelumnya.Sekarang, aku tidak terlalu sering berbaring di kasur dan mengurung diri di kamar tahu!Setelah kamu lulus dari akademi, ayo lakukan semua hal yang ingin kamu lakukan bersamaku dulu!Seperti piknik di musim panas, menanam dan melihat bunga-bunga cantik di musim semi, berjalan bersama saling bergandengan tangan di bawah pepohonan yang daunnya mulai rontok di musim gugur, lalu membuat boneka sal

    Last Updated : 2021-07-22
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 4 - Dance Practice

    “Satu langkah ke kanan, mundur dua langkah ke belakang. Berputar sekali, lalu langkah pentingnya adalah jangan menginjak pasangan menari kalian," instruksi seorang guru menari.Hari kelulusan sudah hampir di depan mata.Akademi sihir yang tahu kalau anak murid lulusan mereka akan segera menggelar pesta debutante itu, sengaja mengadakan pelatihan dansa di akhir pekan.Berlatih menari akan lebih baik jika dilakukan sedari dini, karena setiap langkah yang ditunjukkan di depan pasangan menarimu, akan sangat mempengaruhi karakteristikmu.THOMP!“Uh, Your Highness! Anda menginjak kaki Saya lagi."“Uwah, maaf.”Entah sengaja melakukannya karena dendam pribadi, atau memang benar-benar tidak sengaja, Lancient menginjak kaki pasangan latihan menarinya, … yang tak lain adalah Darissa.Ada kelegaan kecil yang terpancar dari raut mukanya Lancient, menjadikan Darissa sebagai partner berlatih menarinya cukup menguntungkan.Dikarenakan, Darissa adalah seseorang yang sangat ahli dalam bidang itu, sehin

    Last Updated : 2021-07-23
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 5 - Original Novel

    “Menjinakkan Tunangan Posesif.”Judul dari light novel online yang terkenal di kalangan anak muda-mudi penggemar setia aplikasi oranye. Ceritanya sangat booming dan populer di mana-mana. Dengan berisikan 163 bagian, novel itu dikarang oleh seorang penulis bernama pena “Rui Lean.”Novelnya menembus pasar industri hiburan yang sangat luas dengan dijadikan buku cetak, diilustrasikan jadi komik dan visual novel, bahkan sampai diadaptasi jadi film layar lebar.Penggemarnya sangat banyak, berasal dari berbagai macam tempat.Termasuk, seorang gadis biasa berpenampilan sederhana yang tinggal di rumah kumuh ini, sebut saja namanya Mariana.Dia selalu mengenakan kacamata tebal, wajahnya juga dipenuhi oleh jerawat.Dia selalu tinggal di rumahnya terus karena dia adalah seorang pengangguran, di mana kerjanya hanya tiduran memainkan ponsel yang dia punya hasil dari menghutang.Gadis tersebut sangat tergila-gila dengan salah satu karakter novel “Menjinakkan Tunangan Posesif," walaupun itu semua ha

    Last Updated : 2021-07-24
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 6 - Tea Time

    Matahari pagi membumbung cerah di angkasa, para gadis muda dari kalangan bangsawan di-3 negara yang saling bersebelahan itu, tengah mengadakan latihan pesta teh di halaman depan asrama putri. Di salah satu meja bundar yang ditempati tujuh orang itulah, berkumpul para gadis-gadis dari keluarga terpandang.“Miss Eiren, Anda menari dengan sangat luar biasa kemarin! Saya sampai terkagum-kagum dengan setiap derap langkah kaki Anda yang indah itu, keindahannya bagaikan seorang peri bunga yang menari-nari di udara.”Putri pertama dari kekaisaran Violegrent yang sangat berkuasa, memuji tarian Darissa yang ia lihat sewaktu kemarin. Dengan manik kelamnya yang sehitam batu obsidian, Putri itu menatap Darissa penuh dengan kilauan kekaguman di mata bulatnya.“Itu benar sekali, sepertinya Saya tidak akan bisa menandingi kehebatan tarian Anda. Hoho, Miss Eiren. Lain kali, bisakah Anda mengajari Saya cara

    Last Updated : 2021-07-25
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 7 - Tea Time (2)

    “Your Highness, Princess Camerine. Saya ingin meminta pertolongan dari Anda, bisakah Anda menghentikan pendarahan pada tangan Saya ini dengan menggunakan sihir penyembuh milik Anda?”Darissa memberi sinyal minta tolong kepada Putri Camerine yang duduk di sebelah kanannya Putri Violegrent, Darissa sangat mengandalkan bantuannya karena Putri Camerine itu terkenal akan sihir penyembuhannya yang sangat efektif menyembuhkan luka luar. Camerine yang wajahnya sama pucatnya dengan gadis-gadis lain, segera beranjak pergi menghampiri Darissa dengan rasa panik yang hebat melandanya.Dipeganginya tangan kiri Darissa yang terulur bercucuran darah merah segar itu ke arahnya, dengan menggunakan tangan yang menggigil seakan-akan gemetar akibat kedinginan. Mana sihir dengan aura seputih awan mengalir dari telapak tangannya dan beralih ke tangan Darissa, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja sampai akhirnya pendarahan di punggung tangan kiri Darissa berhe

    Last Updated : 2021-07-26
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 8 - Forgiveness

    “Tunggu sebentar, Anda bilang saudara laki-laki? Oh, oh! Apakah yang di maksud oleh Anda itu ialah saudara kembar Anda yang terkenal akan ketampanannya?! His Royal Highness The Prince of Violegrent?!” pekik Nona Seria dengan penuh kegirangan.“Meh, dia tidak setampan itu haha! Rumornya sangat keterlaluan sekali.”“Tapi, jika Anda saja sudah secantik ini, maka sudah pasti saudara kembar Anda juga memiliki wajah yang indah nan rupawan karena memiliki rupa yang sama, 'kan? Bukankah anak kembar itu sangat identik satu sama lain bagaikan pinang dibelah dua? Bahkan seakan-akan sedang bercermin sendiri saja, benarkan?” Nona Mizumi yang sedari tadi terdiam pun ikut penasaran.“Hm, sepertinya begitu. Yang membedakan Saya dengannya adalah jenis kelamin, warna rambut dan mata, juga tingkah laku yang sangat berbanding terbalik.”“Saya dengar kalau Prince of V

    Last Updated : 2021-07-27
  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 9 - Friend?

    Letak asrama putri tidaklah terlalu jauh, tinggal melewati bukit kecil lalu Lancient akan segera sampai. Bukit gundul yang diterangi cahaya bulan itu mempermudah langkah Lancient untuk menembus gelapnya malam, suara jangkrik dan hewan nokturnal lain saling bersahutan menemani suara pijakan kakinya yang terdengar jelas di suasana yang sepi begini.Lancient berhenti sebentar di atas puncak bukit yang lapang memandangi indahnya taburan bintang di langit malam, pikirannya melayang jauh, memikirkan tentang bagaimana nasibnya beberapa bulan ke depan.Hari kelulusan tinggal menghitung bulan, seperti yang Lancient duga dari awal, bersekolah di akademi sihir selama beberapa tahun ini akan sia-sia karena dia memang tidak ditakdirkan memiliki Mana dan tidak akan bisa menggunakan sihir.Jika dia pulang seperti itu tanpa ada kemajuan sedikit pun, lalu apa yang akan dilakukan oleh Raja padanya? Memikirkannya saja membuat Lancient sampai-sampai mengabaikan suhu tubuhnya yang m

    Last Updated : 2021-08-02

Latest chapter

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 143 - Brother Hilide (2)

    “Oh! Syukurlah! Akhirnya kau sadar, Rui!”Ruffin mengerjapkan matanya beberapa kali.Mendengar dan melihat, juga positif memastikan kalau hanya ada Lancient saja di samping, anak laki-laki berambut merah itu berpikir, ia bebas berekspresi.“Sialan!” umpatnya, sembari mendudukkan diri dan langsung memegangi kepala. “Kepalaku serasa ingin meledak.”“Tapi ini adalah rekor baru loh,” timpal Lancient antusias, memandang master sihirnya di masa lalu dengan berbinar-binar.“Kau hanya tidak sadarkan diri selama seharian penuh saja. Tidak seperti saat kau pingsan setelah mengembalikan ingatanku.”Hm, … benarkah?Ekhem!Mendapatkan ucapan kekaguman dari si pangeran berambut pirang tersebut, tak ayal, sudut bibir Ruffin terasa gatal.Dia yang tadinya mengerahkan sebelah tangan kanan untuk memegangi kepala dan sedikit meremas rambutnya akibat merasa pusing, kini mulai beralih.Mengalihkan pergerakan jari-jemarinya tersebut, tuk mengusap poninya supaya tersisir ke belakang.“Well yeah. Siapa dulu

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 142 - Brother Hilide

    “….”TRP!Putri pedang kepercayaan sang Kaisar Violegrent, Alvina Desideria Kennard, berdiri beberapa langkah dari seseorang yang tengah duduk meringkuk memeluk lutut, … sembari memasang ekspresi muka yang datar.Gadis berambut biru beri itu terfokus melihat bagaimana tubuh sang putri kekaisaran yang dikejarnya, yakni saudari kembarnya orang yang ia suka, Rosalina, bergetar karena sesenggukan.Dia sedang menangis, … rupanya.“Your Royal Highness.”Alvina memanggil dengan lembut padahal.Namun, panggilannya itu justru membuat sang putri tersentak hebat.“Bolehkah Saya mendekati Anda sekarang?” Tanyanya meminta izin secara hormat, dikarenakan hubungan pertemanan mereka sudah lumaya

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 141 - Caution!

    “Hm~!”Ah, hari yang indah.Hisahilde tak bisa berhenti tersenyum, setelah ia menang untuk pertama kalinya melawan Fennel Eglantine, pada satu minggu yang lalu.Ini adalah sebuah kebanggaan yang patut dikenang lama.Sebuah kemenangan yang ia dapat, setelah berkali-kali melawan dan tak lelah berlari keras, untuk mendapatkan kehormatan tersebut.Walaupun hanya sekali, tetap saja ini patut diapresiasi.Tak apa jika tak diapresiasi oleh orang lain.Setidaknya, ia harus mengapresiasi kerja kerasnya sendiri.Dia mengambil waktu luang untuk memanjakan tubuh.Mulai dari mandi sampai ke mengenakan pakaian rapi, memakai wewangian, dan menyisir poni rambutnya ke belakang, … semuanya ia lakukan secara mandiri.&nbs

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 140 - Beloved Sister (2)

    “Miss Eiren. Anda kemari lagi hari ini?”“Tentu saja~!”“….”Aira menatap kosong gadis berambut permen kapas, yang tengah mengobrol dengan sok akrab bersama resepsionis perpustakaan di lantai dasar sana, dari lantai kedua.“Saya permisi dulu ya~!”“Ya! Nikmati waktu luang Anda dengan membaca buku yang bermanfaat!”Manik putih ivory miliknya yang seindah mutiara, menggelincir. Keduanya bergerak mengikuti langkah si penyandang nama kehormatan Eiren itu, di mana dia mulai berjalan mendekati lantai tepat di bawah Aira.“Hm, ….”Gumamannya keluar, begitu sudut matanya menangkap gambaran benda ditangan, sebuah buku bervolume tebal nan cukup berat.Ide licik dan terbilang sangat jahat pun muncul.“Ups!”Aira melemparkan buku yang barusan masih ada dalam pertanggungjawabannya itu, supaya sengaja jatuh mengikut gaya gravitasi.SRAKK!Secara cepat, kertas-kertas yang terbuka juga disapu angin lalu sampai-sampai suara bolak-baliknya terdengar jelas, mengundang Alesya tuk melongok ke atas.Dan,

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 139 - Headache

    BUK! BUK! BUK!“Uwahhh!”“Hm~?”Seorang pelayan peneman murid perempuan berambut merah muda, yang tengah merasa gemas karena ia memukul-mukul bantal di atas ranjang milik sendiri, tersenyum mengamati.“Miss Alesya,” panggilnya lembut, berusaha menyudahi aksi dari majikan mudanya ini dengan sebuah pertanyaan.“Apa ada yang bisa Saya bantu?”Poppy, itu adalah namanya.Pelayan muda yang usianya kurang lebih sebaya dengan sang nona yang ia layani ini, memiliki rambut berwarna merah ati.Mata hijau anggurnya yang menyorot halus, memandang sang nona secara teliti.Tidak lupa, sebuah senyuman mulai merayap dan membentuk sebuah patri.“Uhh, aku hanya ….”Ah, sungguh.Mendapati putri sulung Marquess Eiren bahagia seperti itu, di mana gadis berambut permen kapas tersebut, mulai memeluk dan menyelusupkan sebagian wajah ayunya kepada bantal yang tadi ia pukuli dengan muka terlihat begitu merah merona, … ini mendorong Poppy secara alami ikutan bahagia.“Hanya …!”Alesya melirik Poppy menggunakan e

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 138 - Deep Inside

    BRUAK!“Kyahkk!”“…!”Suara gadis yang berteriak setelah terdengarnya suara sesuatu yang beradu, telah sukses memecah fokus milik seseorang.Seseorang yang lekas menolehkan kepala bersurai merah muda yang indah, namun, secara bersamaan terlihat lucu karena warnanya hampir menyerupai permen kapas, … tuk memalingkan muka pada sumber suara.Seseorang yang ….GREP!“H-huhh??”… Membelalakkan manik mata kuning keemasan, yang memantulkan bayangan sesosok remaja laki-laki berambut hitam ebony, menangkap hati-hati seorang murid perempuan berambut hijau lumut.“Ah, … Anda baik-baik saja?” Tanya remaja laki-laki yang gadis berambut permen kapas ini kenali sebagai Grand Duke muda Eglantine, Fennel, sembari melepaskan pegangan tangannya dari yang ia tolong.Suaranya terdengar halus, sangat sopan ditelinga.Tatapannya yang lembut, terpancar dari manik mata hijaunya yang menenangkan.“S-saya baik-baik saja.”Seharusnya, dia, si gadis berambut permen kapas ini, putri sulung the Honourable Marquess o

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 137 - Challenge (2)

    GROOO~!.“…!”“…!”“…!”Suara perut yang terdengar keroncongan, mengagetkan ketiga muda-mudi yang ada di sana.Yakni, Aira yang sempat tidak terima di dalam hatinya, kalau ia hanya menjadi obat nyamuk saja.Ruffin yang masih memiliki sisa potongan besar kue muffle di tangannya.Juga, penghasil sumber suara keroncongan itu sendiri, Alvina, ….“M-maafkan Saya atas kelancangan ini!”… Yang menutupi muka merah padamnya dengan kedua telapak tangan.“Hoo, ini menarik,” batin Aira menyeringai, tiba-tiba merasa senang.Dia sangat mengharapkan, supaya nenek yang mengaku sudah menunggu si pangeran dari Violegrent ini selama kurang lebih 70 tahun, terlepas itu benar atau tidak, … akan mengalami hal yang serupa seperti dirinya tadi.Yaitu, ….“Kamu lapar?”… Dihardik dengan kasar oleh target tantangan mereka.“Ini memang tidak sopan, tetapi, … apa kamu mau memakan punyaku sebagai pengganjal perutmu tuk sementara waktu?”"S-sungguh?"Akan tetapi, … apa?“Bolehkah Saya menerima bantuan yang berharg

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 136 - Challenge

    “Pangeran Edelhert~!”“….”“Pangeranku~!”“….”“Your Royal Highness~!”“….”“Ruff—!”“—Hei.”Tidak tahu malu, padahal sudah diperingatkan di seminggu yang lalu, … Alvina melabrak Aira sembari menampilkan sisi sikapnya yang lain.Sikapnya yang sebenarnya, yang kasar, serampangan, dan jauh dari kata seperti sesosok nona bangsawan.“Dasar j*lang rendahan.”Berkali-kali, Aira mencoba mencari perhatian dari Ruffin, yang jelas-jelas menghindarinya dan merasa tidak nyaman atas gangguan itu.Berkali-kali juga, Alvina mengawasi dia dari kejauhan dengan tangan yang mengepal.“Kau bebal sekali, ya? Sampai-sampai tidak mau mendengarku.”SRAKK!“…!”Alvina memojokkan Aira sampai di gadis berambut hijau lumut itu terpojok menyandarkan tubuhnya pada tembok ruangan, … yang lagi-lagi sangat sepi tuk dilewati murid-murid lain sehingga membuat mereka berdua bisa bersikap leluasa.“Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu berhenti?” Tanya Alvina dengan ekspresi wajah yang tampak bermain-main, dilihat d

  • Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!   Chapter 135 - Ultimatum

    “…!”Aira terenyak.Tak pernah ia bayangkan, seseorang sedingin, dan begitu pendiam seperti Putri Duke Kennard, yakni Alvina Desideria Kennard, … akan berlaku seperti itu.“Persetan kau!”Dia mengacungkan jari tengahnya tepat di depan muka.Bahkan, menambah dramatisasi supaya kesan menjengkelkan terasa begitu cetar, … anak perempuan berambut biru beri dan bermata biru es itu, menjulurkan lidahnya seperti mengejek.“A-apa yang?!”Kaget, tentu itu yang ia rasa.Bukankah selama ini, putri Duke itu sangat dikenal dengan kelakuannya yang elegan, seolah-olah memahami dan menjalankan peribahasa, “diam adalah emas”?Lalu mengapa …?“Ha, sepertinya kau terkejut ya, dengan perubahanku sekarang? Asal kau tahu, justru, sifat asliku adalah seperti ini.”“…!”“Malahan, perubahan sifatku yang drastis ini, disebabkan oleh seseorang.”SRKK!Alvina mendekatkan wajahnya ke samping Aira, dan segera memelankan suara akan kelanjutan ucapannya, memberi intonasi yang kalem namun, terasa menekan.“Seseorang y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status