Home / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

Share

Ranjang Panas Sang Arjuna
Ranjang Panas Sang Arjuna
Author: Handira Rezza

BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2025-02-11 21:59:47

“Nadia, kali ini citramu sebagai orang yang menjaga kehormatan akan hilang!"

Seorang perempuan muda terlihat menatap sengit ke arah Nadia yang terlihat kelelahan.

Nadia Abraham yang baru pulang kerja, dipaksa mendatangi kencan buta yang diatur oleh istri baru sang ayah. Seharusnya yang akan menjalani kencan buta ini adalah saudara tirinya. Namun saudara tirinya tidak dapat dihubungi, jadilah dia yang menggantikan.

Dia tahu ini hanya akal-akalan ibu tirinya. Akan tetapi, Nadia tidak punya pilihan selain menurut, sebab keberhasilan kencan ini menentukan nasib perusahaan ayahnya.

Sambil menghela nafas kasar Nadia mendumal, “Dasar Ibu tiri licik!"

Nadia menunggu dengan lelah. Dia terus melihat jam di tangan, tapi tidak ada tanda-tanda pria itu akan datang. Karena perutnya sudah keronconang, dia segera melahap makanan yang tersaji di meja.

Di jarak yang tak terlihat oleh Nadia, seorang perempuan yang selalu memperhatikan gerak gerik Nadia merasa puas.

Tak berselang lama usai melahap makanannya, tiba-tiba tubuh Nadia bereaksi. “Kenapa mendadak tubuhku merasa panas??”

Semula, dia mencoba bertahan untuk menunggu si pria datang. Tapi semakin lama, tubuhnya semakin panas dan membuat gerakannya jadi tak terkendali.

Nadia menoleh ke segela arah untuk memastikan ada pria dengan ciri-ciri yang aka dia temui di kencan buta ini. Tapi, sepanjang penglihatannya... tidak Nadia temukan pria dengan penampilan yang mirip atau persis dengan keterangan yang Pak Abraham berikan.

Dia sudah mencoba menelepon pria itu dari nomor yang diberikan. Tapi, tidak ada jawaban.

Nadia mulai tidak bisa mengontrol dirinya. Dan di saat itulah perempuan yang sejak tadi memperhatikan Nadia mendekat, dengan langkah bahagia karena rencananya hampir berhasil.

“Nadia, jangan takut, ini aku. Karina,” bisik perempuan itu.

“Ka-mu,” ucap Nadia terbata.

Karina mengulas senyum licik. "Wajahmu merah sekali, Nad, astaga!"

"A-aku juga tidak tahu." Nadia yang sibuk bergerak, menjawab sebisanya. "Karin-ah... kenapa tubuhku terasa begitu panas?" ujar dia dengan nada mendesah.

Tanpa menjawab pertanyaan Nadia, Karina langsung menarik perempuan itu. "Ayo, ikut aku! Jangan sampai keadaanmu dimanfaatkan orang lain." Tak lupa, dia memberikan senyum dan kerlingan mata ke arah pelayan yang tadi mengantarkan makanan ke meja Nadia.

Jika saja Nadia tidak dalam pengaruh obat, mungkin dia sudah menolak. Hubungan mereka tidak terlalu dekat. Namun kali ini, Nadia yang tidak fokus menurut saja dibawa menuju kamar hotel oleh saudara tirinya.

“Kamu mau membawaku ke mana?” tanya Nadia lirih.

“Membawamu untuk istirahat, tidak mungkin aku membiarkanmu seperti ini sendirian,” jawab Karina.

“Memangnya aku kenapa?” tanya Nadia lagi.

“Nanti kamu juga mengerti, Nadia. Sekarang, biarkan aku membantumu dulu. Okay?" Sebuah pintu kamar dibuka oleh Karina dan menjatuhkan tubuh Nadia ke atas ranjang. "Bukankah sangat panas, Nadia? Kenapa tidak buka saja bajumu? Tidak ada siapa-siapa lagi di sini selain kita."

Bak dapat angin segar, Nadia yang pikirannya sudah tidak fokus itu menuruti perkataan saudaranya. Dia menanggalkan kemeja, juga bawahannya hingga kini hanya mengenakan dua pakaian dalam saja.

Nadia baru menyadari, jika selama dia membuka pakaiannya, sorot ponsel milik Karina terus mengarah padanya.“Apa yang kamu lakukan, Karina?” tanya Nadia yang sedikit kaget dengan tingkah Karina.

“Tentu saja aku ingin mengabadikanmu." Karina menyahut, tetapi terus memotret Nadia dengan flash yang menyala. "Tubuhmu lumayan juga, Nadia. Aku rasa, orang-orang akan senang mendapatkan fotomu secara gratis."

Mata Nadia menatap nanar sang saudara tiri. Namun, dia yang sudah lemah karena tenaganya terkuras hawa panas, tak bisa melawan.

Alih-alih menerjang Karina, mencegahnya untuk terus mengambil foto, Nadia hanya bisa berkata, "Apa yang kamu inginkan dariku?”

“Tentu saja aku ingin kamu dan Langit membatalkan tunangan." Karina memegang perutnya yang masih rata, lalu tersenyum jumawa. "Di dalam perutku ini tertanam benih Langit."

“Apa?” Ekpresi wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat terpukul dengan ucapan itu.

“Tidak usah kaget begitu. Kamu harusnya senang, karena aku berbaik hati mencarikanmu pengganti Langit malam ini." Lagi, seulas senyum licik dan penuh kepuasan terlihat dari bibir perempuan itu. "Aku mencintai Langit. Oh, tidak... lebih tepatnya, kami berdua saling mencintai, Nad."

“K-keparat kamu, Karina!" Nadia berteriak marah, tetapi karena hasrat panas itu, suaranya justru terdengar seperti desahan. "Bagaimana bisa kamu berselingkuh dengan dia?"

“Kami tidak berselingkuh, Nadia. Itu semua karena aku yang lebih mengerti kebutuhan Langit." Usai mengatakan itu, dia menaruh kembali ponselnya ke dalam tas. Lalu Karina duduk di pinggir ranjang Nadia dan mengamati wanita yang sedang kepanasan itu. Karina menyeringai tipis. “Apa tubuhmu masih panas? Tidak usah khawatir, karena sebentar lagi kamu akan sembuh dari apa yang kamu rasakan.”

Setelah itu, Karina menjauhi ranjang. "Selamat bersenang-senang, saudaraku. Kuharap permainanmu memuaskan, sehingga kamu bisa menyelamatkan perusahaan ayah yang hampir bangkrut."

Setelahnya, pintu ditutup. Nadia yang sadar dia dalam bahaya, mencoba merangkak menuju pintu kamar.

Belum sampai di depan pintu, seseorang terdengar membuka pintu kamar tersebut. Mata Nadia langsung mendongak.

Sementara seorang pria yang melihat kondisi Nadia yang 'menyambutnya', terlihat tidak terlalu terkejut.

“Ah, seorang wanita cantik di kamarku,” ucap seorang pria dengan nada mencemooh, menatap Nadia. “Kali ini apa orang tuaku juga yang mengirimmu ke kamarku?

Related chapters

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 2 Kamu Berselingkuh di belakangku

    “Orang tua?”Nadia memicing ke arah pria itu. Rasa panas yang menguasai tubuhnya serasa semakin membara ketika melihat tubuh tegap pria tampan itu.Dia menelan ludahnya, lalu berdiri mendekati sang arjuna. “Berarti kamu adalah orang yang dimaksud oleh Ayahku untuk menjalani kencan buta denganku?”Gejolak yang dia rasakan semakin menggila saat melihat sosok tampan di hadapannya. Nalurinya bergerak sendiri berdiri dan mencoba meraih pria tampan itu."A-aku bersedia menghabiskan malam denganmu, Tuan." Entah keberanian dari mana, Nadia berujar demikian sembari melingkarkan tangan ke leher pria yang baru dia temui itu."Lepas!" Dengan kasar, pria itu melepas rangkulan tangan Nadia.Dia selalu tidak suka dengan gadis yang sembarangan menyentuh tubuhnya. Orang tua pria itu memang baru saja membicarakan tentang pernikahan, tapi dia tidak tahu kalau mereka menjebaknya dengan kehadiran seorang wanita di kamarnya.Terlebih, baru kali ini wanita yang dikirimi orang tuanya terlihat begitu nakal, l

    Last Updated : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 3 Ayah Berniat Menjualku?

    “A-aku juga tidak mengenalinya, aku datang ke hotel ini juga atas dasar permintaan Ayah untuk kencan buta,” jawab Nadia santai. Sebenarnya dia juga tidak tahu siapa pria yang berada di sampingnya kini.“Dia bukan orang yang Ayah pilih untuk kencan buta denganmu!” balas Pak Abraham kesal bukan main, wajahnya menunjukkan kalau sedang marah sekaligus kecewa karena gagal mendapatkan uang.Nadia terkejut mendengar ucapan Ayahnya, lalu dia melihat dengan seksama wajah pria yang kini duduk santai di ranjang.Wajah terkejut juga terlihat dari ekspresi Karina. Dia sedikit kesal, sebab Nadia masih diberi keberuntungan menghabiskan malam dengan pria tampan. Bukan dengan sosok gempal dan tua, seperti yang dia tahu.Namun, alih-alih menyuarakan kekesalannya, Karina lebih memilih fokus pada tujuannya kali ini. Membuat Nadia dan Langit putus.“Nadia, aku tidak menyangka kamu semunafik ini!" decih Karina. "Kamu selalu menunjukkan jika kamu wanita polos di depan umum, ternyata... kamu seliar ini,” uca

    Last Updated : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 4 Mulai Sekarang Kita Putus

    Karina mengucek matanya untuk memperjelas apakah benar Arjuna Anwar yang merupakan putra pertama dari pemilik perusahaan besar bergerak di bidang real estate itu?“Banyak yang mengaku sebagai Arjuna Anwar di kota ini, apa mungkin kamu salah satunya?” tanya Karina sembari membuang kartu nama itu.“Jadi lelaki ini mengaku sebagai Arjuna Anwar? Cih pantas saja Nadia sampai tertipu!” cibir Langit.“Kalian bisa berkata seperti itu karena belum pernah bertatap muka dengan seorang Arjuna Anwar, ‘kan?” tanya Arjuna dengan penuh tekanan. Karena memang dia selalu menggunakan perantara asisten untuk bertemu dengan tamu yang menurutnya tidak penting.Langit maupun Karina menggertakan giginya mendengar ucapan itu. Memang benar mereka tidak pernah bertatap muka langsung, tapi tidak seharusnya lelaki di hadapannya bertingkah sombong seperti itu.“Walau begitu aku adalah mitra bisnis dari perusahaan besar milik Arjuna,” jawab Langit.“Aku sampai lupa kalau memiliki hubungan bisnis dengan pemilik peru

    Last Updated : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 5 Aku datang untuk menemui, Dia.

    “Kamu kenal pria tampan itu, Karina?” bisik Ibu Lentina yang sangat terpesona dengan paras rupawan Arjuna.“Hmm, dia itu seorang penipu, Bu. Dia yang melakukan hal tak senonoh dengan Nadia lalu masih mengaku sebagai Arjuna Anwar,” jawab Karina sinis.Awalnya Ibu Lentina sangat kagum dengan paras rupawan dan tubuh atletis seorang Arjuna Anwar. Tapi sayang sekali kekaguman itu berubah menjadi tatapan sengit dan ejekan yang dilontarkan oleh Ibu Lentina.“Siapa kamu beraninya datang tanpa pemberitahuan seperti ini ke perusahaanku?” bentak Ibu Lentina.“Calon mertuaku benar, memangnya perusahaan ini bisa dimasuki sembarang orang sepertimu,” imbuh Langit.Arjuna menyeringai tipis, melihat para manusia serakah dan tidak tahu malu di depannya itu. Lirikan matanya sekilas melihat ke arah Nadia yang mencoba untuk tegar namun sebenarnya rapuh itu. Satu lawan empat orang bagaimana Nadia bisa sekuat itu. Lalu tatapannya kembali ke depan dua orang yang meremehkannya barusan.“Datang tanpa pemberita

    Last Updated : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

    Mereka semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut karena Arjuna sangaja datang ingin menemui Nadia. “Ini tidak boleh dibiarkan, Nadia tidak boleh mendapatkan pria yang lebih mapan dariku,” gumam Karina dalam hati, dia mengepalkan tangannya kesal merasa cemburu dengan Nadia.“Tuan Arjuna. Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja. Kami biasanya menjamu para tamu di ruang Meeting perusahaan. Kita bisa mengobrol bersama dengan santai, Bukan?” bujuk Karina dengan wajah yang lemah lembut berusaha untuk mengambil hati Arjuna.“Tidak perlu, urusanku bukan dengan kalian, tapi dengan Nadia. Terlebih penting kalau ada Pak Abraham aku mau bicara dengannya juga,” jawab Arjuna.Karina tampak tidak suka dengan jawaban itu, apalagi melihat tangan kekar Arjuna yang merangkul pundak Nadia dengan mesra. Nadia hanya diam di sampingnya dengan senyuman yang merekah, dia seolah sedang menertawakan Karina yang sedang berusaha mendapatkan hati Arjuna.“Ayah masih lama datang ke perusahaan, bagaimana kala

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

    Mereka semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut karena Arjuna sangaja datang ingin menemui Nadia. “Ini tidak boleh dibiarkan, Nadia tidak boleh mendapatkan pria yang lebih mapan dariku,” gumam Karina dalam hati, dia mengepalkan tangannya kesal merasa cemburu dengan Nadia.“Tuan Arjuna. Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja. Kami biasanya menjamu para tamu di ruang Meeting perusahaan. Kita bisa mengobrol bersama dengan santai, Bukan?” bujuk Karina dengan wajah yang lemah lembut berusaha untuk mengambil hati Arjuna.“Tidak perlu, urusanku bukan dengan kalian, tapi dengan Nadia. Terlebih penting kalau ada Pak Abraham aku mau bicara dengannya juga,” jawab Arjuna.Karina tampak tidak suka dengan jawaban itu, apalagi melihat tangan kekar Arjuna yang merangkul pundak Nadia dengan mesra. Nadia hanya diam di sampingnya dengan senyuman yang merekah, dia seolah sedang menertawakan Karina yang sedang berusaha mendapatkan hati Arjuna.“Ayah masih lama datang ke perusahaan, bagaimana kala

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 5 Aku datang untuk menemui, Dia.

    “Kamu kenal pria tampan itu, Karina?” bisik Ibu Lentina yang sangat terpesona dengan paras rupawan Arjuna.“Hmm, dia itu seorang penipu, Bu. Dia yang melakukan hal tak senonoh dengan Nadia lalu masih mengaku sebagai Arjuna Anwar,” jawab Karina sinis.Awalnya Ibu Lentina sangat kagum dengan paras rupawan dan tubuh atletis seorang Arjuna Anwar. Tapi sayang sekali kekaguman itu berubah menjadi tatapan sengit dan ejekan yang dilontarkan oleh Ibu Lentina.“Siapa kamu beraninya datang tanpa pemberitahuan seperti ini ke perusahaanku?” bentak Ibu Lentina.“Calon mertuaku benar, memangnya perusahaan ini bisa dimasuki sembarang orang sepertimu,” imbuh Langit.Arjuna menyeringai tipis, melihat para manusia serakah dan tidak tahu malu di depannya itu. Lirikan matanya sekilas melihat ke arah Nadia yang mencoba untuk tegar namun sebenarnya rapuh itu. Satu lawan empat orang bagaimana Nadia bisa sekuat itu. Lalu tatapannya kembali ke depan dua orang yang meremehkannya barusan.“Datang tanpa pemberita

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 4 Mulai Sekarang Kita Putus

    Karina mengucek matanya untuk memperjelas apakah benar Arjuna Anwar yang merupakan putra pertama dari pemilik perusahaan besar bergerak di bidang real estate itu?“Banyak yang mengaku sebagai Arjuna Anwar di kota ini, apa mungkin kamu salah satunya?” tanya Karina sembari membuang kartu nama itu.“Jadi lelaki ini mengaku sebagai Arjuna Anwar? Cih pantas saja Nadia sampai tertipu!” cibir Langit.“Kalian bisa berkata seperti itu karena belum pernah bertatap muka dengan seorang Arjuna Anwar, ‘kan?” tanya Arjuna dengan penuh tekanan. Karena memang dia selalu menggunakan perantara asisten untuk bertemu dengan tamu yang menurutnya tidak penting.Langit maupun Karina menggertakan giginya mendengar ucapan itu. Memang benar mereka tidak pernah bertatap muka langsung, tapi tidak seharusnya lelaki di hadapannya bertingkah sombong seperti itu.“Walau begitu aku adalah mitra bisnis dari perusahaan besar milik Arjuna,” jawab Langit.“Aku sampai lupa kalau memiliki hubungan bisnis dengan pemilik peru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 3 Ayah Berniat Menjualku?

    “A-aku juga tidak mengenalinya, aku datang ke hotel ini juga atas dasar permintaan Ayah untuk kencan buta,” jawab Nadia santai. Sebenarnya dia juga tidak tahu siapa pria yang berada di sampingnya kini.“Dia bukan orang yang Ayah pilih untuk kencan buta denganmu!” balas Pak Abraham kesal bukan main, wajahnya menunjukkan kalau sedang marah sekaligus kecewa karena gagal mendapatkan uang.Nadia terkejut mendengar ucapan Ayahnya, lalu dia melihat dengan seksama wajah pria yang kini duduk santai di ranjang.Wajah terkejut juga terlihat dari ekspresi Karina. Dia sedikit kesal, sebab Nadia masih diberi keberuntungan menghabiskan malam dengan pria tampan. Bukan dengan sosok gempal dan tua, seperti yang dia tahu.Namun, alih-alih menyuarakan kekesalannya, Karina lebih memilih fokus pada tujuannya kali ini. Membuat Nadia dan Langit putus.“Nadia, aku tidak menyangka kamu semunafik ini!" decih Karina. "Kamu selalu menunjukkan jika kamu wanita polos di depan umum, ternyata... kamu seliar ini,” uca

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 2 Kamu Berselingkuh di belakangku

    “Orang tua?”Nadia memicing ke arah pria itu. Rasa panas yang menguasai tubuhnya serasa semakin membara ketika melihat tubuh tegap pria tampan itu.Dia menelan ludahnya, lalu berdiri mendekati sang arjuna. “Berarti kamu adalah orang yang dimaksud oleh Ayahku untuk menjalani kencan buta denganku?”Gejolak yang dia rasakan semakin menggila saat melihat sosok tampan di hadapannya. Nalurinya bergerak sendiri berdiri dan mencoba meraih pria tampan itu."A-aku bersedia menghabiskan malam denganmu, Tuan." Entah keberanian dari mana, Nadia berujar demikian sembari melingkarkan tangan ke leher pria yang baru dia temui itu."Lepas!" Dengan kasar, pria itu melepas rangkulan tangan Nadia.Dia selalu tidak suka dengan gadis yang sembarangan menyentuh tubuhnya. Orang tua pria itu memang baru saja membicarakan tentang pernikahan, tapi dia tidak tahu kalau mereka menjebaknya dengan kehadiran seorang wanita di kamarnya.Terlebih, baru kali ini wanita yang dikirimi orang tuanya terlihat begitu nakal, l

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

    “Nadia, kali ini citramu sebagai orang yang menjaga kehormatan akan hilang!"Seorang perempuan muda terlihat menatap sengit ke arah Nadia yang terlihat kelelahan.Nadia Abraham yang baru pulang kerja, dipaksa mendatangi kencan buta yang diatur oleh istri baru sang ayah. Seharusnya yang akan menjalani kencan buta ini adalah saudara tirinya. Namun saudara tirinya tidak dapat dihubungi, jadilah dia yang menggantikan.Dia tahu ini hanya akal-akalan ibu tirinya. Akan tetapi, Nadia tidak punya pilihan selain menurut, sebab keberhasilan kencan ini menentukan nasib perusahaan ayahnya.Sambil menghela nafas kasar Nadia mendumal, “Dasar Ibu tiri licik!"Nadia menunggu dengan lelah. Dia terus melihat jam di tangan, tapi tidak ada tanda-tanda pria itu akan datang. Karena perutnya sudah keronconang, dia segera melahap makanan yang tersaji di meja.Di jarak yang tak terlihat oleh Nadia, seorang perempuan yang selalu memperhatikan gerak gerik Nadia merasa puas.Tak berselang lama usai melahap makana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status