Beranda / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

Share

Ranjang Panas Sang Arjuna
Ranjang Panas Sang Arjuna
Penulis: Handira Rezza

BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

Penulis: Handira Rezza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 21:59:47

“Nadia, kali ini citramu sebagai orang yang menjaga kehormatan akan hilang!"

Seorang perempuan muda terlihat menatap sengit ke arah Nadia yang terlihat kelelahan.

Nadia Abraham yang baru pulang kerja, dipaksa mendatangi kencan buta yang diatur oleh istri baru sang ayah. Seharusnya yang akan menjalani kencan buta ini adalah saudara tirinya. Namun saudara tirinya tidak dapat dihubungi, jadilah dia yang menggantikan.

Dia tahu ini hanya akal-akalan ibu tirinya. Akan tetapi, Nadia tidak punya pilihan selain menurut, sebab keberhasilan kencan ini menentukan nasib perusahaan ayahnya.

Sambil menghela nafas kasar Nadia mendumal, “Dasar Ibu tiri licik!"

Nadia menunggu dengan lelah. Dia terus melihat jam di tangan, tapi tidak ada tanda-tanda pria itu akan datang. Karena perutnya sudah keronconang, dia segera melahap makanan yang tersaji di meja.

Di jarak yang tak terlihat oleh Nadia, seorang perempuan yang selalu memperhatikan gerak gerik Nadia merasa puas.

Tak berselang lama usai melahap makanannya, tiba-tiba tubuh Nadia bereaksi. “Kenapa mendadak tubuhku merasa panas??”

Semula, dia mencoba bertahan untuk menunggu si pria datang. Tapi semakin lama, tubuhnya semakin panas dan membuat gerakannya jadi tak terkendali.

Nadia menoleh ke segela arah untuk memastikan ada pria dengan ciri-ciri yang aka dia temui di kencan buta ini. Tapi, sepanjang penglihatannya... tidak Nadia temukan pria dengan penampilan yang mirip atau persis dengan keterangan yang Pak Abraham berikan.

Dia sudah mencoba menelepon pria itu dari nomor yang diberikan. Tapi, tidak ada jawaban.

Nadia mulai tidak bisa mengontrol dirinya. Dan di saat itulah perempuan yang sejak tadi memperhatikan Nadia mendekat, dengan langkah bahagia karena rencananya hampir berhasil.

“Nadia, jangan takut, ini aku. Karina,” bisik perempuan itu.

“Ka-mu,” ucap Nadia terbata.

Karina mengulas senyum licik. "Wajahmu merah sekali, Nad, astaga!"

"A-aku juga tidak tahu." Nadia yang sibuk bergerak, menjawab sebisanya. "Karin-ah... kenapa tubuhku terasa begitu panas?" ujar dia dengan nada mendesah.

Tanpa menjawab pertanyaan Nadia, Karina langsung menarik perempuan itu. "Ayo, ikut aku! Jangan sampai keadaanmu dimanfaatkan orang lain." Tak lupa, dia memberikan senyum dan kerlingan mata ke arah pelayan yang tadi mengantarkan makanan ke meja Nadia.

Jika saja Nadia tidak dalam pengaruh obat, mungkin dia sudah menolak. Hubungan mereka tidak terlalu dekat. Namun kali ini, Nadia yang tidak fokus menurut saja dibawa menuju kamar hotel oleh saudara tirinya.

“Kamu mau membawaku ke mana?” tanya Nadia lirih.

“Membawamu untuk istirahat, tidak mungkin aku membiarkanmu seperti ini sendirian,” jawab Karina.

“Memangnya aku kenapa?” tanya Nadia lagi.

“Nanti kamu juga mengerti, Nadia. Sekarang, biarkan aku membantumu dulu. Okay?" Sebuah pintu kamar dibuka oleh Karina dan menjatuhkan tubuh Nadia ke atas ranjang. "Bukankah sangat panas, Nadia? Kenapa tidak buka saja bajumu? Tidak ada siapa-siapa lagi di sini selain kita."

Bak dapat angin segar, Nadia yang pikirannya sudah tidak fokus itu menuruti perkataan saudaranya. Dia menanggalkan kemeja, juga bawahannya hingga kini hanya mengenakan dua pakaian dalam saja.

Nadia baru menyadari, jika selama dia membuka pakaiannya, sorot ponsel milik Karina terus mengarah padanya.“Apa yang kamu lakukan, Karina?” tanya Nadia yang sedikit kaget dengan tingkah Karina.

“Tentu saja aku ingin mengabadikanmu." Karina menyahut, tetapi terus memotret Nadia dengan flash yang menyala. "Tubuhmu lumayan juga, Nadia. Aku rasa, orang-orang akan senang mendapatkan fotomu secara gratis."

Mata Nadia menatap nanar sang saudara tiri. Namun, dia yang sudah lemah karena tenaganya terkuras hawa panas, tak bisa melawan.

Alih-alih menerjang Karina, mencegahnya untuk terus mengambil foto, Nadia hanya bisa berkata, "Apa yang kamu inginkan dariku?”

“Tentu saja aku ingin kamu dan Langit membatalkan tunangan." Karina memegang perutnya yang masih rata, lalu tersenyum jumawa. "Di dalam perutku ini tertanam benih Langit."

“Apa?” Ekpresi wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat terpukul dengan ucapan itu.

“Tidak usah kaget begitu. Kamu harusnya senang, karena aku berbaik hati mencarikanmu pengganti Langit malam ini." Lagi, seulas senyum licik dan penuh kepuasan terlihat dari bibir perempuan itu. "Aku mencintai Langit. Oh, tidak... lebih tepatnya, kami berdua saling mencintai, Nad."

“K-keparat kamu, Karina!" Nadia berteriak marah, tetapi karena hasrat panas itu, suaranya justru terdengar seperti desahan. "Bagaimana bisa kamu berselingkuh dengan dia?"

“Kami tidak berselingkuh, Nadia. Itu semua karena aku yang lebih mengerti kebutuhan Langit." Usai mengatakan itu, dia menaruh kembali ponselnya ke dalam tas. Lalu Karina duduk di pinggir ranjang Nadia dan mengamati wanita yang sedang kepanasan itu. Karina menyeringai tipis. “Apa tubuhmu masih panas? Tidak usah khawatir, karena sebentar lagi kamu akan sembuh dari apa yang kamu rasakan.”

Setelah itu, Karina menjauhi ranjang. "Selamat bersenang-senang, saudaraku. Kuharap permainanmu memuaskan, sehingga kamu bisa menyelamatkan perusahaan ayah yang hampir bangkrut."

Setelahnya, pintu ditutup. Nadia yang sadar dia dalam bahaya, mencoba merangkak menuju pintu kamar.

Belum sampai di depan pintu, seseorang terdengar membuka pintu kamar tersebut. Mata Nadia langsung mendongak.

Sementara seorang pria yang melihat kondisi Nadia yang 'menyambutnya', terlihat tidak terlalu terkejut.

“Ah, seorang wanita cantik di kamarku,” ucap seorang pria dengan nada mencemooh, menatap Nadia. “Kali ini apa orang tuaku juga yang mengirimmu ke kamarku?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
wah Nadia si jebak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 2 Kamu Berselingkuh di belakangku

    “Orang tua?”Nadia memicing ke arah pria itu. Rasa panas yang menguasai tubuhnya serasa semakin membara ketika melihat tubuh tegap pria tampan itu.Dia menelan ludahnya, lalu berdiri mendekati sang arjuna. “Berarti kamu adalah orang yang dimaksud oleh Ayahku untuk menjalani kencan buta denganku?”Gejolak yang dia rasakan semakin menggila saat melihat sosok tampan di hadapannya. Nalurinya bergerak sendiri berdiri dan mencoba meraih pria tampan itu."A-aku bersedia menghabiskan malam denganmu, Tuan." Entah keberanian dari mana, Nadia berujar demikian sembari melingkarkan tangan ke leher pria yang baru dia temui itu."Lepas!" Dengan kasar, pria itu melepas rangkulan tangan Nadia.Dia selalu tidak suka dengan gadis yang sembarangan menyentuh tubuhnya. Orang tua pria itu memang baru saja membicarakan tentang pernikahan, tapi dia tidak tahu kalau mereka menjebaknya dengan kehadiran seorang wanita di kamarnya.Terlebih, baru kali ini wanita yang dikirimi orang tuanya terlihat begitu nakal, l

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 3 Ayah Berniat Menjualku?

    “A-aku juga tidak mengenalinya, aku datang ke hotel ini juga atas dasar permintaan Ayah untuk kencan buta,” jawab Nadia santai. Sebenarnya dia juga tidak tahu siapa pria yang berada di sampingnya kini.“Dia bukan orang yang Ayah pilih untuk kencan buta denganmu!” balas Pak Abraham kesal bukan main, wajahnya menunjukkan kalau sedang marah sekaligus kecewa karena gagal mendapatkan uang.Nadia terkejut mendengar ucapan Ayahnya, lalu dia melihat dengan seksama wajah pria yang kini duduk santai di ranjang.Wajah terkejut juga terlihat dari ekspresi Karina. Dia sedikit kesal, sebab Nadia masih diberi keberuntungan menghabiskan malam dengan pria tampan. Bukan dengan sosok gempal dan tua, seperti yang dia tahu.Namun, alih-alih menyuarakan kekesalannya, Karina lebih memilih fokus pada tujuannya kali ini. Membuat Nadia dan Langit putus.“Nadia, aku tidak menyangka kamu semunafik ini!" decih Karina. "Kamu selalu menunjukkan jika kamu wanita polos di depan umum, ternyata... kamu seliar ini,” uca

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 4 Mulai Sekarang Kita Putus

    Karina mengucek matanya untuk memperjelas apakah benar Arjuna Anwar yang merupakan putra pertama dari pemilik perusahaan besar bergerak di bidang real estate itu? “Banyak yang mengaku sebagai Arjuna Anwar di kota ini, apa mungkin kamu salah satunya?” tanya Karina sembari membuang kartu nama itu. “Jadi lelaki ini mengaku sebagai Arjuna Anwar? Cih pantas saja Nadia sampai tertipu!” cibir Langit. “Kalian bisa berkata seperti itu karena belum pernah bertatap muka dengan seorang Arjuna Anwar, ‘kan?” tanya Arjuna dengan penuh tekanan. Karena memang dia selalu menggunakan perantara asisten untuk bertemu dengan tamu yang menurutnya tidak penting. Langit maupun Karina menggertakan giginya mendengar ucapan itu. Memang benar mereka tidak pernah bertatap muka langsung, tapi tidak seharusnya lelaki di hadapannya bertingkah sombong seperti itu. “Walau begitu aku adalah mitra bisnis dari perusahaan besar milik Arjuna,” jawab Langit. “Aku sampai lupa kalau memiliki hubungan bisnis dengan pemilik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 5 Aku datang untuk menemui, Dia.

    “Kamu kenal pria tampan itu, Karina?” bisik Ibu Lentina yang sangat terpesona dengan paras rupawan Arjuna.“Hmm, dia itu seorang penipu, Bu. Dia yang melakukan hal tak senonoh dengan Nadia lalu masih mengaku sebagai Arjuna Anwar,” jawab Karina sinis.Awalnya Ibu Lentina sangat kagum dengan paras rupawan dan tubuh atletis seorang Arjuna Anwar. Tapi sayang sekali kekaguman itu berubah menjadi tatapan sengit dan ejekan yang dilontarkan oleh Ibu Lentina.“Siapa kamu beraninya datang tanpa pemberitahuan seperti ini ke perusahaanku?” bentak Ibu Lentina.“Calon mertuaku benar, memangnya perusahaan ini bisa dimasuki sembarang orang sepertimu,” imbuh Langit.Arjuna menyeringai tipis, melihat para manusia serakah dan tidak tahu malu di depannya itu. Lirikan matanya sekilas melihat ke arah Nadia yang mencoba untuk tegar namun sebenarnya rapuh itu. Satu lawan empat orang bagaimana Nadia bisa sekuat itu. Lalu tatapannya kembali ke depan dua orang yang meremehkannya barusan.“Datang tanpa pemberita

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

    Mereka semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut karena Arjuna sangaja datang ingin menemui Nadia. “Ini tidak boleh dibiarkan, Nadia tidak boleh mendapatkan pria yang lebih mapan dariku,” gumam Karina dalam hati, dia mengepalkan tangannya kesal merasa cemburu dengan Nadia.“Tuan Arjuna. Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja. Kami biasanya menjamu para tamu di ruang Meeting perusahaan. Kita bisa mengobrol bersama dengan santai, Bukan?” bujuk Karina dengan wajah yang lemah lembut berusaha untuk mengambil hati Arjuna.“Tidak perlu, urusanku bukan dengan kalian, tapi dengan Nadia. Terlebih penting kalau ada Pak Abraham aku mau bicara dengannya juga,” jawab Arjuna.Karina tampak tidak suka dengan jawaban itu, apalagi melihat tangan kekar Arjuna yang merangkul pundak Nadia dengan mesra. Nadia hanya diam di sampingnya dengan senyuman yang merekah, dia seolah sedang menertawakan Karina yang sedang berusaha mendapatkan hati Arjuna.“Ayah masih lama datang ke perusahaan, bagaimana kala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 7 Aku bersedia

    Nadia tersenyum lebar, tampak wajahnya sangat bahagia dengan ucapan dari Arjuna. Tentu saja Nadia tidak ingin menyianyiakan kesempatan ini untuk membuat mantan kekasih yang telah mencampakannya juga saudara tirinya kesal.“Aku, bersedia menjadi istrimu,” jawab Nadia.“Tidak!” seru Karina reflek lalu menutupi mulutnya dengan tangan.“Kenapa tidak, Karina?” ucap Nadia dengan senyuman yang merekah. “Kamu juga bahagia akan menikah, bukan? Sama seperti kamu yang sedang bahagia, maka ijinkan aku untuk menikah juga dengan pria yang mencintaiku,”Ucapan itu terdengar biasa saja, tapi sebenarnya merupakan pukulan telak untuk Langit yang telah berkhianat untuknya. Untuk Karina yang selalu membanggakan diri setelah merebut apa yang Nadia miliki selama ini.“Tapi keluarga kita menganut tradisi dalam satu tahun tidak boleh menikahkan dua anak sekaligus, ini akan berakibat buruk bagi keluarga kita menurut nenek moyang,” ucap Ibu Lentina yang juga berusaha menghalangi pernikahan Nadia.“Ini sudah ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 8 Ibu Tidak Menerima Menantu

    Jantung Arjuna semakin berdebar melihat ekpresi terkejut Nadia. Wanita cantik itu semakin terlihat cantik di matanya.“Lebih cepat lebih baik, bukan?” jawab Arjuna yang sudah tidak sabar membawa Nadia menghadap Nyonya Rana Anwar, yakni ibunda tercinta yang selalu mengharapkan Arjuna menikah.“Aku ini hanya anak dari pengusaha bangkrut yang ayah dan ibunya juga bercerai, aku sangat takut bertemu dengan orang tuamu,” ucap Nadia sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia merasa kehadirannya di tengan keluarga Arjuna akan ditolak.Arjuna berdiri dari tempat duduknya, dia merangkul Nadia dengan lembut seraya berkata, “Aku tidak peduli respon orang sekitarku terhadapmu, yang jelas aku menginginkanmu, Nadia,”Nadia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia takut melangkah, di satu sisi Ayahnya sudah menerima uang sebanyak itu dari Arjuna. Satu sisi lagi dia baru saja patah hati haruskah benar-benar menerima pernyataan cinta Arjuna dan menikah dengannya walau nanti perjalanan cintanya akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 9 Terperangkap Rayuan

    Nyonya Rana menatap sang putra dengan senyuman manisnya, lalu mengirim sebuah link berita terpanas hari ini ke nomor Arjuna.“Cek saja apa yang Ibu kirim ke ponselmu,” jawab Nyonya Rana sembari duduk di sofa ruang tamu.“I-ni,” ucap Arjuna terbata. Matanya terbelalak melihat berita yang hangat hari ini. Sosok wanita cantik yang memamerkan tubuh indahnya itu adalah Nadia, topik itu berjudul, “Putri pemilik perusahaan tas terkemuka di kota ini yang terkenal sebagai sosok yang menginspirasi ternyata memiliki sisi liar seperti ini,”Bahkan banyak komen dari netizen yang mengatakan bahwa jangan percaya dengan wajah polos seseorang, karena bisa saja sebenarnya pergaulannya buruk.“Memangnya berita apa yang sedang viral hari ini?” ucap Nadia seraya merebut ponsel Arjuna. Dia sama sekali tidak terkejut dengan foto yang beredar di internet dan akun-akun gossip yang cepat menyebar seperti angin itu. Bahkan banyak komen dari akun pria yang melecehkannya.“Kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 110 Ijinkan aku bahagia

    Langit menatap Nadia dengan tatapan penuh kegembiraan. Langit tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatakan bahwa dia masih ingin bersama Nadia.“Tolong tinggalkan Arjuna dan hidup bersamaku!” tegas Langit dia ingin menggenggam tangan Nadia tapi Nadia reflek menjauhkan tangan dari jangkauan Langit.“Kamu itu sungguh tidak tahu diri. Apa kamu pikir setelah kamu campakan dan ibumu hina aku masih sudi menjalin hubungan denganmu!” seru Nadia yang sangat kesal dengan ucapan Langit itu.“Nadia, aku sangat menyesal. Tolong mengertilah Nadia, jika itu kamu yang berada di posisiku aku yakin kamu pasti melakukan hal yang sama,” ucap Langit lalu dia berlutut di depan Nadia.Nadia yang melihat Langit berlutut memohon seperti itu, hatinya sangat tidak tergugah dia justru jijik depan apa yang dilakukan Langit.“Kalau begitu coba kamu posisikan dirimu di posisiku waktu itu,” balas Nadia.“Aku tidak bisa membayangkannya karena aku merasa kamu kecewakan,” jawab Langit.“Justru aku yang kecewa

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 109 Kenapa kamu ingin balikan

    Arjuna langsung memarkir mobilnya sembarangan lalu segera berlari ke lobby biasa yang dipakai untuk antar jemput siswa. Dia sangat panic mendengar percakapan Nadia. Jika sampai Bima diculik dia akan menuntut pihak sekolah.“Ayaahhh,” teriak Bima.Suara anak itu membuat Arjuna berhenti berlari lalu menoleh ke sumber suara bocah yang memanggilnya.“Bima,” gumam Arjuna.Bima berlari ke arah Arjuna dan memeluknya erat, Arjuna yang tadinya panic menjadi lega karena Bima ada dipelukannya. Sedangkan Nadia yang ikut mengejarnya tengah ngos-ngosan ketika sudah berada di dekatnya.“Kenapa berlari sekencang itu?” ucap Nadia disela nafasnya yang berderu kencang.“Aku mendengarmu kalau Bima sudah ada yang menjemput, jadi aku panic dan khawatir kalau Bima diculik,” balas Arjuna.“Aku juga sama ikut panic tapi kita bisa ‘kan berpikir jernih dulu, sebelum bertindak,” ucap Nadia mencoba mengontorl emosinya.“Maafkan aku,” balas Arjuna lalu mereka bertiga berpelukan bersama.“Sudah sudah jangan berteng

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 108 Lelaki pertama yang tidur dengannya

    Nadia segera melihat siapa yang menelpon di ponselnya. Ternyata itu adalah Langit yang entah ingin mengatkan apa, Nadia yang tidak napsu untuk mengangkat telpon itu langsung mematikan dan menyimpan ponsel ke dalam tasnya kembali.“Dari orang yang tak penting, aku tak mau mengangkatnya,” gumam Nadia.“Apa aku pukuli saja dia sampai bengek ya,” ucap Arjuna kesal.“Jangan nanti kamu berurusan dengan polisi,” balas Nadia.“Berurusan dengan polisi itu hal yang mudah diatasi, tapi kalau bajingan gila itu meminta uang ganti rugi aku tidak sudi memberikannya. Uang akan sangat menguntungkan baginya,” ucap Arjuna sedikit marah dia membanyangkan Langit akan mendapatkan keuntungan dari satu pukulan yang dia berikan padannya.“Aku juga tidak sudi bagian tubuhku menyentuh tubuh pria miskin itu!” seru Arjuna lagi.“Tenangkan pikiranmu kita ini sedang menyetir loh,” ucap Nadia.Lagipula Nadia sudah tidak ada urusan lagi dengan Langit, peristiwa reuni sekolah tempo hari sudah mengisyaratkan semuanya,

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 107 Dunia serasa milik berdua.

    Arjuna mencumbu Nadia dengan semangat, dia ingin melampirkan kerinduan yang mendalam yang terbelenggu di benaknya.“Tolong hentikan, kita bisa telat menjemput Bima,” bujuk Nadia.“Aku tidak bisa menunda lagi,” balas Arjuna lalu mencecap bibir Nadia lembut.Kali ini Nadia tidak bisa berkutik dia pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh Arjuna. Mereka memadu kasih selama beberapa saat sebelum menjemput Bima.“Dasar pria mesum,” gerutu Nadia.“Biarkan saja, aku hanya bisa mesum padamu,” balas Arjuna sembari menyeringai tipis.“Apa di otakmu hanya ada hal bercumbu saja?” gerutu Nadia lagi sembari membetulkan kemeja yang dia pakai.“Sebenarnya sih tidak. Tapi saat bersamamu aku tidak bisa menahan hasrat bercumbu denganmu,” balas Arjuna kali ini disertai tertawa kencang.Nadia mendengus kesal mendengar ucapan Arjuna. Dia langsung memoles bedak di wajahnya sebelum akhirnya meminta cepatan untuk menjemput Bima.“Hei, tunggu!” seru Arjuna seraya mengikuti langkah kaki Nadia yang terlalu cep

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 106 Waktu terasa cepat berlalu saat bersamamu.

    Nadia menggelengkan kepalanya, dia tidak sakit tapi ssmalam hanya tidak bisa tidur."Aku sangat khawatir padamu, biar aku saja yang menyetir," ucap Arjuna."Boleh," jawab Nadia lalu menyerahkan kunci mobil kepada Arjuna. Nadia duduk di kursi belakang barang Bima, sambil mobil jalan Nadia mengganti baju Bima dengan seragam sekolah. Setelahnya Bima duduk di sebelah Arjuna di jok depan."Ibu," panggil Bima yang memerlukan sesuatu.Tapi saat dia menoleh Nadia sudah tidur di jok belakang dengan pulas "Biarkan saja ibumu tidur. Kamu butuh apa?' tanya Arjuna."Aku hanya ingin mengecek tas sekolahku, tapi ya sudahlah biarkan ibu tidur saja sebentar," balas Bima.Arjuna mengangguk pelan, dia mengusap rambut Bima lembut karena merasa Bima sangat khawatir terhadap Nadia."Ibumu hanya khawatir padamu jadi tidak tidur semalaman memikirkan kamu, itu feeling ayah saya," ucap Arjuna."Aku juga berpikir begitu, kasihan Ibu, kenapa aku tidak mengajak ibu saja menginap di rumah ayah," keluh Bima."Saba

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 105 Aku sangat menyesal

    Bima mengangguk pelan, tandanya dia mau memakan sandwich buatan Nyonya Rana.“Ambilah,” ucap Arjuna ketika melihat putranya mengangguk setuju untuk memakan Sandwich buatan Nyonya Rana.“Terima kasih, Ayah,” jawab BIma sembari mengambil sandwich yang disodorkan oleh Arjuna.Bima menggigit sandwich itu lalu menunjukkan jempol tangannya kepada sang Nenek.“Kamu menyukainya, Nak?” tanya Nyonya Rana.“Iya,” jawab Bima lalu menggigit lagi sarapan buatan Nyonya Rana.“Syukurlah,” ucap Nyonya Rana terenyum bahagia. Tak lupa Nyonya Rana menyeduh susu untuk Bima. Biasanya anak kecil suka diberikan susu oleh orang tuanya karena masa pertumbuhan. Seperti yang dia lakukan ketika Arjuna masih kecil.“Minumlah, Nak. Dulu Ayahmu sangat suka susu. Nenek selalu menyediakan susu sapi murni setiap pagi dan malam hari,” ucap Nyonya Rana bersemangat menceritakan sedikit masa lalu Arjuna.“Sama dong sama aku,” jawab Bima.“Maksudmu, kebiasaan Ayahmu itu sama denganmu?” tanya Nyonya Rana.“Iya,” balas Bima s

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 104 Berbaika dengan cucu

    Nyonya Rana menatap lembut wajah Arjuna dan membelainya..Wanita paruh baya itu tersenyum menatap putranya. "Jadilah suami dan ayah yang melindungi keluarga," ucap Nyonya Rana."Aku akan berusaha untuk itu, Bu," balas Arjuna."Ibu Beroda supaya kamu bisa menjadi Ayah dan Suami panutan buat keluargamu," ucap Nyonya Rana."terima kasih doanya Bu, aku juga berharap bisa menjadi seorang suami sekaligus Ayah panutan," balas Arjuna.Nyonya Rana memeluk Arjuna, dia berdoa penuh harap ayah putranya menjadi lelaki yang bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Istri dan Anaknya harus bahagia."Sekarang istirahatlah besok ibu ingin bertemu dan bermain dengan cucu," ucap Nyonya Rana."Baiklah, ibu juga istirahat ya," balas Arjuna.Nyonya Rana mengangguk pelan, Arjuna keluar dari kamar sang Ibu lalu menemui sang Ayah di kamar Bima. Ternyata mereka berdua sudah tidur nyenyak di kamar berdua. Arjuna juga ikut tidur di kamar itu dia tidur di sofa dengan perasaan yang lega karena sudah mendapatkan r

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 103 Ibu Punya Pesan Untukmu

    Arjuna duduk di samping Nyonya Rana dia memeluk wanita paruh baya yang masih cantik itu. Sejenak seperti waktu terulang kembali ketika dia masih kecil dan dipelukan Nyonya Rana.“Bu, tidak ada anak yang senang melihat ibunya menderita,” ucap Arjuna.“Kalau begitu kenapa kamu masih saja ingin menikahi wanita murahan itu?” tanya Nyonya Rana. “Bukan karena dia sudah melahirkan putramu ‘kan. Kalau itu alasanmu tinggalkan wanita itu dan ambil putramu,” lanjut Nyonya Rana.“Ibu salah, aku sudah jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu. Bukan karena dia telah melahirakan anakku. Kalau aku harus memisahkan anak dan ibu apa ibu mau jika aku dan ibu dipisahkan paksa?” jawab Arjuna.Nyonya Rana menundukkan pandangannya, tentu saja dia tidak ingin dijauhkan dari anak yang sudah dia lahirkan sendiri. Apa rasanya berjauhan dengan anak yang sudah dia kandung dan lahirkan sendiri. Lebih baik dirawat sendiri sepenuh hati.“Tentu saja tidak mau,” jawab Nyonya Rana.“Kalau begitu Bima dan Nadia ju

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 102 Sudah kalah dari kalian

    Nadia mengangguk, yang berarti mengijinkan Bima ikut bersama sang Ayah. Biarkan dia malam ini menghabiskan malam bersama Arjuna.“Ikutlah dengan Ayahmu dan ikuti semua aturannya,” jawab Nadia.“Terima kasih, Ibu. Hati-hati di jalan, ya,” balas Bima.Arjuna juga mengucapkan kata serupa kepada Nadia lalu melanjutkannya dengan kata, “Aku akan menjaga Bima seperti kamu menjaganya selama ini. Malam ini tidurlah dengan nyenyak, Nadia,”“Terima kasih, Arjuna. Aku akan percayakan putraku padamu,” balas Nadia.“Dia juga putraku, jadi aku akan menjaganya dengan baik kamu tidak usah berterima kasih segala,” ucap Arjuna.Mereka berpisah di parkiran, melajukan mobil ke tempat tujuan masing-masing. Bima si anak jenius itu mengatakan kepada Ayahnya perihal Nenek yang dibawa pulang dari tempat pertemuan keluarga tadi.“Ayah, apa yang Ayah dan Kakek lakukan pada Nenek yang jahat itu?” tanya Bima.“Hanya memberi hukuman ringan saja,” jawab Arjuna.“Aku harap nenek itu dihukum berat karena selalu menghin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status