Share

BAB 7 Aku bersedia

Penulis: Handira Rezza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 05:26:15

Nadia tersenyum lebar, tampak wajahnya sangat bahagia dengan ucapan dari Arjuna. Tentu saja Nadia tidak ingin menyianyiakan kesempatan ini untuk membuat mantan kekasih yang telah mencampakannya juga saudara tirinya kesal.

“Aku, bersedia menjadi istrimu,” jawab Nadia.

“Tidak!” seru Karina reflek lalu menutupi mulutnya dengan tangan.

“Kenapa tidak, Karina?” ucap Nadia dengan senyuman yang merekah. “Kamu juga bahagia akan menikah, bukan? Sama seperti kamu yang sedang bahagia, maka ijinkan aku untuk menikah juga dengan pria yang mencintaiku,”

Ucapan itu terdengar biasa saja, tapi sebenarnya merupakan pukulan telak untuk Langit yang telah berkhianat untuknya. Untuk Karina yang selalu membanggakan diri setelah merebut apa yang Nadia miliki selama ini.

“Tapi keluarga kita menganut tradisi dalam satu tahun tidak boleh menikahkan dua anak sekaligus, ini akan berakibat buruk bagi keluarga kita menurut nenek moyang,” ucap Ibu Lentina yang juga berusaha menghalangi pernikahan Nadia.

“Ini sudah ta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 8 Ibu Tidak Menerima Menantu

    Jantung Arjuna semakin berdebar melihat ekpresi terkejut Nadia. Wanita cantik itu semakin terlihat cantik di matanya.“Lebih cepat lebih baik, bukan?” jawab Arjuna yang sudah tidak sabar membawa Nadia menghadap Nyonya Rana Anwar, yakni ibunda tercinta yang selalu mengharapkan Arjuna menikah.“Aku ini hanya anak dari pengusaha bangkrut yang ayah dan ibunya juga bercerai, aku sangat takut bertemu dengan orang tuamu,” ucap Nadia sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia merasa kehadirannya di tengan keluarga Arjuna akan ditolak.Arjuna berdiri dari tempat duduknya, dia merangkul Nadia dengan lembut seraya berkata, “Aku tidak peduli respon orang sekitarku terhadapmu, yang jelas aku menginginkanmu, Nadia,”Nadia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia takut melangkah, di satu sisi Ayahnya sudah menerima uang sebanyak itu dari Arjuna. Satu sisi lagi dia baru saja patah hati haruskah benar-benar menerima pernyataan cinta Arjuna dan menikah dengannya walau nanti perjalanan cintanya akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 9 Terperangkap Rayuan

    Nyonya Rana menatap sang putra dengan senyuman manisnya, lalu mengirim sebuah link berita terpanas hari ini ke nomor Arjuna.“Cek saja apa yang Ibu kirim ke ponselmu,” jawab Nyonya Rana sembari duduk di sofa ruang tamu.“I-ni,” ucap Arjuna terbata. Matanya terbelalak melihat berita yang hangat hari ini. Sosok wanita cantik yang memamerkan tubuh indahnya itu adalah Nadia, topik itu berjudul, “Putri pemilik perusahaan tas terkemuka di kota ini yang terkenal sebagai sosok yang menginspirasi ternyata memiliki sisi liar seperti ini,”Bahkan banyak komen dari netizen yang mengatakan bahwa jangan percaya dengan wajah polos seseorang, karena bisa saja sebenarnya pergaulannya buruk.“Memangnya berita apa yang sedang viral hari ini?” ucap Nadia seraya merebut ponsel Arjuna. Dia sama sekali tidak terkejut dengan foto yang beredar di internet dan akun-akun gossip yang cepat menyebar seperti angin itu. Bahkan banyak komen dari akun pria yang melecehkannya.“Kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 10 Di Cap Sebagai Pelakor

    Arjuna menggertakkan giginya karena sikap sang Ibu yang menolak Nadia sebagai calon istrinya.“Baik aku akan membawanya pergi,” ucap Arjuna seraya menggenggam tangan Nadia.“Memang seharusnya seperti itu. Kamu tidak membawa wanita kotor ke rumah ini,” balas Nyonya Rana.“Tapi ibu harus ingat, aku tidak akan menikah selain dengan Nadia,” ucap Arjuna lalu melihat ke arah Nadia.“Ayo Nadia kita pergi,”Nadia mengangguk lalu pergi mengikuti Arjuna. Sedangkan Nyonya Rana memegang kepalanya yang pusing karena putra yang diharapkan untuk segera menikah malah membawa wanita yang jauh dari ekspektasinya. Nyonya Rana memanggil pelayan dengan menjentikkan jari seraya berkata, “Selidiki latar belakang wanita yang dibawa putraku,”Di luar rumah itu, Nadia melepaskan genggaman tangan Arjuna. Sehingga mereka berdua menghentikan langkah sejenak.“Ada apa, Nadia?” tanya Arjuna.“Arjuna sebelum terlambat mari kita sudahi permainan ini,” jawab Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 11 Nyonya Rana ingin bertemu

    Nadia sengaja ingin melihat reaksi sang Ayah. Karena selama ini dia selalu membela Karina dan Ibu tirinya walau bukan Nadia yang salah.Apa kali ini sang Ayah hanya akan diam saja melihat nama keluarganya sudah tercoreng walau sudah ketahuan bahwa pelaku penyebaran foto itu adalah Karina dan Ibunya.“Diamlah, ini bukan saatnya berseteru. Sesuai permintaanmu Nadia, Ayah akan mencari cara untuk menemukan pelaku penyebaran fotomu,” ucap Pak Abraham.“Seharusnya memang begitu, Ayah. Karena kalau pernikahanku dan Arjuna sampai gagal. Dia akan menarik kembali uang satu milyar yang sudah diberikan kepada Ayah,” balas Nadia.“Itu yang Ayah takutkan, dari mana Ayah mengganti uang sebanyak itu!” seru Pak Abraham sembari mengepalkan tangannya.Berbeda dengan Nadia yang tersenyum senang dengan sikap sang Ayah. Justru Karina dan Ibunya terlihat ketar ketir.“Aku tahu Ayah, uang itu mungkin sudah digunakan foya-foya oleh istri dan anak tercinta Ayah. Maka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 12 Terima Uang Ini dan tinggalkan Putraku

    Keesokan harinya dimana hari yang telah di tunggu untuk bertemu Nyonya Rana sudah tiba. Tepat pukul dua belas siang di kafe mawar sesuai janji Nadia menemui Nyonya Rana calon ibu mertuanya.Mata Nadia melihat sekeliling mencari sosok Nyonya Rana yang akan ditemuinya, matanya tertuju pada sebuah meja di paling pojok. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik memkai dress motif bunga sedang duduk dengan anggun sambil menikmati kopi di cangkirnya.“Selamat siang, Nyonya Rana,” sapa Nadia.“Duduklah,” jawab Nyonya Rana sembari menyeruput kopi dalam cangkirnya.Nadia duduk melihat gurat wajah Nyonya Rana sepertinya beliau masih tidak menyukai Nadia.“Punya nyali juga kamu datang menemuiku,” ucap Nyonya Rana dengan tatapan sinisnya.“Aku mendapatkan undangan pertemuan yang disampaikan Asisten Yoga jadi aku wajib datang, bukan,” balas Nadia.Nyonya Rana menatap wajah cantik Nadia lekat-lekat. Dia sudah menerima informasi tentang apa saja menengenai Nadia dari anak buahnya. Informas

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 13 Putraku Hanya bermain-main denganmu

    Nyonya Rana menyerahkan cek kepada Nadia. Dia berharap Nadia tidak berhubungan lagi dengan sang putra. "Kenapa diam saja. Bukankah kamu membutuhkan uang?" ucap Nyonya Rana kemudian."Aku memang membutuhkan uang. Tapi apakah Nyonya Rana pikir segalanya bisa dibeli dengan uang," balas Nadia sembari melihat cek yang tertera tulisan lima ratus juta itu."Jangan mencoba trik tarik ulur denganku, Nadia. Padahal kamu bisa pergi memulai hidup baru dengan uang ini," ucap Nyonya Rana.Ucapan Nyonya Rana memang betul, Nadia bisa pergi ke suatu tempat yang tidak ada satu orang pun mengenalnya. Memulai hidup baru dengan tenang tanpa gangguan ibu tiri dan putri kesayangannya. Atau Nadia bisa pulang ke rumah Ibunya yang kini tinggal di desa semenjak perceraiannya dengan sang Ayah."Bukanya aku munafik. Apakah dengan aku menerima uang ini, Arjuna tidak akan mencariku?" tanya Nadia."Kamu pikir siapa dirimu sehingga putraku benar-benar tergila-gila padamu," ledek Nyony

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 14 Cari Nadia sampai ketemu

    Padahal saat ini Arjuna sedang merindukan Nadia, telpon tidak aktif dia menjadi gelisah. Di sisi lain Ibunya sedang ingin bertemu dengannya.“Saya tidak tahu, tuan. Lebih baik Anda segera menemui Nyonya Rana,” jawab Yoga.“Kalau begitu aku akan segera menemui Ibuku sekaligus membicarakan tentang Nadia,” balas Arjuna.Pria tampan itu segera berjalan menuju restoran di seberang gedung perusahaannya untuk menemui sang Ibu. Yoga mengekor di belakangnya seperti biasa mengikuti sang bos kemana pergi.Sampai di restoran ternyata Nyonya Rana bersama dengan seorang wanita muda yang lumayan cantik.“Arjuna, kamu sudah sampai. Kemarilah segera duduk. Ibu sedang bersama putri teman ibu, dia sebaya denganmu loh,” ucap Nyonya Rana sumringah.“Senang bertemu denganmu, Arjuna. Namaku Lisa, aku baru saja kembali dari menyelesaikan kuliahku di luar negeri,” sapa wanita cantik yang bersama Nyonya Rana itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 15 Aku tidak akan melepaskanmu

    Arjuna memerintahkan kepada salah satu anak buahnya untuk mencari keberadaan Nadia. Entah kenapa hatinya terus gelisah tak menentu. Arjuna juga meminta mencati tahu, siapa orang yang terakhit bersama Nadia. Mungkin orang itu akan menjadi petunjuk dimana Nadia berada.“Tuan Muda, terakhir Nadia bersama Nyonya Rana,” ucap anak buah yang diperintahkan mencari informasi dimana Nadia berada.“Apa kamu yakin?” tanya Arjuna yang belum percaya. Untuk apa Nadia bersama Ibunya, bukannya kemarin Nadia sudah diusir oleh sang Ibu.“Yakin, tadi saat jam makan siang Nyonya Rana terlihat di kafe mawar bersama Nadia,” jawab informan itu sembari memberikan sebuah foto yang dia dapat dari sopir Nyonya Rana. Biasalah sesama pekerja kadang suka membagikan kegiatan mereka saat bekerja. Misal sedang mengantar atau mengawal bos yang sedang menemui rekan bisnisnya.Arjuna segera merebut foto itu untuk mengecek kebenarannya, “Apa mungkin ini perbuatan Ibu?” ucap Arjuna lalu dia se

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 111 Aku yang bekerja kamu yang menikmati?

    Langit masih menatap Nadia dengan tatapan penuh kesedihan. Dia sungguh sangat menyesal karena dulu telah mencampakan Nadia demi wanita penggoda yang tidak bisa apa-apa seperti Karina.“Aku akan pergi Nadia, tapi yang harus kamu tahu. Sampai kapanpun aku masih tetap akan mencintaimu,” ucap Langit.“Wuueek,” ledek Arjuna. “Sampai kapanpun mecintai tapi kamu selalu selingkuh, menjengkelkan sekali kata-katamu itu!” lanjut Arjuna.Langit menatap Arjuna dengan tatapan penuh kebencian. Setelahnya di kembali menatap Nadia dengan tatapan teduh.“Aku pamit pergi, Nadia,” ucap Langit lirih lalu berbalik dan pergi dari hadapan mereka semua.“Hati-hati dijalan Paman. Semoga kita tidak berjuma lagi,” ucap Bima lalu melambaikan tangan ke Langit.Ada rasa sakit hati ketika Bima mengatakan itu pada benak Langit. Tapi semua sudah menjadi bubur tidak bisa kembali seperti semua. Langit pergi dengan langkah penyesalan seumur hidup di benaknya.“Ayo kita masuk mobil, kamu pasti sudah lapar ‘kan sayangku,”

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 110 Ijinkan aku bahagia

    Langit menatap Nadia dengan tatapan penuh kegembiraan. Langit tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatakan bahwa dia masih ingin bersama Nadia.“Tolong tinggalkan Arjuna dan hidup bersamaku!” tegas Langit dia ingin menggenggam tangan Nadia tapi Nadia reflek menjauhkan tangan dari jangkauan Langit.“Kamu itu sungguh tidak tahu diri. Apa kamu pikir setelah kamu campakan dan ibumu hina aku masih sudi menjalin hubungan denganmu!” seru Nadia yang sangat kesal dengan ucapan Langit itu.“Nadia, aku sangat menyesal. Tolong mengertilah Nadia, jika itu kamu yang berada di posisiku aku yakin kamu pasti melakukan hal yang sama,” ucap Langit lalu dia berlutut di depan Nadia.Nadia yang melihat Langit berlutut memohon seperti itu, hatinya sangat tidak tergugah dia justru jijik depan apa yang dilakukan Langit.“Kalau begitu coba kamu posisikan dirimu di posisiku waktu itu,” balas Nadia.“Aku tidak bisa membayangkannya karena aku merasa kamu kecewakan,” jawab Langit.“Justru aku yang kecewa

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 109 Kenapa kamu ingin balikan

    Arjuna langsung memarkir mobilnya sembarangan lalu segera berlari ke lobby biasa yang dipakai untuk antar jemput siswa. Dia sangat panic mendengar percakapan Nadia. Jika sampai Bima diculik dia akan menuntut pihak sekolah.“Ayaahhh,” teriak Bima.Suara anak itu membuat Arjuna berhenti berlari lalu menoleh ke sumber suara bocah yang memanggilnya.“Bima,” gumam Arjuna.Bima berlari ke arah Arjuna dan memeluknya erat, Arjuna yang tadinya panic menjadi lega karena Bima ada dipelukannya. Sedangkan Nadia yang ikut mengejarnya tengah ngos-ngosan ketika sudah berada di dekatnya.“Kenapa berlari sekencang itu?” ucap Nadia disela nafasnya yang berderu kencang.“Aku mendengarmu kalau Bima sudah ada yang menjemput, jadi aku panic dan khawatir kalau Bima diculik,” balas Arjuna.“Aku juga sama ikut panic tapi kita bisa ‘kan berpikir jernih dulu, sebelum bertindak,” ucap Nadia mencoba mengontorl emosinya.“Maafkan aku,” balas Arjuna lalu mereka bertiga berpelukan bersama.“Sudah sudah jangan berteng

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 108 Lelaki pertama yang tidur dengannya

    Nadia segera melihat siapa yang menelpon di ponselnya. Ternyata itu adalah Langit yang entah ingin mengatkan apa, Nadia yang tidak napsu untuk mengangkat telpon itu langsung mematikan dan menyimpan ponsel ke dalam tasnya kembali.“Dari orang yang tak penting, aku tak mau mengangkatnya,” gumam Nadia.“Apa aku pukuli saja dia sampai bengek ya,” ucap Arjuna kesal.“Jangan nanti kamu berurusan dengan polisi,” balas Nadia.“Berurusan dengan polisi itu hal yang mudah diatasi, tapi kalau bajingan gila itu meminta uang ganti rugi aku tidak sudi memberikannya. Uang akan sangat menguntungkan baginya,” ucap Arjuna sedikit marah dia membanyangkan Langit akan mendapatkan keuntungan dari satu pukulan yang dia berikan padannya.“Aku juga tidak sudi bagian tubuhku menyentuh tubuh pria miskin itu!” seru Arjuna lagi.“Tenangkan pikiranmu kita ini sedang menyetir loh,” ucap Nadia.Lagipula Nadia sudah tidak ada urusan lagi dengan Langit, peristiwa reuni sekolah tempo hari sudah mengisyaratkan semuanya,

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 107 Dunia serasa milik berdua.

    Arjuna mencumbu Nadia dengan semangat, dia ingin melampirkan kerinduan yang mendalam yang terbelenggu di benaknya.“Tolong hentikan, kita bisa telat menjemput Bima,” bujuk Nadia.“Aku tidak bisa menunda lagi,” balas Arjuna lalu mencecap bibir Nadia lembut.Kali ini Nadia tidak bisa berkutik dia pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh Arjuna. Mereka memadu kasih selama beberapa saat sebelum menjemput Bima.“Dasar pria mesum,” gerutu Nadia.“Biarkan saja, aku hanya bisa mesum padamu,” balas Arjuna sembari menyeringai tipis.“Apa di otakmu hanya ada hal bercumbu saja?” gerutu Nadia lagi sembari membetulkan kemeja yang dia pakai.“Sebenarnya sih tidak. Tapi saat bersamamu aku tidak bisa menahan hasrat bercumbu denganmu,” balas Arjuna kali ini disertai tertawa kencang.Nadia mendengus kesal mendengar ucapan Arjuna. Dia langsung memoles bedak di wajahnya sebelum akhirnya meminta cepatan untuk menjemput Bima.“Hei, tunggu!” seru Arjuna seraya mengikuti langkah kaki Nadia yang terlalu cep

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 106 Waktu terasa cepat berlalu saat bersamamu.

    Nadia menggelengkan kepalanya, dia tidak sakit tapi ssmalam hanya tidak bisa tidur."Aku sangat khawatir padamu, biar aku saja yang menyetir," ucap Arjuna."Boleh," jawab Nadia lalu menyerahkan kunci mobil kepada Arjuna. Nadia duduk di kursi belakang barang Bima, sambil mobil jalan Nadia mengganti baju Bima dengan seragam sekolah. Setelahnya Bima duduk di sebelah Arjuna di jok depan."Ibu," panggil Bima yang memerlukan sesuatu.Tapi saat dia menoleh Nadia sudah tidur di jok belakang dengan pulas "Biarkan saja ibumu tidur. Kamu butuh apa?' tanya Arjuna."Aku hanya ingin mengecek tas sekolahku, tapi ya sudahlah biarkan ibu tidur saja sebentar," balas Bima.Arjuna mengangguk pelan, dia mengusap rambut Bima lembut karena merasa Bima sangat khawatir terhadap Nadia."Ibumu hanya khawatir padamu jadi tidak tidur semalaman memikirkan kamu, itu feeling ayah saya," ucap Arjuna."Aku juga berpikir begitu, kasihan Ibu, kenapa aku tidak mengajak ibu saja menginap di rumah ayah," keluh Bima."Saba

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 105 Aku sangat menyesal

    Bima mengangguk pelan, tandanya dia mau memakan sandwich buatan Nyonya Rana.“Ambilah,” ucap Arjuna ketika melihat putranya mengangguk setuju untuk memakan Sandwich buatan Nyonya Rana.“Terima kasih, Ayah,” jawab BIma sembari mengambil sandwich yang disodorkan oleh Arjuna.Bima menggigit sandwich itu lalu menunjukkan jempol tangannya kepada sang Nenek.“Kamu menyukainya, Nak?” tanya Nyonya Rana.“Iya,” jawab Bima lalu menggigit lagi sarapan buatan Nyonya Rana.“Syukurlah,” ucap Nyonya Rana terenyum bahagia. Tak lupa Nyonya Rana menyeduh susu untuk Bima. Biasanya anak kecil suka diberikan susu oleh orang tuanya karena masa pertumbuhan. Seperti yang dia lakukan ketika Arjuna masih kecil.“Minumlah, Nak. Dulu Ayahmu sangat suka susu. Nenek selalu menyediakan susu sapi murni setiap pagi dan malam hari,” ucap Nyonya Rana bersemangat menceritakan sedikit masa lalu Arjuna.“Sama dong sama aku,” jawab Bima.“Maksudmu, kebiasaan Ayahmu itu sama denganmu?” tanya Nyonya Rana.“Iya,” balas Bima s

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 104 Berbaika dengan cucu

    Nyonya Rana menatap lembut wajah Arjuna dan membelainya..Wanita paruh baya itu tersenyum menatap putranya. "Jadilah suami dan ayah yang melindungi keluarga," ucap Nyonya Rana."Aku akan berusaha untuk itu, Bu," balas Arjuna."Ibu Beroda supaya kamu bisa menjadi Ayah dan Suami panutan buat keluargamu," ucap Nyonya Rana."terima kasih doanya Bu, aku juga berharap bisa menjadi seorang suami sekaligus Ayah panutan," balas Arjuna.Nyonya Rana memeluk Arjuna, dia berdoa penuh harap ayah putranya menjadi lelaki yang bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Istri dan Anaknya harus bahagia."Sekarang istirahatlah besok ibu ingin bertemu dan bermain dengan cucu," ucap Nyonya Rana."Baiklah, ibu juga istirahat ya," balas Arjuna.Nyonya Rana mengangguk pelan, Arjuna keluar dari kamar sang Ibu lalu menemui sang Ayah di kamar Bima. Ternyata mereka berdua sudah tidur nyenyak di kamar berdua. Arjuna juga ikut tidur di kamar itu dia tidur di sofa dengan perasaan yang lega karena sudah mendapatkan r

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 103 Ibu Punya Pesan Untukmu

    Arjuna duduk di samping Nyonya Rana dia memeluk wanita paruh baya yang masih cantik itu. Sejenak seperti waktu terulang kembali ketika dia masih kecil dan dipelukan Nyonya Rana.“Bu, tidak ada anak yang senang melihat ibunya menderita,” ucap Arjuna.“Kalau begitu kenapa kamu masih saja ingin menikahi wanita murahan itu?” tanya Nyonya Rana. “Bukan karena dia sudah melahirkan putramu ‘kan. Kalau itu alasanmu tinggalkan wanita itu dan ambil putramu,” lanjut Nyonya Rana.“Ibu salah, aku sudah jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu. Bukan karena dia telah melahirakan anakku. Kalau aku harus memisahkan anak dan ibu apa ibu mau jika aku dan ibu dipisahkan paksa?” jawab Arjuna.Nyonya Rana menundukkan pandangannya, tentu saja dia tidak ingin dijauhkan dari anak yang sudah dia lahirkan sendiri. Apa rasanya berjauhan dengan anak yang sudah dia kandung dan lahirkan sendiri. Lebih baik dirawat sendiri sepenuh hati.“Tentu saja tidak mau,” jawab Nyonya Rana.“Kalau begitu Bima dan Nadia ju

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status