Home / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / BAB 9 Terperangkap Rayuan

Share

BAB 9 Terperangkap Rayuan

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2025-02-28 09:00:09

Nyonya Rana menatap sang putra dengan senyuman manisnya, lalu mengirim sebuah link berita terpanas hari ini ke nomor Arjuna.

“Cek saja apa yang Ibu kirim ke ponselmu,” jawab Nyonya Rana sembari duduk di sofa ruang tamu.

“I-ni,” ucap Arjuna terbata. Matanya terbelalak melihat berita yang hangat hari ini. Sosok wanita cantik yang memamerkan tubuh indahnya itu adalah Nadia, topik itu berjudul, “Putri pemilik perusahaan tas terkemuka di kota ini yang terkenal sebagai sosok yang menginspirasi ternyata memiliki sisi liar seperti ini,”

Bahkan banyak komen dari netizen yang mengatakan bahwa jangan percaya dengan wajah polos seseorang, karena bisa saja sebenarnya pergaulannya buruk.

“Memangnya berita apa yang sedang viral hari ini?” ucap Nadia seraya merebut ponsel Arjuna. Dia sama sekali tidak terkejut dengan foto yang beredar di internet dan akun-akun gossip yang cepat menyebar seperti angin itu. Bahkan banyak komen dari akun pria yang melecehkannya.

“Kam

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 10 Di Cap Sebagai Pelakor

    Arjuna menggertakkan giginya karena sikap sang Ibu yang menolak Nadia sebagai calon istrinya.“Baik aku akan membawanya pergi,” ucap Arjuna seraya menggenggam tangan Nadia.“Memang seharusnya seperti itu. Kamu tidak membawa wanita kotor ke rumah ini,” balas Nyonya Rana.“Tapi ibu harus ingat, aku tidak akan menikah selain dengan Nadia,” ucap Arjuna lalu melihat ke arah Nadia.“Ayo Nadia kita pergi,”Nadia mengangguk lalu pergi mengikuti Arjuna. Sedangkan Nyonya Rana memegang kepalanya yang pusing karena putra yang diharapkan untuk segera menikah malah membawa wanita yang jauh dari ekspektasinya. Nyonya Rana memanggil pelayan dengan menjentikkan jari seraya berkata, “Selidiki latar belakang wanita yang dibawa putraku,”Di luar rumah itu, Nadia melepaskan genggaman tangan Arjuna. Sehingga mereka berdua menghentikan langkah sejenak.“Ada apa, Nadia?” tanya Arjuna.“Arjuna sebelum terlambat mari kita sudahi permainan ini,” jawab Na

    Last Updated : 2025-03-01
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 11 Nyonya Rana ingin bertemu

    Nadia sengaja ingin melihat reaksi sang Ayah. Karena selama ini dia selalu membela Karina dan Ibu tirinya walau bukan Nadia yang salah.Apa kali ini sang Ayah hanya akan diam saja melihat nama keluarganya sudah tercoreng walau sudah ketahuan bahwa pelaku penyebaran foto itu adalah Karina dan Ibunya.“Diamlah, ini bukan saatnya berseteru. Sesuai permintaanmu Nadia, Ayah akan mencari cara untuk menemukan pelaku penyebaran fotomu,” ucap Pak Abraham.“Seharusnya memang begitu, Ayah. Karena kalau pernikahanku dan Arjuna sampai gagal. Dia akan menarik kembali uang satu milyar yang sudah diberikan kepada Ayah,” balas Nadia.“Itu yang Ayah takutkan, dari mana Ayah mengganti uang sebanyak itu!” seru Pak Abraham sembari mengepalkan tangannya.Berbeda dengan Nadia yang tersenyum senang dengan sikap sang Ayah. Justru Karina dan Ibunya terlihat ketar ketir.“Aku tahu Ayah, uang itu mungkin sudah digunakan foya-foya oleh istri dan anak tercinta Ayah. Maka

    Last Updated : 2025-03-01
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 12 Terima Uang Ini dan tinggalkan Putraku

    Keesokan harinya dimana hari yang telah di tunggu untuk bertemu Nyonya Rana sudah tiba. Tepat pukul dua belas siang di kafe mawar sesuai janji Nadia menemui Nyonya Rana calon ibu mertuanya.Mata Nadia melihat sekeliling mencari sosok Nyonya Rana yang akan ditemuinya, matanya tertuju pada sebuah meja di paling pojok. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik memkai dress motif bunga sedang duduk dengan anggun sambil menikmati kopi di cangkirnya.“Selamat siang, Nyonya Rana,” sapa Nadia.“Duduklah,” jawab Nyonya Rana sembari menyeruput kopi dalam cangkirnya.Nadia duduk melihat gurat wajah Nyonya Rana sepertinya beliau masih tidak menyukai Nadia.“Punya nyali juga kamu datang menemuiku,” ucap Nyonya Rana dengan tatapan sinisnya.“Aku mendapatkan undangan pertemuan yang disampaikan Asisten Yoga jadi aku wajib datang, bukan,” balas Nadia.Nyonya Rana menatap wajah cantik Nadia lekat-lekat. Dia sudah menerima informasi tentang apa saja menengenai Nadia dari anak buahnya. Informas

    Last Updated : 2025-03-01
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 13 Putraku Hanya bermain-main denganmu

    Nyonya Rana menyerahkan cek kepada Nadia. Dia berharap Nadia tidak berhubungan lagi dengan sang putra. "Kenapa diam saja. Bukankah kamu membutuhkan uang?" ucap Nyonya Rana kemudian."Aku memang membutuhkan uang. Tapi apakah Nyonya Rana pikir segalanya bisa dibeli dengan uang," balas Nadia sembari melihat cek yang tertera tulisan lima ratus juta itu."Jangan mencoba trik tarik ulur denganku, Nadia. Padahal kamu bisa pergi memulai hidup baru dengan uang ini," ucap Nyonya Rana.Ucapan Nyonya Rana memang betul, Nadia bisa pergi ke suatu tempat yang tidak ada satu orang pun mengenalnya. Memulai hidup baru dengan tenang tanpa gangguan ibu tiri dan putri kesayangannya. Atau Nadia bisa pulang ke rumah Ibunya yang kini tinggal di desa semenjak perceraiannya dengan sang Ayah."Bukanya aku munafik. Apakah dengan aku menerima uang ini, Arjuna tidak akan mencariku?" tanya Nadia."Kamu pikir siapa dirimu sehingga putraku benar-benar tergila-gila padamu," ledek Nyony

    Last Updated : 2025-03-02
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 14 Cari Nadia sampai ketemu

    Padahal saat ini Arjuna sedang merindukan Nadia, telpon tidak aktif dia menjadi gelisah. Di sisi lain Ibunya sedang ingin bertemu dengannya.“Saya tidak tahu, tuan. Lebih baik Anda segera menemui Nyonya Rana,” jawab Yoga.“Kalau begitu aku akan segera menemui Ibuku sekaligus membicarakan tentang Nadia,” balas Arjuna.Pria tampan itu segera berjalan menuju restoran di seberang gedung perusahaannya untuk menemui sang Ibu. Yoga mengekor di belakangnya seperti biasa mengikuti sang bos kemana pergi.Sampai di restoran ternyata Nyonya Rana bersama dengan seorang wanita muda yang lumayan cantik.“Arjuna, kamu sudah sampai. Kemarilah segera duduk. Ibu sedang bersama putri teman ibu, dia sebaya denganmu loh,” ucap Nyonya Rana sumringah.“Senang bertemu denganmu, Arjuna. Namaku Lisa, aku baru saja kembali dari menyelesaikan kuliahku di luar negeri,” sapa wanita cantik yang bersama Nyonya Rana itu.

    Last Updated : 2025-03-02
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 15 Aku tidak akan melepaskanmu

    Arjuna memerintahkan kepada salah satu anak buahnya untuk mencari keberadaan Nadia. Entah kenapa hatinya terus gelisah tak menentu. Arjuna juga meminta mencati tahu, siapa orang yang terakhit bersama Nadia. Mungkin orang itu akan menjadi petunjuk dimana Nadia berada.“Tuan Muda, terakhir Nadia bersama Nyonya Rana,” ucap anak buah yang diperintahkan mencari informasi dimana Nadia berada.“Apa kamu yakin?” tanya Arjuna yang belum percaya. Untuk apa Nadia bersama Ibunya, bukannya kemarin Nadia sudah diusir oleh sang Ibu.“Yakin, tadi saat jam makan siang Nyonya Rana terlihat di kafe mawar bersama Nadia,” jawab informan itu sembari memberikan sebuah foto yang dia dapat dari sopir Nyonya Rana. Biasalah sesama pekerja kadang suka membagikan kegiatan mereka saat bekerja. Misal sedang mengantar atau mengawal bos yang sedang menemui rekan bisnisnya.Arjuna segera merebut foto itu untuk mengecek kebenarannya, “Apa mungkin ini perbuatan Ibu?” ucap Arjuna lalu dia se

    Last Updated : 2025-03-03
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 16 Jangan Coba Menjodohkan aku lagi

    Semenjak kepergian Nadia dan jejaknya juga tidak ketahuan. Arjuna semakin brutal meneguk alkhoholnya dan tidak fokus melakukan apapun. sehingga membuat Nyonya Rana pusing dibuatnya. "Mau sampai kapan kamu seperti ini, Arjuna?" teriak Nyonya Rana kesal. Dia menyibak tirai jendela apartemen Arjuna agar sinar matahari masuk ke dalamnya. Bau alkohol yang menyengat memenuhi kamar itu. Wajah Arjuna yang terlihat lesu membuat Nyonya Rana menghela nafas. "Kamu bukan seperti putraku yang berharga," keluh Nyonya Rana. "Ini semua gara-gara Ibu. Bukankah aku begini gara-gara ibu?' teriak Arjuna. "Kenapa harus menyalahkan ibu. Kamu tidak pantas menangisi wanita yang hanya mempedulikan uangmu," ucap Nyonya Rana. "Aku mencintainya," balas Arjuna. "Tidak ada lelaki yang mencintai wanita yang hanya tidur semalam dengannya, anggap saja kamu habis menyewa pelacur!" tegas Nyonya Rana. Prank! Arjuna melempar botol alkhohol yang habi

    Last Updated : 2025-03-03
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 17 Bagaimana Jika Aku yang menjadi istrimu?

    Arjuna sudah rapi dengan setelah kemeja kerjanya. Hari ini dia menuju ke perusahaan Pak Abraham yang sahamnya sudah dia beli. Di sebuah ruangan terdengar perdebatan antara Pak Abraham dan Karina. "Kenapa kamu begitu tidak berguna!" seru Pak Abraham. "Ayah kenapa harus melimpahkan kesalahan padaku, seharusnya karyawan kita yang disalahkan," ucap Karina. "Kamu yang bertanggung jawab Karina. Karyawan hanya menjalankan tugas," bentak Pak Abraham. Karina mengepalkan tangannya kesal, sepagi ini dia harus mendapatkan Omelan dari sang Ayah. Biasanya dia mengambinghitamkan Nadia lalu Nadia yang akan mengatasi semua masalah yang dibuat oleh Karina. "Kalau sudah begini bagaimana nanti kita membuat laporan pada Tuan Arjuna," keluh Pak Abraham. "Kita tinggal bilang semua ini kesalahan Nadia. Karena semua customer membatalkan pesanan mereka hanya karena bukan Nadia yang membuat desain tas, mereka hanya ingin Nadia soal kesepakatan

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 76 Apa Ibu Akan menikah dengan Paman Arjuna?

    Pak Abraham menghentikan langkahnya dia menatap sosok cantik paripurna walau usianya sudah tak lagi muda. Siapa dia kalau bukan Ibu Sonia. Mantan mertuanya juga selangkah lebih maju menjilat Ibu Sonia agar bermurah hati pada Meraka. "Sonia, kamu semakin cantik saja. Ah, apa kabar Sonia. Kita sudah lama tidak bertemu, ya," ucap Neneknya Nadia. "Aku memang cantik dari dulu. Tapi bukankah Ibu sibuk dengan menantu baru dambaan Ibu yang menurut sama mertua itu. Tidak seperti diriku yang pembangkang. Jadi tidak usah basa basi," balas Ibu Sonia. "Lancang sekali kamu, punya anak lonte saja belagu," balas mantan adik iparnya. Plak! Tamparan keras mendarat di pipi Adiknya Pak Abraham. "Jangan hina anakku," ucap Pak Abraham. "Ka-kak kenapa kamu tega menamparku?" tanya Adiknya. "Kamu lancang, kamu bisa membuat Sonia tidak suka dan marah," jawab Pak Abraham. Ibu Sonia menertawakan Pak Abraham yang sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Entah apa yang se

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 75 Jual saja Adik Ayah, itu juga kalau laku.

    Apk Abraham menggertakkan giginya, dia sangat tersinggung. Walau itu kenyataannya Nadia yang merupakan anaknya tidak boleh berkata seperti itu."Jaga mulutmu, Nadia. Mana mungkin Ayah menipu wanita yang Ayah cintai sendiri," ucap Pak Abraham."Ibumu tidak memiliki apapun saat menikah dengan Ayahmu. Dia hanya pekerja Ayahmu saja," balas Bibinya Nadia."Kalau memang begitu kenyataannya. Kenapa perusahaan bangkrut Ayah tidak mampu mengembalikan seperti semula?" tanya Nadia."Kamu pikir mendirikan perusahaan gampang hah?!" bentak Pak Abraham."Asal ada modal semuanya gampang, lihat gedung ini. Ibu yang membjayaiku. Ayah saja yang bodoh lebih memilih ani-ani yang hanya bisa menghabiskan uang daripada Ibuku yang kaya raya," ucap Nadia dengan angkuh.Menurut Nadia memangnya yang bisa angkuh hanya keluarga Ayahnya saja yang parasit itu. Saat ini Nadia juga bisa bersikap angkuh bahkan lebih menyakitkan saat menghina keluarga Ayahnya. Biarkan saja seperti itu mereka ya

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 74 Ayah, sekarang tahu rasanya dicampakkan?

    Orang yang mengawasi Nadia dan Arjuna masih berada di tempat. Dia heran melihat kebahagiaan dua sejoli itu. Menurutnya seseorang kalau banyak harta harus ingat dengan keluarganya. "Ini tidak bisa dibiarkan. Dia kaya sekarang ditambah menjadi kekasih Arjuna. Aku dengar mereka juga akan menikah. Pasti hidupnya akan semakin berlimang harta," gumam Pak Abraham.Menurutnya seorang anak harus berbakti pada keluarganya. Bukan asyik senang-senang sendiri menikmati harta sendiri atau suaminya. "Aku harus menemui, Nadia bagaimanapun caranya," ucap Pak Abraham.Pria paruh baya itu membuntuti Nadia kemana dia pergi. Hingga tibalah di sebuah gedung tempat Nadia bekerja. Sayangnya saat Pak Abraham ingin masuk ke gedung itu di cegah oleh satpam karena tidak mempunyai identitas masuk ke gedung itu."Bedebah sialan! Apa kalian tahu siapa aku?" bentak Pak Abraham."Kami tidak tahu siapa Anda. Makanya kami tidak memperbolehkan Anda masuk," jawab Satpam."Aku adalah Ayah N

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 73 Nadia, kamu tidak boleh bahagia sendirian

    Nadia menghembuskan nafasnya kasar. Demi bisa mengusir Langit dari hadapannya dia rela menggunakan nama Arjuna sebagai tameng. "Tentu saja karena aku mau memberikan keluarga yang utuh demi anakku," balas Nadia. "Lebih baik kamu segera pergi dan jangan ganggu Nadia lagi sebelum aku kehilangan kesabaran," ucap Arjuna sembari meregangkan jemarinya."Pokoknya sebelum janur melengkung aku akan terus berusaha," balas Langit lalu berdiri dan pergi dari hadapan mereka berdua.Arjuna ingin meninju Langit karena kurang ajar terhadap Nadia. Dia lancang dan seenaknya bersikap. Kesabaran orang ada batasnya apalagi dia berucap di depan Arjuna, seorang lelaki yang akan menjadi suaminya kelak.*Arjuna, jangan bertindak gegabah. Disini banyak mata melihat aku takut akan jadi bahan gosip lagi kalau kamu emosi hanya karena orang tidak penting itu," cegah Nadia."Kamu benar, tapi aku tidak suka dengannya," balas Arjuna."Tahan emosimu, Arjuna. Jangan beri contoh yang tid

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 72 Aku dan Arjuna akan menikah

    Langit ingin segera menyiakan apa yang ditanyakan oleh Arjuna. Masalahnya Nadia akan menghindarinya jika langsung mengakui perasaannya. Tapi kalau kelamaan dipendam Nadia akan lebih dalam mempunyai perasaan dengan Arjuna. Maka dengan nekat Langit mengatakan, "Sebelum janur kuning melengkung, bukankah sebuah hubungan itu belum dikatakan sah. Soal perasan semua orang bisa berubah apalagi belum ada pernikahan yang sah," "Memangnya siapa juga yang mau menjalin hubungan denganmu sampai ke jenjang pernikahan kalau bukan Karina seorang," jawab Nadia. Kalimat itu menusuk hari Langit, Nadia mana mungkin mengatakan itu. Padahal dahulu Nadia sangat mencintai Langit dan menjadikannya tempat bersandar. "Kamu juga dulu ingin menikah denganku, Nadia," ucap Langit. 'Itu dulu, sebelum kamu menjebakku karena sudah berhubungan dengan Karina," balas Nadia. "Sejak saat itu rasa cintaku sudah hilang," lanjut Nadia. Bagaikan tertampar dengan kerasnya. Begitulah rasa sakit y

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 71 Mantan yang menyesal

    Sosok itu adalah Langit, mantan Nadia yang mengkhianati cinta Nadia dengan saudara tirinya. Tanpa di persilahkan Langit langsung duduk diantara mereka berdua mengacaukan kencan yang harusnya hanya ada Nadia dan Arjuna saja.Tanpa rasa malu Langit berkata, "Aku merindukanmu, Nadia," 'Tidak tahu malu sama sekali. Bukankah kamu sudah mempunyai calon istri, Apa kamu juga mau menggoda calon kakak iparmu," balas Arjuna."Memangnya aku tidak boleh merindukan orang yang suatu hari nanti akan jadi keluargaku, walau dia bukan jadi istriku?" tanya Langit."Itu tidak etis, apa kamu mau dibilang ipar adalah maut. Boleh saja asal kamu tidak tahu malu digosipkan seperti itu," jawab Arjuna."Yang ada aku lagi yang akan jadi bahan bully orang-orang," ucap Nadia sinis.Langit merasa sedih mendengar itu. Walaupun memang Langit bisa mengelak dan melindungi diri sendiri jika ada rumor jelek tentangnya. Tapi dia tidak ingin Nadia membencinya. Dia tidak ingin Nadia tidak melihat k

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BaB 70 Lama tidak berjumpa, Nadia.

    Ibu Sonia menghela nafas lagi, bisa-bisanya dua orang pria yang terkenal bengis melawan lawan bisnisnya itu kini berlutut di depannya perihal meminta restu "Bangunlah Arjuna. Soal restu aku akan memberikan untukmu. Asalkan Nadia juga menerimamu sebagai suami dan Ayah Bima," jawab Ibu Sonia. "Apa Nadia, belum cerita kalau sudah menerima penyataan cinta dqariku?" tanya Arjuna. "Aku sudah tahu. Masih dengan permintaanku tempo hari. Kalau Rana belum mau menerima Nadia. Maka aku tidak ingin melepaskan Nadia untuk menjadi Istrimu," balas Ibu Sonia. "Istriku akan menjadi urusanku. Aku yakin dia akan menerima Nadia dan Bima. Karena kenyataan Bima adalah darah daging Arjuna," jawab Pak Anwar. "Kalau begitu aku bisa sedikit tenang. Sekarang kalian jalani saja asmara kalian. Kalau memang tidak ada kendala, menikahlah," tegas Ibu Sonia. Senyum sumringah terlihat di wajah ayah dan anak itu. Lalu Pak Anwar mengatakan, "Terima kasih, Nadia," "Ibu, aku ti

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 69 Aku mohon berikan restumu, Ibu.

    "Panggil aku, Kakek," jawab Pak Anwar dengan bangganya. Dia sangat menyukai anak kecil yang duduk di sampingnya itu. Bagaimana dia tidak suka sudah lama dia menginginkan cucu. Walau telat dan tidak dari pernikahan yang sah Arjuna, Pak Anwar tetap menyukai Bima sebagai cucunya lebih tepatnya mengakui keberadaan anak itu. "Kakek?" tanya Bima. "Ya, dia adalah kakakmu. Ayah dari Ayahmu ini," jawab Arjuna. Bima tersenyum lalu memeluk Pak Anwar bahagia. Dia bahagia mempunyai Ayah dan Kakek. Karena selama lima tahun ini dia hanya mempunyai Ibu dan Nenek saja. "Nanti kalau waktunya sudah pas, kami akan mengenalkanmu dengan Nenekmu juga. Nenek dari pihak Ayahmu." ucap Pak Anwar. "Maksudnya Ibunya Ayah Arjuna?" tanya Bima antusias. "Iya," jawab Pak Anwar sembari merangkul Bima. "Nenek dari pihak Ayah mungkin agak berbeda dengan Nenek Sonia. Dia agak keras dan tidak terlalu menyukai anak kecil. Bima jangan masukkan hari apapun yang. Nenek Rana nanti katakan,

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 68 Pria tua itu siapa Ayah?

    Arjuna mengangguk, dia duduk di samping Bima sembari bekata, "Kamu adalah anakku, jadi semua ini akan menjadi milikmu kelak," Bima tersenyum lalu memeluk Arjuna. Anak kecil itu merasa mempunyai Ayah yang sesungguhnya walaupun memang sebenarnya Arjuna memang Ayah biologisnya. "Terima kasih Ayah. Oh iya aku bukan anak kandung Ayah apa nanti tidak akan terjadi perselisihan jika aku memiliki apa yang Ayah miliki?" tanya Bima. Arjuna menyeringai tipis, bagaimana bisa seorang Anak kecil berpikir seperti itu. Bukankah senang saja saat dia dijanjikan akan memiliki semua harta yang ada. Bima menang anak yang cerdas di usianya. "Kamu adalah anak kandungku," ucap Arjuna sembari mengelus rambut Bima lembut. "Semua orang juga tahu kalau aku bukan anak kandung Ayah. kenapa Ayah berkata seperti itu?" tanya Bima. "Kamu cukup cerdas di usiamu. Ayah tidak akan membahas itu sekarang. Suatu saat nanti kalau kamu sudah dewasa kamu pasti akan mengerti," jawab Arjuna

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status