Beranda / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / Bab 12 Terima Uang Ini dan tinggalkan Putraku

Share

Bab 12 Terima Uang Ini dan tinggalkan Putraku

Penulis: Handira Rezza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-01 23:14:04
Keesokan harinya dimana hari yang telah di tunggu untuk bertemu Nyonya Rana sudah tiba. Tepat pukul dua belas siang di kafe mawar sesuai janji Nadia menemui Nyonya Rana calon ibu mertuanya.

Mata Nadia melihat sekeliling mencari sosok Nyonya Rana yang akan ditemuinya, matanya tertuju pada sebuah meja di paling pojok. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik memkai dress motif bunga sedang duduk dengan anggun sambil menikmati kopi di cangkirnya.

“Selamat siang, Nyonya Rana,” sapa Nadia.

“Duduklah,” jawab Nyonya Rana sembari menyeruput kopi dalam cangkirnya.

Nadia duduk melihat gurat wajah Nyonya Rana sepertinya beliau masih tidak menyukai Nadia.

“Punya nyali juga kamu datang menemuiku,” ucap Nyonya Rana dengan tatapan sinisnya.

“Aku mendapatkan undangan pertemuan yang disampaikan Asisten Yoga jadi aku wajib datang, bukan,” balas Nadia.

Nyonya Rana menatap wajah cantik Nadia lekat-lekat. Dia sudah menerima informasi tentang apa saja menengenai Nadia dari anak buahnya. Informas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 13 Putraku Hanya bermain-main denganmu

    Nyonya Rana menyerahkan cek kepada Nadia. Dia berharap Nadia tidak berhubungan lagi dengan sang putra. "Kenapa diam saja. Bukankah kamu membutuhkan uang?" ucap Nyonya Rana kemudian."Aku memang membutuhkan uang. Tapi apakah Nyonya Rana pikir segalanya bisa dibeli dengan uang," balas Nadia sembari melihat cek yang tertera tulisan lima ratus juta itu."Jangan mencoba trik tarik ulur denganku, Nadia. Padahal kamu bisa pergi memulai hidup baru dengan uang ini," ucap Nyonya Rana.Ucapan Nyonya Rana memang betul, Nadia bisa pergi ke suatu tempat yang tidak ada satu orang pun mengenalnya. Memulai hidup baru dengan tenang tanpa gangguan ibu tiri dan putri kesayangannya. Atau Nadia bisa pulang ke rumah Ibunya yang kini tinggal di desa semenjak perceraiannya dengan sang Ayah."Bukanya aku munafik. Apakah dengan aku menerima uang ini, Arjuna tidak akan mencariku?" tanya Nadia."Kamu pikir siapa dirimu sehingga putraku benar-benar tergila-gila padamu," ledek Nyony

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 14 Cari Nadia sampai ketemu

    Padahal saat ini Arjuna sedang merindukan Nadia, telpon tidak aktif dia menjadi gelisah. Di sisi lain Ibunya sedang ingin bertemu dengannya.“Saya tidak tahu, tuan. Lebih baik Anda segera menemui Nyonya Rana,” jawab Yoga.“Kalau begitu aku akan segera menemui Ibuku sekaligus membicarakan tentang Nadia,” balas Arjuna.Pria tampan itu segera berjalan menuju restoran di seberang gedung perusahaannya untuk menemui sang Ibu. Yoga mengekor di belakangnya seperti biasa mengikuti sang bos kemana pergi.Sampai di restoran ternyata Nyonya Rana bersama dengan seorang wanita muda yang lumayan cantik.“Arjuna, kamu sudah sampai. Kemarilah segera duduk. Ibu sedang bersama putri teman ibu, dia sebaya denganmu loh,” ucap Nyonya Rana sumringah.“Senang bertemu denganmu, Arjuna. Namaku Lisa, aku baru saja kembali dari menyelesaikan kuliahku di luar negeri,” sapa wanita cantik yang bersama Nyonya Rana itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 15 Aku tidak akan melepaskanmu

    Arjuna memerintahkan kepada salah satu anak buahnya untuk mencari keberadaan Nadia. Entah kenapa hatinya terus gelisah tak menentu. Arjuna juga meminta mencati tahu, siapa orang yang terakhit bersama Nadia. Mungkin orang itu akan menjadi petunjuk dimana Nadia berada.“Tuan Muda, terakhir Nadia bersama Nyonya Rana,” ucap anak buah yang diperintahkan mencari informasi dimana Nadia berada.“Apa kamu yakin?” tanya Arjuna yang belum percaya. Untuk apa Nadia bersama Ibunya, bukannya kemarin Nadia sudah diusir oleh sang Ibu.“Yakin, tadi saat jam makan siang Nyonya Rana terlihat di kafe mawar bersama Nadia,” jawab informan itu sembari memberikan sebuah foto yang dia dapat dari sopir Nyonya Rana. Biasalah sesama pekerja kadang suka membagikan kegiatan mereka saat bekerja. Misal sedang mengantar atau mengawal bos yang sedang menemui rekan bisnisnya.Arjuna segera merebut foto itu untuk mengecek kebenarannya, “Apa mungkin ini perbuatan Ibu?” ucap Arjuna lalu dia se

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 16 Jangan Coba Menjodohkan aku lagi

    Semenjak kepergian Nadia dan jejaknya juga tidak ketahuan. Arjuna semakin brutal meneguk alkhoholnya dan tidak fokus melakukan apapun. sehingga membuat Nyonya Rana pusing dibuatnya. "Mau sampai kapan kamu seperti ini, Arjuna?" teriak Nyonya Rana kesal. Dia menyibak tirai jendela apartemen Arjuna agar sinar matahari masuk ke dalamnya. Bau alkohol yang menyengat memenuhi kamar itu. Wajah Arjuna yang terlihat lesu membuat Nyonya Rana menghela nafas. "Kamu bukan seperti putraku yang berharga," keluh Nyonya Rana. "Ini semua gara-gara Ibu. Bukankah aku begini gara-gara ibu?' teriak Arjuna. "Kenapa harus menyalahkan ibu. Kamu tidak pantas menangisi wanita yang hanya mempedulikan uangmu," ucap Nyonya Rana. "Aku mencintainya," balas Arjuna. "Tidak ada lelaki yang mencintai wanita yang hanya tidur semalam dengannya, anggap saja kamu habis menyewa pelacur!" tegas Nyonya Rana. Prank! Arjuna melempar botol alkhohol yang habi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 17 Bagaimana Jika Aku yang menjadi istrimu?

    Arjuna sudah rapi dengan setelah kemeja kerjanya. Hari ini dia menuju ke perusahaan Pak Abraham yang sahamnya sudah dia beli. Di sebuah ruangan terdengar perdebatan antara Pak Abraham dan Karina. "Kenapa kamu begitu tidak berguna!" seru Pak Abraham. "Ayah kenapa harus melimpahkan kesalahan padaku, seharusnya karyawan kita yang disalahkan," ucap Karina. "Kamu yang bertanggung jawab Karina. Karyawan hanya menjalankan tugas," bentak Pak Abraham. Karina mengepalkan tangannya kesal, sepagi ini dia harus mendapatkan Omelan dari sang Ayah. Biasanya dia mengambinghitamkan Nadia lalu Nadia yang akan mengatasi semua masalah yang dibuat oleh Karina. "Kalau sudah begini bagaimana nanti kita membuat laporan pada Tuan Arjuna," keluh Pak Abraham. "Kita tinggal bilang semua ini kesalahan Nadia. Karena semua customer membatalkan pesanan mereka hanya karena bukan Nadia yang membuat desain tas, mereka hanya ingin Nadia soal kesepakatan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 18 Bagaimana Kalau Nadia tidak kembali?

    Arjuna menatap jijik Karina. Bisa-bisanya dia mencuri kesempatan untuk menyodorkan diri menjadi istri Arjuna saat Nadia tidak ada. "Bukankah kamu sudah hamil anak pria lain? Kabar itu sudah menyebar loh ke segala penjuru," ucap Arjuna. "A-ku sudah keguguran, aku tidak jadi hamil," balas Karina sembari menunjukkan wajah sedihnya. "Walau sudah keguguran. Memangnya pantas menggoda calon suami kakaknya?" ucap Arjuna penuh tekanan. Pak Abraham menyikut Karina memberikan kode supaya dia tidak banyak bicara lagi. Memalukan saja tingkahnya sepeti wanita liar tidak punya sopan santun. "Maafkan putriku, Arjuna," ucap Pak Abraham sambil membekap mulut Karina dengan tangannya. "Aku akan menyuruhnya untuk segera pergi dari hadapanmu," lanjut Pak Abraham. "Biarkan saja, Pak. Hari ini aku ingin lihat seberapa besar dia mengetahui perusahaan ini," balas Arjuna dengan senyuman liciknya. Pak Abraham melepas tangan yang membekap mulut Karina. Lalu dia menatap t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 19 Kamu tidak becus kerja

    Arjuna sangat kesal mendengar kata itu. Reflek dia langsung mencengkram kuat kerah leher Karina dengan kuat. "Jaga mulutmu. Aku yakin Nadia baik-baik saja. Aku akan segera menemukannya," bentak Arjuna. "Sa-kit," rintih Karina sembari mencoba melepas cengkraman tangan Arjuna. "Arjuna, tenangkan pikiranmu. Lepaskan dulu Karina, kamu bisa membuatnya sesak nafas," bujuk Pak Abraham. Arjuna melepaskan cengkraman tangannya, dia mengatur nafasnya yang berat karena mendengar ucapan Karina. Ucapan itu menyakiti hati Arjuna, dia yang berharap Nadia kembali dengan keadaan sehat. Karina malah mengharapkan Nadia kembali hanya nama saja. "Lain kali aku tidak akan melepaskan mu," ucap Arjuna lalu pergi dari ruang rapat. "Karina, tolong jaga ucapanmu. Walau Nadia kembali hanya nama saja, memangnya kamu bisa menggantikannya menjadi istri Arjuna. Ayah rasa kamu tidak termasuk kriteria seorang istri idaman Arjuna. Memalukan saja," keluh Pak Abraham yang kesal kare

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 20 Aku Rindu Nadia

    Langit mengernyitkan dahinya, menatap Karina yang ekspresi wajahnya penuh harap padanya. "Kita harus mencari kemana?" tanya Langit. "Jejaknya saja tidak ketahuan dimana," imbuh Langit. "Kita harus menyewa orang yang kompeten dibidang mencari orang hilang," balas Karina. "Tidak perlu membuang banyak uang untuk menemukan Nadia. Kamu harus memikirkan kondisi keuangan keluarga seperti apa," ucap Langit. Wajah Karina menjadi muram kembali padahal dia akan sangat senang kalau Langit mendukungnya untuk menemukan lebih dulu Nadia. Atau Langit rela mengeluarkan uang banyak untuk menyewa orang demi menemukan Nadia. "Langit, sepertinya kita harus menemukan Nadia lebih dulu daripada Arjuna, aku tidak mau dia mendapatkan posisi lebih tinggi dariku di perusahaan," bujuk Karina dengan manja. "Kalau kamu menikah denganku, kamu akan menjadi Nyonya pemilik perusahaan sama dengan Nadia. Memangnya kamu mau melakukan apa jika menemukan Nadia lebih dulu," balas Langi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 79 Aku bukan cucu kandungmu. Kenapa baik padaku?

    Arjuna agak geram mendengar ucapan itu. Pak Anwar juga sangat terkejut dengan pertanyaan istrinya. Bisa-bisanya dia mengatakan hal yang tak patut seperti itu di depan anak kecil. "Rana!" bentak Pak Anwar. "Kakek, aku sudah biasa mendapatkan penghinaan seperti ini," ucap Bima. "Berarti memang kamu anak liar sungguhan yang dipungut Arjuna entah dari mana," balas Nyonya Rana tersenyum. Brak! Pak Anwar menggebrak mejanya lalu berkata, "Ternyata kamu tidak instrospeksi diri di dalam penjara yang pengap itu. Aku akan menambah hukuman untukmu," Wajah Nyonya Rana tampak pucat tapi baginya sebelum mengolok anak yang dibawa Arjuna pulang ke rumahnya adalah sebuah penyesalan. Walau dia harus dihukum oleh suaminya. Dia sangat lega jika sudah melontarkan kalimat menohok untuk Bima. "Aku tidak salah, memangnya anak itu siapa aku harus bersikap baik padanya. Bahkan dia sendiri mengakui bahwa dia sudah biasa disepelekan," ucap Nyonya Rana. "Dia anakku, dan aku tidak akan tinggal diam j

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 78 Anak liar darimana dia?

    Nadia mengangguk pelan, mau tidak mau menang dia harus menikah dengan Arjuna. Semua demi Bima, dia harus mengalah. "Aku serius, asalkan Bima bahagia. Maka akan aku tanggung kepedihan hidup demi anakku," balas Nadia"Kamu juga berhak bahagia sayangku, tidak demi siapapun. Bahagialah demi dirimu sendiri," sahut Bu Sonia.Nadia mengangguk pelan, dia juga ingin bahagia demi dirinya sendiri. Tapi sekarang ada anak yang harus dia bahagiakan."Aku mengerti, Bu. Kelak aku akan bahagia demi diriku sendiri," balas Nadia."Harus, sekarang istirahat dulu saja. Besok kita akan hadapi Rana bersama-sama. Jika dia berani menyakiti Bima," kata Bu Sonia bersemangat sambil mengepalkan tangannya."Ibu benar juga, jika benar wanita jahat itu menyakiti anakku. Aku akan membalasnya," ucap Nadia sambil tersenyum.Di hati Nadia masih tersimpan dendam. Pasalnya Nyonya Rana sangat jahat padanya dimasa lalu, rasa sakit itu tidak akan pernah pudar walau sudah enam tahun lamanya.

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 77 Apa kamu serius akan menikah dengan Arjuna?

    Nadia menoleh ke arah Bima lalu dia memeluk anak semata wayang yang dia cintai. "Menikah dengan Paman Arjuna seperti kemauanmu. Ibu akan menunggu waktu yang tepat," jawab Nadia. "Aku suka Paman Arjuna," ucap Bima. "Asalkan Bima bahagia, ibu juga bahagia," balas Nadia sambil tersenyum. Ibu dan Anak itu berpelukan dengan erat. Ada kepuasan tersendiri di hati Bima saat dia tahu bakal memiliki seorang Ayah yang sah. Melihat anak dan cucunya bahagia membuat hatinya lega. Mungkin kesengsaraan Meraka selama enam tahun ini akan berakhir. "Bima, semoga kehidupanmu setelah ini akan bahagia," ucap Bu Sonia. "Amin," balas Bima bersemangat, dia lalu bergantian memeluk Bu Sonia. Nenek yang sangat Bima sayangi karena semenjak lahir Bu Sonia mengasuhnya bergantian dengan Nadia. Walau ada pengasuh tidak semua di urus pengasuh dua puluh empat jam. "Sudah malam, tidurlah. Besok bukankah kamu mau berkunjung ke rumah Kakek Anwar?" tanya Bu Sonia.

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 76 Apa Ibu Akan menikah dengan Paman Arjuna?

    Pak Abraham menghentikan langkahnya dia menatap sosok cantik paripurna walau usianya sudah tak lagi muda. Siapa dia kalau bukan Ibu Sonia. Mantan mertuanya juga selangkah lebih maju menjilat Ibu Sonia agar bermurah hati pada Meraka. "Sonia, kamu semakin cantik saja. Ah, apa kabar Sonia. Kita sudah lama tidak bertemu, ya," ucap Neneknya Nadia. "Aku memang cantik dari dulu. Tapi bukankah Ibu sibuk dengan menantu baru dambaan Ibu yang menurut sama mertua itu. Tidak seperti diriku yang pembangkang. Jadi tidak usah basa basi," balas Ibu Sonia. "Lancang sekali kamu, punya anak lonte saja belagu," balas mantan adik iparnya. Plak! Tamparan keras mendarat di pipi Adiknya Pak Abraham. "Jangan hina anakku," ucap Pak Abraham. "Ka-kak kenapa kamu tega menamparku?" tanya Adiknya. "Kamu lancang, kamu bisa membuat Sonia tidak suka dan marah," jawab Pak Abraham. Ibu Sonia menertawakan Pak Abraham yang sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Entah apa yang se

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 75 Jual saja Adik Ayah, itu juga kalau laku.

    Apk Abraham menggertakkan giginya, dia sangat tersinggung. Walau itu kenyataannya Nadia yang merupakan anaknya tidak boleh berkata seperti itu."Jaga mulutmu, Nadia. Mana mungkin Ayah menipu wanita yang Ayah cintai sendiri," ucap Pak Abraham."Ibumu tidak memiliki apapun saat menikah dengan Ayahmu. Dia hanya pekerja Ayahmu saja," balas Bibinya Nadia."Kalau memang begitu kenyataannya. Kenapa perusahaan bangkrut Ayah tidak mampu mengembalikan seperti semula?" tanya Nadia."Kamu pikir mendirikan perusahaan gampang hah?!" bentak Pak Abraham."Asal ada modal semuanya gampang, lihat gedung ini. Ibu yang membjayaiku. Ayah saja yang bodoh lebih memilih ani-ani yang hanya bisa menghabiskan uang daripada Ibuku yang kaya raya," ucap Nadia dengan angkuh.Menurut Nadia memangnya yang bisa angkuh hanya keluarga Ayahnya saja yang parasit itu. Saat ini Nadia juga bisa bersikap angkuh bahkan lebih menyakitkan saat menghina keluarga Ayahnya. Biarkan saja seperti itu mereka ya

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 74 Ayah, sekarang tahu rasanya dicampakkan?

    Orang yang mengawasi Nadia dan Arjuna masih berada di tempat. Dia heran melihat kebahagiaan dua sejoli itu. Menurutnya seseorang kalau banyak harta harus ingat dengan keluarganya. "Ini tidak bisa dibiarkan. Dia kaya sekarang ditambah menjadi kekasih Arjuna. Aku dengar mereka juga akan menikah. Pasti hidupnya akan semakin berlimang harta," gumam Pak Abraham.Menurutnya seorang anak harus berbakti pada keluarganya. Bukan asyik senang-senang sendiri menikmati harta sendiri atau suaminya. "Aku harus menemui, Nadia bagaimanapun caranya," ucap Pak Abraham.Pria paruh baya itu membuntuti Nadia kemana dia pergi. Hingga tibalah di sebuah gedung tempat Nadia bekerja. Sayangnya saat Pak Abraham ingin masuk ke gedung itu di cegah oleh satpam karena tidak mempunyai identitas masuk ke gedung itu."Bedebah sialan! Apa kalian tahu siapa aku?" bentak Pak Abraham."Kami tidak tahu siapa Anda. Makanya kami tidak memperbolehkan Anda masuk," jawab Satpam."Aku adalah Ayah N

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 73 Nadia, kamu tidak boleh bahagia sendirian

    Nadia menghembuskan nafasnya kasar. Demi bisa mengusir Langit dari hadapannya dia rela menggunakan nama Arjuna sebagai tameng. "Tentu saja karena aku mau memberikan keluarga yang utuh demi anakku," balas Nadia. "Lebih baik kamu segera pergi dan jangan ganggu Nadia lagi sebelum aku kehilangan kesabaran," ucap Arjuna sembari meregangkan jemarinya."Pokoknya sebelum janur melengkung aku akan terus berusaha," balas Langit lalu berdiri dan pergi dari hadapan mereka berdua.Arjuna ingin meninju Langit karena kurang ajar terhadap Nadia. Dia lancang dan seenaknya bersikap. Kesabaran orang ada batasnya apalagi dia berucap di depan Arjuna, seorang lelaki yang akan menjadi suaminya kelak.*Arjuna, jangan bertindak gegabah. Disini banyak mata melihat aku takut akan jadi bahan gosip lagi kalau kamu emosi hanya karena orang tidak penting itu," cegah Nadia."Kamu benar, tapi aku tidak suka dengannya," balas Arjuna."Tahan emosimu, Arjuna. Jangan beri contoh yang tid

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 72 Aku dan Arjuna akan menikah

    Langit ingin segera menyiakan apa yang ditanyakan oleh Arjuna. Masalahnya Nadia akan menghindarinya jika langsung mengakui perasaannya. Tapi kalau kelamaan dipendam Nadia akan lebih dalam mempunyai perasaan dengan Arjuna. Maka dengan nekat Langit mengatakan, "Sebelum janur kuning melengkung, bukankah sebuah hubungan itu belum dikatakan sah. Soal perasan semua orang bisa berubah apalagi belum ada pernikahan yang sah," "Memangnya siapa juga yang mau menjalin hubungan denganmu sampai ke jenjang pernikahan kalau bukan Karina seorang," jawab Nadia. Kalimat itu menusuk hari Langit, Nadia mana mungkin mengatakan itu. Padahal dahulu Nadia sangat mencintai Langit dan menjadikannya tempat bersandar. "Kamu juga dulu ingin menikah denganku, Nadia," ucap Langit. 'Itu dulu, sebelum kamu menjebakku karena sudah berhubungan dengan Karina," balas Nadia. "Sejak saat itu rasa cintaku sudah hilang," lanjut Nadia. Bagaikan tertampar dengan kerasnya. Begitulah rasa sakit y

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 71 Mantan yang menyesal

    Sosok itu adalah Langit, mantan Nadia yang mengkhianati cinta Nadia dengan saudara tirinya. Tanpa di persilahkan Langit langsung duduk diantara mereka berdua mengacaukan kencan yang harusnya hanya ada Nadia dan Arjuna saja.Tanpa rasa malu Langit berkata, "Aku merindukanmu, Nadia," 'Tidak tahu malu sama sekali. Bukankah kamu sudah mempunyai calon istri, Apa kamu juga mau menggoda calon kakak iparmu," balas Arjuna."Memangnya aku tidak boleh merindukan orang yang suatu hari nanti akan jadi keluargaku, walau dia bukan jadi istriku?" tanya Langit."Itu tidak etis, apa kamu mau dibilang ipar adalah maut. Boleh saja asal kamu tidak tahu malu digosipkan seperti itu," jawab Arjuna."Yang ada aku lagi yang akan jadi bahan bully orang-orang," ucap Nadia sinis.Langit merasa sedih mendengar itu. Walaupun memang Langit bisa mengelak dan melindungi diri sendiri jika ada rumor jelek tentangnya. Tapi dia tidak ingin Nadia membencinya. Dia tidak ingin Nadia tidak melihat k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status