Beranda / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / BAB 2 Kamu Berselingkuh di belakangku

Share

BAB 2 Kamu Berselingkuh di belakangku

Penulis: Handira Rezza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 21:59:54

“Orang tua?”

Nadia memicing ke arah pria itu. Rasa panas yang menguasai tubuhnya serasa semakin membara ketika melihat tubuh tegap pria tampan itu.

Dia menelan ludahnya, lalu berdiri mendekati sang arjuna. “Berarti kamu adalah orang yang dimaksud oleh Ayahku untuk menjalani kencan buta denganku?”

Gejolak yang dia rasakan semakin menggila saat melihat sosok tampan di hadapannya. Nalurinya bergerak sendiri berdiri dan mencoba meraih pria tampan itu.

"A-aku bersedia menghabiskan malam denganmu, Tuan." Entah keberanian dari mana, Nadia berujar demikian sembari melingkarkan tangan ke leher pria yang baru dia temui itu.

"Lepas!" Dengan kasar, pria itu melepas rangkulan tangan Nadia.

Dia selalu tidak suka dengan gadis yang sembarangan menyentuh tubuhnya. Orang tua pria itu memang baru saja membicarakan tentang pernikahan, tapi dia tidak tahu kalau mereka menjebaknya dengan kehadiran seorang wanita di kamarnya.

Terlebih, baru kali ini wanita yang dikirimi orang tuanya terlihat begitu nakal, liar dan... berani.

"Tubuhku panas, kata saudaraku... kamu bisa membantuku mengurangi panas ini." Nadia sekali lagi mencoba sekali lagi memeluk sang pria tampan.

“Dasar sinting!”Pria dengan berambut hitam dan berhidung mancung itu mencoba menghindar. Namun, Nadia yang sudah dikuasai gairah panas dari tubuhnya, tidak mau kalah.

Wanita itu menempel bagai lintah di tubuh sang pria. Bibir dan hidung Nadia bahkan tidak ragu untuk menelusuri leher pria itu, hingga ke dada bidangnya.

Tangan Nadia bahkan bergerilya, menjamah apa pun di tubuh pria itu hingga membuat sang pria kewalahan.

“Apa kamu sering merayu seorang pria dengan bersikap rendahan seperti ini?!” bentak Pria tampan itu mencoba terus menghindar, hingga tanpa sadar tertahan tembok kamar.

Nadia tersenyum tipis melihat wajah pria yang berada di hadapannya. Bagaimana tidak, meski sedari tadi pria itu terus menghindarinya, Nadia jelas-jelas tahu pria itu pun mulai tergoda.

Hal itu terbukti dari deru napas, juga detak jantung pria itu yang bisa didengarnya dari dekat. Serta... sesuatu yang ada di celah kakinya yang mengeras.

Melihat bibirnya yang terlihat menggoda itu Nadia yang terpengaruh obat mencoba menyesap bibir pria itu. Namun sebelum itu, tangan Nadia lebih dulu bertindak.

Dia dengan terburu-buru melepas satu per satu kancing kemeja pria itu. "Aku tahu, kamu juga menginginkannya, bukan?"

“Hentikan!” tegas pria itu sembari meraih tangan Nadia bermaksud untuk menghentikan tangan liar Nadia yang begitu berani.

Nadia tidak menghiraukannya. Dia tetap ingin menghilangkan rasa panas di tubuhnya. Wanita cantik berambut lurus itu sekali lagi mencoba untuk mencecap bibir pria tampan itu juga dengan memberikan sentuhan lembut hingga ke area sensitive milik pria itu.

Dia sudah tidak peduli dianggap murahan, atau apa. Yang dia pedulikan hanya satu... meredakan panas di tubuhnya, yang ajaibnya hanya terasa lebih baik jika dia terus menyentuh pria itu.

Sontak saja pria tampan itu merasakan getaran hebat seperti tersengat arus listrik namun lembut ke seluruh tubuhnya.

"Aku. Bilang. Hentikan." Gairah liar ingin menikmati wanita yang ada dihadapannya itu muncul seketika, membuat dia kesulitan berbicara.

 Namun, sekuat apa pun pria itu bertahan untuk menolak godaan tubuh molek Nadia, juga keliarannya... nyatanya naluri kelelakiannya tetaplah bereaksi.

Mata pria itu kini berkabut, diselimuti gairah yang sama besarnya. Ditambah lagi, Nadia seolah tidak memberi jeda untuk tubuhnya memberontak dengan terus memberikan sentuhan di titik-titik terlemahnya, bahkan sampai membungkamnya dengan ciuman panas.

Sebagai upaya terakhirnya, pria itu kembali mendorong Nadia. Kali ini sangat kuat, hingga membuat Nadia mundur beberapa langkah.

Dia menatap ke arah Nadia dengan dada yang naik-turun, sama seperti wanita di hadapannya. "Peringatan terakhir untukmu... berhenti sekarang, atau kamu akan menyesal selamanya!!"

Jika saja dalam keadaan normal, Nadia mungkin akan terbirit-birit ketakutan dan pergi. Namun, dipengaruhi obat, juga adrenalin yang sudah di puncak... oh, dan tentu saja beban untuk bisa menyelamatkan perusahaan sang ayah, Nadia kini tak akan goyah.

Nadia mengangguk pelan, “Lakukan,” jawabnya kemudian.

Melihat ekpresi Nadia yang menggariahkan, jakun pria itu turun-naik. Gairahnya yang sudah siap untuk diledakkan kini tak lagi bisa ditahan.

“Jangan salahkan aku jika membuatmu kelelahan malam ini,” ucap Pria itu sambil tersenyum lalu menyerang tubuh Nadia.

Tubuh Nadia terhempas di atas ranjang, dengan kungkungan tangan kekar si pria. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini pria itulah yang memegang kendali permainan.

Keesokan harinya, Nadia terbangun dan merasakan sekujur tubuhnya sakit semua. Dia menatap jijik tubuhnya sendiri karena tidak bisa menjaga kehormatan sebelum menikah.

"Aish! Dasar Nadia bodoh!! Sekarang aku adalah wanita kotor!” seru Nadia kesal sembari mengenakan dress semalam. Dia mengepalkan kedua tangannya kesal.

Tanpa diduga, pria yang jadi teman berbagi hasrat Nadia semalam mendengus ketika mendengarnya.

“Apa sekarang kamu baru menyadari kalau kamu adalah wanita kotor? Berani-beraninya seorang yang masih perawan mengajak tidur seorang pria asing!”sahut pria itu yang juga terlihat sudah memakai pakaiannya kembali.

Ya, semalam... pria itu sadar jika wanita yang menjamah tubuhnya lebih dulu bukanlah wanita binal. Terbukti dari bagaimana dia kesusahan menembus rongga terdalam sang wanita.

Semalam, dia sadar, tetapi sudah terlalu telat jika ingin membatalkan niatnya. Jadilah, dia tetap melanjutkan permainan, hingga selesai.

“Aku bersedia melakukannya karena kita akan saling menguntungkan. Kamu mendapatkan tubuhku dan aku mendapatkan uangmu karena semua ini adalah pengaturan Ayahku. Bukankah begitu perjanjiannya?” tanya Nadia.

“Apa maksudmu, pengaturan Ayahmu. Memangnya siapa Ayahmu, aku pikir kamu adalah wanita yang dikirim oleh orang tuaku,” jawab Pria itu.

Saat mereka masih termenung memikirkan apa yang terjadi terhadap mereka. Terdengar seseorang mengetuk pintu sebelum kemudian dibuka paksa dari luar.

Mereka, terlebih Nadia yang belum sempat merapikan dandanannya, seketika kaget ketika beberapa orang berhasil masuk mendobrak pintu.

“Nadia, ternyata kamu berselingkuh dibelakangku!”

Nadia mengenali mereka. Yang berseru pertama kali adalah Langit, kekasihnya. Ditemani Karina, juga orang tuanya... Nadia menatap keheranan.

“Langit, tenang dulu. Ini semua mungkin salah paham." Karina berlagak menengahi. "Nadia mungkin mengira harus melakukan ini agar bisa menolong perusahaan ayah."

Namun, detik itu... semua orang seolah tersadar. Pria yang bersama dengan Nadia saat ini, bukanlah pria yang mereka rencanakan untuk bertemu dengan Nadia.

“Tunggu. Siapa pria yang bersamamu itu, Nadia?”

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 3 Ayah Berniat Menjualku?

    “A-aku juga tidak mengenalinya, aku datang ke hotel ini juga atas dasar permintaan Ayah untuk kencan buta,” jawab Nadia santai. Sebenarnya dia juga tidak tahu siapa pria yang berada di sampingnya kini.“Dia bukan orang yang Ayah pilih untuk kencan buta denganmu!” balas Pak Abraham kesal bukan main, wajahnya menunjukkan kalau sedang marah sekaligus kecewa karena gagal mendapatkan uang.Nadia terkejut mendengar ucapan Ayahnya, lalu dia melihat dengan seksama wajah pria yang kini duduk santai di ranjang.Wajah terkejut juga terlihat dari ekspresi Karina. Dia sedikit kesal, sebab Nadia masih diberi keberuntungan menghabiskan malam dengan pria tampan. Bukan dengan sosok gempal dan tua, seperti yang dia tahu.Namun, alih-alih menyuarakan kekesalannya, Karina lebih memilih fokus pada tujuannya kali ini. Membuat Nadia dan Langit putus.“Nadia, aku tidak menyangka kamu semunafik ini!" decih Karina. "Kamu selalu menunjukkan jika kamu wanita polos di depan umum, ternyata... kamu seliar ini,” uca

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 4 Mulai Sekarang Kita Putus

    Karina mengucek matanya untuk memperjelas apakah benar Arjuna Anwar yang merupakan putra pertama dari pemilik perusahaan besar bergerak di bidang real estate itu?“Banyak yang mengaku sebagai Arjuna Anwar di kota ini, apa mungkin kamu salah satunya?” tanya Karina sembari membuang kartu nama itu.“Jadi lelaki ini mengaku sebagai Arjuna Anwar? Cih pantas saja Nadia sampai tertipu!” cibir Langit.“Kalian bisa berkata seperti itu karena belum pernah bertatap muka dengan seorang Arjuna Anwar, ‘kan?” tanya Arjuna dengan penuh tekanan. Karena memang dia selalu menggunakan perantara asisten untuk bertemu dengan tamu yang menurutnya tidak penting.Langit maupun Karina menggertakan giginya mendengar ucapan itu. Memang benar mereka tidak pernah bertatap muka langsung, tapi tidak seharusnya lelaki di hadapannya bertingkah sombong seperti itu.“Walau begitu aku adalah mitra bisnis dari perusahaan besar milik Arjuna,” jawab Langit.“Aku sampai lupa kalau memiliki hubungan bisnis dengan pemilik peru

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 5 Aku datang untuk menemui, Dia.

    “Kamu kenal pria tampan itu, Karina?” bisik Ibu Lentina yang sangat terpesona dengan paras rupawan Arjuna.“Hmm, dia itu seorang penipu, Bu. Dia yang melakukan hal tak senonoh dengan Nadia lalu masih mengaku sebagai Arjuna Anwar,” jawab Karina sinis.Awalnya Ibu Lentina sangat kagum dengan paras rupawan dan tubuh atletis seorang Arjuna Anwar. Tapi sayang sekali kekaguman itu berubah menjadi tatapan sengit dan ejekan yang dilontarkan oleh Ibu Lentina.“Siapa kamu beraninya datang tanpa pemberitahuan seperti ini ke perusahaanku?” bentak Ibu Lentina.“Calon mertuaku benar, memangnya perusahaan ini bisa dimasuki sembarang orang sepertimu,” imbuh Langit.Arjuna menyeringai tipis, melihat para manusia serakah dan tidak tahu malu di depannya itu. Lirikan matanya sekilas melihat ke arah Nadia yang mencoba untuk tegar namun sebenarnya rapuh itu. Satu lawan empat orang bagaimana Nadia bisa sekuat itu. Lalu tatapannya kembali ke depan dua orang yang meremehkannya barusan.“Datang tanpa pemberita

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

    Mereka semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut karena Arjuna sangaja datang ingin menemui Nadia. “Ini tidak boleh dibiarkan, Nadia tidak boleh mendapatkan pria yang lebih mapan dariku,” gumam Karina dalam hati, dia mengepalkan tangannya kesal merasa cemburu dengan Nadia.“Tuan Arjuna. Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja. Kami biasanya menjamu para tamu di ruang Meeting perusahaan. Kita bisa mengobrol bersama dengan santai, Bukan?” bujuk Karina dengan wajah yang lemah lembut berusaha untuk mengambil hati Arjuna.“Tidak perlu, urusanku bukan dengan kalian, tapi dengan Nadia. Terlebih penting kalau ada Pak Abraham aku mau bicara dengannya juga,” jawab Arjuna.Karina tampak tidak suka dengan jawaban itu, apalagi melihat tangan kekar Arjuna yang merangkul pundak Nadia dengan mesra. Nadia hanya diam di sampingnya dengan senyuman yang merekah, dia seolah sedang menertawakan Karina yang sedang berusaha mendapatkan hati Arjuna.“Ayah masih lama datang ke perusahaan, bagaimana kala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

    “Nadia, kali ini citramu sebagai orang yang menjaga kehormatan akan hilang!"Seorang perempuan muda terlihat menatap sengit ke arah Nadia yang terlihat kelelahan.Nadia Abraham yang baru pulang kerja, dipaksa mendatangi kencan buta yang diatur oleh istri baru sang ayah. Seharusnya yang akan menjalani kencan buta ini adalah saudara tirinya. Namun saudara tirinya tidak dapat dihubungi, jadilah dia yang menggantikan.Dia tahu ini hanya akal-akalan ibu tirinya. Akan tetapi, Nadia tidak punya pilihan selain menurut, sebab keberhasilan kencan ini menentukan nasib perusahaan ayahnya.Sambil menghela nafas kasar Nadia mendumal, “Dasar Ibu tiri licik!"Nadia menunggu dengan lelah. Dia terus melihat jam di tangan, tapi tidak ada tanda-tanda pria itu akan datang. Karena perutnya sudah keronconang, dia segera melahap makanan yang tersaji di meja.Di jarak yang tak terlihat oleh Nadia, seorang perempuan yang selalu memperhatikan gerak gerik Nadia merasa puas.Tak berselang lama usai melahap makana

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

    Mereka semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut karena Arjuna sangaja datang ingin menemui Nadia. “Ini tidak boleh dibiarkan, Nadia tidak boleh mendapatkan pria yang lebih mapan dariku,” gumam Karina dalam hati, dia mengepalkan tangannya kesal merasa cemburu dengan Nadia.“Tuan Arjuna. Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja. Kami biasanya menjamu para tamu di ruang Meeting perusahaan. Kita bisa mengobrol bersama dengan santai, Bukan?” bujuk Karina dengan wajah yang lemah lembut berusaha untuk mengambil hati Arjuna.“Tidak perlu, urusanku bukan dengan kalian, tapi dengan Nadia. Terlebih penting kalau ada Pak Abraham aku mau bicara dengannya juga,” jawab Arjuna.Karina tampak tidak suka dengan jawaban itu, apalagi melihat tangan kekar Arjuna yang merangkul pundak Nadia dengan mesra. Nadia hanya diam di sampingnya dengan senyuman yang merekah, dia seolah sedang menertawakan Karina yang sedang berusaha mendapatkan hati Arjuna.“Ayah masih lama datang ke perusahaan, bagaimana kala

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 5 Aku datang untuk menemui, Dia.

    “Kamu kenal pria tampan itu, Karina?” bisik Ibu Lentina yang sangat terpesona dengan paras rupawan Arjuna.“Hmm, dia itu seorang penipu, Bu. Dia yang melakukan hal tak senonoh dengan Nadia lalu masih mengaku sebagai Arjuna Anwar,” jawab Karina sinis.Awalnya Ibu Lentina sangat kagum dengan paras rupawan dan tubuh atletis seorang Arjuna Anwar. Tapi sayang sekali kekaguman itu berubah menjadi tatapan sengit dan ejekan yang dilontarkan oleh Ibu Lentina.“Siapa kamu beraninya datang tanpa pemberitahuan seperti ini ke perusahaanku?” bentak Ibu Lentina.“Calon mertuaku benar, memangnya perusahaan ini bisa dimasuki sembarang orang sepertimu,” imbuh Langit.Arjuna menyeringai tipis, melihat para manusia serakah dan tidak tahu malu di depannya itu. Lirikan matanya sekilas melihat ke arah Nadia yang mencoba untuk tegar namun sebenarnya rapuh itu. Satu lawan empat orang bagaimana Nadia bisa sekuat itu. Lalu tatapannya kembali ke depan dua orang yang meremehkannya barusan.“Datang tanpa pemberita

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 4 Mulai Sekarang Kita Putus

    Karina mengucek matanya untuk memperjelas apakah benar Arjuna Anwar yang merupakan putra pertama dari pemilik perusahaan besar bergerak di bidang real estate itu?“Banyak yang mengaku sebagai Arjuna Anwar di kota ini, apa mungkin kamu salah satunya?” tanya Karina sembari membuang kartu nama itu.“Jadi lelaki ini mengaku sebagai Arjuna Anwar? Cih pantas saja Nadia sampai tertipu!” cibir Langit.“Kalian bisa berkata seperti itu karena belum pernah bertatap muka dengan seorang Arjuna Anwar, ‘kan?” tanya Arjuna dengan penuh tekanan. Karena memang dia selalu menggunakan perantara asisten untuk bertemu dengan tamu yang menurutnya tidak penting.Langit maupun Karina menggertakan giginya mendengar ucapan itu. Memang benar mereka tidak pernah bertatap muka langsung, tapi tidak seharusnya lelaki di hadapannya bertingkah sombong seperti itu.“Walau begitu aku adalah mitra bisnis dari perusahaan besar milik Arjuna,” jawab Langit.“Aku sampai lupa kalau memiliki hubungan bisnis dengan pemilik peru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 3 Ayah Berniat Menjualku?

    “A-aku juga tidak mengenalinya, aku datang ke hotel ini juga atas dasar permintaan Ayah untuk kencan buta,” jawab Nadia santai. Sebenarnya dia juga tidak tahu siapa pria yang berada di sampingnya kini.“Dia bukan orang yang Ayah pilih untuk kencan buta denganmu!” balas Pak Abraham kesal bukan main, wajahnya menunjukkan kalau sedang marah sekaligus kecewa karena gagal mendapatkan uang.Nadia terkejut mendengar ucapan Ayahnya, lalu dia melihat dengan seksama wajah pria yang kini duduk santai di ranjang.Wajah terkejut juga terlihat dari ekspresi Karina. Dia sedikit kesal, sebab Nadia masih diberi keberuntungan menghabiskan malam dengan pria tampan. Bukan dengan sosok gempal dan tua, seperti yang dia tahu.Namun, alih-alih menyuarakan kekesalannya, Karina lebih memilih fokus pada tujuannya kali ini. Membuat Nadia dan Langit putus.“Nadia, aku tidak menyangka kamu semunafik ini!" decih Karina. "Kamu selalu menunjukkan jika kamu wanita polos di depan umum, ternyata... kamu seliar ini,” uca

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 2 Kamu Berselingkuh di belakangku

    “Orang tua?”Nadia memicing ke arah pria itu. Rasa panas yang menguasai tubuhnya serasa semakin membara ketika melihat tubuh tegap pria tampan itu.Dia menelan ludahnya, lalu berdiri mendekati sang arjuna. “Berarti kamu adalah orang yang dimaksud oleh Ayahku untuk menjalani kencan buta denganku?”Gejolak yang dia rasakan semakin menggila saat melihat sosok tampan di hadapannya. Nalurinya bergerak sendiri berdiri dan mencoba meraih pria tampan itu."A-aku bersedia menghabiskan malam denganmu, Tuan." Entah keberanian dari mana, Nadia berujar demikian sembari melingkarkan tangan ke leher pria yang baru dia temui itu."Lepas!" Dengan kasar, pria itu melepas rangkulan tangan Nadia.Dia selalu tidak suka dengan gadis yang sembarangan menyentuh tubuhnya. Orang tua pria itu memang baru saja membicarakan tentang pernikahan, tapi dia tidak tahu kalau mereka menjebaknya dengan kehadiran seorang wanita di kamarnya.Terlebih, baru kali ini wanita yang dikirimi orang tuanya terlihat begitu nakal, l

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 1 Wanita Cantik di Kamarku

    “Nadia, kali ini citramu sebagai orang yang menjaga kehormatan akan hilang!"Seorang perempuan muda terlihat menatap sengit ke arah Nadia yang terlihat kelelahan.Nadia Abraham yang baru pulang kerja, dipaksa mendatangi kencan buta yang diatur oleh istri baru sang ayah. Seharusnya yang akan menjalani kencan buta ini adalah saudara tirinya. Namun saudara tirinya tidak dapat dihubungi, jadilah dia yang menggantikan.Dia tahu ini hanya akal-akalan ibu tirinya. Akan tetapi, Nadia tidak punya pilihan selain menurut, sebab keberhasilan kencan ini menentukan nasib perusahaan ayahnya.Sambil menghela nafas kasar Nadia mendumal, “Dasar Ibu tiri licik!"Nadia menunggu dengan lelah. Dia terus melihat jam di tangan, tapi tidak ada tanda-tanda pria itu akan datang. Karena perutnya sudah keronconang, dia segera melahap makanan yang tersaji di meja.Di jarak yang tak terlihat oleh Nadia, seorang perempuan yang selalu memperhatikan gerak gerik Nadia merasa puas.Tak berselang lama usai melahap makana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status