Share

Bab 3 - Sekelompok Pengganggu

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-03-23 05:33:01

Di dalam keheningan rumah kayu yang rapuh, Zhu Long duduk bersila, napasnya teratur dalam ritme yang dalam dan stabil.

Matanya terpejam, tetapi pikirannya tetap waspada. Setelah bertahun-tahun hidup sebagai jiwa pengembara, ia tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja, dari mana saja.

'Delapan jalur meridian tubuh ini sudah terbuka…' Zhu Long bergumam dalam hati. 'Sayangnya, semua kultivasi tubuh ini sebelumnya telah hilang karena meridian yang sempat rusak. Aku perlu memulai dari awal lagi dan kembali menjadi lebih kuat.'

Perlahan, ia mulai menerapkan teknik Sutra Dewa Seribu Kehidupan, sebuah metode kultivasi tingkat tinggi yang ia rampas dari ingatan seorang jiwa kultivator kuno semasa menjadi jiwa pengembara.

Wushh…

Energi roh di sekelilingnya mulai berputar, seperti angin yang mengalir lembut namun penuh kekuatan. Partikel energi roh yang melayang di udara terserap ke dalam tubuhnya, mengisi ulang ruang dalam dantiannya.

Dengan dantiannya yang telah pulih, kini kultivasi bisa dilakukan dengan lebih lancar. Namun, hanya berkultivasi biasa tak akan cukup untuk membantunya meningkatkan kekuatan dengan cepat.

'Aku butuh ramuan obat,' pikirnya.

Tapi itu bisa ia pikirkan nanti. Saat ini, prioritasnya adalah memulihkan tenaga sebelum meninggalkan tempat ini.

Namun, di tengah keheningan malam, tiba-tiba matanya terbuka. Sorot matanya tajam seperti pedang, penuh dengan kewaspadaan.

Dari kejauhan, telinganya menangkap suara samar—suara derap beberapa pasang kaki yang menginjak tanah dengan langkah berat. Lebih dari satu orang.

Dan kemudian, ia samar-samar mendengar jeritan lirih seorang gadis.

---

Di bawah cahaya bulan yang redup…

Di jalur utama desa kecil yang bobrok, lima pria berbadan kekar berjalan dengan penuh percaya diri. Wajah mereka dipenuhi senyum licik, dan mata mereka memancarkan niat busuk.

Di antara mereka, salah satu pria menggendong seorang gadis muda di bahunya.

Gadis itu tampak kelelahan, kedua tangannya terikat di belakang punggungnya, dan matanya yang sayu menatap kosong ke depan—seolah harapannya telah pupus.

"Haha, aku tak sabar lagi!" seru pria botak dengan secuil rambut di kepalanya. "Biar aku duluan yang merasakan kenikmatan malam ini! Kalian tunggu giliran di luar."

"Tapi bos, gadis ini kan aku yang menangkapnya, jadi—" pria botak lainnya berusaha protes, tetapi langsung dipotong oleh si pemimpin kelompok.

"Diam!" bentaknya dengan suara kasar. "Mau siapa pun yang menangkapnya, aku yang harus mencobanya lebih dulu. Paham!?"

Pria botak yang lebih kecil langsung mengangguk dengan canggung. "B-baiklah, bos. Tapi… jangan sampai rusak, ya?"

"Tentu saja, haha! Setelah aku selesai, kalian bisa menikmati sisanya!" pria botak itu tertawa puas, lalu melangkah menuju rumah kayu sederhana yang tampak masih layak digunakan.

Tak butuh waktu lama hingga langkahnya sampai di depan pintu. Saat tangannya terulur untuk membuka pintu sesuatu yang tak terduga terjadi!

BANG!

Tiba-tiba, pintu kayu itu terdorong dengan kekuatan luar biasa, terlempar ke depan dengan kecepatan tinggi!

Pria botak itu tak sempat bereaksi sebelim pintu itu menghantam tubuhnya dengan keras, membuatnya terpental beberapa meter ke belakang sebelum jatuh tersungkur dengan papan pintu yang masih menempel di tubuhnya.

Suasana berubah sunyi seketika.

Mata keempat pria lainnya membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Dari dalam rumah kayu, sosok seorang pemuda muncul dari balik bayangan. Tatapan dingin Zhu Long menyapu sekelompok para pria berbadan kekar itu.

"Sepertinya kalian sudah cukup menikmati hidup di dunia ini," suaranya terdengar datar, tetapi ada nada berbahaya yang terpendam di dalamnya. "Tapi sayangnya… aku tak bisa mengampuni tindakan keji kalian."

Angin malam berhembus pelan, menggoyangkan daun-daun kering di sekitar desa yang sunyi.

Cahaya bulan samar menerangi tanah berdebu, memperlihatkan pemandangan empat pria berbadan kekar yang menatap tak percaya ke arah bos mereka—terkapar dengan papan pintu menindih tubuhnya.

Salah satu dari mereka mengernyit, sorot matanya dipenuhi kemarahan.

"Siapa kau, brengsek!? Beraninya kau menyerang bos kami diam-diam!" teriaknya dengan geram.

Seorang pria lain yang lebih tinggi dengan pedang tergantung di pinggangnya mencabut senjatanya, matanya menyipit ke arah Zhu Long.

"Dia pasti bosan hidup." Ia menoleh ke rekannya yang paling besar. "Hebong, habisi dia!"

Hebong, pria dengan tubuh kekar dan kepala botak mengkilap, melangkah maju. Gerakannya berat, tetapi setiap langkah yang diambilnya terdengar seperti gemuruh kecil di tanah. Kedua tangannya mulai meremas jari-jarinya hingga terdengar bunyi krek-krek yang menggema dalam kesunyian malam.

"Hmp! Bocah sialan, kau memang cukup licik bisa menjatuhkan bos kami. Tapi kau membuat kesalahan besar malam ini!" suaranya dalam dan kasar.

Tanpa aba-aba, Hebong menerjang maju, mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah dengan kekuatan penuh. Kilatan pedang yang memantulkan cahaya bulan menandakan betapa tajamnya bilah itu.

"Mati kau, brengsek!" Hebong menyeringai, membayangkan pemuda di hadapannya akan terbelah menjadi dua.

Namun, begitu bilahnya hampir menyentuh kepala Zhu Long, tiba-tiba bilah pedang itu terhenti di tengah jalan dan terlihatlah dua jari Zhu Long menjepit bilah pedang itu di tengah udara.

"A-apa!?"

Mata Hebong membelalak, begitu pula yang lainnya menatap tak percaya.

Dengan napas tersengal, Hebong mencoba menarik pedangnya kembali, mengerahkan seluruh kekuatannya. Namun, pedang itu tak bergerak seinci pun—seolah tersangkut dalam batu yang tak tergoyahkan.

Kepanikan mulai menjalar ke dalam pikirannya.

"Sial! Lepaskan!" Hebong merenggut gagang pedang dengan kedua tangannya, mencoba menariknya dengan sekuat tenaga. Namun, sebelum ia bisa melakukan banyak usaha—sebuah kepalan tangan melesat seperti kilat, menghantam tepat di tengah hidungnya dengan keras.

Darah menyembur keluardari mulut serta hidungnya, dan tubuh kekarnya terpental jauh ke belakang, menabrak tanah dengan keras.

Hebong berguling dua kali sebelum berhenti, pingsan dengan wajah berlumuran darah.

Teman-temannya hanya bisa terpaku di tempat. Mereka ini pernah melihat Hebong menghancurkan orang dengan satu pukulan, tetapi kini, pria raksasa itu tumbang hanya dengan satu serangan sederhana dari pemuda yanng jauh lebih kurus darinya.

"Dasar tak berguna!" geram pria botak lainnya, ekspresinya kesal. "Hanya menghadapi bocah ingusan saja kau tak mampu!"

Tanpa berpikir panjang, ia juga menerjang maju dengan pedang terhunus, berusaha menebas Zhu Long.

Namun, sebelum pedangnya mengenai sasaran, sebuah tamparan cepat menghantam sisi wajahnya.

Tubuh pria itu melayang ke udara sebelum jatuh dengan bunyi gedebuk, tepat di atas tubuh Hebong.

Sisa dua orang lainnya tak bisa lagi menahan ketakutan mereka.

Mereka merasa napas mereka tercekat, seolah tekanan udara di sekeliling mereka semakin berat.

Tatapan dingin Zhu Long yang menusuk bagaikan bilah pedang menembus dada mereka.

Mereka saling berpandangan, keringat dingin mengalir di pelipis. Lalu, tanpa pikir panjang—

"Tolong ampuni kami!"

Keduanya langsung berlutut, membentur kepala mereka di atas tanah berkali-kali.

"Kami berjanji tak akan mengulangi kejahatan ini lagi! Mohon ampuni kami!"

"Kami hanya mengikuti perintah! Kami tidak tahu apa-apa!"

Jeritan mereka menggema di bawah kegelapan malam. Namun, Zhu Long bahkan tidak melirik mereka.

Dengan langkah santai, ia berbalik, membiarkan kedua pria itu tenggelam dalam ketakutan mereka sendiri.

Tatapannya kini tertuju pada gadis muda yang masih terduduk dengan tubuh gemetar. Matanya yang tadi dipenuhi ketakutan kini memancarkan kelegaan seolah harapan baru telah muncul.

Air mata menggenang di pelupuk matanya, tak bertahan lama sebelum jatuh membasahi pipinya. Akhirnya… Akhirnya seseorang datang menyelamatkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 4 - Kembali Ke Kota Hongli

    Mentari pagi merangkak naik, mengusir sisa-sisa kegelapan malam yang masih menyelimuti desa bobrok itu. Cahaya keemasan menyoroti bekas perumahan yang telah lama ditinggalkan, menyapu debu dan puing-puing yang berserakan di tanah.Zhu Long melangkah perlahan, meninggalkan tempat itu tanpa menoleh ke belakang, tak ada alasan untuknya tetap tinggal lebih lama. Namun, baru beberapa langkah, dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.Ketika menoleh, ia mendapati sosok gadis muda yang semalam diselamatkannya, ia tampak berjalan di belakangnya dengan ragu-ragu.Sinar matahari pagi menerpa wajah gadis itu, memperlihatkan kulitnya yang putih bersih dan mata merahnya yang berkilau seperti ruby. Meski pakaiannya sederhana dan tubuhnya tampak sedikit lelah, kecantikannya tetap terpancar. Jika saja ia mendapat perawatan yang layak, pesonanya bisa membuat mata laki-laki tak dapat berpaling.Zhu Long mengira gadis itu telah pergi setelah mengucapkan terima kasih semalam. Namun ternyata, ia m

    Last Updated : 2025-03-23
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 5 - Kabar Kunjungan Klan Qin

    Mengetahui anaknya dalam keadaan baik, Zhu Jiang menghela napas lega. Namun, seiring dengan rasa lega itu, tatapannya segera tertuju pada gadis muda yang berdiri di belakang putranya. Matanya menyipit, seolah berusaha menilai keberadaan gadis itu. "Siapa dia, Nak? Jangan bilang…?" ucap Zhu Jiang dengan nada menggantung, membiarkan putranya sendiri yang mengisi kekosongan itu. Zhu Long hanya terkekeh pelan. Ia tahu betul apa yang ada di dalam pikiran ayahnya. "Jangan salah paham, Ayah." jawabnya santai. "Dia hanyalah seorang gadis yang kutemui secara kebetulan. Ia sempat diculik oleh sekelompok berandal, dan aku menyelamatkannya. Namanya Shan Rong. Sayangnya, ia tidak punya tempat tinggal, jadi aku membawanya kemari." Mata Zhu Jiang menyipit sedikit lebih tajam. Ia menatap putranya penuh selidik sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah, jika itu memang keinginanmu." ujarnya, meskipun masih menyisakan sedikit keraguan dalam nada suaranya. Namun, sesaat kemudian ia melanjut

    Last Updated : 2025-03-24
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 6 - Tujuan Kedatangan

    Aula utama klan Zhu, tempat yang cukup megah, terasa dipenuhi oleh suasana formal. Deretan kursi kayu berukir mengapit sisi kanan dan kiri aula, diduduki oleh para tetua klan Zhu yang duduk dalam keheningan penuh wibawa. Sementara di bagian tengah, Zhu Jiang, kepala klan Zhu, duduk di singgasana utama—sebuah kursi besar dengan ukiran naga yang melambangkan kejayaan klan mereka. Pintu besar aula terbuka, memperlihatkan rombongan klan Qin yang baru saja tiba. Qin Xiao, kepala klan Qin, seorang pria paruh baya dengan jubah biru tua bergaris emas, melangkah masuk dengan penuh keanggunan. Di belakangnya, beberapa tetua klan Qin mengikutinya, bersama seorang gadis muda yang anggun dan menawan, dialah Qin Lan. Zhu Jiang segera berdiri dari singgasananya, menyambut kedatangan mereka dengan senyum ramah. "Selamat datang, kepala klan Qin. Sudah lama kita tidak bertemu. Silakan duduk," ujar Zhu Jiang sambil mengulurkan tangan ke arah kursi yang telah disiapkan untuk tamunya. Qin Xiao ter

    Last Updated : 2025-04-07
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 7 - Pembatalan Pertunangan

    Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kepala klan Qin, suasana aula mendadak berubah drastis. Para tetua klan Zhu yang semula masih menaruh kepercayaan besar pada klan Qin, kini terlihat agak kaku.Beberapa dari mereka mulai berbisik satu sama lain, mencoba memahami situasi yang terjadi. Sementara itu, Zhu Jiang yang awalnya tampak tenang, ekspresinya perlahan berubah."Apakah aku mendengar dengan benar, Tuan Qin?" tanyanya, suaranya terdengar penuh kejutan tak percaya.Namun, Qin Xiao tetap tenang. "Ya, Tuan Zhu. Ini adalah keputusan yang telah kami pikirkan dengan matang, Lan'er sendiri setuju akan hal ini."Kata-kata itu seperti petir yang menyambar aula. Sementara hanya Zhu Long yang tersenyum tipis. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum dingin penuh ejekan, seolah telah menduga akan hal ini. Tatapannya menembus Qin Lan, seakan membaca isi pikirannya. Namun, gadis itu tetap diam. Di dalam hatinya, Qin Lan sendiri merasakan kegelisahan yang sulit ia jelaskan.'Apa yang s

    Last Updated : 2025-04-07
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 1 - Penantian Selama 10000 Tahun

    Jauh di dalam pecahan dimensi yang sunyi, dua sosok jiwa melayang berhadapan, dikelilingi oleh kabut tipis berwarna ungu yang berputar perlahan seperti pusaran takdir yang tak terhindarkan."Sudah terlambat," kata salah satu sosok jiwa tersebut, suaranya bergema, berat dan penuh otoritas. "Kau tak bisa kembali hidup seperti semula. Kau sudah mati, dan tak ada jalan kembali. Menyesal pun tiada guna."Zhu Long, jiwa muda yang kini melayang dengan ekspresi wajah penuh penyesalan memandangi sosok jiwa yang berbicara di hadapannya.Zhu Long mengepalkan tangannya yang transparan, tubuhnya hanya berupa bayangan samar dari keberadaannya yang dulu. "Benar, aku terlalu bodoh! Seharusnya aku tak mempercayai mereka! Klan Niu... para bajingan itu! Mereka menjebakku, membunuhku, hanya demi merebut seorang wanita!" ucapnya, suaranya bergetar oleh amarah dan kekecewaan.Dia bukan siapa-siapa di dunia ini, hanya seorang kultivator pemula di Sekte Linjian, seorang pemuda biasa tanpa keistimewaan. Nam

    Last Updated : 2025-03-23
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 2 - Pemulihan Dantian

    Dalam keheningan yang mencekam, Zhu Long berjalan mengendap-endap, menahan napas setiap kali ranting kering patah di bawah langkahnya.Ia tahu, satu suara kecil saja bisa mengundang perhatian binatang buas yang berkeliaran di sekelilingnya. Setelah kejadian sebelumnya dengan Babi Bertanduk, ia tak ingin mengambil risiko lagi. Dengan tubuh yang masih terluka dan dantiannya rusak, ia tak punya cukup tenaga untuk bertarung.Namun, di tengah kewaspadaannya, cahaya redup berwarna ungu menarik perhatiannya.Zhu Long memperlambat langkahnya dan berjongkok di dekat sumber cahaya itu. Sepasang matanya berbinar ketika melihat herbal Bulan Ungu, tumbuh di antara akar-akar pohon tua."Herbal Bulan Ungu?" gumamnya, tangannya terulur memetiknya. "Tak kusangka aku bisa menemukannya di tempat seperti ini."Ia menggenggam herbal itu dengan hati-hati. Herbal ini tergolong langka, hanya tumbuh di tempat yang dipenuhi energi spiritual. Khasiatnya luar biasa—dapat memulihkan luka dalam dan mempercepat reg

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 7 - Pembatalan Pertunangan

    Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kepala klan Qin, suasana aula mendadak berubah drastis. Para tetua klan Zhu yang semula masih menaruh kepercayaan besar pada klan Qin, kini terlihat agak kaku.Beberapa dari mereka mulai berbisik satu sama lain, mencoba memahami situasi yang terjadi. Sementara itu, Zhu Jiang yang awalnya tampak tenang, ekspresinya perlahan berubah."Apakah aku mendengar dengan benar, Tuan Qin?" tanyanya, suaranya terdengar penuh kejutan tak percaya.Namun, Qin Xiao tetap tenang. "Ya, Tuan Zhu. Ini adalah keputusan yang telah kami pikirkan dengan matang, Lan'er sendiri setuju akan hal ini."Kata-kata itu seperti petir yang menyambar aula. Sementara hanya Zhu Long yang tersenyum tipis. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum dingin penuh ejekan, seolah telah menduga akan hal ini. Tatapannya menembus Qin Lan, seakan membaca isi pikirannya. Namun, gadis itu tetap diam. Di dalam hatinya, Qin Lan sendiri merasakan kegelisahan yang sulit ia jelaskan.'Apa yang s

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 6 - Tujuan Kedatangan

    Aula utama klan Zhu, tempat yang cukup megah, terasa dipenuhi oleh suasana formal. Deretan kursi kayu berukir mengapit sisi kanan dan kiri aula, diduduki oleh para tetua klan Zhu yang duduk dalam keheningan penuh wibawa. Sementara di bagian tengah, Zhu Jiang, kepala klan Zhu, duduk di singgasana utama—sebuah kursi besar dengan ukiran naga yang melambangkan kejayaan klan mereka. Pintu besar aula terbuka, memperlihatkan rombongan klan Qin yang baru saja tiba. Qin Xiao, kepala klan Qin, seorang pria paruh baya dengan jubah biru tua bergaris emas, melangkah masuk dengan penuh keanggunan. Di belakangnya, beberapa tetua klan Qin mengikutinya, bersama seorang gadis muda yang anggun dan menawan, dialah Qin Lan. Zhu Jiang segera berdiri dari singgasananya, menyambut kedatangan mereka dengan senyum ramah. "Selamat datang, kepala klan Qin. Sudah lama kita tidak bertemu. Silakan duduk," ujar Zhu Jiang sambil mengulurkan tangan ke arah kursi yang telah disiapkan untuk tamunya. Qin Xiao ter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 5 - Kabar Kunjungan Klan Qin

    Mengetahui anaknya dalam keadaan baik, Zhu Jiang menghela napas lega. Namun, seiring dengan rasa lega itu, tatapannya segera tertuju pada gadis muda yang berdiri di belakang putranya. Matanya menyipit, seolah berusaha menilai keberadaan gadis itu. "Siapa dia, Nak? Jangan bilang…?" ucap Zhu Jiang dengan nada menggantung, membiarkan putranya sendiri yang mengisi kekosongan itu. Zhu Long hanya terkekeh pelan. Ia tahu betul apa yang ada di dalam pikiran ayahnya. "Jangan salah paham, Ayah." jawabnya santai. "Dia hanyalah seorang gadis yang kutemui secara kebetulan. Ia sempat diculik oleh sekelompok berandal, dan aku menyelamatkannya. Namanya Shan Rong. Sayangnya, ia tidak punya tempat tinggal, jadi aku membawanya kemari." Mata Zhu Jiang menyipit sedikit lebih tajam. Ia menatap putranya penuh selidik sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah, jika itu memang keinginanmu." ujarnya, meskipun masih menyisakan sedikit keraguan dalam nada suaranya. Namun, sesaat kemudian ia melanjut

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 4 - Kembali Ke Kota Hongli

    Mentari pagi merangkak naik, mengusir sisa-sisa kegelapan malam yang masih menyelimuti desa bobrok itu. Cahaya keemasan menyoroti bekas perumahan yang telah lama ditinggalkan, menyapu debu dan puing-puing yang berserakan di tanah.Zhu Long melangkah perlahan, meninggalkan tempat itu tanpa menoleh ke belakang, tak ada alasan untuknya tetap tinggal lebih lama. Namun, baru beberapa langkah, dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.Ketika menoleh, ia mendapati sosok gadis muda yang semalam diselamatkannya, ia tampak berjalan di belakangnya dengan ragu-ragu.Sinar matahari pagi menerpa wajah gadis itu, memperlihatkan kulitnya yang putih bersih dan mata merahnya yang berkilau seperti ruby. Meski pakaiannya sederhana dan tubuhnya tampak sedikit lelah, kecantikannya tetap terpancar. Jika saja ia mendapat perawatan yang layak, pesonanya bisa membuat mata laki-laki tak dapat berpaling.Zhu Long mengira gadis itu telah pergi setelah mengucapkan terima kasih semalam. Namun ternyata, ia m

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 3 - Sekelompok Pengganggu

    Di dalam keheningan rumah kayu yang rapuh, Zhu Long duduk bersila, napasnya teratur dalam ritme yang dalam dan stabil. Matanya terpejam, tetapi pikirannya tetap waspada. Setelah bertahun-tahun hidup sebagai jiwa pengembara, ia tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja, dari mana saja.'Delapan jalur meridian tubuh ini sudah terbuka…' Zhu Long bergumam dalam hati. 'Sayangnya, semua kultivasi tubuh ini sebelumnya telah hilang karena meridian yang sempat rusak. Aku perlu memulai dari awal lagi dan kembali menjadi lebih kuat.'Perlahan, ia mulai menerapkan teknik Sutra Dewa Seribu Kehidupan, sebuah metode kultivasi tingkat tinggi yang ia rampas dari ingatan seorang jiwa kultivator kuno semasa menjadi jiwa pengembara.Wushh…Energi roh di sekelilingnya mulai berputar, seperti angin yang mengalir lembut namun penuh kekuatan. Partikel energi roh yang melayang di udara terserap ke dalam tubuhnya, mengisi ulang ruang dalam dantiannya.Dengan dantiannya yang telah pulih, kini kultivasi bisa dil

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 2 - Pemulihan Dantian

    Dalam keheningan yang mencekam, Zhu Long berjalan mengendap-endap, menahan napas setiap kali ranting kering patah di bawah langkahnya.Ia tahu, satu suara kecil saja bisa mengundang perhatian binatang buas yang berkeliaran di sekelilingnya. Setelah kejadian sebelumnya dengan Babi Bertanduk, ia tak ingin mengambil risiko lagi. Dengan tubuh yang masih terluka dan dantiannya rusak, ia tak punya cukup tenaga untuk bertarung.Namun, di tengah kewaspadaannya, cahaya redup berwarna ungu menarik perhatiannya.Zhu Long memperlambat langkahnya dan berjongkok di dekat sumber cahaya itu. Sepasang matanya berbinar ketika melihat herbal Bulan Ungu, tumbuh di antara akar-akar pohon tua."Herbal Bulan Ungu?" gumamnya, tangannya terulur memetiknya. "Tak kusangka aku bisa menemukannya di tempat seperti ini."Ia menggenggam herbal itu dengan hati-hati. Herbal ini tergolong langka, hanya tumbuh di tempat yang dipenuhi energi spiritual. Khasiatnya luar biasa—dapat memulihkan luka dalam dan mempercepat reg

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 1 - Penantian Selama 10000 Tahun

    Jauh di dalam pecahan dimensi yang sunyi, dua sosok jiwa melayang berhadapan, dikelilingi oleh kabut tipis berwarna ungu yang berputar perlahan seperti pusaran takdir yang tak terhindarkan."Sudah terlambat," kata salah satu sosok jiwa tersebut, suaranya bergema, berat dan penuh otoritas. "Kau tak bisa kembali hidup seperti semula. Kau sudah mati, dan tak ada jalan kembali. Menyesal pun tiada guna."Zhu Long, jiwa muda yang kini melayang dengan ekspresi wajah penuh penyesalan memandangi sosok jiwa yang berbicara di hadapannya.Zhu Long mengepalkan tangannya yang transparan, tubuhnya hanya berupa bayangan samar dari keberadaannya yang dulu. "Benar, aku terlalu bodoh! Seharusnya aku tak mempercayai mereka! Klan Niu... para bajingan itu! Mereka menjebakku, membunuhku, hanya demi merebut seorang wanita!" ucapnya, suaranya bergetar oleh amarah dan kekecewaan.Dia bukan siapa-siapa di dunia ini, hanya seorang kultivator pemula di Sekte Linjian, seorang pemuda biasa tanpa keistimewaan. Nam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status