Share

Bab 7 - Pembatalan Pertunangan

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-07 19:46:06

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kepala klan Qin, suasana aula mendadak berubah drastis. Para tetua klan Zhu yang semula masih menaruh kepercayaan besar pada klan Qin, kini terlihat agak kaku.

Beberapa dari mereka mulai berbisik satu sama lain, mencoba memahami situasi yang terjadi. Sementara itu, Zhu Jiang yang awalnya tampak tenang, ekspresinya perlahan berubah.

"Apakah aku mendengar dengan benar, Tuan Qin?" tanyanya, suaranya terdengar penuh kejutan tak percaya.

Namun, Qin Xiao tetap tenang. "Ya, Tuan Zhu. Ini adalah keputusan yang telah kami pikirkan dengan matang, Lan'er sendiri setuju akan hal ini."

Kata-kata itu seperti petir yang menyambar aula. Sementara hanya Zhu Long yang tersenyum tipis. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum dingin penuh ejekan, seolah telah menduga akan hal ini. Tatapannya menembus Qin Lan, seakan membaca isi pikirannya.

Namun, gadis itu tetap diam. Di dalam hatinya, Qin Lan sendiri merasakan kegelisahan yang sulit ia jelaskan.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Harusnya Zhu Long sudah mati sekarang!' batinnya antara keterkejutan dan kekesalan.

Sementara itu, di balik kursinya, Zhu Jiang menggenggam sandaran dengan erat.

"Tuan Qin," ujarnya dengan suara berat. "Aku ingin mendengar alasan kalian membatalkan pertunangan ini."

Semua orang menahan napas. Benar-benar tak menduga akan kejadian seperti ini. Apalagi semua tetua yang semulanya berharap pertunangan ini akan menjadi awal yang baik antara kedua klan mereka, namun nyatanya itu sebaliknya.

Kedatangan klan Qin dengan tujuan membatalkan pertunangan berarti mereka telah siap kehilangan sekutu dekat mereka, atau mungkin mereka punya alasan yang lebih menguntungkan daripada sekedar hubungan kekeluargaan dengan klan Zhu.

Para tetua yang duduk dengan ekspresi serius beberapa kali menggeleng pelan. Niat mereka menjalin hubungan untuk memperkuat klan Zhu sepertinya tak tercapai.

Beberapa saat kemudian Qin Xiao akhirnya berdiri dari tempat duduknya. Ekspresinya tetap tenang, meski jelas ia tahu bahwa kata-kata yang akan diucapkannya akan mengguncang suasana.

"Keputusan ini memang mendadak, dan kami meminta maaf atas hal itu, Tuan Zhu," ucap Qin Xiao. Suaranya terdengar sopan, tapi dingin tanpa celah.

"Alasannya sederhana. Lan'er tidak lagi jatuh cinta pada Tuan Muda Zhu Long... Sebagai orang tua, aku tak bisa memaksakan kehendakku pada satu-satunya putriku."

Mendengar itu seketika seluruh anggota klan Zhu tertegun. Para tetua saling berpandangan, seolah ingin memastikan bahwa mereka tidak salah dengar.

Bagaimana mungkin pertunangan penting antar dua klan besar dibatalkan hanya karena alasan 'tak lagi jatuh cinta'?

Sebagian besar anggota klan Zhu bahkan menolak untuk mempercayai kata-kata Qin Xiao. Alasan itu terlalu kekanak-kanakan.

Jikapun ada permasalahan di antara kedua belah pihak, bukankah seharusnya ada jalan untuk memperbaikinya? Tapi klan Qin justru memilih keputusan sepihak yang terlalu drastis. Hal ini menimbulkan kecurigaan yang mulai merayap dalam benak semua orang.

"Keputusan semacam ini terlalu gegabah, Tuan Qin," ujar Zhu Jiang dengan nada menekan. Keningnya berkerut dalam, menunjukkan ketidaksenangan yang jelas.

"Mau bagaimana lagi, Tuan Zhu. Bagaimana jika kita mendengar langsung pendapat dari kedua anak kita terlebih dahulu?"

Zhu Jiang mengangguk pelan meengikuti saran itu.

"Baik, mari kita dengar langsung dari Lan'er," ucap Qin Xiao, kemudian melirik putrinya dengan ekspresi halus, seolah memberinya izin untuk berbicara.

Qin Lan pun berdiri perlahan. Tatapan matanya tajam saat ia menatap ke arah Zhu Long, seolah menyimpan banyak hal yang ingin dikatakannya sejak lama.

"Memang alasan yang dikatakan ayahku terdengar kekanak-kanakan," ujarnya. Suaranya terdengar datar, tapi ada tekanan di setiap katanya.

"Namun, sejak awal aku memang tidak pernah tertarik pada pertunangan ini. Dan selain itu..."

Ia menghentikan ucapannya sejenak, membiarkan suasana menjadi tegang sebelum akhirnya melanjutkan dengan nada lebih kuat.

"Aku baru tahu ternyata Zhu Long memiliki kepribadian yang buruk. Ia beberapa kali ketahuan tidur dengan gadis-gadis muda di sekte Linjian!"

"Tindakannya jelas melanggar aturan sekte dan juga merupakan sesuatu yang kubenci!"

Tatapan Qin Lan menusuk tajam ke arah Zhu Long.

Keheningan yang hadir sebelumnya kini pecah menjadi gelombang keterkejutan. Beberapa tetua klan Zhu tampak membelalakkan mata, sementara yang lain mulai berbisik di antara mereka sendiri.

"Tidak mungkin..." salah seorang tetua bergumam pelan.

Sementara itu, Zhu Jiang langsung berdiri, wajahnya merah padam karena rasa malu dan amarah.

"Bagaimana bisa kau menuduh Long'er seperti itu?!" serunya, suaranya bergetar karena kemarahan yang ditahan. "Long'er adalah anak yang baik. Tak mungkin ia melakukan hal seperti itu!"

Tetua ketiga, Zhu Xigong, segera ikut menyela. "Benar! Aku mengenal Tuan Muda Zhu sejak kecil. Dia anak yang disiplin dan penuh tanggung jawab. Tak mungkin dia memiliki kebiasaan seburuk itu!"

Namun sebelum siapa pun bisa menanggapi lebih lanjut, seorang pemuda yang duduk di samping Qin Lan akhirnya berdiri. Ia melangkah maju dengan tenang, sikapnya anggun dan penuh percaya diri. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya.

"Apa yang dikatakan Nona Qin adalah kebenaran, Kepala klan Zhu, para tetua," ucap Niu Feng dengan suara santai namun jelas.

Ia memandang Zhu Jiang dengan sikap hormat yang dibuat-buat, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang terasa meremehkan.

"Zhu Long bahkan pernah ketahuan tidur seranjang dengan seorang pelayan sekte. Tanpa perlu kujelaskan pun, kalian pasti tahu apa yang terjadi."

Kata-kata Niu Feng seperti pisau yang menusuk langsung ke dalam jantung setiap anggota klan Zhu.

Membuat atmosfer ruangan itu seketika terasa beku. Zhu Jiang, yang sedari tadi menahan marah, kini semakin terlihat geram. Ekspresinya mengeras, kedua tangannya mengepal kuat di samping tubuhnya. Seluruh tatapannya kini tertuju pada Zhu Long.

"Long'er..." suaranya lebih rendah, tetapi setiap katanya mengandung tekanan besar.

"Apakah itu benar?" tanyanya, suaranya berat dan penuh tekanan.

Zhu Long tak langsung menjawab. Ia hanya menatap dingin ke arah Qin Lan dan Niu Feng, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Zhu Jiang.

"Ayah, maaf... aku sendiri tidak mengingat pernah melakukan hal seperti itu." Jawaban yang terdengar tenang itu justru semakin menambah berat suasana.

Pasalnya Zhu Long sendiri tak mengiat semua hal tentang ingatan asli tubuh itu. Ia bergumam dalam hati dengan ekspresi masam, 'Ini adalah kelemahan dari siklus rankarnasi, dimana ingatan asli tubuh ini tampak kabur hingga batas tertentu. Namun, akan pulih kembali setelah beberapa waktu.'

Alis Zhu Jiang berkerut dalam, rahangnya mengatup rapat. Ia memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan pikirannya. Namun di dalam hatinya, ia tak bisa menutupi perasaan kecewa.

"Kau mungkin lupa karena pada saat itu kau sebenarnya tengah mabuk setelah minum tanpa henti." Niu Feng menyela dengan nada santai, namun kata-katanya seperti bara api yang dilempar ke dalam tumpukan jerami kering.

"Itu benar," Qin Lan menambahkan dengan suara dingin, "Sekte Linjian melarang murid-muridnya meminum atau membawa alkohol ke dalam sekte. Tapi kau justru melanggar aturan itu tanpa rasa bersalah."

Zhu Long tetap diam. Ia tidak menyangkal, karena ia sendiri tak mengingat apakah tuduhan itu benar adanya atau tidak. Diamnya justru semakin membuktikaan bahwa tuduhan itu mungkin memang benar adanya. Para tetua klan Zhu yang semula ragu, kini mulai menunjukkan ekspresi murka.

"Tidak disangka, Tuan Muda Zhu ternyata memiliki sikap tercela seperti ini!" Tetua keempat berseru, wajahnya menegang karena amarah dan rasa malu.

"Kepala klan, tolong berikan hukuman yang pantas untuknya!"

"Aku setuju," sahut tetua kelima dengan ekspresi penuh kekecewaan. "Ia telah mencoreng nama baik klan Zhu! Tak bisa dibiarkan begitu saja!"

Namun, sebelum emosi para tetua memuncak, Zhu Jiang mengangkat satu tangan. Gerakan itu cukup untuk membuat semua orang terdiam.

Matanya menatap tajam ke arah Zhu Long. Ada campuran kemarahan, kekecewaan, dan keraguan dalam tatapan itu. Namun sebelum Zhu Jiang sempat berbicara, Zhu Long lebih dulu menyela.

"Nona Qin dan Senior Niu sepertinya sudah datang dengan persiapan yang matang, ya?" Nada sindirannya terdengar jelas, meskipun raut wajahnya tetap tenang dan penuh keyakinan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 1 - Penantian Selama 10000 Tahun

    Jauh di dalam pecahan dimensi yang sunyi, dua sosok jiwa melayang berhadapan, dikelilingi oleh kabut tipis berwarna ungu yang berputar perlahan seperti pusaran takdir yang tak terhindarkan."Sudah terlambat," kata salah satu sosok jiwa tersebut, suaranya bergema, berat dan penuh otoritas. "Kau tak bisa kembali hidup seperti semula. Kau sudah mati, dan tak ada jalan kembali. Menyesal pun tiada guna."Zhu Long, jiwa muda yang kini melayang dengan ekspresi wajah penuh penyesalan memandangi sosok jiwa yang berbicara di hadapannya.Zhu Long mengepalkan tangannya yang transparan, tubuhnya hanya berupa bayangan samar dari keberadaannya yang dulu. "Benar, aku terlalu bodoh! Seharusnya aku tak mempercayai mereka! Klan Niu... para bajingan itu! Mereka menjebakku, membunuhku, hanya demi merebut seorang wanita!" ucapnya, suaranya bergetar oleh amarah dan kekecewaan.Dia bukan siapa-siapa di dunia ini, hanya seorang kultivator pemula di Sekte Linjian, seorang pemuda biasa tanpa keistimewaan. Nam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 2 - Pemulihan Dantian

    Dalam keheningan yang mencekam, Zhu Long berjalan mengendap-endap, menahan napas setiap kali ranting kering patah di bawah langkahnya.Ia tahu, satu suara kecil saja bisa mengundang perhatian binatang buas yang berkeliaran di sekelilingnya. Setelah kejadian sebelumnya dengan Babi Bertanduk, ia tak ingin mengambil risiko lagi. Dengan tubuh yang masih terluka dan dantiannya rusak, ia tak punya cukup tenaga untuk bertarung.Namun, di tengah kewaspadaannya, cahaya redup berwarna ungu menarik perhatiannya.Zhu Long memperlambat langkahnya dan berjongkok di dekat sumber cahaya itu. Sepasang matanya berbinar ketika melihat herbal Bulan Ungu, tumbuh di antara akar-akar pohon tua."Herbal Bulan Ungu?" gumamnya, tangannya terulur memetiknya. "Tak kusangka aku bisa menemukannya di tempat seperti ini."Ia menggenggam herbal itu dengan hati-hati. Herbal ini tergolong langka, hanya tumbuh di tempat yang dipenuhi energi spiritual. Khasiatnya luar biasa—dapat memulihkan luka dalam dan mempercepat reg

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 3 - Sekelompok Pengganggu

    Di dalam keheningan rumah kayu yang rapuh, Zhu Long duduk bersila, napasnya teratur dalam ritme yang dalam dan stabil. Matanya terpejam, tetapi pikirannya tetap waspada. Setelah bertahun-tahun hidup sebagai jiwa pengembara, ia tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja, dari mana saja.'Delapan jalur meridian tubuh ini sudah terbuka…' Zhu Long bergumam dalam hati. 'Sayangnya, semua kultivasi tubuh ini sebelumnya telah hilang karena meridian yang sempat rusak. Aku perlu memulai dari awal lagi dan kembali menjadi lebih kuat.'Perlahan, ia mulai menerapkan teknik Sutra Dewa Seribu Kehidupan, sebuah metode kultivasi tingkat tinggi yang ia rampas dari ingatan seorang jiwa kultivator kuno semasa menjadi jiwa pengembara.Wushh…Energi roh di sekelilingnya mulai berputar, seperti angin yang mengalir lembut namun penuh kekuatan. Partikel energi roh yang melayang di udara terserap ke dalam tubuhnya, mengisi ulang ruang dalam dantiannya.Dengan dantiannya yang telah pulih, kini kultivasi bisa dil

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 4 - Kembali Ke Kota Hongli

    Mentari pagi merangkak naik, mengusir sisa-sisa kegelapan malam yang masih menyelimuti desa bobrok itu. Cahaya keemasan menyoroti bekas perumahan yang telah lama ditinggalkan, menyapu debu dan puing-puing yang berserakan di tanah.Zhu Long melangkah perlahan, meninggalkan tempat itu tanpa menoleh ke belakang, tak ada alasan untuknya tetap tinggal lebih lama. Namun, baru beberapa langkah, dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.Ketika menoleh, ia mendapati sosok gadis muda yang semalam diselamatkannya, ia tampak berjalan di belakangnya dengan ragu-ragu.Sinar matahari pagi menerpa wajah gadis itu, memperlihatkan kulitnya yang putih bersih dan mata merahnya yang berkilau seperti ruby. Meski pakaiannya sederhana dan tubuhnya tampak sedikit lelah, kecantikannya tetap terpancar. Jika saja ia mendapat perawatan yang layak, pesonanya bisa membuat mata laki-laki tak dapat berpaling.Zhu Long mengira gadis itu telah pergi setelah mengucapkan terima kasih semalam. Namun ternyata, ia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 5 - Kabar Kunjungan Klan Qin

    Mengetahui anaknya dalam keadaan baik, Zhu Jiang menghela napas lega. Namun, seiring dengan rasa lega itu, tatapannya segera tertuju pada gadis muda yang berdiri di belakang putranya. Matanya menyipit, seolah berusaha menilai keberadaan gadis itu. "Siapa dia, Nak? Jangan bilang…?" ucap Zhu Jiang dengan nada menggantung, membiarkan putranya sendiri yang mengisi kekosongan itu. Zhu Long hanya terkekeh pelan. Ia tahu betul apa yang ada di dalam pikiran ayahnya. "Jangan salah paham, Ayah." jawabnya santai. "Dia hanyalah seorang gadis yang kutemui secara kebetulan. Ia sempat diculik oleh sekelompok berandal, dan aku menyelamatkannya. Namanya Shan Rong. Sayangnya, ia tidak punya tempat tinggal, jadi aku membawanya kemari." Mata Zhu Jiang menyipit sedikit lebih tajam. Ia menatap putranya penuh selidik sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah, jika itu memang keinginanmu." ujarnya, meskipun masih menyisakan sedikit keraguan dalam nada suaranya. Namun, sesaat kemudian ia melanjut

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 6 - Tujuan Kedatangan

    Aula utama klan Zhu, tempat yang cukup megah, terasa dipenuhi oleh suasana formal. Deretan kursi kayu berukir mengapit sisi kanan dan kiri aula, diduduki oleh para tetua klan Zhu yang duduk dalam keheningan penuh wibawa. Sementara di bagian tengah, Zhu Jiang, kepala klan Zhu, duduk di singgasana utama—sebuah kursi besar dengan ukiran naga yang melambangkan kejayaan klan mereka. Pintu besar aula terbuka, memperlihatkan rombongan klan Qin yang baru saja tiba. Qin Xiao, kepala klan Qin, seorang pria paruh baya dengan jubah biru tua bergaris emas, melangkah masuk dengan penuh keanggunan. Di belakangnya, beberapa tetua klan Qin mengikutinya, bersama seorang gadis muda yang anggun dan menawan, dialah Qin Lan. Zhu Jiang segera berdiri dari singgasananya, menyambut kedatangan mereka dengan senyum ramah. "Selamat datang, kepala klan Qin. Sudah lama kita tidak bertemu. Silakan duduk," ujar Zhu Jiang sambil mengulurkan tangan ke arah kursi yang telah disiapkan untuk tamunya. Qin Xiao ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07

Bab terbaru

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 7 - Pembatalan Pertunangan

    Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kepala klan Qin, suasana aula mendadak berubah drastis. Para tetua klan Zhu yang semula masih menaruh kepercayaan besar pada klan Qin, kini terlihat agak kaku.Beberapa dari mereka mulai berbisik satu sama lain, mencoba memahami situasi yang terjadi. Sementara itu, Zhu Jiang yang awalnya tampak tenang, ekspresinya perlahan berubah."Apakah aku mendengar dengan benar, Tuan Qin?" tanyanya, suaranya terdengar penuh kejutan tak percaya.Namun, Qin Xiao tetap tenang. "Ya, Tuan Zhu. Ini adalah keputusan yang telah kami pikirkan dengan matang, Lan'er sendiri setuju akan hal ini."Kata-kata itu seperti petir yang menyambar aula. Sementara hanya Zhu Long yang tersenyum tipis. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum dingin penuh ejekan, seolah telah menduga akan hal ini. Tatapannya menembus Qin Lan, seakan membaca isi pikirannya. Namun, gadis itu tetap diam. Di dalam hatinya, Qin Lan sendiri merasakan kegelisahan yang sulit ia jelaskan.'Apa yang s

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 6 - Tujuan Kedatangan

    Aula utama klan Zhu, tempat yang cukup megah, terasa dipenuhi oleh suasana formal. Deretan kursi kayu berukir mengapit sisi kanan dan kiri aula, diduduki oleh para tetua klan Zhu yang duduk dalam keheningan penuh wibawa. Sementara di bagian tengah, Zhu Jiang, kepala klan Zhu, duduk di singgasana utama—sebuah kursi besar dengan ukiran naga yang melambangkan kejayaan klan mereka. Pintu besar aula terbuka, memperlihatkan rombongan klan Qin yang baru saja tiba. Qin Xiao, kepala klan Qin, seorang pria paruh baya dengan jubah biru tua bergaris emas, melangkah masuk dengan penuh keanggunan. Di belakangnya, beberapa tetua klan Qin mengikutinya, bersama seorang gadis muda yang anggun dan menawan, dialah Qin Lan. Zhu Jiang segera berdiri dari singgasananya, menyambut kedatangan mereka dengan senyum ramah. "Selamat datang, kepala klan Qin. Sudah lama kita tidak bertemu. Silakan duduk," ujar Zhu Jiang sambil mengulurkan tangan ke arah kursi yang telah disiapkan untuk tamunya. Qin Xiao ter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 5 - Kabar Kunjungan Klan Qin

    Mengetahui anaknya dalam keadaan baik, Zhu Jiang menghela napas lega. Namun, seiring dengan rasa lega itu, tatapannya segera tertuju pada gadis muda yang berdiri di belakang putranya. Matanya menyipit, seolah berusaha menilai keberadaan gadis itu. "Siapa dia, Nak? Jangan bilang…?" ucap Zhu Jiang dengan nada menggantung, membiarkan putranya sendiri yang mengisi kekosongan itu. Zhu Long hanya terkekeh pelan. Ia tahu betul apa yang ada di dalam pikiran ayahnya. "Jangan salah paham, Ayah." jawabnya santai. "Dia hanyalah seorang gadis yang kutemui secara kebetulan. Ia sempat diculik oleh sekelompok berandal, dan aku menyelamatkannya. Namanya Shan Rong. Sayangnya, ia tidak punya tempat tinggal, jadi aku membawanya kemari." Mata Zhu Jiang menyipit sedikit lebih tajam. Ia menatap putranya penuh selidik sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah, jika itu memang keinginanmu." ujarnya, meskipun masih menyisakan sedikit keraguan dalam nada suaranya. Namun, sesaat kemudian ia melanjut

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 4 - Kembali Ke Kota Hongli

    Mentari pagi merangkak naik, mengusir sisa-sisa kegelapan malam yang masih menyelimuti desa bobrok itu. Cahaya keemasan menyoroti bekas perumahan yang telah lama ditinggalkan, menyapu debu dan puing-puing yang berserakan di tanah.Zhu Long melangkah perlahan, meninggalkan tempat itu tanpa menoleh ke belakang, tak ada alasan untuknya tetap tinggal lebih lama. Namun, baru beberapa langkah, dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.Ketika menoleh, ia mendapati sosok gadis muda yang semalam diselamatkannya, ia tampak berjalan di belakangnya dengan ragu-ragu.Sinar matahari pagi menerpa wajah gadis itu, memperlihatkan kulitnya yang putih bersih dan mata merahnya yang berkilau seperti ruby. Meski pakaiannya sederhana dan tubuhnya tampak sedikit lelah, kecantikannya tetap terpancar. Jika saja ia mendapat perawatan yang layak, pesonanya bisa membuat mata laki-laki tak dapat berpaling.Zhu Long mengira gadis itu telah pergi setelah mengucapkan terima kasih semalam. Namun ternyata, ia m

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 3 - Sekelompok Pengganggu

    Di dalam keheningan rumah kayu yang rapuh, Zhu Long duduk bersila, napasnya teratur dalam ritme yang dalam dan stabil. Matanya terpejam, tetapi pikirannya tetap waspada. Setelah bertahun-tahun hidup sebagai jiwa pengembara, ia tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja, dari mana saja.'Delapan jalur meridian tubuh ini sudah terbuka…' Zhu Long bergumam dalam hati. 'Sayangnya, semua kultivasi tubuh ini sebelumnya telah hilang karena meridian yang sempat rusak. Aku perlu memulai dari awal lagi dan kembali menjadi lebih kuat.'Perlahan, ia mulai menerapkan teknik Sutra Dewa Seribu Kehidupan, sebuah metode kultivasi tingkat tinggi yang ia rampas dari ingatan seorang jiwa kultivator kuno semasa menjadi jiwa pengembara.Wushh…Energi roh di sekelilingnya mulai berputar, seperti angin yang mengalir lembut namun penuh kekuatan. Partikel energi roh yang melayang di udara terserap ke dalam tubuhnya, mengisi ulang ruang dalam dantiannya.Dengan dantiannya yang telah pulih, kini kultivasi bisa dil

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 2 - Pemulihan Dantian

    Dalam keheningan yang mencekam, Zhu Long berjalan mengendap-endap, menahan napas setiap kali ranting kering patah di bawah langkahnya.Ia tahu, satu suara kecil saja bisa mengundang perhatian binatang buas yang berkeliaran di sekelilingnya. Setelah kejadian sebelumnya dengan Babi Bertanduk, ia tak ingin mengambil risiko lagi. Dengan tubuh yang masih terluka dan dantiannya rusak, ia tak punya cukup tenaga untuk bertarung.Namun, di tengah kewaspadaannya, cahaya redup berwarna ungu menarik perhatiannya.Zhu Long memperlambat langkahnya dan berjongkok di dekat sumber cahaya itu. Sepasang matanya berbinar ketika melihat herbal Bulan Ungu, tumbuh di antara akar-akar pohon tua."Herbal Bulan Ungu?" gumamnya, tangannya terulur memetiknya. "Tak kusangka aku bisa menemukannya di tempat seperti ini."Ia menggenggam herbal itu dengan hati-hati. Herbal ini tergolong langka, hanya tumbuh di tempat yang dipenuhi energi spiritual. Khasiatnya luar biasa—dapat memulihkan luka dalam dan mempercepat reg

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 1 - Penantian Selama 10000 Tahun

    Jauh di dalam pecahan dimensi yang sunyi, dua sosok jiwa melayang berhadapan, dikelilingi oleh kabut tipis berwarna ungu yang berputar perlahan seperti pusaran takdir yang tak terhindarkan."Sudah terlambat," kata salah satu sosok jiwa tersebut, suaranya bergema, berat dan penuh otoritas. "Kau tak bisa kembali hidup seperti semula. Kau sudah mati, dan tak ada jalan kembali. Menyesal pun tiada guna."Zhu Long, jiwa muda yang kini melayang dengan ekspresi wajah penuh penyesalan memandangi sosok jiwa yang berbicara di hadapannya.Zhu Long mengepalkan tangannya yang transparan, tubuhnya hanya berupa bayangan samar dari keberadaannya yang dulu. "Benar, aku terlalu bodoh! Seharusnya aku tak mempercayai mereka! Klan Niu... para bajingan itu! Mereka menjebakku, membunuhku, hanya demi merebut seorang wanita!" ucapnya, suaranya bergetar oleh amarah dan kekecewaan.Dia bukan siapa-siapa di dunia ini, hanya seorang kultivator pemula di Sekte Linjian, seorang pemuda biasa tanpa keistimewaan. Nam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status