"Tuan Zhu, Anda tidak perlu bersikap kasar seperti ini," ujarnya dengan nada tegas. "Bagaimanapun, mereka hanyalah anak muda. Tak sepantasnya orang tua terus campur tangan dalam masalah mereka."
Mata Zhu Jiang tetap tajam, ekspresinya penuh ketidakpuasan. Namun setelah beberapa saat, ia menghela napas panjang dan menurunkan tekanan auranya, ia kembali duduk meski jelas terlihat bahwa ia masih merasa tidak terima. Zhu Long memperhatikan dua kepala klan itu dengan ekspresi tertarik. 'Oh? Dua orang tua ini sepertinya memiliki basis kultivasi yang cukup kuat... Mereka sepertinya memiliki rivalitas yang tinggi,' pikirnya. Namun, ia tidak membiarkan pikirannya melayang terlalu jauh. Dengan ekspresi dingin, ia kembali fokus pada Qin Lan. "Baiklah," katanya dengan nada tenang. "Dan jika aku menang, kau akan melakukan hal yang sama seperti yang kau katakan tadi." Beberapa orang terkejut mendengar persyaratan itu. Namun, Qin Lan hanya menatapnya dengan sinis tanpa ragu sedikit pun. Tatapannya seolah berkata bahwa ia tidak takut sedikit pun dengan taruhan ini. 'Hmph! Bajingan ini... Beraninya dia bersikap sombong dan menantangku?' Qin Lan mengepalkan tinjunya, ekspresinya dipenuhi kesombongan. 'Dengan kultivasi yang menurun drastis, dia hanya bisa bermimpi untuk menang. Lihat saja nanti bagaimana dia mempermalukan dirinya sendiri!' Dari samping, Niu Feng tersenyum puas. Sebelumnya ia merasa terkejut setelah melihat Zhu Long kembali hidup-hidup dari hutan Zuku, padahal Niu Feng mengingat dengan jelas bahwa ia mendorongnya hingga jatuh ke jurang yang dalam. Namun, Niu Feng merasa cukup puas dengan keberanian Zhu Long, bagaimanapun taruhan kali ini akan menjadi ajang untuk benar-benar menghancurkan dirinya. Hingga akhirnya pertemuan kedua klan tersebut berakhir meninggalkan ketegangan antara kedua belah pihak. Dengan batalnya pertunangan antar kedua klan, seolah mengatakan bahwa api persaingan yang dulu pernah padam kini telah dikobarkan kembali. --- Di kediamannya, Zhu Long berdiri tegap di hadapan Zhu Jiang, ayahnya yang kini tengah mengerutkan kening dalam-dalam. Raut wajah Zhu Jiang penuh dengan kecurigaan dan ketidakpuasan. "Apa benar kultivasimu mengalami penurunan?" Suara Zhu Jiang terdengar dalam dan berat. "Jika iya, bagaimana bisa? Apa yang menyebabkan hal seperti itu terjadi pada putraku?" Zhu Long tidak langsung menjawab. Ia menarik napas perlahan, mencoba menyusun kata-kata yang akan memberikan ayahnya penjelasan yang cukup masuk akal. Jika ia ceroboh, kebohongannya akan terbongkar. Setelah beberapa saat hening, ia akhirnya membuka mulut, "Aku mengalami kecelakaan saat berada di Hutan Zuku. Aku bertarung melawan binatang buas dari ranah Pemadatan Inti tahap awal, dan dalam pertarungan itu dantianku mengalami kerusakan parah. Basis kultivasiku menurun drastis karenanya. Beruntung seorang senior datang tepat waktu dan membantuku keluar dari situasi tersebut." Ekspresi penuh penyesalan tergambar di wajahnya, meskipun kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya hanyalah kebohongan semata. Ia tahu bahwa kisah yang ia ceritakan harus cukup meyakinkan untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut. Zhu Jiang menatap putranya lekat-lekat. Wajahnya jelas menunjukkan ketidaksenangan setelah mengetahui bahwa anaknya berada dalam bahaya yang hampir merenggut segalanya. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya kembali menatap Zhu Long. "Setidaknya kau masih bisa pulang dengan selamat," ujarnya dengan suara yang lebih tenang, meskipun tetap mengandung nada khawatir. "Untuk menyembuhkan dantianmu yang rusak, aku akan mencari cara." Namun, sebelum percakapan itu berakhir, Zhu Jiang kembali berbicara, kali ini dengan nada yang lebih tajam. "Dan jangan bilang semua tuduhan yang Qin Lan katakan itu memang benar?" Zhu Long terdiam sejenak. Ia tidak mengira bahwa ayahnya akan mengungkit masalah ini. Jantungnya berdetak lebih cepat, namun ia tidak bisa menunjukkan keraguan. Jika ia terlihat goyah, Zhu Jiang akan segera mengetahui bahwa ada sesuatu yang ia sembunyikan. Ia berdeham pelan, berusaha menenangkan dirinya. "Tentu saja tidak. Qin Lan hanya mengatakan omong kosong. Dia bahkan menuduhku melakukan hal yang tidak-tidak hanya untuk mencari alasan untuk pembatalan pertunangan." Zhu Jiang menatap putranya beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk. Ia lalu menepuk pundak Zhu Long dengan lembut. "Benar, tak mungkin anakku yang berbakti melakukan hal seperti itu. Aku mengenalmu lebih dari siapa pun." "Baiklah, kau istirahatlah dulu. Aku akan mengirim tabib untuk memeriksa dantianmu." Namun, mendengar keputusan ayahnya, Zhu Long langsung bereaksi. Tiba-tiba kepanikan mulai menjalar di dalam dirinya, tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan perubahan ekspresinya. "T-tunggu, Ayah!" serunya cepat. "Untuk masalah dantianku yang rusak, ayah tak perlu khawatir. Seorang senior di Sekte Linjian telah berjanji membantuku mencari ramuan penyembuhan yang dapat memulihkan dantianku, jadi ayah tak perlu repot." Zhu Jiang mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu dalam cara bicara putranya yang membuatnya merasa ada yang tidak beres. Namun, setelah beberapa detik mempertimbangkan, ia akhirnya mengabaikan kecurigaannya dan mengangguk dengan tenang. "Baiklah, setidaknya jika kau butuh sesuatu, katakan saja pada ayah." Senyum tipis muncul di wajah Zhu Long. 'Benar, itulah yang ingin kudengar.' Ia berpura-pura tampak sedikit ragu sebelum akhirnya berbicara lagi dengan nada memohon, "Sejujurnya, aku membutuhkan sejumlah uang untuk membeli beberapa bahan herbal. Senior yang ingin membantuku itu bilang bahwa ia memiliki kenalan seorang alkemis hebat. Namun, harga herbal untuk ramuan penyembuh dantian itu sangat mahal dan langka. Jadi, ayah... tolong." Zhu Jiang menatap putranya dengan tatapan penuh pertimbangan. Ia tahu bahwa pemulihan dantian bukanlah perkara mudah. Jika memang ada kesempatan, ia tidak ingin menyia-nyiakannya. Tanpa banyak bicara, ia merogoh lengan bajunya dan mengeluarkan sebuah cincin giok, lalu menyerahkannya kepada Zhu Long. "Ambil ini," katanya. "Di dalamnya terdapat lima puluh ribu keping emas. Gunakan dengan bijak." Zhu Long menerima cincin giok itu dengan hati yang penuh kepuasan. Ia menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat, menyembunyikan kilatan kegembiraan dalam matanya. Setelah Zhu Jiang pergi meninggalkan kediamannya, senyum kecut terukir di wajah Zhu Long. 'Ini lebih mudah dari yang kupikirkan,' batinnya. Dengan uang ini, langkah berikutnya dalam rencananya akan jauh lebih mudah untuk dijalankan.Keesokan harinya, matahari pagi menyapu kota Hongli dengan sinar hangatnya. Jalanan utama, seperti biasa, telah dipenuhi oleh hiruk-pikuk kehidupan kota. Pedagang mulai membuka lapak mereka, anak-anak bermain-main dengan pedang kayu, dan para penjaga kota berpatroli dengan raut wajah serius. Hiruk-pikuk ini bagaikan denyut nadi kota Hongli—tempat yang tak pernah benar-benar tidur. Di tengah keramaian itu, Zhu Long yang mengenakan jubah abu-abu melangkah tenang. Tatapannya tajam namun tidak mencolok, membaur di antara para penduduk kota. Setelah malam yang panjang untuk beristirahat dan memulihkan diri, Zhu Long kini kembali melangkah dengan satu tujuan yang tertanam jelas dalam benaknya, yaitu: menjadi kuat. Meskipun dantiannya telah pulih dari kerusakan, kekuatan kultivasinya saat ini masih jauh dari kata cukup. Bahkan menghadapi binatang buas kelas rendah pun belum tentu ia bisa menang. Oleh karena itu ia perlu mencari solusi untuk meningkatkaan kekuatannya secepat mungkin, ka
Namun Zhu Long tidak tinggal diam. Tatapannya tetap terfokus pada tungku di hadapannya, sorot matanya tenang namun menyiratkan keteguhan yang tak tergoyahkan. Ia tahu benar, benda di hadapannya ini bukan sekadar tungku biasa. Ditempa dari bijih Hanxing yang sangat langka, bahkan di kota besar sekalipun, benda seperti ini sulit ditemukan. Apalagi di kota kecil seperti Hongli—tempat ini tak lebih dari pasar penghubung antar wilayah, dan bukan pusat perdagangan besar."Aku tidak akan membiarkan barang berharga ini direbut begitu saja," ucap Zhu Long mantap. Suaranya tenang, namun juga dalam seperti dasar jurang yang tak terukur. "Tungku ini… sudah menjadi milikku, kau takk bisa merebutnya begitu saja."Tanpa berkata lebih lanjut, Zhu Long mengangkat satu tangan. Sebuah kilatan cahaya muncul dari cincin di jarinya, dan sekejap kemudian—gedebuk! Sebuah kantong besar berisi koin emas jatuh menghantam meja kayu di depannya. Gemerincing nyaring mengisi ruangan, dan dari dalam kantong itu, em
Di aula utama Paviliun Qian Hua, dua sosok berdiri saling berhadapan dengan jarak sepuluh meter. Atmosfer di dalam ruangan itu terasa menegang. Di antara mereka, dua meja kayu hitam telah disiapkan, masing-masing lengkap dengan tungku pemurnian adasar alkimia, dan tumpukan herbal langka yang masih segar dengan aroma tajam menusuk hidung. Zhu Long berdiri tenang di sisi kiri ruangan, jubah hitamnya berkibar pelan tertiup angin dari jendela terbuka. Sorot matanya jernih namun dalam, seperti danau yang menyembunyikan pusaran di bawah permukaannya. Di sisi lain, Bai Fu menatap Zhu Long dengan mata menyipit. Ia berdiri penuh percaya diri, tangan bersedekap di depan dada, dan senyum tipis menghiasi wajah tuanya yang penuh kerutan. Di sekeliling ruangan, para staf Paviliun Qian Hua dan puluhan pengunjung berkumpul, menyaksikan pertarungan tak biasa ini. Beberapa dari mereka bahkan adalah alkemis muda, murid-murid yang sedang belajar di bawah bimbingan Bai Fu. "Siapa pemuda itu?" bis
Dengan wajah tenang, Zhu Long melangkah maju. Ia mulai memilih beberapa bahan herbal dari tumpukan yang disediakan Paviliun Qian Hua. Tanpa ragu, ia memasukkan sejumlah herbal ke dalam tungku pemurnian sekaligus, menciptakan suara mendesis pelan saat bahan-bahan itu bersentuhan dengan logam panas."Apa!? Apa yang dia lakukan!?" seru seorang pemuda dengan suara penuh kejutan. "Kenapa dia memasukkan semua bahan herbal secara bersamaan!? Dia bahkan belum menyalakan api! Apa dia pikir memurnikan ramuan obat seperti merebus sup ayam!?""Sudah kuduga!" timpal yang lain. "Dia hanya bocah sok tahu. Tidak ada alkemis waras yang akan memulai proses pemurnian dengan cara seperti itu. Dia pikir siapa dirinya!?"Komentar penuh cemoohan meluncur dari berbagai penjuru ruangan, seolah Zhu Long sedang mempertontonkan lelucon, bukan kemampuan alkimianya. Namun pemuda itu tetap tenang. Tangannya bergerak cekatan dan presisi, tak sedikit pun terguncang oleh hinaan yang mengalir deras.Dalam hati, Zhu Lon
Baru beberapa menit berlalu sejak Zhu Long mulai memurnikan ramuan obatnya, namun keanehan mulai terasa di udara. Aroma samar mulai merayap keluar dari tungku di hadapannya—tak tercium seperti aroma menyengat atau bau hangus seperti yang banyak orang perkirakan dari pemuda 'amatiran' itu, melainkan aroma harum herbal yang begitu murni dan menyegarkan, seperti hembusan angin dari taman penuh bunga di musim semi. "B-bau ini? Tidak mungkin…!" seru seorang staf Paviliun Qian Hua dengan nada nyaris bergetar. Mata pria paruh baya itu membelalak saat ia mencium aroma yang menguar di udara sekitarnya. Selama bertahun-tahun bekerja di paviliun Qian Hua ini, ia telah melihat ratusan, bahkan ribuan ramuan obat berkualitas. Ia mengenali puluhan tanaman herbal hanya dari aroma yang keluar, dan lebih dari itu, ia dapat membedakan mana ramuan berkualitas tinggi hanya dari satu tarikan napas. Namun kali ini, aroma yang menyeruak dari tungku Zhu Long mengguncang seluruh pemahaman pria paruh baya
Bai Fu merupakan seorang alkemis senior dengan puluhan tahun pengalaman, ia bahkan dikennal dengan julukan "Master Obat Surgawi" di seluruh kota Hongli. Dengan penguasaan api hijau yang ia miliki, Bai Fu merasa berada di puncak kemampuan alkimia. Api hijau adalah bukti bahwa ia telah mencapai tingkat keahlian yang tak terbayangkan oleh kebanyakan alkemis di kota ini. Setiap ramuan yang ia buat, setiap pil yang ia perbaiki, selalu menghasilkan hasil yang sempurna. Oleh karena itu, ketika pemuda bernama Zhu Long menantang kemampuannya, Bai Fu menganggap itu sebagai sebuah permainan anak-anak, sesuatu yang hanya akan menghibur kebosanan hidupnya. 'Hmph, bahkan ramuan obat sederhana buatanku tak akan mampu kau saingi, nak. Kau masih terlalu muda untuk menantang orang tua sepertiku,' pikir Bai Fu sambil tersenyum sinis. Meskipun angkuh, ia masih menghargai Zhu Long, terutama karena keberanian pemuda itu menantang seorang alkemis senior sepertinya. Namun, keyakinannya bahwa Zhu Long
"Ini… ini benar-benar ramuan Sheng Jing tingkat tinggi?" seru seorang pria paruh baya dari kerumunan dengan suara bergetar. Suaranya menggema, seolah menampar seluruh kesunyian yang sempat menyelimuti ruangan itu. Tatapan orang-orang langsung tertuju pada tungku milik Zhu Long. Di dalamnya, sebutir pil emas mengambang dengan mantap, mengeluarkan kilau lembut dan aura kehangatan yang tak biasa. Aroma herbal pekat menyebar, bukan hanya menusuk indra penciuman, tapi seakan langsung menembus dada dan menggetarkan jiwa. "Ti-tidak mungkin…!" seorang pria lain dengan pakaian khas staf Paviliun Qian Hua terhuyung ke depan, suaranya setengah tercekik. "Selama bertahun-tahun aku mengabdi di paviliun ini… aku belum pernah melihat ramuan Sheng Jing sehalus dan sepadat ini! Bahkan aromanya saja mampu membuat seluruh energi dalam dantianku bergetar!" Sorak kagum perlahan berubah menjadi hiruk-pikuk. Beberapa murid alkemis maju lebih dekat, tak kuasa menahan rasa penasaran mereka. Ada yang meng
"Ba-Bagaimana bisa?! Bagaimana bisa kau memurnikan ramuan obat tingkat tinggi dengan kemampuan rendahan seperti itu!?" seru Bai Fu, suaranya melengking, nyaris seperti teriakan orang yang baru saja kehilangan akal sehatnya.Wajahnya memucat dan sorot matanya tak bisa lepas dari tungku di hadapannya. Meski pil emas masih mengambang di dalam tungku, sisa suhu panas dan aura spiritual yang pekat masih terasa menggantung di udara. Bau herbal suci itu belum memudar, bahkan semakin menebal seperti kabut yang menyelimuti seisi paviliun.Zhu Long, yang beristirahat santai menenangkan diri setelah proses pemurnian intens itu. Dengan tenang ia bangkit, membersihkan debu ringan di jubahnya. Tatapan matanya santai, hampir terkesan malas, namun ada kilatan percaya diri yang membuat siapapun tak bisa memandangnya denganremeh."Kenapa kau bertanya seperti itu, pak tua?" ujarnya sambil mengangkat sebelah alis. "Bukankah kau dikenal sebagai Master Obat Surgawi di paviliun Qian Hua ini?"Nada suaranya
Namun Zhu Long tak bergeming. Tatapannya tetap tenang, nyaris malas menanggapi. Ia hanya memiringkan kepala sedikit, seperti sedang menatap seekor anjing yang menggonggong terlalu nyaring.Qin Lan melangkah maju, sikapnya angkuh seperti biasa. Dengan tangan menyilang di dada dan dagu terangkat tinggi, ia menatap Zhu Long penuh penilaian."Zhu Long, kau benar-benar tidak tahu apa-apa. Sebaiknya kau tidak ikut campur," katanya dingin. "Aku hanya memintanya menyerahkan inti binatang itu dengan cara baik-baik. Tapi dia keras kepala."Ia melirik Shan Rong sejenak dengan pandangan merendahkan. "Inti binatang buas itu penting untuk kultivasiku. Lagipula tak ada gunanya gadis biasa sepertinya memiliki inti binatang buas itu?"Mata Zhu Long menyipit. Mendengar ucapan itu, ia mendengus pelan—dingin dan tajam. Dalam sekejap, ia meraih tangan Shan Rong, menariknya ke belakang punggungnya seolah hendak melindungi gadis itu dari serangan langsung."Tetap saja itu adalah perampokan?" ucapnya datar d
Di bawah tatapan tajam Zhu Long, tubuh Meng Yu membeku. Meski pria itu kabarnya telah menurun dalam kultivasi, namun kali ini aura dari Zhu Long tampak berbeda—dingin, berat, dan penuh tekanan seperti binatang buas yang tengah mengincar mangsanya. Setiap napas yang ia ambil terasa seperti menelan bara api. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya Meng Yu. "Ka-kau…" gumam Meng Yu, nyaris tak terdengar. Ia mundur satu langkah, sebelum akhirnya tertunduk tak berani menatap Zhu Long secara langsung. Zhu Long mengalihkan pandangannya, kali ini menatap gadis bermata semerah ruby yang berdiri di belakangnya. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada lembut, berbeda dari nada dingin sebelumnya, seolah matahari musim semi tiba-tiba muncul setelah badai salju. Shan Rong sempat terpaku diam. Ia menggeleng pelan. Meski tubuh mungilnya masih bergetar karena menerima tekanan dari Meng Yu, matanya yang semerah ruby memancarkan keteguhan yang mengejutkan. "Aku tak apa-apa," jawabnya m
Setelah keluar dari Paviliun Qian Hua, Zhu Long tidak segera kembali ke kediaman klan Zhu seperti yang seharusnya. Sebaliknya, ia memilih menelusuri jalan utama kota Hongli yang ramai, dengan langkah santai namun penuh pertimbangan. Keramaian para pedagang, suara para pejalan yang bersahutan, serta aroma rempah dan makanan-makanan di sepanjang jalan seakan menjadi irama yang menemani pikirannya yang terus bekerja."Ramuan Lian Hun tingkat menengah sudah cukup untuk menguatkan fondasi kultivasiku sebelum menerobos ke ranah Pemurnian Roh tahap awal," gumamnya dalam hati sambil berjalan santai di antara kerumunan. "Sekarang aku hanya membutuhkan inti binatang buas berkualitas tinggi... sesuatu yang bisa menguatkan fisik dan akra rohku."Tak lama langkahnya terhenti di depan sebuah toko dengan papan kayu tua yang menggantung miring bertuliskan 'Menjual Inti Binatang Buas!'. Di etalasenya, tampak beberapa inti binatang dengan berbagai ukuran dan warna diletakkan dalam kaca pelindung. Ene
Ruang penyimpanan ramuan paviliun Qian Hua. Suasana dalam ruangan itu yang biasanya tenang dan teratur kini berubah menjadi medan perampokan tanpa kekerasan. Rak-rak kayu yang tersusun rapi mulai terlihat kosong di beberapa tempat, sementara botol-botol giok dan kendi-kendi kecil yang terbuat dari tanah liat berpindah tempat ke dalam pelukan seorang pemuda berwajah dingin—Zhu Long.Ia berjalan mondar-mandir di antara rak, sesekali menunduk untuk membaca label pada ramuan, lalu tanpa ragu mencomot botol yang menurutnya terlihat menarik. Di tangannya kini tertumpuk lebih dari selusin botol ramuan berkilau, masing-masing mengandung pil dan cairan yang memancarkan cahaya lembut dari warna-warna yang eksotis—biru safir, merah delima, hijau zamrud dan lain-lain.Bai Fu, yang berdiri tak jauh dari pintu, hanya bisa menghela napas panjang. Wajahnya yang biasanya penuh wibawa kini dipenuhi ekspresi frustrasi bercampur penyesalan."Ti-tidakkah ini… terlalu berlebihan?" suaranya nyaris seperti
"Ba-Bagaimana bisa?! Bagaimana bisa kau memurnikan ramuan obat tingkat tinggi dengan kemampuan rendahan seperti itu!?" seru Bai Fu, suaranya melengking, nyaris seperti teriakan orang yang baru saja kehilangan akal sehatnya.Wajahnya memucat dan sorot matanya tak bisa lepas dari tungku di hadapannya. Meski pil emas masih mengambang di dalam tungku, sisa suhu panas dan aura spiritual yang pekat masih terasa menggantung di udara. Bau herbal suci itu belum memudar, bahkan semakin menebal seperti kabut yang menyelimuti seisi paviliun.Zhu Long, yang beristirahat santai menenangkan diri setelah proses pemurnian intens itu. Dengan tenang ia bangkit, membersihkan debu ringan di jubahnya. Tatapan matanya santai, hampir terkesan malas, namun ada kilatan percaya diri yang membuat siapapun tak bisa memandangnya denganremeh."Kenapa kau bertanya seperti itu, pak tua?" ujarnya sambil mengangkat sebelah alis. "Bukankah kau dikenal sebagai Master Obat Surgawi di paviliun Qian Hua ini?"Nada suaranya
"Ini… ini benar-benar ramuan Sheng Jing tingkat tinggi?" seru seorang pria paruh baya dari kerumunan dengan suara bergetar. Suaranya menggema, seolah menampar seluruh kesunyian yang sempat menyelimuti ruangan itu. Tatapan orang-orang langsung tertuju pada tungku milik Zhu Long. Di dalamnya, sebutir pil emas mengambang dengan mantap, mengeluarkan kilau lembut dan aura kehangatan yang tak biasa. Aroma herbal pekat menyebar, bukan hanya menusuk indra penciuman, tapi seakan langsung menembus dada dan menggetarkan jiwa. "Ti-tidak mungkin…!" seorang pria lain dengan pakaian khas staf Paviliun Qian Hua terhuyung ke depan, suaranya setengah tercekik. "Selama bertahun-tahun aku mengabdi di paviliun ini… aku belum pernah melihat ramuan Sheng Jing sehalus dan sepadat ini! Bahkan aromanya saja mampu membuat seluruh energi dalam dantianku bergetar!" Sorak kagum perlahan berubah menjadi hiruk-pikuk. Beberapa murid alkemis maju lebih dekat, tak kuasa menahan rasa penasaran mereka. Ada yang meng
Bai Fu merupakan seorang alkemis senior dengan puluhan tahun pengalaman, ia bahkan dikennal dengan julukan "Master Obat Surgawi" di seluruh kota Hongli. Dengan penguasaan api hijau yang ia miliki, Bai Fu merasa berada di puncak kemampuan alkimia. Api hijau adalah bukti bahwa ia telah mencapai tingkat keahlian yang tak terbayangkan oleh kebanyakan alkemis di kota ini. Setiap ramuan yang ia buat, setiap pil yang ia perbaiki, selalu menghasilkan hasil yang sempurna. Oleh karena itu, ketika pemuda bernama Zhu Long menantang kemampuannya, Bai Fu menganggap itu sebagai sebuah permainan anak-anak, sesuatu yang hanya akan menghibur kebosanan hidupnya. 'Hmph, bahkan ramuan obat sederhana buatanku tak akan mampu kau saingi, nak. Kau masih terlalu muda untuk menantang orang tua sepertiku,' pikir Bai Fu sambil tersenyum sinis. Meskipun angkuh, ia masih menghargai Zhu Long, terutama karena keberanian pemuda itu menantang seorang alkemis senior sepertinya. Namun, keyakinannya bahwa Zhu Long
Baru beberapa menit berlalu sejak Zhu Long mulai memurnikan ramuan obatnya, namun keanehan mulai terasa di udara. Aroma samar mulai merayap keluar dari tungku di hadapannya—tak tercium seperti aroma menyengat atau bau hangus seperti yang banyak orang perkirakan dari pemuda 'amatiran' itu, melainkan aroma harum herbal yang begitu murni dan menyegarkan, seperti hembusan angin dari taman penuh bunga di musim semi. "B-bau ini? Tidak mungkin…!" seru seorang staf Paviliun Qian Hua dengan nada nyaris bergetar. Mata pria paruh baya itu membelalak saat ia mencium aroma yang menguar di udara sekitarnya. Selama bertahun-tahun bekerja di paviliun Qian Hua ini, ia telah melihat ratusan, bahkan ribuan ramuan obat berkualitas. Ia mengenali puluhan tanaman herbal hanya dari aroma yang keluar, dan lebih dari itu, ia dapat membedakan mana ramuan berkualitas tinggi hanya dari satu tarikan napas. Namun kali ini, aroma yang menyeruak dari tungku Zhu Long mengguncang seluruh pemahaman pria paruh baya
Dengan wajah tenang, Zhu Long melangkah maju. Ia mulai memilih beberapa bahan herbal dari tumpukan yang disediakan Paviliun Qian Hua. Tanpa ragu, ia memasukkan sejumlah herbal ke dalam tungku pemurnian sekaligus, menciptakan suara mendesis pelan saat bahan-bahan itu bersentuhan dengan logam panas."Apa!? Apa yang dia lakukan!?" seru seorang pemuda dengan suara penuh kejutan. "Kenapa dia memasukkan semua bahan herbal secara bersamaan!? Dia bahkan belum menyalakan api! Apa dia pikir memurnikan ramuan obat seperti merebus sup ayam!?""Sudah kuduga!" timpal yang lain. "Dia hanya bocah sok tahu. Tidak ada alkemis waras yang akan memulai proses pemurnian dengan cara seperti itu. Dia pikir siapa dirinya!?"Komentar penuh cemoohan meluncur dari berbagai penjuru ruangan, seolah Zhu Long sedang mempertontonkan lelucon, bukan kemampuan alkimianya. Namun pemuda itu tetap tenang. Tangannya bergerak cekatan dan presisi, tak sedikit pun terguncang oleh hinaan yang mengalir deras.Dalam hati, Zhu Lon