Share

Bab 210

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-10-25 21:01:38

Malam itu, di kediaman Alexander.

“Alexander, aku mengerti bagaimana perasaan mu saat ini. Kau boleh sedih, tidak apa-apa.” ucap Helena, perhatian.

“Sayang, bagaimana ini, aku jadi benar-benar kesal. Aku ingin melampiaskan kemarahan ku, tapi orangnya sudah tidak ada lagi di dunia ini.” ungkap Alexander, lesu.

Alexander lemas, duduk bersandar di sofa dengan mata yang sembab.

Helena mengeratkan pelukannya, menyelimuti pria itu dengan pelukan hangatnya. “Sudahlah, Alexander,” bisik Helena lembut, lagi-lagi mencoba menghibur. “Seburuk apapun, dia adalah seorang Ibu, dia pasti mencintai mu juga.”

Alexander menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. “Aku tidak bisa percaya, Sayang... selama ini aku membenci Ayah karena cerita-cerita yang orang di dekat Ibuku berikan. Ternyata, dia bukanlah monster yang mereka gambarkan,” ucapnya dengan suara yang serak, berusaha keras menelan kekecewaan yang menggumpal di dadan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 211

    Alexander membuka pintu mobilnya dengan gaya yang elegan, sementara mata semua pegawai di parkiran kantor seketika tertuju padanya. Sinar matahari pagi memantul dari setelan jas hitamnya yang rapi, membuatnya tampak seperti bintang film. Tak lama kemudian, Helena juga turun dari mobil dengan langkah yang sigap. Dengan segera, Alexander menggenggam tangan Helena yang tampak anggun dalam balutan gaun berwarna pastel yang lembut. Mereka berjalan bersama menuju ke ruang presiden direktur, tempat Alexander bekerja. Setiap langkah mereka disertai tatapan kagum dari para pegawai yang menyaksikan keharmonisan dan keindahan visual pasangan suami istri tersebut. Meskipun pernah ada isu buruk yang menimpa Helena, tampaknya semua itu sudah menjadi cerita lama yang tidak lagi relevan. Sesampainya di ruang kerja yang mewah, Helena tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.“Wah... ruangan kerjamu membuatku iri,” ujar Hele

    Last Updated : 2024-10-26
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 212

    Alexander dan Helena melangkah menembus keramaian kota besar, udara segar pagi masih terasa di kulit mereka. Suasana kota yang baru mereka kunjungi itu berbeda dengan tempat mereka tinggal. Dengan antusias, mereka memulai perjalanan liburan pertama mereka setelah menikah maupun sebelumnya dengan mencicipi street food yang terkenal lezat. “Semoga perut kita baik-baik saja ya, Sayang,” harap Alexander. Mendengar itu, Helena pun terkekeh. “Ayolah, tidak usah berlebihan begitu.” Helena memilih sayap ayam bakar yang aromanya menggoda, sementara Alexander memilih kue olahan dari wortel dan tepung yang dibentuk bulat, berkuah, dan agak pedas yang membuatnya berkeringat. “Ahh...” Alexander menggelengkan kepalanya, matanya mulai memerah membuat Helena tertawa kecil. “Sudah, hentikan, jangan makan lagi!” Helena pun memberikan makanannya kepada Alexander. Setelah perut mereka cukup terisi, keduanya berjalan menuju museum terkenal yang menyimpan koleksi benda-benda kuno dari zaman pra

    Last Updated : 2024-10-26
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 213

    “Sayang, masuklah! Firasat ku tidak baik,” ucap Alexander. Helena menggelengkan kepalanya, “Tidak mau! Ayo cepat kita masuk, minta nahkodanya untuk menjauh dari sini,” ucapnya, panik. Alexander merangkul Helena, membawanya masuk. Namun, langkah kaki Alexander dan Helena terhenti saat melihat nahkoda kapal pesiar yang mereka tumpangi justru pingsan. “A—Alexander... apa lagi ini?” tanya Helena, suaranya bergetar gugup, dan takut. “Dia, pingsan?” gumam Alexander. Alexander membalikkan tubuh nahkoda yang sudah tergeletak lemah, matanya menyala penuh kemarahan. “Sial! Kenapa ini bisa terjadi?!” teriaknya dengan suara menggelegar. Kapal pesiar lain semakin mendekat, membuat keadaan semakin tegang. Helena merasakan tubuhnya gemetar tak terkendali. “Ini sangat aneh, Alexander...apa yang harus kita lakukan?” suaranya nyaris tak terdengar. Alexander mencoba

    Last Updated : 2024-10-27
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 214

    “Akh!” pekik Alexander saat salah satu dari tiga orang itu berhasil menusukkan pisau ke punggungnya. “Tidak, Alexander!” teriak Helena, histeris. Menggunakan salah satu peralatan selam yang ada di kapal pesiar itu, Helena pun memukul salah satu orang itu dengan keras. ‘Bukk!’ Sayangnya, pukulan Helena barusan tidak terlalu kuat, masih bisa membuat pria itu bangkit dengan mudahnya. Melihat Alexander sudah berdarah di punggung, menahan sakit, Helena pun tak lagi kenal takut. “Enyahlah, brengsek!” teriak Helena, kembali mengayunkan alat selam itu. Namun, pria itu bisa menahan dengan cepat. Tersenyum dengan begitu licik sementara Alexander ditahan pada bagian kanan dan kiri oleh dua orang lainnya. Helena memundurkan langkahnya, matanya tajam masih mengawasi pria it

    Last Updated : 2024-10-27
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 215

    Mata Helena terbuka lebar, terkejut melihat langit-langit putih yang asing dan mendengar suara bip mesin yang tak henti-hentinya. Terasa infus yang tertancap di lengan kirinya dan selang oksigen yang terpasang di hidungnya. Kilas balik kejadian semalam di kapal pesiar itu langsung membanjiri pikirannya. Dengan wajah pucat pasi, Helena memanggil nama “Alexander” berkali-kali, suaranya penuh kepanikan dan keputusasaan.“Akhhh!” Dalam keadaan histeris, Helena mencoba turun dari brankar, tangannya yang gemetar mencoba melepaskan jarum infus yang menancap di kulitnya. Darah segar meleleh keluar dari luka bekas jarum infus itu. Dengan gerakan cepat, ia juga membanting selang oksigen yang menghalangi gerakannya.“Alexander, aku harus ke sana, dia pasti menungguku! Alexander, tunggulah sebentar, aku akan segera datang...” ucap Helena, lemah. Helena mulai berlari dengan langkah yang tidak stabil keluar dari ruangan, seragam

    Last Updated : 2024-10-28
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 216

    Helena duduk termenung di ruang tunggu rumah sakit, kedua kakinya terayun-ayun dengan gelisah. Wajahnya pucat, mata yang sembab tak henti menatap pintu setiap kali ada yang lewat, berharap mendapatkan kabar tentang Alexander. Udara dingin rumah sakit tak mampu menenangkan hatinya yang bergolak. “Alexander, apa dia baik-baik saja? Laut pasti dingin sekali, apa dia menggigil?” tanya Helena, suaranya gemetaran. Tuan Beauvoir dan Hendrick yang berdiri di sampingnya, menatapnya dengan prihatin. Mereka telah melarang Helena untuk meninggalkan rumah sakit, khawatir akan kondisi Helena yang semakin hari semakin terlihat lelah karena kecemasan.Tiba-tiba, langkah kaki mendekat dan Han muncul di depan pintu dengan wajah lesu. Helena segera berdiri, matanya memancarkan harapan yang segera luntur saat melihat ekspresi Han. “Sekretaris Han, bagaimana? Ada kabar tentang Alexander? Dia di mana sekarang?” tanyanya dengan suara ber

    Last Updated : 2024-10-28
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 217

    Alexander terbangun perlahan, cahaya matahari yang menusuk membuatnya mengerjap. Tubuhnya terasa seperti telah dihajar ribuan batu, sakit yang memilin dari kepala hingga kaki. “Akhh!!!” pekiknya. Dia mencoba bangkit, namun hanya bisa mendesah kesakitan. Perlahan matanya menelusuri ruangan yang tampak begitu asing dan primitif. Dinding kayu yang kasar dan atap dari tumbuhan kering menambah kesan kuno dan terpencil pada tempat tersebut. “Aku selamat... Tapi, aku di mana?” gumamnya, lirih. Dengan perasaan bingung, Alexander memejamkan mata sejenak, berusaha keras mengingat kejadian terakhir yang bisa dia kenang. Kilasan memori malam di kapal pesiar itu kembali menerpa pikirannya. Suara tawa Helena dan alunan musik yang romantis, anggur non alkohol yang berdenting, dan pelukan hangat serta ungkapan cinta. Kekhawatiran mendalam mulai menguasai pikirannya. Helena, apakah dia se

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 218

    Sore itu, di tepian pantai. “Sial!!” Alexander mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, gerakan itu kasar dan penuh frustrasi. Mata lelaki itu menatap ke arah pantai luas yang membentang di hadapannya. Pemandangan itu biasanya menenangkan, namun kali ini hanya menambah berat beban pikirannya. Di kejauhan, tidak ada tanda-tanda kapal, helikopter, atau transportasi lain yang bisa membawa dia kembali ke peradaban. Yang ada hanyalah sebuah perahu kecil di pinggir pantai, yang biasa digunakan oleh masyarakat pulau untuk mencari ikan. Alexander menelan ludah, merasakan keputusasaan menggelayut di dadanya. “Kalau begini, dengan cara apa aku bisa pulang untuk menemui Helena? Ya Tuhan... Helena, aku benar-benar ingin cepat menemuimu.” Dengan langkah gontai, dia berjalan menyusuri garis pantai, pasir putih bergesekan dengan alas kaki. Tangisnya pecah dalam diam, suara tangisan itu t

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 348

    Sore itu, suasana kantor mulai lengang. Para karyawan satu per satu meninggalkan meja mereka, bersiap pulang setelah hari yang panjang. Alexander baru saja menyadari bahwa ada dokumen penting yang tertinggal di ruangannya. Ia meminta Helena menunggu di dekat lobi sementara ia kembali ke ruang kerjanya.“Sayang, ada yang tertinggal. Kau tunggu sini saja, aku akan segera kembali!”“Ya,” jawab Helena. Helena berdiri di dekat lift, matanya mengamati gedung kantor yang mulai sepi. Tak lama kemudian, ia melihat Vera keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Perempuan itu tampak terkejut melihat Helena, namun segera menyapa dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Helena,” ujar Vera sambil sedikit membungkuk. Helena mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sore juga, Vera.” Ketika Vera melangkah menjauh, Helena tanpa sadar memanggilnya. “Vera.” Langkah Vera terhenti, dan ia berba

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 347

    Helena melangkah masuk ke kantor Alexander dengan langkah ringan. Sudah hampir seminggu libur sekolah dimulai, dan Rendy memilih tinggal di rumah Tuan dan Nyonya Wijaya. Angel juga ikut serta karena tidak mau jauh dari kakaknya. Tuan dan Nyonya Wijaya, dengan kasih sayang tulus mereka, memperlakukan Angel seperti cucu kandung sendiri.Itu pun lah yang membuat Helena meminta Angel memanggil Taun dan Nyonya Wijaya dengan sebutan, ‘kakak dan nenek’. Bagi Helena, situasi ini adalah berkah terselubung. Rumah yang biasanya penuh dengan tawa anak-anak kini terasa sepi, dan ia merasa bosan jika hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Oleh karena itu, ia menerima ajakan Alexander untuk ikut ke kantor dan membantunya bekerja. Namun, Alexander memiliki aturan khusus. “Kau boleh bantu aku, tapi ada syaratnya,” ucapnya dengan senyum khas yang selalu berhasil membuat Helena menggeleng tak percaya. “Syarat apa lagi, sih

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 346

    Menjelang sore, Alexander mengajak Helena dan kedua anak mereka, Angel dan Rendy, untuk meninggalkan kantor dan pergi ke pusat perbelanjaan. Alexander merasa sudah terlalu lama tenggelam dalam pekerjaan, dan ia ingin memberikan waktu berkualitas untuk keluarganya. Di pusat perbelanjaan, Angel dan Rendy langsung bersemangat saat melihat tempat permainan anak-anak. “Ibu, Atah, aku mau main itu!” seru Angel sambil menunjuk area permainan. Alexander tersenyum. “Ayo kita biarkan mereka bermain,” katanya kepada Helena. Beruntung, tepat di sebelah tempat permainan itu ada sebuah restoran. Alexander memutuskan untuk mengajak Helena duduk di sana, menikmati makanan ringan sambil memperhatikan kedua anak mereka bermain. Helena tersenyum bahagia, merasa momen seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang tak ternilai. Namun, suasana berubah ketika seorang pria tiba-tiba mendekati meja mereka. “Maaf, apakah ini benar Hece

DMCA.com Protection Status