Rahasia Senja

Rahasia Senja

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-10
Oleh:  Iani_pOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
26 Peringkat. 26 Ulasan-ulasan
27Bab
6.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Terkadang terluka itu perlu. Agar kita bisa memahami pahitnya kehidupan, saat kita beranjak dewasa. Namun, luka itu terlalu menyakitkan. Sampai merubah sikap seseorang begitu drastis seperti, gadis berbulu mata lentik, alis sedikit tebal, hidung yang tidak begitu mancung, dan bibir tipis berwarna pink itu, berubah menjadi gadis yang pendiam. Tawanya kini telah menghilang. Rasanya dunia tidak pernah berpihak kepada dirinya. Namun, gadis itu lupa. Pada kenyataannya, semesta selalu punya cara untuk menyembuhkan luka itu. Sama hal—nya dengan kedatangan siswa baru yang sikapnya menyebalkan. Tapi, laki-laki itu selalu datang saat gadis itu membutuhkan bantuan. Gadis itu adalah Senja Putri Aira, yang selalu dibully tanpa sebab. Bahkan, pacarnya sendiri tidak berpihak kepadanya. Berbeda dengan siswa baru, Gafi—yang selalu berpihak pada gadis yang baru dia kenal. Namun, Senja selalu menolak kehadiran laki-laki tinggi itu. Bahkan, sahabat Senja juga sudah tidak percaya dengannya. Karena, kasus pencurian uang yang ternyata berada di dalam tas Senja. Semenjak kejadian itu, Senja kehilangan Asta—sahabatnya yang selalu berada di pihaknya. Membuat Senja semakin merasa terpojokkan. Hal yang membuat Senja kembali merasakan rasa sakitnya, saat kakak kelasnya—Ivan melecehkan gadis itu di koridor sekolah. Meskipun hanya sebatas disentuh. Tetap saja, itu bukanlah hal yang pantas untuk dilakukan. Siswa baru itu, mencoba mencari keberadaan Senja yang tidak berada di dalam kelas. Gafi mencoba menjadi teman bagi gadis itu, meskipun usahanya selalu gagal. Gadis itu hanya berharap, Aldi lah yang memberikan semangat kepada Senja. Nyatanya itu hanya angan-angan. Keluarga Senja juga tidak berada di pihaknya. Mungkin, karena kedua orang tuanya sudah berpisah. Mengakibatkan Senja kehilangan sosok ayah, yang selalu memberikan semangat untuk hidupnya. Namun, sudah lebih dari sepuluh tahun Senja tidak mengetahui keberadaan ayahnya. Senja juga berharap ia bisa menemui ayahnya suatu saat nanti. Dan kisah tentang 'Rahasia Senja' dimulai...

Lihat lebih banyak

Bab 1

01 Rahasia Senja

_"Disekitar kita, tidak hanya sekedar manusia baik. Tapi ada juga manusia iri yang selalu senang mencari masalah."_

~~~

Sekolah SMA Garuda, dikenal sebagai salah satu sekolah elit di Jakarta. Tidak jarang siswa-siswi di sini saling memperlihatkan kekayaannya. 

Seperti pagi hari ini, banyak siswa-siswi yang membawa mobil pribadinya, karna hujan deras sejak semalam.

Salah satunya gadis berambut hitam panjang yang tergerai dengan indah itu, juga di antar oleh supirnya. Senja Putri Aira, termasuk siswi berprestasi. Gadis itu selalu terlihat kuat, karena masa lalu yang tidak menyenangkan.

Koridor pagi itu terlihat sepi. Hanya segelintir siswa-siswi yang berlalu lalang. Ada yang bajunya setengah basah, ada juga yang hanya mengenakan sendal jepit dan lain sebagainya.

"Senja....!!!" Teriak seseorang dari arah parkiran, menggunakan payung berwarna pink itu.

Senja tersenyum memperhatikan gadis itu yang berlari kesusahan, karna membawa payung. Rambutnya yang tergerai sebahu itu sedikit terlihat basah. Pipi tirusnya terlihat merona, membuat wajah gadis itu terlihat semakin cantik.

"Ihhh... Becek, sepatu gua jadi kotor gini..." Rengeknya.

Senja terkekeh pelan, melihat orang dihadapannya yang berstatus sebagai sahabatnya itu sedang menghentakkan kakinya. Ia adalah Hanasta Dwi Amara, biasa dipanggil Asta oleh teman-temannya.

"Namanya juga lagi ujan, Ta. Ya pasti becek. Makanya jangan pake sepatu, pake sendal biar ga kotor," ucap Senja diselingin dengan kekehannya.

"Males, Nja. Lagian ribet kalo harus gonta-ganti gitu," jelas Asta yang arah pandangnya menatap wajah Senja yang sedang tersenyum.

"Oh iya, Nja. Gua denger ada murid baru loh, kira-kira dia bakal masuk kelas kita atau ga ya?" Lanjut Asta yang tangannya sudah menghimpit lengan Senja.

Keduanya berjalan beriringan di koridor. "Oh ya? Bisa jadi sih di kelas kita, soalnya Laras kan baru aja pindah," lontar Senja.

"Semoga deh," girang Asta. Setelah mendengar jawaban dari Senja yang masuk akal itu.

"Ngomong-ngomong, si Aldi lagi jalan ke arah kita," bisik Asta dengan senyum menggoda.

Senja langsung memalingkan pandangannya menghadap ke depan, di mana laki-laki tinggi itu tersenyum.

Laki-laki dengan kancing baju atasnya yang terbuka, tanpa ada dasi yang bergelantung di sana. Dia adalah ketua basket—Aldi Abraham atau sering dipanggil Aldi lebih tepatnya.

"Hai..." Sapa Aldi, yang sudah berhadapan dengan keduanya. Asta melepas genggamannya, membuat Senja menatap Asta yang tersenyum mencurigakan.

"Hai," balas Senja yang sudah kembali menatap Aldi. Laki-laki beralis tebal itu tersenyum.

"Tadi aku ke kelas. kamunya belum dateng. Demam kamu, udah turun?" Tanya Aldi sambil menyentuh kening Senja.

Gadis itu tersenyum, "Alhamdulillah, udah redaan. Enggak perlu khawatir, aku gapapa kok," jelas Senja.

Asta diam-diam berlalu dari keduanya, membuat Senja ingin meneriaki gadis itu, tapi Aldi menggelengkan kepalanya memberikan isyarat.

"Belum sarapan? Aku udah taro bubur ayam di meja kamu. Jangan lupa di makan, aku ke ruang guru dulu ya?"

Aldi mengacak rambut Senja dengan gemas, setelahnya berlalu tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.

"Ck.. muak gua liat drama! Dasar cewek freak," cibir salah satu teman Senja sejak SMP dulu. Lebih tepatnya mantan sahabat yang selalu iri terhadap dirinya.

Senja hanya diam, pura-pura tidak mendengar sindiran dari Viola Alexa. Senja lebih memilih meninggalkan perempuan berbibir merah itu.

"Heh.. lu budek ya?!" Teriak Viola dengan suara lantangnya. Namun, Senja tetap melangkahkan kakinya. Tidak mengubris gadis berambut sepunggung itu.

"Awas aja ya! Gua pastiin, semua orang di sekolah ini bakal benci sama lu! Liat aja Senja Putri Aira..."

Setelah berucap seperti itu, senyuman licik terbit dan sorotan mata kebenciannya terlihat begitu dalam.

"Jangan dijalan atuh!" 

Suara berat itu membuat Viola berdecak kesal, ia memutar tubuhnya dan tidak sengaja keningnya mengenai dada bidang laki-laki itu.

"Ck.. Ga usah nempel-nempel," ketus laki-laki itu yang sudah memegang kedua pundak Viola dan menggeser posisi gadis itu.

"Idih.. siapa juga yang mau nempel-nempel sama orang kay...."

Mulut Viola membungkam setelah melihat wajah tampan di hadapannya. Mata coklat yang terlihat tegas, alis tebal yang terukir indah, hidung yang tidak begitu mancung dan bibir pink yang tidak begitu tebal. Mebuat amarahnya seketika digantikan dengan kekagumannya.

"Kenapa maneh teh, liatin urang?" Ujarnya, yang sudah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abu-abunya.

"E..e.. lu anak pindahan itu ya?" Viola bertanya, sambil melirik nametag yang berada di baju laki-laki itu.

Daniyal Haidar Gafi, setelah mengetahui siapa laki-laki itu, senyum diwajah Viola terpancar.

"Iya. Terus kenapa,  maneh teh senyum-senyum segala?" Ketus Gafi.

Belum juga Viola menjawab pertanyaannya, Gafi sudah lebih dulu berlalu dari hadapan Viola.

Menurut Gafi gadis itu aneh, dan dia juga mendengar ucapan yang keluar dari mulut gadis itu. Tidak lupa saat gadis berbulu mata kuda itu menyindir perempuan yang dia dengar bernama Senja.

•••

Senja sudah menghabiskan bubur ayam yang dibelikan oleh Aldi, meskipun laki-laki itu sibuk. Tapi, ia menyempatkan diri untuk memberikannya sarapan.

Brakkk...

"Eh, Senja!!" Suara keras itu membuat Senja, memejamkan matanya. Karena, terkejut.

"Denger ya! Jangan mentang-mentang lu punya status sama Aldi, lu jadi belagu! Inget lu itu cuma sampah!" Gadis itu diam menarik nafasnya dan kembali berkata, "gua tau, lu pake susuk kan? Supaya Aldi, tergila-gila sama cewek freak kayak lu!"

Ucapan kakak kelas itu, membuat Senja merasa sesak. Tuduhan itu, sudah hampir tiga tahun di SMP-nya yang selalu dituduh macam-macam.

"Maksud kak Abel apa?"

Perempuan yang dipanggil Abel itu, langsung menekan kedua pipi Senja dengan tangan kanannya.

"Ga usah belaga ga tau! Aldi itu pacar gua. Dia putusin gua karna, lu! Susuk lu itu yang buat Aldi berpaling dari gua. Dasar penggoda!" Hardik gadis berpipi sedikit tembam itu.

Abel menghempaskan wajah Senja, gadis itu hanya diam. Bahkan, semua teman sekelasnya hanya saling pandang  dan berbisik-bisik. Sepetinya, mereka mulai mempercayai ucapan Abel.

"Stop kak!" Teriak Asta dari arah pintu.

Gadis itu menghampiri Abel menatap nyalang kakak kelasnya itu. "Jaga omongan lu! Kalo Aldi berpaling dari kak Abel, itu bukan salah Senja. Lagian Aldi mutusin lu juga, udah dari lama." Asta menarik nafasnya sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Terus Aldi nembak Senja juga baru seminggu yang lalu. Jadi, kalo punya mulut diajarin sopan santun. Bukan asbun!." Tegas Asta.

Plakkk...

Tamparan keras mendarat di pipi tirus Asta, membuat Senja membelalakkan kedua bola matanya.

Asta tersenyum sinis. "Ternyata selain asbun, lu juga ringan tangan ya?" Sarkas Asta.

Tangan Abel sudah melayang di udara yang ingin menampar kembali pipi Asta. Namun, cekalan tangan Senja membuat Abel menatap gadis itu nyalang.

"Cukup kak! Jangan main fisik. Urusan kak Abel sama gua, bukan Asta!" Celetuk Senja.

Mendengar ucapan Senja membuat Abel melepaskan tangannya, dari cengkraman Senja dengan kuat. Rahang Abel mengatup keras.

"Ga, Nja. Urusan lu juga urusan gua," pungkas Asta. Tatapannya kini beralih kearah Abel. "Dan buat lu! Kalo sampe ngomong yang ga engga soal sahabat gua! Gua pastiin lu di benci sama Aldi!" Lanjut Asta dengan acamannya.

Abel menatap nyalang kedua perempuan cantik itu. Tanpa sepatah kata pun, ia berlalu begitu saja.

"Emang bener ya, lu itu pake susuk?" Tanya salah satu teman sekelas Senja. Membuat yang lain saling berbisik dan menganggukkan kepalanya.

"Lu semua ga usah percaya sama omongan Abel! Itu cewek emang suka cari gara-gara," tegas Asta.

Senja yang mengetahui teman satu kelasnya, masih mempertanyakan kebenaran tentang ucapan Abel membuat hatinya tidak baik-baik saja.

"Udah, Nja. Ga perlu lu pikirin. Kalo ada manusia kayak Abel, bakal gua musnahin. Gua selalu ada di pihak lu," jelas Asta dengan senyum manisnya.

Senja ikut tersenyum, ia pasti bisa melalui hal ini lebih baik daripada masa SMP dulu. Karena sekarang ada Asta di sampingnya. Sudah seminggu semenjak libur semester, yang Senja pikir masa SMA-nya tidak akan pernah mendengar kata-kata yang tidak benar. Nyatanya, Senja harus kembali mendengar kata-kata itu lagi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
92%(24)
9
8%(2)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
26 Peringkat · 26 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
hilyati dara28
wah bagusss banget ka , semangat terus yaaa buat next nyaa
2021-09-25 21:59:31
1
user avatar
Kingwanati
Good for reading
2021-09-20 22:55:09
1
user avatar
Triwahyuni Triwahyuni
ceritanya bagus kak, lanjuut...
2021-09-20 20:36:33
1
user avatar
Shella Wati Prawono
Ceritanya menarik, semangat kak...
2021-09-20 19:43:07
1
user avatar
Iswar Hadiani
ceritanya menarik, semangat author...
2021-09-20 19:00:13
1
user avatar
RAZILEE
ceritanya bagus
2021-09-20 10:33:38
1
user avatar
Eka ApriliaSari
keren banget ceritanya ...... semangat terus ya!
2021-09-20 10:12:08
1
user avatar
Annabella Shizu
Wah, teenlit selalu buat nostalgia masa SMA dulu, hehehe... Terus berkarya buat author, semangat!
2021-09-20 10:01:19
1
user avatar
Muhammad Fikri
Saya di baca nya sampe kebawa hati :) selalu mengingat dia
2021-09-20 09:54:51
1
user avatar
Apika Salmaa
Waa keren, semangat kak :)
2021-09-20 09:46:59
2
user avatar
Sellova96
keren, kak. semangat:)
2021-09-19 23:12:18
1
default avatar
riskawidia40
Ceritanya bagus!!! Semangat buatt kelanjutan ceritanya!!!
2021-09-19 18:04:30
1
user avatar
Fuadatul Khoiriyah
Bagus banget ceritanya Kaka. semangat yaaa
2021-09-18 17:46:46
1
user avatar
itszeb
wah, nggak nyangka ada teenfiction di GoodNovel! aku kira isinya cuma cerita orang dewasa aja, ternyata yang remaja kayak gini juga ada ya. btw semangat author, lanjutin terus ceritanyaa
2021-09-18 01:20:48
1
user avatar
layla
saalm dari author klorofil. lanjut kak
2021-09-14 18:55:59
1
  • 1
  • 2
27 Bab
01 Rahasia Senja
_"Disekitar kita, tidak hanya sekedar manusia baik. Tapi ada juga manusia iri yang selalu senang mencari masalah."_ ~~~ Sekolah SMA Garuda, dikenal sebagai salah satu sekolah elit di Jakarta. Tidak jarang siswa-siswi di sini saling memperlihatkan kekayaannya.  Seperti pagi hari ini, banyak siswa-siswi yang membawa mobil pribadinya, karna hujan deras sejak semalam. Salah satunya gadis berambut hitam panjang yang tergerai dengan indah itu, juga di antar oleh supirnya. Senja Putri Aira, termasuk siswi berprestasi. Gadis itu selalu terlihat kuat, karena masa lalu yang tidak menyenangkan. Koridor pagi itu terlihat sepi. Hanya segelintir siswa-siswi yang berlalu lalang. Ada yang bajunya setengah basah, ada jug
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-27
Baca selengkapnya
02 Rahasia Senja
_"Kehadirannya, entah menambah masalah baru atau merubah suatu hal."_ ~~~ Semua tatap mata memandang laki-laki yang berdiri di sebelah wali kelas MIPA 2. "Silakan Gafi," ujarnya. Senja tidak mengubris kedatangan siswa baru itu, sedangkan Asta gadis itu sudah berbinar-binar. "Liat deh, Nja. Tuh cowok ganteng banget.. pengen deh gua duduk sama dia," celoteh Asta. Senja hanya melirik sekilas laki-laki itu, memastikan ucapan Asta yang lebay atau memang kenyataan. Tatapan mereka saling bertemu, Senja langsung memutus kontak mata keduanya. "Salam kenal semuanya. Saya Daniyal Haidar Gafi. Kalian bisa panggil saya Gafi."&nbs
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
03 Rahasia Senja
_"Padahal mereka hanya mendengar dari katanya, dan bukan nyatanya. Tapi, mereka seakan memahami bahwa hal itu benar adanya."_ ~~~ Setelah berdebat panjang dengan laki-laki bernama Daniyal Haidar Gafi. Membuat Senja naik darah. Meskipun, laki-laki itu sudah mengakui kesalahannya. Tetap saja kelakuan Gafi jika, diingat terlalu sesuka hati. "Ke kantin, yuk?" Ajak Asta yang sudah merapihkan bajunya. Senja menganggukkan kepalanya. Kelas 10 MIPA 2 sudah terlihat sepi. Keduanya berjalan meninggalkan kelas. Di sepanjang koridor, tatapan mata semua siswa-siswi tertuju padanya. "Itu kan si Senja, yang jadi PHO kan?Katanya juga dari keluarga broken home, baru tau gua. Ternyata keluarganya udah ga u
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
04 Rahasia Senja
_"Saat kita sudah terlihat buruk dimata orang lain. Di saat itu pula, kita harus siap mendengar ucapan yang menyakitkan dan tatapan yang tidak menyenangkan."_ ~~~ Senja berjalan terus menuju kamar mandi, untuk membasuh wajahnya yang terasa memanas. "Senja!!!" Teriakan itu membuat Senja menghentikan langkahnya. Menatap Asta yang berkeringat. Sepertinya gadis itu dari tadi mencarinya. "Lu kemana aja? Malah narik Gafi. Terus gua ditinggal. Untung tadi ketemu Gafi. Jadi, gua tanya sama tuh cowok," cerocos Asta tanpa henti. Senja tidak menyahuti ocehan Asta. Gadis itu memilih memasuki toilet yang tanpa sadar diikuti oleh Asta, masih dengan ocehannya. Toilet bercat abu itu terlihat elegan. Terdapat tiga bilik yang terbuat dari k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
05 Rahasia Senja
_"Sikapnya terkadang menyebalkan. Tapi, dia mau membela orang yang terbully."_ ~~~ Senja sudah berjalan keluar koridor. Gadis itu sudah melepas kuncirannya. Menaruh kunciran di lengannya. Banyak mata yang menatap gadis itu sinis. Tapi, Senja sebisa mungkin tidak emosi. Gadis berambut bergelombang sebahu itu berjalan sendirian. Karena, sahabatnya sudah keluar terlebih dahulu. Rangkulan di pundak Senja membuatnya terkejut dan menatap laki-laki tinggi itu, yang tersenyum ke arahnya. "Kenapa?" Tanyanya. Gadis itu tersenyum tipis. Menampilkan lesung pipinya meski hanya sedikit. "Gapapa. Mau kemana?" Tanya balik Senja. Kin
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-09
Baca selengkapnya
06 Rahasia Senja
_"Masalah datang tanpa diduga."_~~~ Sesampainya di atas. Terlihat begitu simple. Kursi tertata sedemikian rupa. Dengan meja bulat berisi kursi untuk empat orang. Karena, hari ini kafe itu lumayan ramai. Mereka berempat akhirnya memilih tempat yang ada paling ujung.  Gaya modern kekinian begitu terasa di kafe kenangan itu. Untuk bagian lantai dua merupakan kafe outdoor. Lebih terlihat alami. Dinding-dinding kafe terlihat seperti batu bata asli. Padahal, itu hanya wallpaper biasa. Di dinding itu juga terpasang bingkai tulisan motivasi dan sejenisnya. "Urang teh, henteu resep sebenernya. Kalo harus kerja kelompok di dieu," ujar Gafi yang sudah menatap Senja intens. Setelah mereka berempat duduk di bangku paling pojok. Kerutan di dahi Senja terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
07 Rahasia Senja
_"Terkadang, apa yang kita harapkan tidak berjalan dengan baik."_~~~ Kepulan asap berbau tembakau itu, menari mengerumuni beberapa orang yang sedang duduk santai di atas meja tak terpakai. Bangunan yang sudah terbengkalai di belakang sekolah, terlihat begitu berantakan. Kursi yang sudah rusak tergeletak begitu saja. Tembok di sekeliling bangunan terlihat penuh dengan coretan.    Wajah dingin terlihat jelas, rahang tegasnya menampilkan amarah yang tertahan. Laki-laki dengan penampilan acak-acakan itu sedang asik menyesap rokoknya. Sedangkan beberapa orang lainnya saling bercengkraman. "Eh, Van. Muka lu napa ditekuk gitu?" Tanya laki-laki botak itu sambil merangkul leher lawan bicaranya. "Kita harus pantau terus, pelaku yang nyebarin berita
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-11
Baca selengkapnya
08 Rahasia Senja
_"Terkadang membahagiakan seseorang yang kita sayang, bisa dengan cara sederhana."_~~~"Nja," panggilan itu memotong ucapan Senja. Keduanya menatap sumber suara. Yang ternyata laki-laki dengan baju basketnya. Siapa lagi kalau bukan Aldi.Tatapan tajam dari Gafi terarah ke laki-laki yang berada tepat di belakang Senja. Rasa kesalnya masih terasa sampai saat ini. "Aldi? Kok kamu tau aku di sini?" Tanya Senja. Ucapan gadis itu terdengar oleh pendengaran Gafi. Membuatnya berdecak kesal.Aldi tersenyum membuat matanya semakin menyipit. "Dari Asta. Aku tanya soal kamu ke dia. Yuk pulang," ujar Aldi sambil menyentuh jari-jemari Senja dengan lembut.Senja memikirkan ucapan laki-laki bermata sipit itu. Mana mungkin Asta
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
09 Rahasia Senja
_"Apa yang menurut kita benar, belum tentu benar di mata orang lain."_~~~Aldi sudah menatap nasi goreng buatannya yang tidak terlihat buruk. Senyum lebarnya kini terpancar dengan jelas. Laki-laki sipit itu sedang duduk di meja makan yang terdapat enam kursi. Meja berbentuk oval itu terbuat dari kayu yang atasnya terdapat kaca.Tangan besarnya kini mengambil buah berwarna merah. Rumah ini terlihat begitu sepi, dan baru kali ini Aldi menginjakkan kakinya di dalam rumah Senja. Biasanya, hanya sampai parkiran saja. Foto-foto terpajang rapih di dinding. Ada juga yang tersusun di sudut meja.Tatapan Aldi terarah pada satu orang anak laki-laki yang sepertinya, ia mengenali wajah itu. Tapi, perasaannya berkata itu tidak mungkin.  Bisa saja, ia salah orang. Karena, di sekolah pun keduanya tidak saling berinteraksi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-17
Baca selengkapnya
10 Rahasia Senja
"Semua rencana butuh proses, yang tertata, tersusun dan yang terpenting tidak tergesa-gesa."~~~ Pagi itu cuaca terlihat begitu cerah. Jalanan Ibukota Jakarta terasa begitu ramai. Klakson kendaraan saling bersautan. Laki-laki bermata coklat gelap berbentuk almond itu sedang berdesak-desakan di dalam kendaraan umum.  Motornya mogok. Karena, semalam ia terjebak banjir dan terpaksa menerobos. Mengakibatkan mesin motornya mati. Sialnya lagi, ia harus mendorong motornya sampai rumah.  Rasa pegal di kakinya semakin terasa. Sejak semalam ia harus jalan sejauh itu, ditambah lagi hujan cukup deras. Sekarang harus berdiri berhimpitan seperti ini. Rasanya kakinya ingin lepas.  Seharusnya ia sudah bisa menempuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolahny
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-18
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status