Home / Lainnya / Rahasia Senja / 03 Rahasia Senja

Share

03 Rahasia Senja

Author: Iani_p
last update Last Updated: 2021-08-30 15:44:12

_"Padahal mereka hanya mendengar dari katanya, dan bukan nyatanya. Tapi, mereka seakan memahami bahwa hal itu benar adanya."_

~~~

Setelah berdebat panjang dengan laki-laki bernama Daniyal Haidar Gafi. Membuat Senja naik darah. Meskipun, laki-laki itu sudah mengakui kesalahannya. Tetap saja kelakuan Gafi jika, diingat terlalu sesuka hati.

"Ke kantin, yuk?" Ajak Asta yang sudah merapihkan bajunya.

Senja menganggukkan kepalanya. Kelas 10 MIPA 2 sudah terlihat sepi. Keduanya berjalan meninggalkan kelas. Di sepanjang koridor, tatapan mata semua siswa-siswi tertuju padanya.

"Itu kan si Senja, yang jadi PHO kan?Katanya juga dari keluarga broken home, baru tau gua. Ternyata keluarganya udah ga utuh toh.. hahaha," bisik salah satu siswi yang terdengar oleh pendengaran Senja.

"Iya.. rumornya juga dia pake susuk. Ihh.. jadi, takut deh pacar kita ntar kena pelet dia lagi..ihh, jijik."

Ucapan-ucapan yang tidak enak di dengar membuat Asta menatap Senja yang sudah menunduk. "Heh kalian. Jangan fitnah ya!!" Teriak Asta. Sambil berjalan menghampiri kerumunan itu.

"Ga fitnah kok, Ta. Tapi, kenyataannya. buktinya Aldi yang romantis sama kak Abel tiba-tiba putus. Terus sekarang malah sama Senja toh," celetuk perempuan berambut ikal itu.

"Gosip ga bener, lu terima mentah-mentah gitu aja?! Ga habis pikir gua," cerca Asta. Tatapan matanya kini menatap nyalang perempuan itu. Yang ditatap hanya mengangkat bahunya tanda tidak peduli. Senja, gadis itu sudah merasa sesak.

Aldi yang melihat keributan itu hanya diam. Rumor tentang keluarga Senja sudah menyebar. Belum lagi rumor tentang hubungannya. Laki-laki berwajah tirus itu, tidak mau terlibat dulu dengan urusan gadis itu.

"Cewek elu tuh. Jadi, bahan gosip. Kabarnya pan, nyokapnya nikah lagi. Terus bokapnya tukang selingkuh," celetuk Tio teman satu tim basket dengan Aldi.

"Hahaha... Cewek kayak Senja juga bisa pan selingkuh dari lu? Ye pan, buah jatuh kaga jauh dari pohonnya! Hahaha" Sambung Afif.

Aldi hanya diam, malas berdebat dan memilih tidak meladeni ucapan teman-temannya itu.

"Dia juga penggoda cenah? Hahah aing juga mau di..."

Brukkk...

Mendengar suara keributan membuat beberapa kerumunan tadi berpindah posisi. Yang tadinya di dekat mading. Kini, semua menuju ke arah tangga menuju kelas 11 MIPA.

Kepalan tangan sudah mendarat di pipi tembam Dimas. Membuat mereka semua terkaget dengan serangan dadakan itu.

Aldi memelototkan kedua bola matanya. Menatap Dimas yang tergeletak di lantai.

"Ngomong naon sia teh?! Sini atuh ngomong depan aing!"

Mereka hanya bungkam."Naha maneh, cicing wae? (Kenapa kamu, diam aja?)" Lanjut laki-laki dengan seragam yang sudah berantakan.

"Lu siapa? Ngapain lu mukul temen gua?" Tanya Ivan sambil menuruni anak tangga, menatap laki-laki itu dengan wajah datarnya.

"Temen sia teh perlu aing kasih pelajaran. Mulutnya da mirip sampah!" Teriaknya.

Asta dan Senja menerobos kerumunan itu. "Misi! Minggir dikit dong! Gua pengen lewat," pinta Asta. 

"Aduh! Apa sih!" Saut mereka yang diserobot oleh kedua gadis cantik itu.

Keduanya berdesakan di antara siswa-siswi yang saling ingin tau tentang keributan yang terjadi. Karena, Senja mendengar suara keras dari tangga mengakibatkan gadis itu ikut penasaran.

"Sikap lu kayak preman!" Sarkas Ivan.

Ucapan Ivan membuat laki-laki itu menarik kerah kemeja putih itu. "Sia teh ternyata, ga kalah sampahnya da sama temen sia?"

Ivan terkekeh pelan, "Tau apa sih lu? Murid baru tapi sok tau!" Ivan menepis tangan laki-laki itu.

"Oh gua inget nama lu, gua pastiin lu ga bakal tenang sekolah disini! Daniyal Haidar Gafi," lanjut Ivan yang sudah menatap nametag Gafi. Sambil menyeringai.

"Sia pikir aing teh takut? Barudak kayak kalian mah bisana ge (bisanya) ngegosip. Yang kalian omongin teh belum tentu bener. Cik atuh mikir! (Mikir coba!)" Seru laki-laki berambut hitam pekat itu—Gafi.

Tatapan tajam Gafi terarah ke arah Dimas. "Maneh."  Tunjuk Gafi ke arah Dimas yang sudah berdiri di sebelah Afif sambil meringis.

"Urang mah teu ngarti ku kalakuan maneh mah. (Saya enggak ngerti sama kelakuan kamu). Orang yang maneh katain teh belum tentu kayak apa yang digosipin sekarang. Senja teh bukan kayak apa yang kalian pikir!" Tutur Gafi.

Gadis berkuncir kuda itu mengernyitkan dahinya. Saat mendengar namanya di sebut.

"Maneh teh, Aldi? Pacarnya Senja? Kunaon cicing wae? (Kenapa diem aja?). Cewek maneh teh dihina temen maneh sendiri. Tapi, maneh mah lebih bela dia? Maneh teh henteu pantes buat Senja. Dia terlalu baik buat sampah kayak maneh!" Lanjut Gafi.

Aldi mengepalkan kedua tangannya. "Ga usah sok tau lu! Tau apa lu soal gua? Tau apa lu soal Senja? Ga usah jadi pahlawan, muak gua! Sama orang yang sok peduli. Faktanya, cuma mau cari simpati ke Senja kan?" Cerca Aldi dengan rahang yang menguat.

"Urang da ga cari simpati sama cewek maneh. Tapi, urang da ga akan diem aja kalo ada orang yang ngomong ga bener soal Senja. Walaupun urang mah baru kenal Senja. Tapi, urang teh percaya. Dia bukan kayak apa yang temen-temen maneh bilang!" Cerca Gafi.

Terlihat urat leher laki-laki bergingsul itu. Begitu merah wajahnya dan menatap nyalang Aldi.

"Tapi, itu fakta. Senja emang penggoda!" Sela Tio yang sudah maju mendekati Aldi dan mendorong bahu Gafi kuat.

"Udah, Yo. Ga usah diladenin orang begitu. orang yang sok tau!"

Gafi menyeringai. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. "Hebat ya! Secara ga langsung maneh teh  membenarkan ucapan si keriting ini. Kalo cewek maneh teh penggoda?"

Aldi mengepalkan tangannya. "Banyak bacot lu!!" Pukulan disudut bibir Gafi cukup keras. Mengakibatkan sobek diujung bibirnya.

"Benerkan, si Senja punya pelet. Liatin aja tuh, anak baru aja udah ngebela dia mati-matian," bisik siswi yang berkerumun itu.

"Iya ih... Peletnya kuat banget ya? Mau juga lagi sampe babak belur begitu. Tuh Senja ngak tau malu! Sok-sok an ngelerai," saut salah satu diantara mereka.

Senja sudah menatap keduanya. Rasanya, ia ingin menangis. Namun, gadis itu masih berusaha menahannya. "Cukup!! Enggak perlu memperkeruh suasana," tegas Senja. Yang sudah menatap mereka bergantian.

Tatapan terakhir Senja terarah ke Gafi. Tangan kecil itu menarik lengan laki-laki berbibir pink itu, dengan cepat dan membawa laki-laki itu menjauh dari kerumunan.

"Maneh teh, mau bawa urang kemana?"

Senja tidak menjawab. Gadis itu terus melangkahkan kakinya masih dengan menyeret Gafi. Ternyata, Senja membawanya ke arah belakang sekolah yang terlihat sepi.

Gadis itu melepas genggamannya dari lengan Gafi. "Lu enggak usah ikut campur sama masalah gua!" Ketus Senja. Kini, matanya sudah menatap tajam laki-laki berwajah datar itu.

"Gua enggak butuh bantuan lu! gua enggak butuh lu bela!" Lanjut Fira sambil mendorong dada bidang Gafi.

Gafi menghentikan tangan kecil itu menatap gadis itu dengan wajah tanpa senyum sendikit pun. "Siapapun orangnya, kalo dia dihina yang belum tentu bener. Saya juga pasti bela orang itu. Jadi, kamu ga usah geer. Ngerti?"

Gafi melepas tangan Senja dan memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

"Gua enggak geer. Tapi, gua minta sama lu. kalo gua yang dihina. Jangan pernah lu bantu gua! Kalo lu bantu gua atau bela gua. Masalahnya makin banyak, Fi. Lu enggak denger tadi? Banyak yang bilang gua pake pelet, yang buat lu mau bela gua mati-matian!" Tegas Fira.

Helaan nafasnya terdengar. "Saya denger. Tapi, buat apa kamu dengerin omongan orang? Kalo kenyataannya saya bela kamu. Karna, kamu pantes buat saya bela. Atau kamu mau saya bantu? Buat jelasin ke semua orang. Kalo urang teh ga di pelet sama maneh?" Tanya Gafi dengan wajah seriusnya.

Fira menatap laki-laki itu. "Ga perlu. Lu cukup diem dan ga perlu lagi ikut campur sama masalah gua! Ngerti?! Oh iya, bersihin luka lu. Terus, kalo mau pake saya jangan di campur pake urang dan lain-lain," ujar gadis berwajah merah padam itu.

Tanpa mendengar jawaban Gafi, gadis itu sudah berlalu terlebih dahulu.

"Yeh... Suka-suka urang atuh. Sewot aja maneh teh!" Teriak Gafi.

"Tapi, dipikir-pikir aneh juga. Ah, sa bodo teing. Jiwa sunda urang mah da melekat." gumam Gafi yang sudah menganggukkan kepalanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sugih Rizal
anjimmm jiwa sunda, tapi da heeuh hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Senja    04 Rahasia Senja

    _"Saat kita sudah terlihat buruk dimata orang lain. Di saat itu pula, kita harus siap mendengar ucapan yang menyakitkan dan tatapan yang tidak menyenangkan."_ ~~~ Senja berjalan terus menuju kamar mandi, untuk membasuh wajahnya yang terasa memanas. "Senja!!!" Teriakan itu membuat Senja menghentikan langkahnya. Menatap Asta yang berkeringat. Sepertinya gadis itu dari tadi mencarinya. "Lu kemana aja? Malah narik Gafi. Terus gua ditinggal. Untung tadi ketemu Gafi. Jadi, gua tanya sama tuh cowok," cerocos Asta tanpa henti. Senja tidak menyahuti ocehan Asta. Gadis itu memilih memasuki toilet yang tanpa sadar diikuti oleh Asta, masih dengan ocehannya. Toilet bercat abu itu terlihat elegan. Terdapat tiga bilik yang terbuat dari k

    Last Updated : 2021-08-30
  • Rahasia Senja    05 Rahasia Senja

    _"Sikapnya terkadang menyebalkan. Tapi, dia mau membela orang yang terbully."_ ~~~ Senja sudah berjalan keluar koridor. Gadis itu sudah melepas kuncirannya. Menaruh kunciran di lengannya. Banyak mata yang menatap gadis itu sinis. Tapi, Senja sebisa mungkin tidak emosi. Gadis berambut bergelombang sebahu itu berjalan sendirian. Karena, sahabatnya sudah keluar terlebih dahulu. Rangkulan di pundak Senja membuatnya terkejut dan menatap laki-laki tinggi itu, yang tersenyum ke arahnya. "Kenapa?" Tanyanya. Gadis itu tersenyum tipis. Menampilkan lesung pipinya meski hanya sedikit. "Gapapa. Mau kemana?" Tanya balik Senja. Kin

    Last Updated : 2021-09-09
  • Rahasia Senja    06 Rahasia Senja

    _"Masalah datang tanpa diduga."_~~~ Sesampainya di atas. Terlihat begitu simple. Kursi tertata sedemikian rupa. Dengan meja bulat berisi kursi untuk empat orang. Karena, hari ini kafe itu lumayan ramai. Mereka berempat akhirnya memilih tempat yang ada paling ujung. Gaya modern kekinian begitu terasa di kafe kenangan itu. Untuk bagian lantai dua merupakan kafe outdoor. Lebih terlihat alami. Dinding-dinding kafe terlihat seperti batu bata asli. Padahal, itu hanya wallpaper biasa. Di dinding itu juga terpasang bingkai tulisan motivasi dan sejenisnya. "Urang teh, henteu resep sebenernya. Kalo harus kerja kelompok di dieu," ujar Gafi yang sudah menatap Senja intens. Setelah mereka berempat duduk di bangku paling pojok. Kerutan di dahi Senja terl

    Last Updated : 2021-09-10
  • Rahasia Senja    07 Rahasia Senja

    _"Terkadang, apa yang kita harapkan tidak berjalan dengan baik."_~~~ Kepulan asap berbau tembakau itu, menari mengerumuni beberapa orang yang sedang duduk santai di atas meja tak terpakai. Bangunan yang sudah terbengkalai di belakang sekolah, terlihat begitu berantakan. Kursi yang sudah rusak tergeletak begitu saja. Tembok di sekeliling bangunan terlihat penuh dengan coretan. Wajah dingin terlihat jelas, rahang tegasnya menampilkan amarah yang tertahan. Laki-laki dengan penampilan acak-acakan itu sedang asik menyesap rokoknya. Sedangkan beberapa orang lainnya saling bercengkraman. "Eh, Van. Muka lu napa ditekuk gitu?" Tanya laki-laki botak itu sambil merangkul leher lawan bicaranya. "Kita harus pantau terus, pelaku yang nyebarin berita

    Last Updated : 2021-09-11
  • Rahasia Senja    08 Rahasia Senja

    _"Terkadang membahagiakan seseorang yang kita sayang, bisa dengan cara sederhana."_~~~"Nja," panggilan itu memotong ucapan Senja. Keduanya menatap sumber suara. Yang ternyata laki-laki dengan baju basketnya. Siapa lagi kalau bukan Aldi.Tatapan tajam dari Gafi terarah ke laki-laki yang berada tepat di belakang Senja. Rasa kesalnya masih terasa sampai saat ini."Aldi? Kok kamu tau aku di sini?" Tanya Senja. Ucapan gadis itu terdengar oleh pendengaran Gafi. Membuatnya berdecak kesal.Aldi tersenyum membuat matanya semakin menyipit. "Dari Asta. Aku tanya soal kamu ke dia. Yuk pulang," ujar Aldi sambil menyentuh jari-jemari Senja dengan lembut.Senja memikirkan ucapan laki-laki bermata sipit itu. Mana mungkin Asta

    Last Updated : 2021-09-13
  • Rahasia Senja    09 Rahasia Senja

    _"Apa yang menurut kita benar, belum tentu benar di mata orang lain."_~~~Aldi sudah menatap nasi goreng buatannya yang tidak terlihat buruk. Senyum lebarnya kini terpancar dengan jelas. Laki-laki sipit itu sedang duduk di meja makan yang terdapat enam kursi. Meja berbentuk oval itu terbuat dari kayu yang atasnya terdapat kaca.Tangan besarnya kini mengambil buah berwarna merah. Rumah ini terlihat begitu sepi, dan baru kali ini Aldi menginjakkan kakinya di dalam rumah Senja. Biasanya, hanya sampai parkiran saja. Foto-foto terpajang rapih di dinding. Ada juga yang tersusun di sudut meja.Tatapan Aldi terarah pada satu orang anak laki-laki yang sepertinya, ia mengenali wajah itu. Tapi, perasaannya berkata itu tidak mungkin. Bisa saja, ia salah orang. Karena, di sekolah pun keduanya tidak saling berinteraksi

    Last Updated : 2021-09-17
  • Rahasia Senja    10 Rahasia Senja

    "Semua rencana butuh proses, yang tertata, tersusun dan yang terpenting tidak tergesa-gesa."~~~ Pagi itu cuaca terlihat begitu cerah. Jalanan Ibukota Jakarta terasa begitu ramai. Klakson kendaraan saling bersautan. Laki-laki bermata coklat gelap berbentuk almond itu sedang berdesak-desakan di dalam kendaraan umum. Motornya mogok. Karena, semalam ia terjebak banjir dan terpaksa menerobos. Mengakibatkan mesin motornya mati. Sialnya lagi, ia harus mendorong motornya sampai rumah. Rasa pegal di kakinya semakin terasa. Sejak semalam ia harus jalan sejauh itu, ditambah lagi hujan cukup deras. Sekarang harus berdiri berhimpitan seperti ini. Rasanya kakinya ingin lepas. Seharusnya ia sudah bisa menempuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolahny

    Last Updated : 2021-09-18
  • Rahasia Senja    11 Rahasia Senja

    _"Saat orang lain memperlakukan kita secara tidak baik. Bukan berarti, kita melakukan hal yang sama."_~~~Hening tercipta di dalam kelas 10 IPA 2. Sampai suara tegas, menginterupsi ruangan persegi itu."Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Selamat pagi semuanya," sapa guru berkacamata tebal itu."Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh. Selamat pagi bu," serempak siswa-siswi di kelas."Baik semuanya. Kumpulkan tugas kelompok kemarin. Untuk tugas kelompok itu, kita bahas minggu depan!"Gafi yang sudah menyatukan semua lembaran soal di kelompoknya, langsung memberikan lembaran tugas itu ke Senja.Gadis berlesung pipi itu tanpa berkata apa pun langsung berdiri meletakkan tugasnya di atas meja. "Oh iya Senja! Bisa bantu ibu?" Tanya Indah, guru fisika itu.Senja menganggukkan kepalanya. "Tolong, ambilkan buku

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • Rahasia Senja    27 Rahasia Senja

    _"Perlakuan sederhana terkadang membuat bahagia."_~~~Cuaca begitu mendukung untuk beraktivitas di hari libur. Termasuk gadis berambut cepol dengan setelan traningnya. Senja baru saja selesai melakukan yoga. Helaan nafasnya terdengar, peluh yang membanjiri wajahnya begitu terlihat. Gadis itu menengguk botol minum berisi air mineral hingga 'tak tersisa.Bunyi ponsel terdengar nyaring. Senja melirik sebentar ke arah benda pipih yang tergeletak manis di atas meja belajarnya. Selesai menyimpan botol minum, dan mengelap keringatnya ia langsung meraih benda itu. Senyum yang menampilkan lesungnya, kini muncul begitu dalam.Gadis itu langsung menarik handuk, yang tergantung rapih di dekat pintu. Setelah melihat pesan yang entah dari siapa, gadis itu langsung bergegas mandi. Mungkin orang spesial yang akan datang.Sudah hampir setengah jam, akhirnya Senja se

  • Rahasia Senja    26 Rahasia Senja

    _"Hidup itu tidak selalu berjalan dengan mulus. Pasti, selalu ada masalah dalam hidup. Masalah ringan, sedang, hingga masalah yang begitu rumit. Tapi, semua itu punya jalan keluarnya."_~~~"Ikut gua!"Suara berat, membuat gadis berambut pirang itu menatap ketiga orang dihadapannya dengan tatapan aneh."Mau apa sih lu?! Punya urusan sama gua?""Udah lah, lu engga usah banyak bacot!" Bentak laki-laki berkulit sawo matang itu."Ngapain sih?! Gua ga mau!" Berontak gadis itu.Namun, laki-laki bertubuh tinggi itu menyuruh kedua temannya membawa paksa Viola."Bagas!!! Lu mau ngapain gua?"Laki-laki yang dipanggil Bagas itu hanya mengedikan pundaknya, dan berjalan mengikuti kedua temannya itu.Viola, gadis itu mencoba melepas cengkraman kuat dari kedua kakak kelasnya. Namun

  • Rahasia Senja    25 Rahasia Senja

    _"Apa yang kita pikirkan benar, belum tentu benar. Bahkan, bisa saja yang kita anggap tindakan yang benar ternyata malah sebaliknya. Sebuah kesalahan."_~~~Hujan sore di ibukota Jakarta terlihat begitu deras. Awan yang tadinya cerah, kini terlihat begitu gelap. Seharusnya semua siswa-siswi SMA GARUDA sudah pulang sejak sejam yang lalu. Namun, mereka harus menetap di ruang kelas menunggu hujan mereda."Ta, gua perlu ngomong sama lu."Ucapan itu membuyarkan lamunan Asta. Suara berat dan khas itu, menyadarkan Asta bahwa bukan lagi Senja yang duduk di sebelahnya, melainkan Galuh."Hem..."Galuh langsung duduk di sebelah gadis itu, tadi ia meminta Senja untuk berpindah tempat duduk sebentar selagi gadis itu menunggu dijemp

  • Rahasia Senja    24 Rahasia Senja

    _"Apa pun perkataan orang lain, tidak perlu kita hiraukan. Jika itu hanya melukai diri kita. Dengarkan saja yang perlu didengar, anggap angin lalu yang tidak perlu untuk didengar."_~~~Suara riuh terdengar begitu gaduh di kelas IPA 2. Senja yang berjalan dengan penampilan yang sangat berantakan, melewati beberapa temannya yang menatapnya dengan sinis.Cangkang telur serta putih telur bercampur dengan kuningnya, bertengger manis di rambut sebahu gadis itu. Aroma menyengat menusuk indra penciuman semua orang yang ada di dalam ruang kelas.Galuh hanya mengekor dari belakang, sedangkan Gafi hanya diam duduk di kursinya. Laki-laki bermata almond itu tidak lepas memandang Senja yang terlihat tidak baik-baik saja."Bau banget badan lu, Nja. Bikin kelas bau busuk! Bersihin dul

  • Rahasia Senja    23 Rahasia Senja

    _"Orang yang kita anggap akan ada dipihak kita ternyata sama saja dengan yang lain. Rasa kecewa itu benar-benar terasa, menyakitkan."_~~~"Enggak perlu lu anter. Gua kesini sama supir," ujar gadis berambut hitam itu. Sejak Revan dan yang lainnya pergi, keduanya sudah memutuskan untuk duduk di trotoar dekat penjual minuman dingin keliling dan tukang somay."Maneh teh kunaon, sewot terus sama urang? Urang teh punya salah kitu?" Tanya Gafi.Senja menghela nafasnya, ditatap laki-laki yang tingginya 176 cm itu. Memang Gafi tidak pernah melakukan kesalahan. Tapi bagi Senja, laki-laki itu memang harus ia jauhin. Lebih tepatnya jangan sampai berurusan dengan laki-laki dihadapannya ini."Lu enggak punya salah. Gua harap, ucapan gua di sekolah bisa lu lakuin ya? Gua enggak mau p

  • Rahasia Senja    22 Rahasia Senja

    _"Kecewa itu......"_~~~Beberapa menit setelah Gafi meninggalkan rumah Arya. Keempat anak remaja itu asik dengan kartu dan cemilan di atas meja. Sesekali umpatan-umpatan kasar keluar dari bibir mereka."Sial! Kalah lagi gua!" Celetuk Arya.Tama hanya tertawa merasa senang, karena sejak tadi Arya selalu kalah. "Udah, lu mending maen barbie aja," ledek Banu.Hal itu membuat Arya berdecak kesal, dan melempar batal tepat ke wajah tampan laki-laki itu. "Lu kira gua cowok apaan?" Kesalnya.Banu tertawa sambil memegang perutnya yang terasa kram. "Cowok jadi-jadian hahahaha,""Si anjir! Lu kalo ngomong, perlu gua sumpel mulut lu ya?" Omel Arya."Haha

  • Rahasia Senja    21 Rahasia Senja

    _"Apa yang kita lakukan, belum tentu orang lain menyukainnya."_~~~Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Gafi sudah duduk di atas motornya. Motor pespa berwarna kream yang jarang ia gunakan. Akhirnya, hari ini ia gunakan.Pandangan tajamnya tidak lepas dari siswa-siswi yang berlalu lalang. Laki-laki berbulu mata lentik itu terlihat sedang menunggu seseorang."Dia aman, ga ada yang bakal macem-macem sama Senja. Kalo dia lagi sama Aldi." Gafi langsung menatap gadis berambut cepol itu dengan alis yang saling bertaut."Dia udah punya pacar, jadi lu ga usah terlalu jagain Senja. Bagi dia, lu cuma orang asing. Mending lu dengerin apa yang dia bilang, jauhin dia. Kalo lu makin deketin dia, masalah Senja makin nambah," lanjut gadis itu.Helaan nafas Gafi bisa dilihat oleh gadis berhidung mancung itu. "Kenapa maneh atau Senja, suka nyuruh urang teh

  • Rahasia Senja    20 Rahasia Senja

    _"Kehilangan seorang sahabat yang begitu berarti, untuk kesekian kalinya."_~~~Jam istirahat sudah terdengar seantero sekolah. Membuat semua siswa-siswi SMA Garuda saling berhamburan. Berbeda dengan hari biasanya, kelas 10 IPA 2 kembali terdengar gaduh."Eh! Lu harus tanggung jawab!" Bentak perempuan berambut bob itu."Tanggung jawab apa lagi?""Jangan mentang-mentang dompetnya udah balik, lu ngelupain gitu aja!" Ujar gadis bernama Anya.Senja menghela nafasnya, Asta ternyata memilih berlalu dari bangkunya meninggalkan Senja begitu saja. Padahal, Senja berharap Asta membelanya."Gua enggak ngelupain kejadian tadi. Tapi, gua emang enggak ngerasa harus bertanggung jawab," jelas Senja.Anya melipat kedua tangannya di dada. "Jelas-jelas dompetnya ada di elo! Emang kita belum buktiin lewat cctv. Tapi bagi gua, bu

  • Rahasia Senja    19 Rahasia Senja

    _"Tuduhan itu belum tentu benar adanya. Kebanyakan orang langsung percaya dengan ucapan orang lain. Tapi, mereka lupa tentang apa yang mereka lihat."_~~~Pagi cerah di hari Kamis. Udara segar berhembus lembut pagi ini. Seragam bercorak batik berwarna abu-abu terpasang rapih di tubuh masing-masing siswa-siswi di SMA Garuda.Riuh suasana koridor terdengar gaduh. Laki-laki berambut belah tengah itu tidak ambil pusing dengan keributan yang terjadi. Ia memilih berlalu dan memasuki kelas IPA 2.Keadaan kelas terlihat sepi. Hanya ada Senja yang sedang membaca novel bersampul pink dan kedua daun telinganya terselip AirPods. Senja tenggelam dengan dunianya sampai tidak sadar dengan tatap Gafi.Sejak gadis itu pingsan, Gafi tidak mengajak gadis itu berbicara

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status