Share

Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin
Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin
Penulis: Almiftiafay

1. Pengantin Tanpa Nafkah Batin

“Tidurlah di kamar Lilia nanti malam, biar bagaimanapun dia adalah istrimu juga. Sama sepertiku, dia juga berhak mendapatkan nafkah batin darimu, William.”

Suara manis yang terdengar menembus pintu kamar membuat Lilia menghentikan langkahnya.

Ia berdiri di luar dengan kedua tangan yang mencengkeram erat keranjang berisi pakaian yang harusnya ia bawa masuk, sebelum ia menyadari bahwa tuan dan nonanya tengah berada di dalam sana.

“Tidak mau, Sayang,” jawab suara bariton seorang pria menyambut permintaan itu. “Aku tidak bisa melakukan itu dengan wanita lain selain kamu.”

“Kamu tidak boleh begitu, William. Karena nanti setelah aku mati, kamu akan hidup dengan Lilia.”

“Tapi kamu tidak akan meninggalkan aku secepat itu, Ivana.”

Lilia termangu dengan tubuh yang terasa kebas. Tuan dan nonanya itu sedang membicarakan dirinya, babysitter anak mereka, yang sekaligus telah menjadi istri kedua William.

Hal itu mereka lakukan untuk memenuhi permintaan Ivana yang kondisinya memburuk akibat leukimia.

Demi memastikan bahwa anak lelakinya dirawat oleh orang yang tepat, Ivana memilih madu dan istri untuk suaminya sendiri, dirinya, Lilia Zamora—babysitter yang telah merawat anak mereka sejak lahir.

Kini, pernikahan itu sudah berjalan selama dua bulan.

Lilia sebenarnya juga tak ingin melakukan itu. Tapi mempertimbangkan Ivana akan memberinya bantuan untuk pengobatan ibunya yang tengah sakit, akhirnya ia terpaksa menerima.

Meski Ivana tidak keberatan seandainya hubungan mereka diketahui oleh keluarga, tapi William tak bersedia. Pria itu memilih untuk merahasiakannya.

Sebagai suami—yang di mata Lilia—sangat mencintai istrinya, Lilia tahu pria itu merasa bertanggung jawab agar keluarganya tidak akan memandang rendah Ivana. William juga tidak ingin memperumit keadaan apalagi jika sampai hal ini terendus pihak luar. Sehingga hanya mereka bertiga saja yang tahu tentang pernikahan itu.

“Ahh—”

Suara lenguhan Ivana membuat Lilia terjaga dari lamunannya.

“Ahh ... jangan menggodaku di sini, Liam. Kita masih di kamar Keano.”

“Sebentar saja, Ivana.”

Tak ingin mendengar lebih jauh akan sesuatu yang mungkin berlanjut di balik pintu kamar itu, Lilia memutuskan untuk pergi dari sana. Urung membawa pakaian Keano—anak lelaki William dan Ivana—ke dalam kamar.

Baru saja berbalik, ia dibuat terkejut saat melihat kemunculan Keano yang tiba-tiba dan berlari menghampirinya.

“Sus Lili, Keano sudah selesai main legonya,” ucapnya. “Sekarang mau masuk.” Jari telunjuknya mengarah pada pintu kamarnya yang tertutup.

“Jangan!” cegah Lilia dengan cepat, mengantisipasi agar Keano tidak masuk dan melihat apa yang ayah dan ibunya lakukan di dalam sana.

Tapi karena melakukan hal itu, tak sengaja keranjang pakaian yang dibawanya jatuh sewaktu ia berlutut dan meraih kedua bahu kecil Keano.

“Kenapa tidak boleh?” tanya Keano, kedua pipinya menggembung kesal.

“Nanti saja masuknya. Bagaimana kalau kita main dulu di luar?” ajaknya. “Mungkin … main tangkap bola?”

“Hm … padahal mau tidur di dalam dan dengar Sus Lili nyanyi untuk Keano.”

Sebelum sempat Lilia berhasil membujuknya, pintu kamar mendadak terbuka.

Lilia menoleh, menjumpai William berdiri di ambang pintu dengan beberapa kancing kemeja teratas yang terbuka sehingga dada bidangnya tampak.

Menyadari alis berkerut William yang tak suka saat keluar dari kamar membuat Lilia dengan cepat menunduk. Menghindari tajam iris kelam pria itu yang melihat kekacauan di lantai.

“Masuk sini, Keano!” ucap pria itu pada anak lelakinya. “Mama ada di dalam.”

“Okay, Papa.”

Setelah Keano menghilang di balik pintu kamar, William menghampiri Lilia yang memilih untuk memasukkan kembali pakaian itu ke dalam keranjang.

“Kenapa pakaian bersih itu bisa berantakan?” tanyanya dingin.

“M-maaf, Tuan,” jawab Lilia tak berani mengangkat wajahnya. “S-saya tidak sengaja menjatuhkannya.”

“Kamu menguping apa yang aku dan Ivana lakukan?”

“Ti-tidak,” tepis Lilia, memilih berbohong untuk melindungi diri.

William terdengar mendengus, Lilia sempat mencuri pandang padanya yang membuang wajah sebelum pergi dari hadapannya yang masih berlutut di lantai.

Lilia tak ingin ambil pusing dan memilih untuk merapikan semua pakaian yang berantakan itu, terpaksa harus mencucinya sekali lagi.

Sembari menunggu laundry selesai, ia menyempatkan diri menyiapkan bahan makanan untuk tuan kecilnya besok.

Sudah cukup larut saat akhirnya Lilia mengeluarkan pakaian-pakaian milik Keano dari mesin pengering dan menempatkannya ke dalam keranjang lain.

‘Akan aku lanjutkan besok lagi,’ putusnya.

Lilia masuk ke dalam kamarnya yang ada di sisi belakang rumah itu. Merebahkan dirinya ke atas tempat tidur yang ukurannya tak begitu besar, angannya seakan tak bisa diam.

Terombang-ambing ke sana ke mari memikirkan keadaan ibunya yang koma di atas ranjang pesakitan, atau sekilas terisi wajah benci William yang belum lama ini ia lihat.

Semua itu seperti sedang menyiksa benaknya hingga lelah dan tanpa sadar ia jatuh dalam lelap.

Saat nihil suara harusnya mengisi tidurnya, ia dibuat terjaga sewaktu mendengar suara pintu yang diketuk.

Lilia duduk menegakkan punggungnya. Napasnya terengah saat melihat pintu kamarnya terbuka dari luar.

‘William?!’ batin Lilia terkejut.

Pria yang berdiri di ambang pintu itu adalah William Quist.

Ia bergegas bangun dan menundukkan kepalanya pada William, “Maaf, saya ketiduran,” katanya. “Saya akan melihat keadaan Keano, Tuan.”

“Aku datang ke sini bukan untuk memintamu melihat Keano,” jawab pria itu.

“M-maksud Anda?” tanya Lilia gugup. Tubuhnya gemetar di bawah tatapan tajam William.

“Bukankah kamu tahu apa yang harusnya dilakukan oleh dua orang yang sudah menikah?”

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Eva
Baru baca bab pertama udah sakit hati banget, nggak enak banhet jadi Lilia. Serba salah dan serba bingung
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
gak usah jutek gitu sama lilia. klo gak ada lilia ntar cari2.
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
wiiihh baru awal bab udh dibikin kesel aj sma si Willi weleh weleh.... bener² ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status