"Kamu marah?" Odelyn menoleh tajam ke arah Michael. Pertanyaan bodoh apa yang dilontarkan oleh Michael sih? Bisa-bisanya dia bertanya apakah Odelyn merasa marah atau tidak. Ya Odelyn jelas merasa marah lah. Bisa-bisanya masih ada pertanyaan seperti itu yang keluar dari mulutnya."Kamu tuh kalau nanya mikir dong ya. Kamu masih nanya aku marah ke kamu atau nggak? Ya marah banget lah. Kamu dideketin cewek di kantor. Ya aku tahu kita gak harus saling mencintai satu sama lain. Tapi itu bukan berarti kita boleh jatuh cinta sama orang lain!" Odelyn berucap dengan nada yang berapi-api. Ah, kalau tahu moodnya akan memburuk seperti ini tentu saja Odelyn tidak akan sudi untuk ikut dengan Michael. Bisa-bisanya Odelyn malah mendapatkan kejutan seperti ini."Dengar ya, Odelyn. Yang jatuh cinta siapa coba? Misalkan aku jatuh cinta pun itu ya jatuh cinta ke kamu, bukan ke orang lain. Perasaan yang gak membalas pernyataan cintaku itu ya kamu deh." Michael berusaha menyadarkan Michael sambil memberika
"Kamu licik juga ya bikin cara supaya Odelyn mengakui kalau dia cinta sama kamu." Teman Michael sedang menikmati nikmatnya minuman ini."Ya mau bagaimanapun juga kan Odelyn itu hanya gengsi dan aku yang harus memancing supaya dia ngaku kalau dia suka sama aku. Aku tuh cuma gak mau Odelyn terlalu memendam soal perasaan dia." Michael sedang mengobrol santai dengan temannya di rumah. Odelyn sedang diluar bersama ibu dan Maura. Pengasuh tentu saja ikut dengan mereka. Lalu disini tersisa Michael yang menikmati hari libur."Alah, ngajakin main kemarin itu bagian dari rencana kan? Biar istri aku bilang ada cewek yang deketin kamu ke Odelyn. Padahal siapa tuh Amara. Gak ada juga cewek yang deketin kamu karena sudah pada tahu kalau kamu tuh udah punya keluarga. Kalau yang suka sama kamu sih ada tapi kan pada tahu diri kalau kamu itu sudah punya keluarga. Lagian kepikiran saja sih untuk bikin skenario kayak gini. Beneran gak habis pikir aku. Kamu dapat ide kayak gitu darimana sih? Heran banget
Michael gelagapan. Bukan reaksi seperti ini yang dia harapkan dari Odelyn. Bagaimana mungkin Odelyn bisa bereaksi seperti ini? Astaga, tolong bagaimana ini."Odelyn, tenang dulu. Aku gak ngapa-ngapain kok. Aku hanya bingung saja dan belum berbuat apa-apa." Michael berusaha dengan keras untuk membujuk Odelyn. Tentu saja membujuk Odelyn tidak semudah itu. Michael harus benar-benar berusaha dan setelah seperti itu pun masih belum berhasil."Belum berbuat apa-apa? Jadi kalau misalkan kamu gak ketahuan kamu langsung beraksi gitu? Michael, sebelum sampai seperti ini memangnya kamu gak berpikir jernih? Apa yang kamu lakukan itu benar-benar beresiko dan justru menambah masalah baru. Pantas saja seharian kemarin kamu kelihatan gak ada tenaga sama sekali. Wajah kamu kelihatan pucat. Rupanya kamu dan temanmu membicarakan hal-hal yang tidak wajar ya." Odelyn menatap kecewa ke arah Michael. Sungguh Odelyn merasa kecewa karena Michael sempat punya pikiran yang se dangkal itu.Michael kelihatan tert
"Loh sekarang kenapa kamu yang bawa-bawa Laura ke urusan kita?" Bukankah Odelyn yang enggan membawa Laura ke dalam pembicaraan ini. Kenapa sekarang malah membawa Laura? Apa yang ada di dalam pikiran Odelyn saat ini coba? Michael sungguh tidak mengerti dengan cara berpikir Odelyn."Laura adalah orang yang pasti mengenal bagaimana orang tuanya kan. Kalau misalkan kita bicara pada dia untuk menyelesaikan hal ini, aku rasa bisa kita coba. Ya memang hal yang sulit tapi mau bagaimana lagi kan? Dendam ini tidak boleh terlalu berlarut-larut. Odelyn tidak ingin semakin melihat kehancuran banyak orang."Kalau memang bisa seperti itu harusnya dendam ini sudah selesai kan? Nyatanya yang terjadi adalah Laura membantu kedua orang tuanya. Kamu pikir hal itu bisa dinalar dengan akal sehat? Kalau aku sih tetap tidak bisa ya. Rasanya menyedihkan sekali. Lalu sekarang kamu minta pertolongan pada Laura? Odelyn, aku rasa kamu sudah terlalu lelah untuk menghadapi semua ini kan." Makin lama pemicu stress Mi
Keputusasaan mulai melingkupi Michael dan Odelyn. Jadi tidak ada caranya ya? Bahkan kematian Laura pun tidak mampu menghentikan kegilaan orang tuanya."Seharusnya keluarga kami tidak pernah mengadopsi anak gila itu. Seandainya kami tidak pernah mengadapsinya tentu saja ini semua tidak akan terjadi."Aku rasa itu gak sepenuhnya benar. Seandainya ibu Edelyn tidak lahir karena kelalaian nenekku tentu saja ini semua tidak akan terjadi. Sesuatu yang dimulai dari cara yang salah tentu saja akan berakhir tidak baik kan. Hal itu tentu saja juga berlaku pada keluarga Edelyn. Kelahiran ibu Edelyn saja sudah tidak pada jalan yang benar." Odelyn rasa menyesali sesuatu yang tidak pernah bisa mereka cegah bukanlah hal yang baik. Sebanyak apapun mereka menyesal, Odelyn rasa tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Itu dikarenakan semua kejadian ini disebabkan oleh banyak orang dan tidak mungkin bisa untuk mencegah semua orang melakukan sesuatu yang buruk."Odelyn, aku bahkan merasa menyewa detekti
Odelyn mondar-mandir di dalam kamar. Dalam hati dirinya sungguh bingung apakah cara yang dipakai oleh ibu benar-benar bisa berhasil. Kalau tidak berhasil bagaimana kalah menambah masalah warisan. Keluarga Odelyn dari pihak ayah adalah keluarga yang haus akan warisan. Odelyn tidak yakin paman akan setuju dengan usulan ibu. Walaupun nyawa mereka sedang dalam bahaya pun Odelyn tidak yakin hal itu akan berhasil. Ya ampun, bagaimana ini? Odelyn benar-benar tidak mengerti."Dari tadi aku perhatikan kamu mondar-mandir mulu. Kamu masih mikirin soal usulan ibu ya?" Michael yang baru saja selesai mandi melihat Odelyn terlihat tidak tenang dengan berjalan kesana kemari."Iya. Aku gak yakin cara itu akan berhasil. Warisan itu adalah sesuatu yang sangat dicintai oleh keluarga ayahku, termasuk paman. Aku gak yakin mereka akan paman akan luluh begitu saja walaupun nyawanya yang dijadikan taruhan.""Odelyn, daripada kamu mondar-mandir dan merasa cemas sendiri seperti itu bukankah lebih baik kamu mela
Ucapan ibu membuat Michael berpikir sampai kepalanya ingin pecah. Michael membenarkan apa yang ibu katakan. Semenjak dia dan Odelyn saling menyatakan perasaan mereka, Michael jadi merasa kalau Odelyn pasti mau menoleransi kesalahan yang dia buat. Namun bagaimana ini, ternyata itu adalah hal yang salah. Ternyata dengan menganggap orang yang sayang dengan kita mampu menoleransi kesalahan kita itu adalah kesalahan berpikir yang harus segera diperbaiki. Michael akan mencoba menebus kesalahan ini dengan meminta maaf pada Odelyn. Mungkin dia bisa melakukan sesuatu yang bisa menyenangkan Odelyn. Kira-kira apa ya? "Kamu ngapain melamun saja? Itu laptopmu menyala tapi gak kamu gunakan." Odelyn menunjuk laptop Michael yang memang dalam keadaan menyala tapi tidak kunjung digunakan oleh Michael.Michael hanya tersenyum tipis ke arah Odelyn sambil meminta Odelyn untuk duduk di sebelahnya. Odelyn yang melihat gestur Michael pun paham dan menurut saja. Setelah itu Odelyn menanyakan maksud dari perm
"Aku pikir Michael gak akan mau kesini. Ternyata Michael masih penasaran ya." Laura tersenyum tipis saat melihat Michael yang ikut bersama Odelyn."Iya. Michael pasti mau kesini lah. Ini semua kan demi selesainya semua masalah ini." Odelyn menyambut senyum tipis itu dengan baik. Odelyn tidak tahu kalau ternyata Laura sudah menduga bahwa Michael kemungkinan besar tidak akan mau datang kesini.Michael yang menjadi objek pembicaraan hanya diam saja tanpa menyahut apapun. Baginya tidak penting untuk membalas basa-basi yang dilakukan oleh Laura. Yang Michael inginkan hanyalah segera pergi dari sini."Michael, aku rasa ini saat yang tepat. Aku minta maaf jika punya kesalahan atau apapun itu, ah gak. Aku memang punya salah ke kamu dan untuk itu aku benar-benar meminta maaf. Aku harap kamu mau memaafkan aku atas kesalahan yang aku lakukan ke kamu." Suara Laura terdengar tulus hingga Odelyn merasa berdosa jika harus mencurigai permintaan maaf itu. Namun tampaknya Michael memiliki pemikiran yan
"Ya ampun, Maura! Kamu kenapa lagi ini?!" Odelyn terkejut melihat penampilan Maura yang jauh dari kata bersih dan rapi. Sebenarnya Maura pergi kemana lagi dan apa yang dia lakukan sampai penampilannya bisa sehancur itu?"Maaf, mama. Aku tuh beneran gak sengaja tahu. Aku gak mengira kalau akan jadi seperti ini." Maura seakan meminta belas kasihan dari Odelyn. "Kamu jatuh dimana lagi ini? Mama benar-benar gak habis pikir deh dengan kamu." Odelyn sudah memastikan bahwa Maura sudah dalam kondisi yang layak ketika berangkat sekolah. Odelyn tentunya berharap Maura juga akan pulang dengan keadaan yang sama. Tapi apa ini? Kenapa malah seperti ini jadinya? "Tadi aku gak sengaja deh, ma. Aku serius ini. Lagipula siapa sih yang pengen jatuh. Aku rasa gak ada yang pengen jatuh deh. Aku ini umurnya 17 tahun, ya kali aku sengaja jatuh. Itu namanya tindakan yang gak dewasa kan." Maura kesal karena di tengah kondisinya yang sedang luka seperti ini pun Odelyn seperti menyalahkan dirinya. Padahal ka
Michael dan Odelyn yang mendengar hal seperti itu jelas langsung terguncang. Maura mengalami hal mengerikan seperti itu di luaran sana dan Michael serta Odelyn malah tidak tahu apa-apa. Mereka berdua merasa tidak becus sebagai orang tua. Harusnya tidak boleh seperti ini. "Sayang, kamu gak perlu denger omongannya Helena. Orang yang mempunyai kesalahan memang bisa masuk penjara. Tapi kamu gak ada kesalahan apapun lho. Kamu gak perlu takut masuk penjara karena Helena pun gak punya hak untuk menakut-nakuti kamu masuk penjara. Mama harap Maura paham akan hal itu ya. Yang Maura perlu tahu adalah memang benar bahwa orang tuanya mama tinggal di tempat yang jauh tapi memang belum bisa menemui kita. Orang tuanya mama masih punya urusan yang masih harus diselesaikan. Kalau Helena menanyakan soal hal ini kamu bilang saja bahwa mama dan ayah gak ngasih tahu apa-apa. Kamu paham kan maksudnya mama?" Odelyn berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Maura. Saat ini hati Odelyn benar-benar hancur
Odelyn sampai jatuh terjerembab karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar. Sialnya suara itu adalah suara yang tidak ingin didengar oleh Odelyn untuk saat ini. "Sayang, kamu kok sudah bangun? Ayo mama antar ke kamar lagi ya untuk tidur." Odelyn memilih untuk berlagak tidak terjadi apa-apa di depan Maura. Saat ini jantung Odelyn benar-benar berdegup dengan kencang. Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berusaha untuk menenangkan Maura. "Nak, ayo kita ke dalam kamar dulu ya. Ini sudah malam jadi harusnya kamu sudah tidur bukannya malah berkeliaran begini." Michael juga sama terkejutnya dengan Odelyn saat Maura tiba-tiba ada disini. Barangkali Maura sudah mendengar semua pembicaraan tapi langsung tertarik di poin soal penjara. Sungguh Michael pun sampai sulit untuk berkata-kata. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana bisa mengalihkan perhatian Maura. Kalau diperlukan adalah bagaimana cara membuat Maura lupa akan apa yang di
Odelyn terdiam sambil menatap dengan mata yang membesar ke arah Maura. Anak ini tahu kata penjara dari mana? Dari mana dia bisa punya spekulasi bahwa tempat yang jauh itu adalah penjara? "Penjara? Kamu kok bisa nebak gitu sih, sayang? Mama jadi takut deh kamu ngomong kayak gitu." Odelyn mencoba bercanda kepada Maura. Odelyn sangat takut tapi dia harus menyembunyikan ketakutan itu dengan baik. Pokoknya Maura tidak boleh mencurigai apapun dari Odelyn. "Loh tapi katanya Helena dulu memang keluarga ayah dan mama gak akur tuh. Nah karena gak akur itu makanya orang tuanya mama masuk penjara. Aku tuh bingung deh kenapa orang gak akur bisa sampai masuk penjara. Makanya aku nanya ke mama soal kemana orang tuanya mama. Aku tuh penasaran aja deh soalnya Helena bilang gitu. Tapi mama kok mama malah menghindar terus. Aku jadi bingung deh." Wajah Maura terlihat seperti orang yang diombang-ambing oleh kenyataan yang ada. Pada dasarnya yang terjadi adalah adalah fakta bahwa memang benar orang tuany
Odelyn sudah sering mendapatkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi baru kali ini Odelyn mendapatkan pertanyaan yang tidak hanya tidak menyenangkan namun juga mengerikan. Bagaimana Odelyn akan menjawab pertanyaan semacam ini? Odelyn benar-benar kehilangan akal. "Tumben banget kamu nanyain orang tuanya mama." Odelyn menjawab dengan santai dan nada bicara yang bercanda. Tapi siapapun tahu bahwa detak jantung yang kencang ini bukanlah candaan. Saat ini Odelyn benar-benar merasa tidak nyaman. Saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. "Soalnya kalau aku main di rumah Helena tuh pasti orang tua mamanya ada lho. Sebutannya itu kakek dan nenek ya kan. Nah kalau orang tua ayah kan memang sudah meninggal. Tapi kalau orang tua mama kemana? Aku kok gak pernah tahu apa-apa tentang mereka." Wajah Maura benar-benar menunjukkan betapa besar rasa penasarannya saat ini. Odelyn sampai tidak mengerti lagi harus menjawab apa. Odelyn tidak tahu bagai
"Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur
Tentu saja Odelyn mulai memahami bahwa saat ini Michael bukan hanya sekedar merasa takut atau tidak tenang karena kematian orang tuanya di rumah ini. Rumah ini menyimpan banyak kenangan entah kenangan yang buruk atau yang baik. Sayangnya kenangan yang baik itu tidak bisa menutupi kenangan yang buruk. Apalagi salah satu penyumbang kenangan buruk itu adalah orang yang baru saja meninggal dunia karena kejadian yang mengerikan. "Kenapa kita gak tinggal di rumah yang lama saja, Michael? Maksudnya daripada kita harus survei rumah dan melakukan hal-hal lain yang merepotkan terkait pembelian rumah ini." Odelyn bisa melihat bahwa Michael terlalu bersikeras agar mereka bisa pindah rumah tapi tidak di rumah lama mereka. Michael ingin pindah ke rumah lain pokoknya. "Kamu tahu sendiri kan kalau sekarang kita sudah punya anak. Kalau tetap di rumah itu tentu saja tidak bagus dong. Rumah itu terlalu sempit untuk Maura yang aktif bergerak kesana kemari. Aku gak mau gerak Maura jadi terbatas karena r
Odelyn pikir ketika suatu saat dia mendengar kabar bahwa orang tua Edelyn meninggal, dia akan kegirangan. Pada kenyataannya adalah Odelyn justru tidak merasakan apapun. Rasanya kosong dan hampa. Ini benar-benar tidak ada artinya. Odelyn jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ini akhir yang dia inginkan? Bukankah kematian orang tua Edelyn sudah selayaknya dirayakan?"Mbak, kamu kok bisa dapat info soal kematian mereka?" Odelyn tidak paham sejauh apa pengasuh Maura tahu mengenai hubungan buruk antara keluarga ini dengan orang tua Edelyn. Tapi sepertinya melihat dari bagaimana pengasuh Maura itu memberitahukan hal tersebut kepada Odelyn dan Michael, pengasuh Maura kelihatan bahagia. Apakah ini hanyalah asumsi Odelyn yang tidak berdasar? Ah, entahlah. Odelyn juga malas jika harus memikirkan hal yang tidak penting seperti itu."Dari teman saya yang kebetulan kerja dekat sana, bu. Tetangga itu pada kenal ke mereka itu sebatas mereka orang tua Edelyn. Gak ada yang tahu nama mereka
Hidup Odelyn dan Michael perlahan-lahan benar-benar tertata ke arah yang mereka inginkan. Sekarang ini hanya ada kebahagiaan dan itu jelas membuat mereka berdua bahagia. Ah, bahkan bahagia saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa leganya mereka saat ini. Ah, memang benar ya bahwa kesedihan ataupun kebahagiaan itu tidak ada yang permanen. Ini semua adalah tentang bagaimana cara mereka bertahan."Odelyn, menurut kamu apa rumah ini terlalu besar untuk kita tempati? Kamu mau rumah yang lebih kecil atau tetap disini saja?" Saat ini Odelyn dan Michael sedang bersantai. Ah, Michael perlu waktu yang cukup lama untuk bisa bersantai dengan tenang seperti ini sejak kematian ibu. Sekarang sudah tiga tahun semenjak kematian ibu."Kamu tiba-tiba nanya begitu kok aneh banget sih. Bukannya disini saja sudah nyaman ya. Buat apa harus pindah rumah. Yang ada nanti malah boros karena uang yang ada malah untuk biaya rumah." Odelyn merasa aneh karena Michael kan bukan orang yang boros. Lalu mengapa seka