Odelyn menerima tawaran itu karena merasa bayaran yang didapat akan sangat cukup untuk menambah tabungannya.
"Nah, kamu jangan gerak-gerak ya. Tolong diam aja di posisi seperti itu, gak akan lama kok." Michael kemudian memberikan instruksi kepada Odelyn.Odelyn yang mendapatkan instruksi seperti itu kemudian mengangguk dan fokus untuk mempertahankan posisi dirinya agar tidak bergerak. Sejujurnya agak sulit karena Odelyn adalah anak yang gampang sekali untuk pegal-pegal badannya kalau diam terlalu lama. Tapi karena ini adalah bagian dari pekerjaan maka sudah seharusnya kan Odelyn bertanggung jawab."Odelyn sekarang udah semester berapa?" Michael tiba-tiba mengajak Odelyn bicara. Michael melakukan hal tersebut karena kasihan melihat Odelyn yang terlihat bosan dan ingin ini semua segera selesai. Tapi mau bagaimana pun yang dilakukan Odelyn saat ini benar-benar patut untuk diapresiasi bukan."Sekarang semester empat, mas. Kalau mas Michael semester berapa ya sekarang?" Odelyn yang tidak mengira akan diajak bicara kemudian dengan cepat ingin membuat percakapan ini menjadi percakapan dua arah. Tidak enak rasanya pasti jadi Michael kalau hanya bertanya dan mendapatkan jawaban tapi tidak ditanyai balik."Oh, kalau aku sekarang semester enam. Ya harusnya sih udah semester delapan ya, tapi karena gapyear satu tahun makanya baru semester enam." Michael terlihat fokus pada lukisannya sekaligus menjawab pertanyaan Odelyn.Odelyn kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. Sebenarnya Odelyn ingin bertanya kenapa Michael gapyear. Tapi karena sepertinya Michael sangat fokus pada lukisannya dan juga Odelyn takut dianggap sok kenal sok dekat, ya akhirnya dia memilih diam saja. Lagi-lagi ruangan ini menjadi hening dan canggung. Ingin sekali Odelyn pergi dari ruangan ini untuk bisa bernafas dengan lebih baik. Berada disini terlalu lama rupanya cukup menyesakkan."Odelyn, kamu kalau mau ngobrol atau nanya-nanya gak ada masalah lho. Aku gak akan terganggu dengan obrolan yang coba kamu bawa, jadi gak usah takut atau khawatir ya." Michael cukup peka untuk mengetahui bahwa sebenarnya Odelyn ingin sekali Michael bisa diajak berbicara. Untung saja Michael cukup peka hingga bisa membaca gerak-gerik Odelyn."Iya, mas." Odelyn memilih menjawab iya saja. Lagipula kalau sekarang melanjutkan obrolan pasti rasanya akan sangat canggung dan tidak menyenangkan. Sudahlah, Odelyn lebih baik diam saja dan hanya mengobrol kalau sudah diajak bicara oleh Michael.Setelah beberapa jam akhirnya lukisan yang dibuat oleh Michael jadi. Dengan segera Michael memberitahukan hal tersebut kepada Odelyn. "Odelyn, coba kesini. Lihat nih lukisan kamu udah jadi." Wajah Michael terlihat sangat sumringah.Odelyn yang awalnya merasa lelah di sekujur tubuhnya kemudian dengan semangat menuju ke tempat Michael. Tentu saja Odelyn penasaran dengan hasil wajahnya yang tidak cantik. Tentu saja disaat bersamaan Odelyn takut untuk melihat wajahnya sendiri. Tapi rasa penasaran itu jelas lebih besar dibandingkan rasa takut yang dimiliki oleh Odelyn.Begitu Odelyn melihat lukisan itu, dia langsung terpana. Lukisan ini sungguhan wajahnya?"Mas hebat banget bisa bikin wajahku yang gak cantik jadi secantik dan sebagus ini." Astaga, jujur saja Odelyn merasa tersanjung dengan adanya lukisan itu. Selain itu Odelyn jadi berandai-andai bagaimana jika lukisan ini adalah wajahnya sehari-hari dalam kehidupan nyata. Pasti banyak yang akan kagum kepada dirinya bukan? Lalu pastinya Odelyn tidak akan terjebak dengan perasaan insecure berkepanjangan.Michael yang mendengar kalimat dari mulut Odelyn langsung mengernyit. "Aku setuju sama kalimat kamu yang bilang kalau lukisan ini bagus. Tapi untuk kalimat yang kamu gak cantik itu, aku jelas gak setuju." Michael terdengar tidak senang saat berucap seperti itu.Odelyn yang mendengar ketidaksukaan Michael langsung panik. Duh, apakah kalimat Odelyn tadi mengindikasikan bahwa Michael tidak bisa memilih muse untuk lukisannya? Tapi kan yang Odelyn katakan benar adanya, dia tidak cantik. Sama sekali tidak cantik."Bukan begitu, mas. Maksud aku kemampuan mas bagus banget sampai bisa membuat wajah aku yang jelek jadi secantik ini. Aku benar-benar berterima kasih sama mas Michael." Sudahlah, Odelyn sendiri tidak tahu bagaimana harus meluruskan hal ini. Kalaupun Michael tersinggung ya Odelyn hanya perlu untuk tidak menjadi muse lagi kan, yang terpenting bayaran untuk kali ini dibayarkan.Wajah Michael bukannya terhibur malah semakin keruh. "Odelyn, maaf banget nih ya. Kamu pernah dibully gak cantik di masa lalu? Atau bagaimana? Menurutku ya sebagai orang lain yang bisa melihat wajah kamu secara keseluruhan, kamu itu ya cantik. Memang bukan cantik yang wah banget tapi ya enak buat dilihat. Jadi aku rasa gak ada alasan untuk kamu bilang jelek ke diri kamu sendiri. Ya karena kata jelek gak pantas disandingkan dengan wajah kamu.""Karena gak ada cowok yang mau sama aku. Aku gak pernah mengalami yang namanya pdkt kayak teman-teman. Gak ada orang yang mengungkapkan perasaan ke aku. Gak ada...lupain aja deh, mas." Odelyn tidak mengerti kenapa bisa dirinya emosional seperti ini. Rasanya sungguh memalukan. Odelyn ingin pergi dari sini saja lah. Hanya karena merasa rendah diri Odelyn malah menghancurkan harga dirinya di depan orang lain.Michael terdiam cukup lama hingga membuat suasana terasa sangat canggung. Odelyn yang merasa tidak nyaman dengan suasana itu kemudian langsung pamit untuk pulang. "Aku pulang dulu ya, mas." Odelyn kemudian berlari cepat keluar dari ruangan itu. Hah, apa-apaan sih Odelyn ini. Bisa-bisanya dia mempermalukan dirinya sendiri seperti itu."Odelyn, menurutmu cinta dalam hubungan pria dan wanita itu penting? Kalau misalkan bisa mengobrol dengan nyaman dan rasa canggung apakah sudah cukup untuk membangun sebuah hubungan asmara? Ah, satu tambahan lagi, antara pria dan wanitanya pun tidak jatuh cinta kepada orang lain. Jadi kesimpulannya, pria dan wanita menjalin hubungan asmara. Mereka bisa mengobrol dengan nyaman dan tanpa rasa canggung. Tapi disaat bersamaan mereka tidak saling mencintai satu sama lain dan tidak mencintai orang lain juga. Menurut kamu, bagaimana hubungan yang seperti itu?"Kalimat panjang lebar yang keluar dari mulut Michael langsung dicerna dengan baik oleh Odelyn. Hubungan semacam itu? Yah Odelyn tidak pernah mengharapkan cinta dari sebuah hubungan asmara sih. Seringkali Odelyn mencintai dalam diam dan sikap Odelyn kepada orang yang dia cintai adalah kecanggungan. Odelyn tidak pernah tahu ingin mengobrol apa dan berakhir menjadi orang asing saja. Sebagai tambahan adalah perasaan Odelyn selalu bertepuk sebelah tangan, tak pernah ada yang berbalas. Kalau saja Odelyn mendapatkan hubungan seperti yang dikatakan oleh Michael, Odelyn rasa dia tidak akan keberatan. Bukankah yang terpenting dalam hubungan itu adalah komunikasi yang tidak canggung dan nyambung?"Aku gak masalah.""Kalau gitu bagaimana kalau kita coba hubungan semacam itu?""Udah dijemput sama pacarnya aja tuh." Natri, salah satu teman Odelyn di kelas ini dengan wajah yang usil mencoba menggoda Odelyn yang sedang membereskan barang-barang kuliahnya. Hari ini Odelyn punya jadwal kelas sore sehingga dia merasa sangat lelah dan hanya ingin tidur ketika sudah sampai di rumah."Hah? Dijemput?" Odelyn tidak tahu apakah Natri hanya bercanda atau bagaimana. Yang jelas setahu Odelyn di kelas ini tidak ada yang tahu kalau Odelyn punya pacar. Jadi bagaimana mungkin Natri bisa mengatakan kalau Odelyn dijemput oleh pacarnya?"Loh, mas-mas yang mukanya ganteng itu pacar kamu kan? Dia duduk di kursi luar kelas tuh. Aku tuh lihat beberapa kali kalian makan di kantin kampus. Dia dari jurusan mana sih, Ody? Ganteng juga tuh. Kenalin aku sama teman-temannya dong." Natri mulai tertawa genit dan hal itu jelas didengar oleh teman-teman sekelas Odelyn."Loh, Odelyn punya pacar ya? Baru tahu aku." Ada lagi teman sekelas Odelyn yang memberikan tatapan tidak menyangka kepada Odel
Menikah? Apakah yang dilakukan oleh Odelyn saat ini adalah hal yang masuk akal? Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan orang yang baru dia pacari selama satu tahun?"Odelyn, gak ngira banget aku kalau akhirnya sekarang kita jadi suami istri. Tadi mama dan ayah juga kelihatan bahagia banget." Mama dan ayah yang dimaksud oleh Michael merujuk pada orang tua Odelyn.Odelyn hanya tersenyum untuk menanggapi. Setelah menikah lalu apa? Apa yang perlu Odelyn lakukan setelah ini? Odelyn bahkan merasa bahwa manusia yang kemarin setuju untuk menikah itu bukanlah dirinya. Ah, ini terlalu tiba-tiba. Odelyn sesaat ragu dengan keputusan yang dia ambil. Apakah Odelyn perlu kabur saja dari sini? Bagaimanapun kabur lebih baik bukan?"Awal pernikahan seperti ini pasti akan berat untuk kamu. Gak cuma untuk kamu tapi untuk aku juga. Aku sekarang juga sedang bertanya-tanya apa beneran nih aku sekarang nikah? Kok kayak tiba-tiba banget sih. Tapi kan semua itu gak ada yang tiba-tiba sebenarnya. Dari awal p
"Total semuanya 500.000, bu" Odelyn yang sedang tidak fokus tidak kunjung menyahut dan hanya terdiam saja. Pengunjung dan kasir yang menyadari bahwa Odelyn tak kunjung bereaksi segera menegur Odelyn secara bersamaan."Mbak, tolong cepat ya. Ini saya juga ada urusan." Pengunjung di belakang Odelyn dengan tegas menyuruh Odelyn untuk segera merespon.Ketika kasir baru saja ingin melakukan hal yang sama, rupanya Odelyn sudah tersadar terlebih dahulu dengan pengunjung lain tersebut sehingga akhirnya dia meminta maaf dengan hati-hati. "Maaf ya. Tolong maafkan saya. Ini tadi berapa mbak totalnya?" Odelyn terlihat sekali merasa malu sekaligus bersalah. Odelyn juga dengan gerakan yang terburu-buru berusaha mengambil uang untuk membayar belanjaannya."Totalnya 500.000, bu." Kasir supermarket itu pun dengan segera mengulang kembali ucapannya.Mendengar jawaban itu Odelyn segera memberikan uang yang pas lalu buru-buru keluar dari sana."Loh, kamu kenapa?" Michael yang merasa malas untuk mengiku
Kematian pacar Michael itu apakah ada kaitannya dengan rahasia itu? Bahkan setelah mengetahui soal kematian pacar Michael pun Odelyn tidak mampu untuk menemukan kaitannya. Odelyn jadi ragu apakah sebenarnya barang itu adalah barang yang tidak berarti? Barang yang umum saja? Tapi kenapa orang di chat itu mengatakan bahwa harusnya Michael sudah berhenti sejak menikah karena jika Odelyn tahu semuanya tamat? "Odelyn, udah jadi beli tas?" Michael yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menghampiri Odelyn yang sedang memasak makan malam."Tas?" Odelyn bingung kenapa di situasi ini Michael tiba-tiba menanyakan tas. Memangnya ada pembicaraan mereka yang membicarakan soal tas?Melihat Odelyn yang sedang memasak membuat Michael tersenyum geli. "Duh, kayaknya kamu lagi gak fokus nih. Udah kamu mending nonton tv sana, biar aku saja yang memasak. Lagian ini kurang dikit lagi kan." Michael pun mencuci tangannya di wastafel dan bersiap-siap untuk membantu Odelyn memasak.Walaupun tidak mengert
"Cerai? Aku mau pindah kamar supaya kamu bisa berpikir jernih kalau sendirian gitu." Michael yang sedang menikmati sereal langsung tersedak saat Odelyn tanpa aba-aba langsung mengatakan kalimat semacam itu."Makasih. Karena hal itu aku jadi bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan itu." Odelyn tidak mau berdebat lebih jauh. Lebih baik mulai hari ini dia mencari kontrakan baru untuk dia tempati. Rumah ini milik Michael oleh karena itu Odelyn harus jadi pihak yang tahu diri untuk angkat kaki dari sini."Odelyn, kayaknya kamu belum benar-benar berpikir jernih. Sekarang mendingan kamu ke kamar ya. Atau kamu bisa kemana pun asal bisa bikin pikiran kamu jadi jernih lagi ya." Michael kini menatap khawatir ke arah Odelyn.Odelyn yang ditatap seperti itu justru merasa muak. Apakah Michael tidak sadar bahwa sumber kekhawatiran Odelyn adalah Michael sendiri? Michael membuat Odelyn khawatir kalau-kalau rumah ini bukanlah rumah lagi. Odelyn khawatir kalau rumah ini adalah tempat nyawanya berak
Suasana makan pagi hari ini benar-benar terasa aneh bagi Odelyn. Apakah ini karena akhirnya Michael mau untuk bercerai dari Odelyn sehingga sedari tadi diam saja tanpa berkata apapun untuk mengisi keheningan di ruang keluarga ini?"Michael?" Akhirnya Odelyn berusaha untuk mencairkan suasana saat ini. Rasanya benar-benar tidak nyaman ketika orang yang kamu kenal sebagai sosok yang suka berbicara tiba-tiba diam seribu bahasa seperti ini."Iya?" Michael memandang Odelyn dengan tatapan ingin tahu. Tidak ada yang aneh dengan tatapan Michael. Tidak ada tatapan dingin atau tatapan negatif lainnya. Sejauh ini semua terpantau normal dan aman."Gakpapa. Kamu yang kenapa tuh? Ada yang menganggu pikiran kamu?" Odelyn sebenarnya tidak ingin bertanya seperti ini. Tapi karena dia merasa moodnya memburuk ketika hanya saling diam seperti ini, makanya dia berusaha untuk membuat Michael bicara."Bukannya justru kamu yang ada apa-apa? Kamu kemarin tingkahnya aneh banget sampai minta cerai segala." Michae
Kehamilan Odelyn sudah memasuki usia lima bulan. Tidak ada hal istimewa terkait kehamilannya. Di trisemester pertama Odelyn hanya merasakan mual-mual biasa layaknya ibu hamil lainnya. Di trisemester kedua ini nafsu makan Odelyn mulai meningkat. Tapi kemarin dokter kandungan sudah mengatakan pada Odelyn bahwa dia harus tetap menjaga porsi makan agar tidak berlebihan. Ah, mengenai Michael. Hubungan Odelyn dengan Michael berjalan seperti biasa, tidak ada hal istimewa. Odelyn juga masih belum bisa menemukan rahasia apa yang disimpan oleh suaminya itu. Untuk sementara ini Odelyn tidak ingin berpikir terlalu keras yang berujung pada stres. "Odelyn, kamu mulai sekarang yuk belajar tidur dengan miring ke kiri." Michael sedang menyiapkan cemilan buah-buahan untuk Odelyn. Saat ini adalah hari Minggu sehingga Michael tidak pergi bekerja."Gak enak tahu kalau tidur miring gitu. Lebih enak tidur terlentang." Semenjak trisemester kedua ini Odelyn mulai dianjurkan untuk tidur miring ke kiri. Hal it
"Kamu ngapain disini?" Wajah Michael memerah seolah menandakan betapa kaget dan marahnya dia mendapati keberadaan Odelyn di kamarnya.Odelyn sebenarnya agak ciut ketika melihat wajah Michael yang seperti ini. Ekspresi wajah seperti itu baru pertama kalinya Odelyn lihat di wajah Michael sepanjang mereka kenal. Namun bukankah Odelyn harus memperjelas segalanya sebelum akhirnya ini semua akan jadi berantakan."Aku nanya lho, harusnya dibalas pakai jawaban bukannya malah pakai pertanyaan balik." Odelyn berusaha tegas namun tetap terlihat santai. Odelyn tidak ingin terlihat marah-marah kepada Michael karena memang dirinya sudah bertekad untuk menyelesaikan ini semua dengan kepala dingin."Odelyn, bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kita gak perlu ikut campur urusan masing-masing? Jadi aku rasa foto ini gak perlu kamu tanyakan. Yang jelas adalah aku gak selingkuh kalau itu yang kamu pengen kamu tahu." Michael tidak kelihatan marah sama sekali hanya saja kelihatan jelas kalau dia berusah