Menikah? Apakah yang dilakukan oleh Odelyn saat ini adalah hal yang masuk akal? Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan orang yang baru dia pacari selama satu tahun?
"Odelyn, gak ngira banget aku kalau akhirnya sekarang kita jadi suami istri. Tadi mama dan ayah juga kelihatan bahagia banget." Mama dan ayah yang dimaksud oleh Michael merujuk pada orang tua Odelyn.Odelyn hanya tersenyum untuk menanggapi. Setelah menikah lalu apa? Apa yang perlu Odelyn lakukan setelah ini? Odelyn bahkan merasa bahwa manusia yang kemarin setuju untuk menikah itu bukanlah dirinya. Ah, ini terlalu tiba-tiba. Odelyn sesaat ragu dengan keputusan yang dia ambil. Apakah Odelyn perlu kabur saja dari sini? Bagaimanapun kabur lebih baik bukan?"Awal pernikahan seperti ini pasti akan berat untuk kamu. Gak cuma untuk kamu tapi untuk aku juga. Aku sekarang juga sedang bertanya-tanya apa beneran nih aku sekarang nikah? Kok kayak tiba-tiba banget sih. Tapi kan semua itu gak ada yang tiba-tiba sebenarnya. Dari awal pacaran pun kita kan udah bicarakan soal hal ini bersama. Kita mau hubungan yang serius walaupun belum tahu kapan eksekusi untuk menikah." Michael seolah mengerti keresahan yang sedang dialami oleh Odelyn. Dengan segala kalimat penenang yang Michael bisa, dia pun mencoba menenangkan Odelyn dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja."Mas, aku tahu kalau kita sudah membicarakan semuanya dari awal. Aku juga tahu kalau kita menikah atas keputusan bersama, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Tapi aku masih belum paham akan satu hal." Odelyn tahu sudah sangat terlambat untuk menanyakan hal ini. Tapi mau bagaimana lagi, Odelyn buru-buru menjawab iya kemarin karena dia takut tidak mendapatkan pria sebaik Michael lagi. Mungkin bisa jadi pria lain akan mencintai dirinya. Tapi cinta itu kan tidak permanen dan kalau tidak ada komitmen yang kuat di dalamnya maka hancur sudah hubungan seperti itu. Michael berbeda, Michael itu walaupun tidak mencintai Odelyn tapi punya komitmen yang kuat untuk membangun hubungan ini tetap utuh."Apa yang belum kamu pahami?" Michael bertanya dengan suara pelan. Michael takut bisa jadi Odelyn dan segala overthinking nya itu malah memikirkan hal yang tidak-tidak."Kenapa kamu mau menikah sama aku secepat ini? Ya aku tahu kamu sudah punya penghasilan yang lebih dari cukup untuk kehidupan kita berdua. Aku juga kerja freelance walaupun pendapatannya gak seberapa, ya bisa untuk bantu-bantu kamu lah. Tapi kan menikah itu gak cuma sekedar nafkah yang terpenuhi dengan baik, ada banyak aspek untuk membangun pernikahan. Nah, apa yang bikin kamu yakin untuk menikah secepat ini?" Bodoh. Odelyn memang bodoh. Setelah menikah dirinya malah menanyakan hal semacam ini. Memangnya kalau Odelyn sudah bertanya seperti akan merubah apa sih? Tidak ada yang akan berubah bukan."Karena kamu sih. Asalkan sama kamu semuanya akan baik-baik saja, itu yang aku yakini. Kamu juga harus yakin akan hal itu." *Ah, ini adalah tahun kedua pernikahan Odelyn dan Michael. Semakin lama Odelyn semakin menikmati hubungan pernikahan ini. Impian yang dia inginkan sejak lama bisa tercapai dengan lebih mudah berkat Michael dan ibu mertuanya."Odelyn! Lihat nih aku bawa apa." Michael dengan wajah yang lelah tapi sumringah berlari ke arah Odelyn. Ya, Michael memang bekerja kantoran dan baru saja pulang dari kantor."Apa? Kamu bawa apa sih? Jadi penasaran aku." Odelyn pun tak kalah antusiasnya melihat bawaan yang dibawa oleh Michael."Nih, brownies buat kamu. Kamu bilang suka banget sama brownies ini kan. Kemarin-kemarin aku lupa kalau kamu suka sama brownies ini." Michael dengan penuh antusias memberikan brownies yang sudah dia beli kepada Odelyn."Loh, tapi kamu kan gak suka brownies. Masa iya aku yang makan doang?" Odelyn memang sangat menyukai brownies sih. Tapi kalau hanya dirinya yang makan kan tidak enak hati ya. Michael sudah tentu harus ikut makan bersama dirinya kan seharusnya. Hanya saja Michael benar-benar tidak suka yang namanya brownies. Jadi bagaimana solusi yang tepat ya?"Aku beli makanan buat aku sendiri dong, lihat nih." Michael memperlihatkan martabak telur yang dia bawa. "Tapi kamu jelas boleh ikut makan lho, kan kamu juga suka sama martabak telur. Pokoknya kita makan bareng-bareng sesuai selera kita lah ya." Michael menata makanan itu di meja kecil yang memang sehari-hari digunakan oleh mereka untuk bersantai di sore hari."Ya udah deh. Nah, sekarang kamu mandi dulu sana. Habis dari luar pasti bawa banyak kuman kan.""Iya-iya." Michael dengan tawa yang masih tersisa kemudian berjalan ke kamar mandi.Saat Michael sudah berada di kamar mandi dan Odelyn sedang mempersiapkan acara bersantai mereka dengan cemilan serta tontonan televisi, ponsel Michael tiba-tiba saja berbunyi. Ada pesan masuk rupanya. Odelyn sebenarnya tidak ingin melihat pesan apakah itu karena memang itu kan privasinya Michael. Tapi saat melihat sekilas isi pesan itu ketika sedang menata makanan di meja, Odelyn langsung terperanjat.{Material ini mau dijual kemana lagi? Ingat, bro! Kalau aja istri lo sampai tahu, bisa tamat kehidupan lo. Gue saranin lo berhenti sekarang. Harusnya lo berhenti sejak menikah itu kan.}Material apa? Kenapa membawa nama Odelyn ke dalamnya? Istri yang dimaksud itu Odelyn kan?"Aku boleh lihat ini nggak sih? Ah, nggak-nggak. Michael pasti gak suka kalau privasinya diganggu." Odelyn berusaha mengabaikan rasa ingin tahu yang begitu besar dalam dirinya. Tapi mengingat kata material di pesan itu diasosiasikan sebagai sesuatu yang buruk dan juga membawa Odelyn serta pernikahan mereka, bukankah itu artinya terjadi hal yang buruk? Apa yang dilakukan Michael merupakan hal tidak baik?"Odelyn? Kok melamun gitu?" Michael yang sudah selesai mandi melihat Odelyn yang hanya terpaku pada televisi sambil memegang martabak telur yang dibawa oleh Michael tadi.Odelyn yang sebenarnya kaget setengah mati berusaha dengan keras menyembunyikan hal itu. Odelyn merasa tidak lagi nyaman dan aman berada di dekat Michael. Ya untuk itu sudah seharusnya kan dia menjaga jarak aman dari Michael."Ah, nggak kok. Aku pengen banget makan ini tapi kelamaan nunggu kamu makanya jadi melamun gitu. Kamu lama banget sih!" Odelyn dengan suaranya yang dibuat sekesal mungkin berusaha untuk berakting di depan Michael. Ini mungkin akan sulit tapi setidaknya Odelyn sudah mencoba trik untuk bertahan hidup bukan.Michael yang mendengar rajukan Odelyn langsung tertawa kecil. Tak lama kemudian Michael menghampiri Odelyn. "Kan aku udah selesai nih." Setelah sampai di tempat Odelyn, Michael langsung mengambil ponselnya. Tiba-tiba saja setelah itu wajah Michael langsung berubah pucat dan menoleh ke arah Odelyn. Odelyn yang ditatap seperti itu langsung bertanya. "Kenapa? Ibu sakit? Atau kenapa?" Wajah Odelyn terlihat sangat panik saat ditatap seperti itu oleh Michael.Anehnya Michael yang mendengar rentetan pertanyaan Odelyn langsung tertawa lega. "Nggak kok. Aku cuma ngeprank aja." Michael langsung tertawa terbahak-bahak.Mendengar jawaban Michael, Odelyn langsung memasang wajah cemberut. "Aduh! Aku udah panik nih."Tak ingin Odelyn terlalu lama merajuk akhirnya membuat Michael langsung memeluk Odelyn. "Iya, maaf ya." Namun Michael tetap lanjut tertawa.Odelyn yang berada dalam pelukan Michael langsung berkutat pada pikirannya sendiri. Wajah Michael yang seperti itu pasti karena membaca pesan aneh dan takut Odelyn sudah membaca pesan itu. Apakah Odelyn benar-benar harus melanjutkan pernikahan ini dengan orang seperti Michael?"Total semuanya 500.000, bu" Odelyn yang sedang tidak fokus tidak kunjung menyahut dan hanya terdiam saja. Pengunjung dan kasir yang menyadari bahwa Odelyn tak kunjung bereaksi segera menegur Odelyn secara bersamaan."Mbak, tolong cepat ya. Ini saya juga ada urusan." Pengunjung di belakang Odelyn dengan tegas menyuruh Odelyn untuk segera merespon.Ketika kasir baru saja ingin melakukan hal yang sama, rupanya Odelyn sudah tersadar terlebih dahulu dengan pengunjung lain tersebut sehingga akhirnya dia meminta maaf dengan hati-hati. "Maaf ya. Tolong maafkan saya. Ini tadi berapa mbak totalnya?" Odelyn terlihat sekali merasa malu sekaligus bersalah. Odelyn juga dengan gerakan yang terburu-buru berusaha mengambil uang untuk membayar belanjaannya."Totalnya 500.000, bu." Kasir supermarket itu pun dengan segera mengulang kembali ucapannya.Mendengar jawaban itu Odelyn segera memberikan uang yang pas lalu buru-buru keluar dari sana."Loh, kamu kenapa?" Michael yang merasa malas untuk mengiku
Kematian pacar Michael itu apakah ada kaitannya dengan rahasia itu? Bahkan setelah mengetahui soal kematian pacar Michael pun Odelyn tidak mampu untuk menemukan kaitannya. Odelyn jadi ragu apakah sebenarnya barang itu adalah barang yang tidak berarti? Barang yang umum saja? Tapi kenapa orang di chat itu mengatakan bahwa harusnya Michael sudah berhenti sejak menikah karena jika Odelyn tahu semuanya tamat? "Odelyn, udah jadi beli tas?" Michael yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menghampiri Odelyn yang sedang memasak makan malam."Tas?" Odelyn bingung kenapa di situasi ini Michael tiba-tiba menanyakan tas. Memangnya ada pembicaraan mereka yang membicarakan soal tas?Melihat Odelyn yang sedang memasak membuat Michael tersenyum geli. "Duh, kayaknya kamu lagi gak fokus nih. Udah kamu mending nonton tv sana, biar aku saja yang memasak. Lagian ini kurang dikit lagi kan." Michael pun mencuci tangannya di wastafel dan bersiap-siap untuk membantu Odelyn memasak.Walaupun tidak mengert
"Cerai? Aku mau pindah kamar supaya kamu bisa berpikir jernih kalau sendirian gitu." Michael yang sedang menikmati sereal langsung tersedak saat Odelyn tanpa aba-aba langsung mengatakan kalimat semacam itu."Makasih. Karena hal itu aku jadi bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan itu." Odelyn tidak mau berdebat lebih jauh. Lebih baik mulai hari ini dia mencari kontrakan baru untuk dia tempati. Rumah ini milik Michael oleh karena itu Odelyn harus jadi pihak yang tahu diri untuk angkat kaki dari sini."Odelyn, kayaknya kamu belum benar-benar berpikir jernih. Sekarang mendingan kamu ke kamar ya. Atau kamu bisa kemana pun asal bisa bikin pikiran kamu jadi jernih lagi ya." Michael kini menatap khawatir ke arah Odelyn.Odelyn yang ditatap seperti itu justru merasa muak. Apakah Michael tidak sadar bahwa sumber kekhawatiran Odelyn adalah Michael sendiri? Michael membuat Odelyn khawatir kalau-kalau rumah ini bukanlah rumah lagi. Odelyn khawatir kalau rumah ini adalah tempat nyawanya berak
Suasana makan pagi hari ini benar-benar terasa aneh bagi Odelyn. Apakah ini karena akhirnya Michael mau untuk bercerai dari Odelyn sehingga sedari tadi diam saja tanpa berkata apapun untuk mengisi keheningan di ruang keluarga ini?"Michael?" Akhirnya Odelyn berusaha untuk mencairkan suasana saat ini. Rasanya benar-benar tidak nyaman ketika orang yang kamu kenal sebagai sosok yang suka berbicara tiba-tiba diam seribu bahasa seperti ini."Iya?" Michael memandang Odelyn dengan tatapan ingin tahu. Tidak ada yang aneh dengan tatapan Michael. Tidak ada tatapan dingin atau tatapan negatif lainnya. Sejauh ini semua terpantau normal dan aman."Gakpapa. Kamu yang kenapa tuh? Ada yang menganggu pikiran kamu?" Odelyn sebenarnya tidak ingin bertanya seperti ini. Tapi karena dia merasa moodnya memburuk ketika hanya saling diam seperti ini, makanya dia berusaha untuk membuat Michael bicara."Bukannya justru kamu yang ada apa-apa? Kamu kemarin tingkahnya aneh banget sampai minta cerai segala." Michae
Kehamilan Odelyn sudah memasuki usia lima bulan. Tidak ada hal istimewa terkait kehamilannya. Di trisemester pertama Odelyn hanya merasakan mual-mual biasa layaknya ibu hamil lainnya. Di trisemester kedua ini nafsu makan Odelyn mulai meningkat. Tapi kemarin dokter kandungan sudah mengatakan pada Odelyn bahwa dia harus tetap menjaga porsi makan agar tidak berlebihan. Ah, mengenai Michael. Hubungan Odelyn dengan Michael berjalan seperti biasa, tidak ada hal istimewa. Odelyn juga masih belum bisa menemukan rahasia apa yang disimpan oleh suaminya itu. Untuk sementara ini Odelyn tidak ingin berpikir terlalu keras yang berujung pada stres. "Odelyn, kamu mulai sekarang yuk belajar tidur dengan miring ke kiri." Michael sedang menyiapkan cemilan buah-buahan untuk Odelyn. Saat ini adalah hari Minggu sehingga Michael tidak pergi bekerja."Gak enak tahu kalau tidur miring gitu. Lebih enak tidur terlentang." Semenjak trisemester kedua ini Odelyn mulai dianjurkan untuk tidur miring ke kiri. Hal it
"Kamu ngapain disini?" Wajah Michael memerah seolah menandakan betapa kaget dan marahnya dia mendapati keberadaan Odelyn di kamarnya.Odelyn sebenarnya agak ciut ketika melihat wajah Michael yang seperti ini. Ekspresi wajah seperti itu baru pertama kalinya Odelyn lihat di wajah Michael sepanjang mereka kenal. Namun bukankah Odelyn harus memperjelas segalanya sebelum akhirnya ini semua akan jadi berantakan."Aku nanya lho, harusnya dibalas pakai jawaban bukannya malah pakai pertanyaan balik." Odelyn berusaha tegas namun tetap terlihat santai. Odelyn tidak ingin terlihat marah-marah kepada Michael karena memang dirinya sudah bertekad untuk menyelesaikan ini semua dengan kepala dingin."Odelyn, bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kita gak perlu ikut campur urusan masing-masing? Jadi aku rasa foto ini gak perlu kamu tanyakan. Yang jelas adalah aku gak selingkuh kalau itu yang kamu pengen kamu tahu." Michael tidak kelihatan marah sama sekali hanya saja kelihatan jelas kalau dia berusah
Hubungan antara Michael dan Odelyn mulai mendingin. Masing-masing diantara mereka tidak ada yang mengajak bicara satu sama lain terlebih dahulu. Kalau orang-orang melihat mereka bisa-bisa dibanding pasangan suami istri mereka lebih terlihat seperti musuh dalam perang dingin.Odelyn yang baru saja menyiapkan sarapan langsung membawa makanannya itu ke ruang keluarga agar dia bisa makan sambil menonton televisi. Dipindah-pindah lah chanel televisi tersebut tapi tak kunjung ada yang sesuai selera dirinya."Jangan lupain makanannya. Cari tontonan boleh-boleh saja tapi makanannya jangan dianggurin." Tiba-tiba Michael pun membawa makanannya dan duduk di sebelah Odelyn. Walaupun duduk bersebelahan jarak diantara mereka cukup jauh.Odelyn tidak menjawab apapun tapi dia segera memakan makanannya. "Besok aku mau nginap di rumah Laura. Aku sudah izin sama orang tua ku dan ibu juga." Ibu disini merujuk pada ibunya Michael atau ibu mertuanya Odelyn.Michael yang sedang mengunyah makanannya langsung
"Hah? Dibunuh?" Seingat Odelyn, Mika tidak pernah memberitahunya informasi semacam ini. Yah itu kan karena mereka tidak sempat mengobrol lama ya? Atau mungkin saja Mika sama seperti yang lainnya dengan menganggap bahwa Edelyn mati bunuh diri."Iya. Sebenarnya sih ini cuma asumsi detektif swasta yang aku sewa ya. Soalnya waktu mereka menyelidiki hal ini tuh ada beberapa keganjilan yang menandakan kalau bunuh diri tuh bukan penyebab dari kematian anak itu." Laura mulai menjelaskan dari awal lagi."Eh, sebentar Laura. Ini Michael nelpon aku, aku angkat dulu ya." Walaupun hubungan Michael dan Odelyn sedang masuk fase perang dingin tentu tidak bijak rasanya jika Odelyn tidak mengangkat panggilan telpon dari suaminya. Apalagi Michael bukanlah orang yang akan menelpon untuk hal-hal remeh."Oke-oke. Kamu angkat aja dulu." Walaupun Laura sudah sangat tidak sabar ingin memberitahu semua hal ini, tapi tentunya dia harus sedikit bersabar kan.Akhirnya Odelyn menepi untuk menjauhi Laura dan mengan