"Total semuanya 500.000, bu"
Odelyn yang sedang tidak fokus tidak kunjung menyahut dan hanya terdiam saja. Pengunjung dan kasir yang menyadari bahwa Odelyn tak kunjung bereaksi segera menegur Odelyn secara bersamaan."Mbak, tolong cepat ya. Ini saya juga ada urusan." Pengunjung di belakang Odelyn dengan tegas menyuruh Odelyn untuk segera merespon.Ketika kasir baru saja ingin melakukan hal yang sama, rupanya Odelyn sudah tersadar terlebih dahulu dengan pengunjung lain tersebut sehingga akhirnya dia meminta maaf dengan hati-hati. "Maaf ya. Tolong maafkan saya. Ini tadi berapa mbak totalnya?" Odelyn terlihat sekali merasa malu sekaligus bersalah. Odelyn juga dengan gerakan yang terburu-buru berusaha mengambil uang untuk membayar belanjaannya."Totalnya 500.000, bu." Kasir supermarket itu pun dengan segera mengulang kembali ucapannya.Mendengar jawaban itu Odelyn segera memberikan uang yang pas lalu buru-buru keluar dari sana."Loh, kamu kenapa?" Michael yang merasa malas untuk mengikuti Odelyn berbelanja di dalam, langsung merasa heran dengan wajah pucat yang ditampilkan oleh Odelyn. Odelyn terlihat seperti orang yang ketakutan sekaligus kelelahan. Memang ada hal mengancam apa di dalam supermarket sana?Odelyn yang baru sadar kalau Michael memperhatikan dirinya langsung secepat kilat mengubah raut wajahnya. "Ah, itu. Aku takut kalau kamu ninggalin aku duluan buat pulang ke rumah. Kamu kan gak suka nemenin aku belanja ke dalam gara-gara malas dengan waktu yang diperlukan." Odelyn dengan segera membuat alasan yang dia buat-buat sendiri. Padahal sebenarnya kalau misalkan saja Michael meninggalkan dia untuk pulang ke rumah duluan, Odelyn tidak punya masalah dengan hal itu kok. Odelyn kan bisa naik taksi online atau taksi konvensional.Michael yang mendengar alasan Odelyn langsung tertawa terbahak-bahak. Odelyn bahkan terkejut mendengar tawa Michael yang sampai sebegitunya. Memang apa yang salah? Ada yang lucu dari ucapannya?"Odelyn. Aku ini lho gak mungkin pulang duluan ninggalin kamu disini. Kalaupun terpaksa melakukan itu ya aku akan kasih tahu kamu dulu. Sudah yuk, masuk saja." Michael dengan segera membantu Odelyn memasukkan barang belanjaan itu dan kemudian mereka pulang bersama-sama.Sepanjang perjalanan Odelyn benar-benar berpikir apakah hal yang benar untuk terus bertahan di pernikahan ini? Odelyn tidak tahu rahasia macam apa yang disimpan oleh Michael. Apakah rahasia itu akan mengancam nyawa Odelyn? Odelyn sungguh tidak tahu. Kalaupun Odelyn meminta cerai alasan apa yang akan dia kemukakan? Odelyn tidak mungkin bilang kalau dirinya tahu Michael menyimpan rahasia kelam kan? Bisa-bisa nanti Michael akan membunuh dirinya bukan. Kalau itu bukan rahasia besar harusnya Odelyn sudah tahu dari lama. Sumpah, masalah ini benar-benar membuat Odelyn sangat pusing."Odelyn. Dari tadi aku perhatikan gerak-gerik kamu lumayan aneh. Kamu sakit atau kenapa?" Sebenarnya Michael sudah merasakan keanehan Odelyn sejak mereka berangkat ke Supermarket tadi. Hanya saja Michael memilih untuk tidak terlalu mempedulikannya karena ya Odelyn terlihat tidak sakit kok, hanya sedikit aneh."Aku gak sakit. Aku cuma lagi bingung saja." Duh, apa sebaiknya Odelyn mulai membicarakan masalah ini dengan perlahan-lahan ya? Odelyn bisa membicarakannya dengan halus sampai Michael tidak sadar apa yang sebenarnya dibicarakan bukan?"Bingung kenapa? Kamu lagi mikir apa sih sebenarnya?" Sepanjang pernikahannya dengan Odelyn baru kali ini Michael melihat istrinya berperilaku aneh. Odelyn tidak sedang terpapar ajaran sekte sesat kan?"Itu..." Duh Odelyn bingung ingin memulai darimana. Odelyn harus sangat berhati-hati dalam menyinggung masalah ini kalau mau hidupnya baik-baik saja. Masalahnya bahkan Odelyn tidak mengerti bagaimana cara berkomunikasi dengan baik, apalagi untuk berkomunikasi masalah seperti ini."Itu apa?" Michael menunggu Odelyn meneruskan kalimatnya, tapi sepertinya Odelyn tidak berniat begitu. Saat ini Odelyn malah diam seribu bahasa."Aku mau tas." Tuh kan! Odelyn ingin sekali menjahit mulutnya ini. Bisa-bisanya dia malah menyinggung soal tas yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan rahasia yang disimpan oleh Michael. Pastilah saat ini Odelyn terlihat sangat bodoh. Aduh, Odelyn ingin melarikan diri saja dari sini.Michael yang sudah menunggu hal besar apa yang akan dikatakan oleh Odelyn langsung tercengang. Apa katanya tadi? Tas? Odelyn menginginkan tas?"Odelyn. Kamu kan tahu sendiri kalau memang mau beli sesuatu langsung bilang saja ke aku, gak perlu dipikirkan berlebihan sampai membuat tingkah kamu kelihatan aneh begini. Memang belum tentu aku bisa memberikan apa yang kamu mau tapi seenggaknya kan kalau kamu bicara kita bisa cari solusi bersama. Nah, kalau soal tas sih ya beli aja lah. Kita juga gak lagi kekurangan uang kan untuk membeli tas." Michael sejujurnya tidak yakin bahwa itulah yang ingin dikatakan oleh Odelyn. Rasanya terlalu janggal apabila itu yang ingin dikatakan oleh seseorang yang sedari pagi tadi tingkahnya sungguh aneh. Odelyn seperti takut kepada Michael?Odelyn yang mendengar jawaban Michael langsung tertawa kecil. Tawa yang Odelyn keluarkan sebenarnya adalah tawa salah tingkah untuk menutupi kebodohannya tadi. Sisa perjalanan mereka pun dipenuhi oleh keheningan. *"Detektif swasta? Kamu pikir kamu orang yang kaya banget ya sampai mau menyewa detektif swasta. Lagian ada apa sih kok sampai menyewa detektif swasta?" Mika, salah satu rekan kerja Odelyn di perusahaan penerbitan. Mika juga sama-sama seorang freelancer di perusahaan itu. Dulu mereka bertemu dengan tidak sengaja karena rupanya Mika ini adalah kerabat jauh Michael. Saking jauhnya hubungan kekerabatan ini, baik Mika maupun Michael tidak bisa menjelaskan silsilah keluarga besar mereka untuk menjelaskan bagaimana asal muasal kekerabatan itu."Buat menyelidiki Michael?" Belum sempat Odelyn menjawab tiba-tiba Mika sudah menyambar duluan.Odelyn yang mendengar pertanyaan itu langsung tertegun. Apakah jangan-jangan rahasia Michael adalah sesuatu yang sudah diketahui oleh keluarga lelaki itu dan Odelyn saja yang tidak tahu? Jadi apakah saat ini Odelyn membuat keputusan yang salah dengan meminta bantuan pada Mika?"Hah?"Mika yang melihat wajah Odelyn langsung berucap. "Ya siapa tahu kamu takut kalau Michael selingkuh dan berniat untuk menyelidiki Michael. Kita semua tahu kok kalau kalian menikah dengan penuh cinta, sampai-sampai kalian pacaran cepat banget terus akhirnya menikah. Tapi Odelyn, sebagai orang yang kenal dengan Michael aku bisa pastikan kalau dia gak selingkuh. Dia itu cinta banget sama kamu." Wajah Mika terlihat berbinar-binar saat mengatakan hal tersebut.Odelyn yang mendengar rangkaian kalimat itu langsung mual. Kenapa sih ada orang yang punya asumsi liar semacam ini? "Bukan itu. Aku cuma mau tanya aja. Ngomong-ngomong Michael kayak apa ya orangnya? Sebelum ketemu aku. Yah siapa tahu karena kita saling mencintai gini sikapnya beda dari yang dulu sebelum ketemu aku." Odelyn harus menambahkan bumbu-bumbu agar dia bisa mendapatkan sedikit informasi soal Michael. Odelyn tidak tahu harus memulai darimana, jadi sebaiknya dari hal kecil seperti ini saja dulu."Michael sih gak kenal-kenal banget aku karena dia emang cuma sebatas saudara jauh dan kita juga jarang banget ketemu. Cuma kenapa aku bisa bilang dia orang yang setia tuh, dulu dia pernah punya pacar dan waktu pacarnya meninggal dia tuh kelihatan stres banget sampai bilang gak akan mau berpacaran atau menikah. Jadi begitu aku tahu dia menikah sama kamu dan hubungan kalian harmonis, aku tahu kekuatan cinta itu luar biasa.""Pacarnya siapa? Itu waktu kapan? Terus-terus meninggalnya karena apa?" Ini adalah informasi yang menarik. Bisa jadi ini adalah hal yang menjadi pembuka rahasia Michael."Namanya lupa sih aku. Yah soalnya kejadian ini tuh udah lama. Mereka pacaran dari kelas 1 SMP dan pacarnya itu meninggal kelas 1 SMA. Kalau gak salah mereka seumuran deh."Kelas 1 SMA? Berarti itu 10 tahun yang lalu kan? Seingat Odelyn Michael mengajak dirinya berpacaran saat Odelyn semester 4, itu berarti usia Odelyn 21 tahun. Michael waktu semester 6 dan usianya 22 tahun? Eh gak? Michael waktu itu berusia 23 tahun karena harusnya dia semester 8. Odelyn ingat bahwa waktu itu Michael adalah mahasiswa yang dulunya gapyear. Jadi Michael mengajak wanita lain untuk menjalin komitmen setelah 7 tahun dari kematian pacarnya?"Odelyn? Ah, soal penyebab kematian, ini miris banget sih. Kalau gak salah waktu itu pacarnya Michael bunuh diri."Kematian pacar Michael itu apakah ada kaitannya dengan rahasia itu? Bahkan setelah mengetahui soal kematian pacar Michael pun Odelyn tidak mampu untuk menemukan kaitannya. Odelyn jadi ragu apakah sebenarnya barang itu adalah barang yang tidak berarti? Barang yang umum saja? Tapi kenapa orang di chat itu mengatakan bahwa harusnya Michael sudah berhenti sejak menikah karena jika Odelyn tahu semuanya tamat? "Odelyn, udah jadi beli tas?" Michael yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menghampiri Odelyn yang sedang memasak makan malam."Tas?" Odelyn bingung kenapa di situasi ini Michael tiba-tiba menanyakan tas. Memangnya ada pembicaraan mereka yang membicarakan soal tas?Melihat Odelyn yang sedang memasak membuat Michael tersenyum geli. "Duh, kayaknya kamu lagi gak fokus nih. Udah kamu mending nonton tv sana, biar aku saja yang memasak. Lagian ini kurang dikit lagi kan." Michael pun mencuci tangannya di wastafel dan bersiap-siap untuk membantu Odelyn memasak.Walaupun tidak mengert
"Cerai? Aku mau pindah kamar supaya kamu bisa berpikir jernih kalau sendirian gitu." Michael yang sedang menikmati sereal langsung tersedak saat Odelyn tanpa aba-aba langsung mengatakan kalimat semacam itu."Makasih. Karena hal itu aku jadi bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan itu." Odelyn tidak mau berdebat lebih jauh. Lebih baik mulai hari ini dia mencari kontrakan baru untuk dia tempati. Rumah ini milik Michael oleh karena itu Odelyn harus jadi pihak yang tahu diri untuk angkat kaki dari sini."Odelyn, kayaknya kamu belum benar-benar berpikir jernih. Sekarang mendingan kamu ke kamar ya. Atau kamu bisa kemana pun asal bisa bikin pikiran kamu jadi jernih lagi ya." Michael kini menatap khawatir ke arah Odelyn.Odelyn yang ditatap seperti itu justru merasa muak. Apakah Michael tidak sadar bahwa sumber kekhawatiran Odelyn adalah Michael sendiri? Michael membuat Odelyn khawatir kalau-kalau rumah ini bukanlah rumah lagi. Odelyn khawatir kalau rumah ini adalah tempat nyawanya berak
Suasana makan pagi hari ini benar-benar terasa aneh bagi Odelyn. Apakah ini karena akhirnya Michael mau untuk bercerai dari Odelyn sehingga sedari tadi diam saja tanpa berkata apapun untuk mengisi keheningan di ruang keluarga ini?"Michael?" Akhirnya Odelyn berusaha untuk mencairkan suasana saat ini. Rasanya benar-benar tidak nyaman ketika orang yang kamu kenal sebagai sosok yang suka berbicara tiba-tiba diam seribu bahasa seperti ini."Iya?" Michael memandang Odelyn dengan tatapan ingin tahu. Tidak ada yang aneh dengan tatapan Michael. Tidak ada tatapan dingin atau tatapan negatif lainnya. Sejauh ini semua terpantau normal dan aman."Gakpapa. Kamu yang kenapa tuh? Ada yang menganggu pikiran kamu?" Odelyn sebenarnya tidak ingin bertanya seperti ini. Tapi karena dia merasa moodnya memburuk ketika hanya saling diam seperti ini, makanya dia berusaha untuk membuat Michael bicara."Bukannya justru kamu yang ada apa-apa? Kamu kemarin tingkahnya aneh banget sampai minta cerai segala." Michae
Kehamilan Odelyn sudah memasuki usia lima bulan. Tidak ada hal istimewa terkait kehamilannya. Di trisemester pertama Odelyn hanya merasakan mual-mual biasa layaknya ibu hamil lainnya. Di trisemester kedua ini nafsu makan Odelyn mulai meningkat. Tapi kemarin dokter kandungan sudah mengatakan pada Odelyn bahwa dia harus tetap menjaga porsi makan agar tidak berlebihan. Ah, mengenai Michael. Hubungan Odelyn dengan Michael berjalan seperti biasa, tidak ada hal istimewa. Odelyn juga masih belum bisa menemukan rahasia apa yang disimpan oleh suaminya itu. Untuk sementara ini Odelyn tidak ingin berpikir terlalu keras yang berujung pada stres. "Odelyn, kamu mulai sekarang yuk belajar tidur dengan miring ke kiri." Michael sedang menyiapkan cemilan buah-buahan untuk Odelyn. Saat ini adalah hari Minggu sehingga Michael tidak pergi bekerja."Gak enak tahu kalau tidur miring gitu. Lebih enak tidur terlentang." Semenjak trisemester kedua ini Odelyn mulai dianjurkan untuk tidur miring ke kiri. Hal it
"Kamu ngapain disini?" Wajah Michael memerah seolah menandakan betapa kaget dan marahnya dia mendapati keberadaan Odelyn di kamarnya.Odelyn sebenarnya agak ciut ketika melihat wajah Michael yang seperti ini. Ekspresi wajah seperti itu baru pertama kalinya Odelyn lihat di wajah Michael sepanjang mereka kenal. Namun bukankah Odelyn harus memperjelas segalanya sebelum akhirnya ini semua akan jadi berantakan."Aku nanya lho, harusnya dibalas pakai jawaban bukannya malah pakai pertanyaan balik." Odelyn berusaha tegas namun tetap terlihat santai. Odelyn tidak ingin terlihat marah-marah kepada Michael karena memang dirinya sudah bertekad untuk menyelesaikan ini semua dengan kepala dingin."Odelyn, bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kita gak perlu ikut campur urusan masing-masing? Jadi aku rasa foto ini gak perlu kamu tanyakan. Yang jelas adalah aku gak selingkuh kalau itu yang kamu pengen kamu tahu." Michael tidak kelihatan marah sama sekali hanya saja kelihatan jelas kalau dia berusah
Hubungan antara Michael dan Odelyn mulai mendingin. Masing-masing diantara mereka tidak ada yang mengajak bicara satu sama lain terlebih dahulu. Kalau orang-orang melihat mereka bisa-bisa dibanding pasangan suami istri mereka lebih terlihat seperti musuh dalam perang dingin.Odelyn yang baru saja menyiapkan sarapan langsung membawa makanannya itu ke ruang keluarga agar dia bisa makan sambil menonton televisi. Dipindah-pindah lah chanel televisi tersebut tapi tak kunjung ada yang sesuai selera dirinya."Jangan lupain makanannya. Cari tontonan boleh-boleh saja tapi makanannya jangan dianggurin." Tiba-tiba Michael pun membawa makanannya dan duduk di sebelah Odelyn. Walaupun duduk bersebelahan jarak diantara mereka cukup jauh.Odelyn tidak menjawab apapun tapi dia segera memakan makanannya. "Besok aku mau nginap di rumah Laura. Aku sudah izin sama orang tua ku dan ibu juga." Ibu disini merujuk pada ibunya Michael atau ibu mertuanya Odelyn.Michael yang sedang mengunyah makanannya langsung
"Hah? Dibunuh?" Seingat Odelyn, Mika tidak pernah memberitahunya informasi semacam ini. Yah itu kan karena mereka tidak sempat mengobrol lama ya? Atau mungkin saja Mika sama seperti yang lainnya dengan menganggap bahwa Edelyn mati bunuh diri."Iya. Sebenarnya sih ini cuma asumsi detektif swasta yang aku sewa ya. Soalnya waktu mereka menyelidiki hal ini tuh ada beberapa keganjilan yang menandakan kalau bunuh diri tuh bukan penyebab dari kematian anak itu." Laura mulai menjelaskan dari awal lagi."Eh, sebentar Laura. Ini Michael nelpon aku, aku angkat dulu ya." Walaupun hubungan Michael dan Odelyn sedang masuk fase perang dingin tentu tidak bijak rasanya jika Odelyn tidak mengangkat panggilan telpon dari suaminya. Apalagi Michael bukanlah orang yang akan menelpon untuk hal-hal remeh."Oke-oke. Kamu angkat aja dulu." Walaupun Laura sudah sangat tidak sabar ingin memberitahu semua hal ini, tapi tentunya dia harus sedikit bersabar kan.Akhirnya Odelyn menepi untuk menjauhi Laura dan mengan
Benar juga. Odelyn baru sadar akan hal itu. Kemana papa Michael? Lebih tepatnya dimana keberadaan papa mertuanya itu? Michael selalu mengatakan alasan yang sama. Dia bilang papanya bekerja di luar negeri dan sangat sibuk sehingga bahkan tidak bisa menghadiri pernikahan anaknya sendiri. Odelyn jadi teringat wajah ibu yang katanya menjemput papa di bandara. Bukankah seharusnya jika ingin menjemput orang terkasih maka wajah yang ditampilkan adalah wajah yang gembira. Yang tadi itu kenapa demikian? Kenapa wajah ibu malah terlihat seperti orang yang baru saja mendapatkan kabar buruk? "Odelyn, kamu lagi mikirin apa?" Michael menegur Odelyn yang hanya memegang ponselnya sambil melamun."Gak mikirin apa-apa. Kalau papa hari ini pulang berarti besok kita harus ke rumah ibu nggak sih? Aku juga pengen silaturahmi ke papa. Aku kan belum pernah ketemu papa." Odelyn ingin sekali melihat wajah ayah mertuanya itu. Dari awal berkenalan dengan Michael sampai hari ini pun Odelyn belum pernah melihat wa
"Ya ampun, Maura! Kamu kenapa lagi ini?!" Odelyn terkejut melihat penampilan Maura yang jauh dari kata bersih dan rapi. Sebenarnya Maura pergi kemana lagi dan apa yang dia lakukan sampai penampilannya bisa sehancur itu?"Maaf, mama. Aku tuh beneran gak sengaja tahu. Aku gak mengira kalau akan jadi seperti ini." Maura seakan meminta belas kasihan dari Odelyn. "Kamu jatuh dimana lagi ini? Mama benar-benar gak habis pikir deh dengan kamu." Odelyn sudah memastikan bahwa Maura sudah dalam kondisi yang layak ketika berangkat sekolah. Odelyn tentunya berharap Maura juga akan pulang dengan keadaan yang sama. Tapi apa ini? Kenapa malah seperti ini jadinya? "Tadi aku gak sengaja deh, ma. Aku serius ini. Lagipula siapa sih yang pengen jatuh. Aku rasa gak ada yang pengen jatuh deh. Aku ini umurnya 17 tahun, ya kali aku sengaja jatuh. Itu namanya tindakan yang gak dewasa kan." Maura kesal karena di tengah kondisinya yang sedang luka seperti ini pun Odelyn seperti menyalahkan dirinya. Padahal ka
Michael dan Odelyn yang mendengar hal seperti itu jelas langsung terguncang. Maura mengalami hal mengerikan seperti itu di luaran sana dan Michael serta Odelyn malah tidak tahu apa-apa. Mereka berdua merasa tidak becus sebagai orang tua. Harusnya tidak boleh seperti ini. "Sayang, kamu gak perlu denger omongannya Helena. Orang yang mempunyai kesalahan memang bisa masuk penjara. Tapi kamu gak ada kesalahan apapun lho. Kamu gak perlu takut masuk penjara karena Helena pun gak punya hak untuk menakut-nakuti kamu masuk penjara. Mama harap Maura paham akan hal itu ya. Yang Maura perlu tahu adalah memang benar bahwa orang tuanya mama tinggal di tempat yang jauh tapi memang belum bisa menemui kita. Orang tuanya mama masih punya urusan yang masih harus diselesaikan. Kalau Helena menanyakan soal hal ini kamu bilang saja bahwa mama dan ayah gak ngasih tahu apa-apa. Kamu paham kan maksudnya mama?" Odelyn berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Maura. Saat ini hati Odelyn benar-benar hancur
Odelyn sampai jatuh terjerembab karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar. Sialnya suara itu adalah suara yang tidak ingin didengar oleh Odelyn untuk saat ini. "Sayang, kamu kok sudah bangun? Ayo mama antar ke kamar lagi ya untuk tidur." Odelyn memilih untuk berlagak tidak terjadi apa-apa di depan Maura. Saat ini jantung Odelyn benar-benar berdegup dengan kencang. Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berusaha untuk menenangkan Maura. "Nak, ayo kita ke dalam kamar dulu ya. Ini sudah malam jadi harusnya kamu sudah tidur bukannya malah berkeliaran begini." Michael juga sama terkejutnya dengan Odelyn saat Maura tiba-tiba ada disini. Barangkali Maura sudah mendengar semua pembicaraan tapi langsung tertarik di poin soal penjara. Sungguh Michael pun sampai sulit untuk berkata-kata. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana bisa mengalihkan perhatian Maura. Kalau diperlukan adalah bagaimana cara membuat Maura lupa akan apa yang di
Odelyn terdiam sambil menatap dengan mata yang membesar ke arah Maura. Anak ini tahu kata penjara dari mana? Dari mana dia bisa punya spekulasi bahwa tempat yang jauh itu adalah penjara? "Penjara? Kamu kok bisa nebak gitu sih, sayang? Mama jadi takut deh kamu ngomong kayak gitu." Odelyn mencoba bercanda kepada Maura. Odelyn sangat takut tapi dia harus menyembunyikan ketakutan itu dengan baik. Pokoknya Maura tidak boleh mencurigai apapun dari Odelyn. "Loh tapi katanya Helena dulu memang keluarga ayah dan mama gak akur tuh. Nah karena gak akur itu makanya orang tuanya mama masuk penjara. Aku tuh bingung deh kenapa orang gak akur bisa sampai masuk penjara. Makanya aku nanya ke mama soal kemana orang tuanya mama. Aku tuh penasaran aja deh soalnya Helena bilang gitu. Tapi mama kok mama malah menghindar terus. Aku jadi bingung deh." Wajah Maura terlihat seperti orang yang diombang-ambing oleh kenyataan yang ada. Pada dasarnya yang terjadi adalah adalah fakta bahwa memang benar orang tuany
Odelyn sudah sering mendapatkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi baru kali ini Odelyn mendapatkan pertanyaan yang tidak hanya tidak menyenangkan namun juga mengerikan. Bagaimana Odelyn akan menjawab pertanyaan semacam ini? Odelyn benar-benar kehilangan akal. "Tumben banget kamu nanyain orang tuanya mama." Odelyn menjawab dengan santai dan nada bicara yang bercanda. Tapi siapapun tahu bahwa detak jantung yang kencang ini bukanlah candaan. Saat ini Odelyn benar-benar merasa tidak nyaman. Saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. "Soalnya kalau aku main di rumah Helena tuh pasti orang tua mamanya ada lho. Sebutannya itu kakek dan nenek ya kan. Nah kalau orang tua ayah kan memang sudah meninggal. Tapi kalau orang tua mama kemana? Aku kok gak pernah tahu apa-apa tentang mereka." Wajah Maura benar-benar menunjukkan betapa besar rasa penasarannya saat ini. Odelyn sampai tidak mengerti lagi harus menjawab apa. Odelyn tidak tahu bagai
"Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur
Tentu saja Odelyn mulai memahami bahwa saat ini Michael bukan hanya sekedar merasa takut atau tidak tenang karena kematian orang tuanya di rumah ini. Rumah ini menyimpan banyak kenangan entah kenangan yang buruk atau yang baik. Sayangnya kenangan yang baik itu tidak bisa menutupi kenangan yang buruk. Apalagi salah satu penyumbang kenangan buruk itu adalah orang yang baru saja meninggal dunia karena kejadian yang mengerikan. "Kenapa kita gak tinggal di rumah yang lama saja, Michael? Maksudnya daripada kita harus survei rumah dan melakukan hal-hal lain yang merepotkan terkait pembelian rumah ini." Odelyn bisa melihat bahwa Michael terlalu bersikeras agar mereka bisa pindah rumah tapi tidak di rumah lama mereka. Michael ingin pindah ke rumah lain pokoknya. "Kamu tahu sendiri kan kalau sekarang kita sudah punya anak. Kalau tetap di rumah itu tentu saja tidak bagus dong. Rumah itu terlalu sempit untuk Maura yang aktif bergerak kesana kemari. Aku gak mau gerak Maura jadi terbatas karena r
Odelyn pikir ketika suatu saat dia mendengar kabar bahwa orang tua Edelyn meninggal, dia akan kegirangan. Pada kenyataannya adalah Odelyn justru tidak merasakan apapun. Rasanya kosong dan hampa. Ini benar-benar tidak ada artinya. Odelyn jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ini akhir yang dia inginkan? Bukankah kematian orang tua Edelyn sudah selayaknya dirayakan?"Mbak, kamu kok bisa dapat info soal kematian mereka?" Odelyn tidak paham sejauh apa pengasuh Maura tahu mengenai hubungan buruk antara keluarga ini dengan orang tua Edelyn. Tapi sepertinya melihat dari bagaimana pengasuh Maura itu memberitahukan hal tersebut kepada Odelyn dan Michael, pengasuh Maura kelihatan bahagia. Apakah ini hanyalah asumsi Odelyn yang tidak berdasar? Ah, entahlah. Odelyn juga malas jika harus memikirkan hal yang tidak penting seperti itu."Dari teman saya yang kebetulan kerja dekat sana, bu. Tetangga itu pada kenal ke mereka itu sebatas mereka orang tua Edelyn. Gak ada yang tahu nama mereka
Hidup Odelyn dan Michael perlahan-lahan benar-benar tertata ke arah yang mereka inginkan. Sekarang ini hanya ada kebahagiaan dan itu jelas membuat mereka berdua bahagia. Ah, bahkan bahagia saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa leganya mereka saat ini. Ah, memang benar ya bahwa kesedihan ataupun kebahagiaan itu tidak ada yang permanen. Ini semua adalah tentang bagaimana cara mereka bertahan."Odelyn, menurut kamu apa rumah ini terlalu besar untuk kita tempati? Kamu mau rumah yang lebih kecil atau tetap disini saja?" Saat ini Odelyn dan Michael sedang bersantai. Ah, Michael perlu waktu yang cukup lama untuk bisa bersantai dengan tenang seperti ini sejak kematian ibu. Sekarang sudah tiga tahun semenjak kematian ibu."Kamu tiba-tiba nanya begitu kok aneh banget sih. Bukannya disini saja sudah nyaman ya. Buat apa harus pindah rumah. Yang ada nanti malah boros karena uang yang ada malah untuk biaya rumah." Odelyn merasa aneh karena Michael kan bukan orang yang boros. Lalu mengapa seka