The Rich Man Passion

The Rich Man Passion

last updateLast Updated : 2021-05-10
By:  Maria Goreti  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
47 ratings. 47 reviews
57Chapters
13.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aga Brawiijaya memilih bekerja sebagai assiten chef di Restoran Uenak Food yang menjual makanan sehat. Dia selalu diremehkan oleh teman kerja karena pekerjaannya yang tidak beres menurut mereka. Tidak ada yang mengetahui jika Aga, begitu sapaannya adalah anak dan cucu dari keluarga miliader yang memiliki perusahaan wine – Brawijaya Group. Chelsea, disapa Sea. Wanita yang datang ke tempat Aga bekerja. Sea memiliki berat badan berlebih ingin menurunkan berat badannya supaya sehat. Aga terpesona dengan kehadiran Sea di hidupnya dan membuat hidupnya berarti. Aga berjanji akan melakukan apa pun yang terbaik untuk Sea. Cover by Wishasa.graph

View More

Latest chapter

Free Preview

01. Restoran Uenak Food

Di Restoran Uenak Food dengan suasana yang hangat. Menu yang tersedia di sini merupakan menu makanan sehat. Orang-orang tertentu yang datang ke sini karena makanannya.“Aga, mana sayurnya?” teriak salah satu Chef bernama Risky.“Iya, iya, saya akan bawakan,” jawab Aga berlari dengan membawa wadah tempat sayur yang sudah dibersihkan di kedua tangannya. Brukkk.“Auw,” teriak Aga yang jatuh tersungkur ke lantai dengan sayur juga ikut jatuh di lantai. Chef yang lain; Rafa dan Reno melihat Aga jatuh ke lantai dengan menahan sakit.“Apa yang kamu lakukan? Cepat bangun!” teriak Rafa.“Iya. Aku berusaha untuk bangun.”“Bawakan lagi sayur yang baru. Kamu mau pakai sayur yang jatuh ini untuk dimasak?” tanya Reno sengit.“Iya. Aku akan bawakan yang baru.”“Cepat!” teriak Rafa. Aga terjatuh karena kaki salah satu dari Rafa atau Reno menghalangi jalannya.

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
MetiMo
Suka bgd kaaaa, ceritanya menarik wjb dibacaaaaaa
2021-06-16 17:38:28
1
user avatar
Navira Sema
baru baca. Tadinya mau baca satu bab dulu. Eh, ceritanya bagus, sampai kebablasan baca lebih dari satu bab.
2021-06-01 10:29:04
1
user avatar
Singgajah
😍 serunya....
2021-05-16 21:41:38
1
user avatar
Taurus Di
Ditunggu seassons 2 nya
2021-05-11 11:06:28
1
user avatar
Si Mendhut
Di segerakan saja season 2nya kak
2021-05-11 10:42:33
1
user avatar
AurumS
di tunggu sesin 2 nya kak
2021-05-11 10:31:56
1
user avatar
Maria Goreti
Terima kasih untuk pembaca. Kita akan bertemu lagi di novel selanjutnya. Doakan cepat ditulis ya untuk season 2. With love.
2021-05-10 22:46:02
0
user avatar
Sari Yu
Bab awal sudah bikin penasaran lanjut thor
2021-05-04 20:19:47
0
user avatar
Akiva Az-Zahra
Wah... Keren banget kak ceritanya semangat buat kakak😘😘
2021-05-04 18:26:07
1
user avatar
Fitriyawati
Aku suka ceritanya kak, semangat
2021-05-04 09:18:58
1
user avatar
Martimbul siregar
Semangat kakak
2021-05-04 00:17:24
1
user avatar
Angela Natalia
💓💓💓💓aku suka alurnya yg gak bertele". semangat terus untuk authornya🥰🥰🥰🥰
2021-05-03 23:09:47
1
user avatar
Anizz Suranizz
Tim Sea dan Aga bersatu. Seru ihh!
2021-05-03 20:22:04
1
user avatar
Yani
Semangat! Seru banget ceritanya. salam dari POISONED LOVE
2021-05-02 12:56:22
1
user avatar
AurumS
lanjut kak. semangat
2021-05-02 12:51:16
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
57 Chapters

01. Restoran Uenak Food

     Di Restoran Uenak Food dengan suasana yang hangat. Menu yang tersedia di sini merupakan menu makanan sehat. Orang-orang tertentu yang datang ke sini karena makanannya.“Aga, mana sayurnya?” teriak salah satu Chef bernama Risky.“Iya, iya, saya akan bawakan,” jawab Aga berlari dengan membawa wadah tempat sayur yang sudah dibersihkan di kedua tangannya.     Brukkk.“Auw,” teriak Aga yang jatuh tersungkur ke lantai dengan sayur juga ikut jatuh di lantai.     Chef yang lain; Rafa dan Reno melihat Aga jatuh ke lantai dengan menahan sakit.“Apa yang kamu lakukan? Cepat bangun!” teriak Rafa.“Iya. Aku berusaha untuk bangun.”“Bawakan lagi sayur yang baru. Kamu mau pakai sayur yang jatuh ini untuk dimasak?” tanya Reno sengit.“Iya. Aku akan bawakan yang baru.”“Cepat!” teriak Rafa.     Aga terjatuh karena kaki salah satu dari Rafa atau Reno menghalangi jalannya.
Read more

02. Aga melarikan diri

“Lihat apa yang terjadi,” kata Reno menunjuk Aga yang membawa dua kantong sampah.“Mana?” tanya Risky mengucek mata karena baru bangun tidur.“Itu Aga dengan siapa? Serius sekali kelihatannya,” kata Rafa.“Coba lihat mereka mengendarai mobil mewah dan itu keluaran terbaru,” seru Reno.“Jangan-jangan selama ini Aga bekerja dengan yang lain,” seru Rafa.“Bisa begitu,” ucap Risky.“Tunggu dahulu. Kenapa Aga diam saja?” tanya Reno membaca situasi.     Aga berdiri terpaku dan diam, tanpa ada satu kata pun ke luar dari mulutnya. Dia mencari cara bagaimana ke luar dari situasi yang membuatnya sulit. Lari? Mungkin pilihan yang baik.     Di sisi lain, Aga melihat ketiga temannya sudah bangun tidur“Sial. Seharusnya mereka belum bangun di jam ini,” gerutu Aga.“Apa yang harus saya lakukan selain melarikan diri dari sini?” gumam Aga.     Aga melihat mereka bertiga diam-diam membicarakannya. Hal bia
Read more

03. Tertangkap juga

     Aga perlahan menggerakkan lehernya. Dia berusaha menoleh dan mendapati Cakra berdiri di hadapannya.“Selamat pagi, Mas Aga.”“Hai, Pak. Kita bertemu lagi,” sapa Aga tersenyum menahan kesal.“Mari kita pulang, Mas Aga.”“Pulang? Sekarang?” tanya Aga berpura-pura polos.“Iya sekarang. Tuan sudah menunggu untuk mengajak sarapan.”“Papa bisa sarapan sendiri atau dengan Mama dan Alex. Selama ini juga tanpa ada aku,” jawab Aga membela diri.“Pagi ini Tuan ingin sarapan dengan Mas Aga.”“Aku tidak mau.” Aga terang-terangan menolak.     Aga mencoba mengulur waktu untuk mencari jalan keluar, tetapi tidak ada jalan ke luar yang terlihat. Dia senyum-senyum melihat Cakra, tetapi Cakra tahu apa yang dipikirkan Aga.“Ikut saja, Mas Aga. Tidak ada jalan ke luar di sini.”“Kata siapa tidak ada jalan ke luar. Pasti ada kok. Jalan tersembunyi.” Aga mengatakannya untuk mengalihkan perhatian.“Percaya saja padaku, Mas A
Read more

04. Go home

     Aga berjalan mengikuti Cakra yang membawa kopernya. Dia mengikuti dengan langkahnya yang berat walaupun kesempatan baginya untuk lepas dari ketiga rekannya. Namun, rasanya ada yang hilang. Kesempatan dia untuk melakukan passionnya.“Terima kasih, Mas Aga,” kata Cakra membukakan pintu mobil.“Untuk apa?”“Untuk pulang ke rumah.”“O itu. Aku hanya tidak nyaman saja dengan perkataan dan permohonan papa.”“Silakan masuk.”“Iya.”     Mereka; ketiga rekan kerja Aga terkejut ketika masuk ke mobil mewah tersebut. Aga menyadari pasti akan terjadi seperti ini. Mereka tahu jika Aga bukanlah orang biasa atau mereka berpikir jika Aga banyak utang.     Sepanjang perjalanan, Aga hanya diam dan menatap ke luar. Cakra yang melihatnya merasa bersalah, tetapi ini pekerjaannya. Cakra kembali fokus dengan kemudi mobil. Lagi pula, Cakra mengenal Aga lebih lama dan mengetahui kebiasaannya.“Mas Aga, mau mampir k
Read more

05. Rapat dadakan

     Malam yang panjang menemani Keluarga Brawijaya untuk istirahat, tetapi tidak dengan Aga. Memang benar jika dia sudah masuk kamar dan pendingin udara juga sudah dinyalakan sekitar sejam yang lalu. Namun, matanya tidak bisa memejam karena ada yang dipikirkan.“Tidur, ayo tidurlah. 1, 2, 3, 4, 5.” Aga menghitung domba pada umumnya terapi untuk tidur.     Ayam berkokok tanda pagi sudah datang dan matahari sudah menyapa melalui sinarnya.“Ayam, diam,” teriak Alex yang terdengar oleh Aga.     Aga dalam posisi duduk untuk ke luar dari kamar. Dia mendengar dengan jelas teriakan adiknya. Di luar rumah terdapat ayam jago milik Kakek Aga. Hanya satu ekor, tetapi suara berkokoknya bisa membangunkan Alex.     Crekkk.“Kok sepi,” kata Aga ke luar dari kamarnya.     Aga berjalan mengikuti harum masakan pasti Mama Lud sedang masak untuk sarapan.“Mama,” panggil
Read more

06. Voting

“Sudah, sudah. Hentikan,” kata Papa As masih meninggikan suaranya.“Benar kata Pak As. Kalian berdua juga tidak akan selesai denngan perdebatan kalian. Kami di sini hanya sebagai penonton. Kalian berdua bisa menyelesaikannya di tempat yang lain. Bagaimana kalau kita lakukan voting? Saya lihat tidak akan selesai dengan perdebatan di sini,” kata salah satu anggota direksi yang netral tidak memihak siapapun.     Mereka yang berada di ruang saling melihat dan mengatakan satu sama lain.“Setelah voting. Apakah bisa mendapatkan jawaban untuk masalah ini? Masalah tentang rasa wine yang baru.” Salah satu anggota direksi yang berpihak pada Mos menanyakan.“Bisa,” jawab anggota direksi yang netral.     Aga sendiri setuju dengan voting ini, tetapi dia masih penasaran dengan rasa yang baru. Jika tidak ada masalah tidak akan mungkin ada keributan dan perdebatan seperti ini.     Aga masih tetap penasaran dengan rasa ter
Read more

07. Pemberitahuan Kakek Aga

     Aga mengumpulkan tenaga untuk berdiri. Dia juga perlu menutupi wajah dari rasa malu. Dia berpikir bagaimana menatap mereka dan menatap karyawan-karyawan yang berpapasan dengannya.     Aga datang ke kantor dengan Papa As. Tentu saja beliau sudah pulang atau pergi ke mana. Dia tidak bisa pulang.“Sial. Naik taksi ini,” kata Aga kesal.     Aga berjalan ke lobi dan mendapati taksi yang masuk ke halaman kantor. Setidaknya dia tidak perlu jalan ke depan untuk menunggu taksi.“Permisi, Pak. Apakah sedang menunggu penumpang?” tanya Aga sopan.“Iya, Pak.”“Iya sudah.”     Aga sedikit berjalan jauh untuk menunggu taksi.“Benar juga. Ngapain masuk ke sini kalau tidak ada yang memesan.”     Aga berjalan ke gerbang.“Sial. Benar dugaanku.”     Aga kesal karena harus menunggu taksi di depan gerbang dengan debu-debu dari kendaraan yang mele
Read more

08. Golden Dragon

     Satu per satu dari mereka berjalan ke luar dari ruang keluarga. Hanya ada Aga dan Alex di sana. Aga melihat Alex tidak ingin kakaknya dihina. Apa lagi oleh sepupu dekatnya.“Kak,” panggil Alex.“Iya. Tidak perlu cemas, Lex. Kakak baik-baik saja.”“Kakak tidak bisa diam saja.”“Tidak papa, Lex. Hanya itu yang bisa Kakak lakukan saat ini.”“Kakak, orangnya sabar.”“Tidak juga kok, Lex. Ada saatnya Kakak juga kesal.”“Kakak banyak berubah. Lebih dewasa menghadapinya. Kehidupan di luar membuat mental Kakak jadi kuat.”“Iya begitulah, Lex. Tidak selamanya kita akan memegang sendok emas.”“Sabar, Kak.”“Terima kasih, Adikku yang perhatian.” Aga iseng mengacak-acak rambut adiknya.“Kakak ini iseng,” kata Alex merapikan rambutnya.“Tidur sana. Besok kamu pergi kuliah.”“Kakak belum mau tidur?”“Nanti. Kakak masih mau jalan-jalan ke taman dahulu.”“Jangan terlalu dipikirkan, Kak.”“Iya, adikku yang manis.”“Enak saja.
Read more

09. Kenapa kamu di sini?

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Mos mengepal tangannya.     Aga diam. Dia membatin bukankah dia yang seharusnya tanya. Ini bukannya terkejut justru menanyakan keberadaannya.“Alasannya sama denganmu. Bersenang-senang.”“Aku, aku tidak bersenang-senang,” jawabnya gugup.“Anggap saja sama.”“Aku tidak yakin kamu ke sini untuk bersenang-senang.”“Kamu lupa jika pemilik tempat ini adalah sahabatku? Aku akan ingatkan jika kamu lupa.”     Aga melihat Mos mengambil sikap duduk.“Wajar saja. Kalau kamu ke sini dengan gratis,” kata Mos menyindir Aga.“Kamu lupa juga jika aku member diamond di sini. Jika kamu lupa, aku akan perlihatkan member card milikku.”“Tidak usah rept-repot. Aku juga malas melihatnya.”     Aga tersenyum karena kedatangannya di sini mendapatkan tangkapan ikan yang besar, tetapi Aga bukan tipe orang yang mengambil keuntungan di saat sepupunya kesulitan.“Pergilah d
Read more

10. Secret room

     Ruang rahasia yang menjadi saksi bisu di antara mereka berdua; Aga dan Ben dalam melakukan rencana yang dimiliki Aga supaya tersusun dengan baik. Semoga saja di dalam ruang rahasia tidak seperti kata pepatah. Jika tembok saja dapat berbicara dan mendengar dengan jelas.“Kamu yakin bisa menjaga rahasia ini dengan baik?” tanya Aga menatap lekat pada Ben.“Aku yakin Mas Aga.”     Tiba-tiba suara ketukan pintu.     Mereka berdua saling menatap seolah tidak percaya sudah ada yang tahu jika ruang VVIP ini terisi.“Bukalah Ben pintunya,” pinta Aga.“Iya, Mas Aga.”     Crekkk.“Ada apa?” tanya Ben melihat seorang pelayan membawa nampan dengan botol minuman bermerek.“Ini, saya diminta untuk mengantar ini.”“Terima kasih,” kata Ben mengambil alih nampan. Aga melihat Ben menutup pintu dengan nampan di tangannya.“Kama benar-benar memberikannya padaku,” kata Aga melihat
Read more
DMCA.com Protection Status