Share

Bab 4 : Penolakan Arsen

Penulis: Kinan Larasati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-11 16:51:10

“Apa maksudmu?” tanya Arsen sangat terkejut dengan apa yang baru saja Ivana katakan padanya.

          Ivana berjalan mengambil amplop coklat di dalam tasnya dan menyerahkannya pada Arsen. Dan tanpa menunggu lama lagi, Arsen membuka amplop tersebut dan isinya adalah surat gugatan cerai yang dilayangkan Ivana.                 

          “Aku menolaknya, Ivana.” Arsen menyatakan penolakannya dengan tegas. “Ada apa ini sebenarnya? Kenapa kamu ingin bercerai denganku?”

          Arsen terlihat bingung, kesal juga kecewa menatap Ivana di depannya. “Kalau aku berbuat salah padamu, katakan. Jangan ambil keputusan sepihak seperti ini,” ucap Arsen.

          Ivana menatap Arsen di depannya dengan tatapan nanar, kenyataannya hati Ivana jauh lebih sakit saat mengajukan perceraian ini.

          “Aku sudah tidak mau denganmu. Aku merasa bosan dan jenuh dengan pernikahan kita. Semakin lama, perasaan cintaku padamu semakin hilang,” jawab Ivana sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak terlihat lemah dan terluka di depan Arsen.

          Ivana melepaskan cincin di jari manisnya dan meletakkannya di telapak tangan Arsen. “Jangan tanya lagi. Aku sudah tidak mau denganmu, jadi ayo kita bercerai!”

          Ivana melihat Arsen tertegun menatap cincin pernikahan di telapak tangannya. Terlihat jelas ekspresi terluka yang ditunjukkan Arsen saat ini.

          ‘Pintar sekali kamu bersandiwara, Arsen. Kalau aku tidak mengetahui rencana busukmu, mungkin aku akan langsung luluh hanya dengan melihat ekspresimu sekarang,’ batin Ivana sangat kesal. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju pintu keluar.

          Gerakan tangannya terhenti saat memegang pegangan pintu. “Semuanya biar aku yang urus, kamu cukup datang saja ke persidangan,” ucap Ivana tanpa membalikkan badannya. “Ah, mungkin sebaiknya kamu tidak perlu datang ke persidangan. Cukup tanda tangan saja surat gugatan cerainya, biar sisanya aku yang urus. Bukankah lebih cepat akan lebih baik.”

          Setelah mengatakan itu, Ivana keluar dari kamar tanpa menoleh lagi ke arah Arsen yang menatap kepergian Ivana dengan tatapan terluka juga bingung.

          Malam itu hujan deras mengguyur kota, Ivana berdiri di depan jendela kamar tamu, tatapannya kosong menembus air yang terus mengalir. Tangannya mencengkeram erat pinggiran jendela, menggigil seiring perasaannya yang tercabik-cabik. Hatinya seakan ikut teriris oleh tetesan air hujan yang beradu dengan jendela. Ia merasa kesepian, takut, dan sedih sekaligus.

          Ivana tak bisa membendung air matanya yang mengalir deras, seiring dengan hujan di luar sana. Ia masih sangat mencintai Arseno, suaminya yang tak lama lagi akan menjadi mantan. Namun, dia sadar bahwa pernikahan mereka bukanlah berdasarkan cinta, melainkan balas dendam yang telah direncanakan oleh Arsenio sejak lama.

          Seiring tetesan air mata yang tak terbendung, Ivana menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang meluap. Bayangan Arsenio terus meneror pikirannya, membangkitkan rasa takut yang mencekam. Bagaimana mungkin suami yang seharusnya melindungi dan mencintainya, malah menjadi racun yang merenggut kebahagiaan hidupnya?

          Namun di balik semua itu, ada secercah rasa harap yang masih tersimpan di lubuk hatinya. Ivana berusaha menenangkan dirinya, menguatkan hati dan menjaga kepercayaan bahwa suatu hari nanti, dia akan menemukan kebahagiaan yang sejati.

          “Apa aku boleh berharap kamu akan menghentikan aksi balas dendammu itu, Arsen? Tapi kurasa itu tidak akan mungkin terjadi,” batin Ivana menangis dalam diam.

           Dalam diam, Ivana berbisik pada dirinya sendiri, "Aku harus tegar dan berani menghadapi ini. Aku harus bisa melepaskan Arsenio, demi keselamatan keluargaku dan Ayah." Ia pun menarik napas dalam-dalam, mengusap air mata yang masih menggenang di wajahnya, dan melangkah perlahan menjauh dari jendela, meninggalkan hujan dan kenangan pahit di baliknya.

***

          Seharian ini, Ivana sama sekali tidak bisa fokus bekerja.

Sampai lamunannya buyar karena suara dering ponsel. Ia pun berjalan ke arah mejanya, mengambil ponsel yang ternyata ada panggilan masuk dari Joseph. Ivana sudah menebak apa yang akan dibahas Ayahnya, dan itu membuat hatinya cukup berdebar.

          Ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengangkat telepon itu.

          "Halo, Ayah," sapa Ivana dengan suara yang berusaha tenang.

          "Ivana, apa benar kamu menggugat cerai Arsen?" tanya Joseph langsung pada intinya, suaranya terdengar serius dan penasaran.

          Ivana menelan ludah, merasa terpojok oleh pertanyaan ayahnya. "Iya, Ayah. Maaf, aku belum sempat bilang pada Ayah," jawab Ivana dengan suara lirih.

          Ayahnya menghela napas, seolah mencari kata-kata yang tepat. "Sebenarnya kenapa? apa kalian ada masalah? Apa Arsen berselingkuh?” tanya Joseph memborong dan menebak semua hal yang mungkin terjadi.

          “Tidak, Arsen tidak berselingkuh,” jawab Ivana.

          “Lalu kenapa? bukankah kalian sedang program supaya bisa segera hamil?” tanya Joseph.

          “Aku tidak bisa menjelaskan alasannya. Yang pasti, aku sudah tidak ingin bersama Arsen lagi,” jawab Ivana yang juga bingung bagaimana memberi alasan yang tepat pada Ayahnya. Dia belum mengumpulkan semua hal tentang identitas Arsen yang sebenarnya.

          “Kamu ini, dulu sangat ngotot menikah dengan Arsen. Padahal Ayah sudah menjodohkan kamu dengan Alex yang lebih baik. Sekarang, apa yang terjadi hingga kamu memutuskan untuk bercerai? Kamu pikir hidup dengan status janda itu mudah?" tanya Joseph menghela napas, begitu penasaran akan alasan di balik keputusan Ivana.

          Mendengar ayahnya mengungkit soal perjodohan dengan Alex, Ivana merasa sesak. Ia tak ingin mengungkapkan bahwa suaminya itu ternyata memiliki sisi gelap yang tak bisa dia terima.

          "Ayah, maafkan Ivana. Ada beberapa masalah yang tak bisa Ivana selesaikan dengan Arsen. Ivana sudah berusaha," ucap Ivana dengan suara bergetar, menahan air mata yang hendak jatuh.

          Ayahnya terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Baiklah, jika itu keputusanmu. Tapi ingat, Ivana, hidup ini penuh dengan pilihan. Kadang kita harus menanggung konsekuensi dari pilihan kita sendiri."

          Ivana hanya bisa mengangguk, meski tahu ayahnya tak bisa melihatnya. "Terima kasih, Ayah. Aku mengerti," ucapnya pelan, berjanji pada diri sendiri bahwa dia akan belajar dari kesalahan ini dan menjadi lebih kuat.

          Sambungan telepon pun terputus dan Aludra hanya bisa menghela napasnya, berharap proses perceraiannya dengan Arsen berjalan lancar.

          Brak!

          Ivana terkejut saat pintu dibuka dan muncul sosok Arsen di sana dengan kemeja yang sedikit basah. Ekspresi wajahnya terlihat tegang, dia berjalan mendekati Ivana yang berdiri di tempatnya.

          Situasi menjadi sangat menegangkan, Ivana teringat akan kejadian di masa lalu, dia kini takut dan gelisah dengan sorot mata Arsen yang begitu tajam. Tanpa sadar, Ivana bergerak mundur mencoba menghindari Arsen.

          “Sampai kapan kamu akan menghindariku, Ivana? Apa kita tidak bisa membicarakan hal ini dengan baik?” tanya Arsen terlihat kesal di sana.

          “Su-sudah aku katakan, tidak ada yang ingin dibicarakan. Kamu cukup menandatangani surat gugatannya saja,” ucap Ivana.

          “Aku masih tidak mengerti dengan keputusan yang kamu ambil ini, Ivana. Satu minggu yang lalu, kamu begitu bersemangat untuk melakukan program hamil, supaya kita bisa cepat punya anak. Kenapa sekarang kamu melakukan hal ini?” tanya Arsen sangat tidak memahami pola pikir istrinya.

          “Ya, dan anak itu harus keguguran karena kesalahnmu, Arsen,” batin Ivana mengingat kejadian di kehidupan sebelumnya sambil menatap Arsen dengan tatapan yang memanas, antara sakit dan juga menyesalkan.

          “Ivana, kalau ada keluhan atau hal yang membuatmu kesal padaku, katakan, Ivana. Jangan seperti ini,” pinta Arsen.

          Entah hanya perasaan Ivana atau bukan, tetapi pria di depannya ini menunjukkan tatapan sendu, seakan semua ini sangat menyakitinya.

          “Keputusanku sudah bulat,” jawab Ivana memalingkan wajahnya ke arah lain.

          Arsen berjalan mendekati Ivana. “Stop! Berhenti di sana, jangan mendekatiku lagi!”

          Mendengar hal itu, Arsen menghentikan langkahnya.

          “Aku mohon, jangan seperti ini. Tolong turuti keinginanku untuk bercerai, aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini lagi,” ucap Ivana.

          “Tapi kenapa? Aku perlu alasan yang tepat,” ucap Arsen.

          “Apa yang kamu sembunyikan dariku, Arsen?” pertanyaan Ivana membuat Arsen bungkam.

          “Cepat jawab, apa yang kamu sembunyikan dariku selama ini. Dan, apa niatmu sebenarnya menikahiku?” tanya Ivana melihat Arsen di mana sorot matanya melebar seakan terkejut kalau Ivana mengetahui rahasianya. Tetapi dengan cepat, pria itu mengubah ekspresinya kembali.

          “Kenapa tidak bisa menjawabku?” tanya Ivana.

          “Apa yang kamu tau, Ivana?” tanya Arsen kini suaranya tidak selembut sebelumnya.

***

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Buna Faeyza
penuh teka-teki
goodnovel comment avatar
anadesiana
masih menjadi misteri, apa sebenarnya motif arsen menikahi ivana,harusnya ivana jangan gegabah ,cari tahu dulu tentang arsen.
goodnovel comment avatar
Nana Kecil01
mungkin Arsen sdh mencintai Ivana tp ttp menjlankan misi. jgn berontak Ivana kalau tdk mau celaka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 5 ~ Penyelidikan Tentang Arsen

    “Saya sudah menyelidiki orang yang anda minta, tetapi tidak ada hal yang mencurigakan. Tidak ada hal yang bisa saya temukan dari orang ini, selain semuanya sesuai dengan data yang anda berikan,” jelas Brant yang saat ini bertemu secara rahasia bersama Ivana di salah satu restoran. “Bagaimana mungkin? Apa anda terus membuntutinya?” tanya Ivana merasa tidak bisa menerima jawaban dari Brant. “Saya setiap hari membuntutinya, tidak ada hal yang mencurigakan. Pria itu berangkat ke kantor, keluar untuk bertemu klien dan pulang ke rumah setiap sore hari. Bahkan saya berpikir, orang ini termasuk orang yang membosankan, karena rutinitas yang sama terus dia lakukan,” jelas Brant. “Apa orang yang ditemuinya benar-benar klien dia? Bisa saja dia orang kepercayaannya,” ucap Ivana. “Saya sudah menyelidiki kliennya, ini data-datanya.” Brant menyerahkan berkas lain pada Ivana. “Itu data orang yang ditemui Arsen, dan semuanya adalah orang yang memakai jasa Arsenio

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 6 ~ Perlakuan Kasar

    “Lepaskan tanganku!” Ivana menepis pegangan tangan Arsen saat pria itu memaksanya masuk ke dalam rumah. “Di sini hanya kita berdua. Katakan, kenapa kamu ingin bercerai denganku? Sampai kamu ngotot untuk bercerai?” tanya Arsen yang berjalan ke arah dapur, ia mengambil dua gelas berkaki dan menuangkan orange jus ke dalam gelas itu. Ivana tidak menjawab pertanyaan Arsen. Ia lebih fokus melihat sekeliling rumah itu, hingga tatapannya tertuju ke lantai dua. Tubuhnya kembali memberi respon karena rasa takut yang pernah terjadi di kehidupan sebelumnya. “Di lantai itu, Arsen membunuhku,” batin Ivana bergerak mundur. Dan Arsen menangkap kegelisahan Ivana, dengan wajah yang pucat pasi dan langkah yang terus bergerak mundur. Arsen berjalan mendekati Ivana sambil menyodorkan gelas berisi orange jus pada Ivana. “Ada apa? Apa ada sesuatu yang membuatmu takut?” tanya Arsen dengan santai. Ivana melihat ke arah Arsen dengan tatapan yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 7 ~ Keputusan yang Menyakitkan

    “Um …. “ Ivana membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa sangat sakit. Dia melihat borgol di tangannya sudah di lepas entah sejak kapan. Dia bergerak perlahan sambil memegang pergelangan tangannya yang memar dan terluka karena gesekan yang dilakukannya tadi untuk melepaskan borgol itu. Tatapan Ivana tertuju pada sosok pria yang terlelap dengan nyenyak di hadapannya. Dia menatap sosok suaminya dengan tatapan nanar dan juga amarah yang seakan ingin meledak di dadanya. Ivana bergerak perlahan menurunkan kedua kakinya ke lantai. “Isshh …. “ Ivana meringis merasa ngilu di area intimnya. Dia menatap pakaiannya yang berserakan di lantai dan sudah koyak semua karena ulah Arsenio. Ivana pun bangkit perlahan dari posisinya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ivana keluar dari kamar mandi dengan pakaian milik Arsenio, memberikan sedikit rasa hangat di tengah dinginnya suasana pagi itu. Dia melangkah pelan sambil menatap sosok Arsenio yang terlelap di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 8 ~ Kecurigaan Ivana

    “Nyonya,” panggil Brant yang merupakan detektif yang disewa oleh Ivana. Ivana berjalan mendekatinya dan mengambil duduk di hadapan pria itu. “Bagaimana, apa ada perkembangan dari penyelidikanmu?” tanya Ivana tanpa basa-basi. Brant terdiam beberapa saat di sana. “Entah hanya kecurigaanku atau apa. Tapi, pergerakanku seakan di awasi, bahkan aku datang ke sini pun harus dengan cara sembunyi-sembunyi,” jelas Brant membuat Ivana terdiam beberapa saat. Dia jadi teringat bagaimana Arsenio berkata mengenai detektif sewaannya. “Saya curiga kalau ada yang membocorkan atau mengawasi gerak-gerik anda, Nyonya. Makanya, orang itu langsung tau kalau sedang di selidiki latar belakangnya. Hingga saat ini, saya tidak mendapatkan bukti apa pun, termasuk orang tuanya yang beralamat di Alamat yang anda berikan saat itu. Rumah itu kosong,” ucap Brant membuat Ivana tertegun di sana. “Aku sudah menduga, ada mata-mata di dekatku. Kalau dia tau kamu y

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 9 ~ Ancaman Arsen

    “Akhirnya, aku tetap tidak bisa melakukan apa pun. Baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang,” gumam Ivana menatap nyalang keluar jendela. Ivana yakin, Arsen sudah mengendalikan semuanya dalam waktu dua tahun ini, dia pasti sudah mempersiapkan semuanya dengan matang untuk memetik hasilnya tahun depan, seperti yang terjadi di kehidupan sebelumnya. Ivana memejamkan matanya dan menarik napas di sana. “Kalau memang aku tetap jatuh dalam perangkap dan tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk apa aku kembali ke masa lalu? Kesempatan kedua ini sebenarnya untuk apa kalau aku masih tidak bisa melawan dan menghentikan rencana Arsen?” batin Ivana. Kepalanya berpikir dengan keras memikirkan semua hal yang terjadi padanya. Dia sendiri masih belum mendapat jawaban dari semua pertanyaannya. Kenapa Arsen melakukan semua ini padanya dan keluarganya. Kenapa Arsen berkata kalau keluarganya dibantai oleh Ayah Ivana. Padahal Ivana sangat mengenal Ayahnya lebih dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 10 ~ Mengikuti Permainan Arsenio

    “Dia sudah gila!” keluh Ivana saat masuk ke dalam kamarnya sambil menghembuskan napas kasar. “Bisa-bisanya dia berkata masalah bayi dan program hamil.” Kedua mata Ivana berkaca-kaca saat dia terduduk di sisi ranjang, mengingat kembali serangkaian peristiwa menyakitkan yang terjadi dalam hidupnya. Di kehidupan sebelumnya saat dia menjalani program hamil, harapannya begitu tinggi; merasakan jantung kecil yang berdetak di dalam perutnya adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. Namun, semua impian itu sirna dengan cepat ketika Arsen, meninggalkannya begitu saja di tengah keramaian sebuah pesta. Betapa hancurnya hati Ivana saat itu, merasa diabaikan dan ditinggalkan di saat-saat yang paling krusial. Saat itulah, kehidupan yang sudah penuh harapan itu harus runtuh, dan kehadiran janin dalam perutnya pun tak berdaya untuk bertahan. Keguguran itu menjadi lebih dari sekadar kehilangan; itu adalah perasaan dikhianati oleh orang-orang di sekelilingnya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 11~ Kedatangan Paman Ivana

    “Ivana, bagaimana keadaanmu?” tanya seorang pria paruh baya yang baru saja tiba di kediaman Clover. “Pa-paman?” Ivana cukup terkejut melihat Freddy Clover, adik dari Joseph Clover, ayah dari Ivana. “ … Apa kabar, Paman?” tanya Ivana tertegun melihat kepulangan Pamannya yang sangat mendadak. “Tentu saja, Paman selalu baik, seperti yang kamu lihat,” ucap Freddy terkekeh di sana. Ivana teringat saat menonton rekaman video saat Arsen dengan kejam membunuh Freddy setelah menyiksanya. “Hei, kenapa?” tanya Freddy saat melihat air mata Ivana luruh membasahi pipinya begitu saja. Freddy yang sebelumnya memang begitu dekat dengan Ivana. Bahkan Freddy sangat dekat dengan Ivana disbanding Joseph. Saat kecil, Freddy yang sering menghabiskan waktu dengan Ivana. “Oh?” dengan cepat, Ivana menyeka air matanya. “Sepertinya aku terlalu senang melihat Paman pulang,” jawab Ivana. “Kamu pasti sangat merindukan Paman, bukan?” kek

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 12 ~ Sosok dari Masa lalu

    “Ana, aku akan makan siang diluar dan akan terlambat kembali ke kantor. Kalau ada apa-apa hubungi saja aku,” ucap Ivana saat keluar dari ruangan nya. “Oh, apa anda akan kembali ke kantor, Bu?” tanya Ana. Ivana terdiam beberapa saat di sana. “Sepertinya, aku tidak kembali ke kantor. Kalau sudah tidak ada pekerjaan, kamu bisa langsung pulang,” jawab Ivana. “Baik, Bu.” Setelah mengatakan hal itu, Ivana pun berlalu pergi meninggalkan kantor. Ivana yakin, Ana akan langsung melaporkannya pada Arsenio. Ivana memandang sekeliling lobi kantor dengan hati-hati sebelum melangkah keluar. Jantungnya berdebar kencang, napasnya terasa berat. Ketika taksi yang dia pesan meluncur perlahan mendekat, dia segera masuk dan menutup pintu dengan cepat. “Ke restoran Bertand," ucapnya kepada sopir dengan suara yang berusaha terdengar tenang. “Baik, Bu.” Setelah memastikan tak ada yang mencurigakan, Ivana segera mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16

Bab terbaru

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 116 ~ Ending

    Acara dilanjut dengan resepsi di halaman gereja yang meriah. Zeeya sibuk menikmati banyak camilan dan dessert yang tersaji di sana.Resepsi di halaman gereja berlangsung meriah, dengan nuansa taman yang indah, dihiasi lampu-lampu berkelip dan bunga-bunga berwarna cerah. Meja-meja penuh dengan berbagai jenis hidangan lezat, dari makanan pembuka hingga hidangan penutup yang menggugah selera. Sambil berdiri di sekitar area dengan pemandangan danau yang tenang, para tamu menikmati kebersamaan dan suasana yang penuh kebahagiaan.Zeeya yang tak bisa menahan rasa ingin tahunya, sudah berada di meja dessert, dengan wajah ceria dan penuh semangat. Camilan-camilan kecil, kue-kue manis, dan es krim berwarna-warni menarik perhatian balita tersebut. Dengan riang, dia memilih beberapa kue kecil dan memakannya satu per satu sambil tertawa kecil.

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 115 ~ Pernikahan Doly dan Veronica

    Saat mereka melangkah masuk ke dalam gereja, suasana penuh kehangatan menyambut. Hiasan bunga putih dan hijau menghiasi altar, sementara cahaya matahari yang masuk melalui kaca patri memberikan nuansa sakral. Para tamu, yang sebagian besar adalah kerabat dekat dan teman, sudah menempati tempat duduk mereka.Cedric dan istrinya, yang sedang berbincang di dekat pintu masuk, langsung melambai begitu melihat Arsen, Ivana, dan Zeeya. Cedric tersenyum lebar, lalu menghampiri mereka. "Akhirnya kalian sampai juga. Zeeya, kamu terlihat sangat cantik hari ini!" katanya sambil bercanda.Zeeya tersenyum malu-malu sambil merapat ke Ivana. "Terima kasih, Uncle Cedlic."Tak lama kemudian, Elmer dan Grasella datang menghampiri. Elmer tersenyum sopan, sementara Grasella tampak anggun dengan gaun biru muda. "Senang sekali bertemu kalian di sini," sapa Elmer. "Doly pasti bahagia melihat kalian hadir.""Iya, ini acara yang tidak mungkin kami lewatkan," balas Arsen sambil menjabat tangan Elmer. "Bagaiman

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 114 ~ Kembali ke Mansion Manley

    “Ini lumah siapa, Mom, Dad? Besal sekali!” ujar Zeeya yang ada di gendongan Arsen. “Ini, rumah keluarga Daddy. Selama di sini, kita akan tinggal di sini,” ucap Arsen. “Asyik… Zeeya bisa main lali-lali dan ke tempat bunga,” ucap Zeeya dengan lucunya. Arsen tertawa kecil sambil mencium pipi Zeeya yang penuh semangat di gendongannya. "Tentu saja, Sayang. Nanti Daddy ajak Zeeya lihat semua tempat di sini. Ada taman bunga yang besar, ada air mancur juga. Kamu pasti suka."Ivana tersenyum melihat kegembiraan putrinya. Dia mengamati mansion megah yang sudah direnovasi itu dengan perasaan campur aduk. Tidak banyak yang berubah, Arsen dan Doly tidak ingin menghilangkan momen penuh kenangan di sini. Berada di sini secara langsung tetap memberinya kesan yang berbeda. Besar, mewah, dan penuh aura nostalgia."Mommy juga bisa ikut main sama Zeeya?" tanya Zeeya dengan mata berbinar, memeluk leher Arsen erat-erat."Tentu saja," jawab Ivana sambil mengusap lembut kepala putrinya. "Mommy dan Daddy a

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 113 ~ Doly Mau Nikah?

    2 Tahun Kemudian….. “Apa ini serius?” tanya Arsen mendengar ucapan Doly di sana. “Ya, kamu pikir aku berbohong,” ujar Doly. “Apa kamu sudah bertemu dengan wanita yang akan dinikahi Doly, Ric?” tanya Arsen. “Ya, sudah. Ini sih beneran pawangnya si Doly,” kekeh Cedric. “Dia langsung tunduk sama omongan calon istrinya.”Cedric dan Arsen terkekeh mendengarnya. “Itu bukan tunduk. Tapi, bentuk rasa cinta,” ucap Doly. Arsen tertawa kecil mendengar pembelaan Doly yang terdengar tulus namun juga sedikit defensif. "Rasa cinta, ya?" ucap Arsen menggoda. "Jadi, siapa wanita hebat yang berhasil menjinakkan si Doly ini?"Cedric, yang masih terkekeh, menyela lebih dulu. "Percayalah, dia tipe yang nggak main-main. Elegan, cerdas, tapi juga punya aura tegas. Doly langsung berubah total kalau di dekat dia. Serius banget."Arsen menatap Doly dengan senyum penuh arti. "Wah, kalau sampai Cedric bilang begitu, berarti dia benar-benar istimewa. Aku penasaran ingin bertemu dengannya. Kapan kamu memper

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 112 ~ Veronica

    Doly sudah berpenampilan rapi dengan setelan jasnya. Dia bersiap untuk datang ke sebuah undangan pesta salah satu kliennya. “Uh... pesona Doly memang tidak terkalahkan,” gumamnya penuh percaya diri sambil merapikan jas yang dikenakannya.Doly menatap dirinya sendiri di cermin besar, senyum puas menghiasi wajahnya. Dengan gaya khasnya, ia mengangkat dagu sedikit, memiringkan kepala, dan mengedipkan satu mata ke pantulan dirinya. "Siapa yang bisa menolak daya tarik ini?" ujarnya sambil tertawa kecil.Dia mengambil parfum mahal dari meja rias, menyemprotkannya dengan gerakan anggun ke pergelangan tangan dan lehernya. Setelah itu, dia memeriksa kembali dasinya untuk memastikan segalanya sempurna."Klien pasti akan terkesan. Lagi pula, bukan Doly namanya kalau tidak mencuri perhatian," gumamnya sambil tersenyum penuh percaya diri.Sebelum melangkah keluar, ia mengambil ponselnya dan melihat sekilas undangan di layar. "Saatnya membuat malam ini lebih berwarna," katanya s

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 111 ~ Perampok Hati...

    “Wah, ada kue ikan,” ucap Doly menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Pria itu turun dari mobil dan berjalan mendekati pedagang kue ikan yang berjualan di sebuah gerobak pinggir jalan. “Bungkuskan kue ikannya, sepuluh biji,” pinta Doly. Pedagang tersebut menoleh ke arah Doly sambil menganggukkan kepalanya. “Baik, Tuan.” Sambil menunggu, Doly memainkan ponselnya. Dan saat itu, dia terkejut karena ponselnya dirampas oleh seseorang yang berada di atas motor bersama rekannya. Doly yang terkejut pun langsung berteriak, “Perampok! Perampok!” teriak Doly di sana membuat semua orang melihat ke arahnya. Sayangnya, motor yang dikendarai perampok itu sudah cukup jauh, sampai ada sebuah motor sport berwarna hitam melaju cepat mengejar perampok tersebut. Doly masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang penuh kegelisahan.Kejadian itu membuat suasana sekitar menjadi tegang sejenak. Doly berdiri terpaku, pandangannya mengikuti motor spo

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   110 ~ Memutuskan Tidak Bekerja Lagi

    “Kamu mau menanam apa, Sayang?” tanya Arsen saat melihat melihat taman yang sudah di rapihkan oleh Ivana. “Aku ingin menghias taman dengan nuansa yang bagus. Apalagi, sebentar lagi musim dingin akan segera berakhir, dan aku ingin menyambut musim baru dengan suasana yang baru. Aku ingin menanam bunga dan tanaman hias,” jelas Ivana penuh semangat.Arsen tersenyum melihat semangat Ivana yang menggebu-gebu. Dia berjalan mendekat dan meraih tangan Ivana lembut, memandangnya dengan penuh perhatian.“Bunga dan tanaman hias? Itu ide yang bagus. Kamu sudah memutuskan bunga apa yang ingin kamu tanam?” tanyanya sambil mengusap punggung tangan Ivana.Ivana mengangguk kecil, matanya berbinar. “Aku ingin menanam tulip, mawar, dan lavender. Mereka akan membuat taman ini penuh warna dan harum. Oh, dan aku juga ingin beberapa pohon kecil untuk memberikan sedikit keteduhan.”Arsen tertawa pelan. “Kamu memang selalu punya rencana besar, Sayang. Tapi aku suka itu. Aku akan membantumu

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 109 ~ Kedatangan Baby Sister

    “Wah, Zee udah wangi, ya... “ Ivana membawa Zee ke dalam gendongannya dengan wajah yang ceria. Dia berjalan keluar dari kamar Zee, seorang pelayan berjalan mendekatinya. “Nyonya, ada tamu untuk anda. Dia adalah baby sister yang di kirim kantor penyedia,” tuturnya. “Oh iya, baiklah. Aku akan turun dan menemuinya,” ujar Ivana dengan menggendong Zee, dia pun turun ke bawah dan melihat sosok wanita di ruang tamu. Wanita itu terlihat masih muda, tetapi wajahnya cukup mirip dengan Ana, sekretarisnya dulu yang menjadi mata-mata Arsen. “Selamat siang, Nyonya Manley,” sapa wanita itu. “Saya Laila, yang di kirim oleh pihak penyedia untuk menjadi baby sister putri Anda,” ucap Laila tersenyum ramah.Ivana mengamati Laila dengan cermat. Ada sesuatu di mata Laila yang terasa familiar, meskipun ia tidak bisa langsung mengingat apa."Selamat siang, Laila," jawab Ivana dengan senyuman hangat tapi hati-hati. "Silakan duduk. Saya ingin tahu lebih banyak

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 108 ~ Hal Kecil yang Sering Terlupakan

    Oek… Oek… Oek… Ivana bergegas bangun dari tidurnya saat mendengar tangisan Zee. Dia bangkit dari posisinya dan mendekati ranjang bayi yang berada di samping ranjang tempatnya dan Arsen tiduri. “Uh… putri cantik Mommy bangun, ya,” ucap Ivana tersenyum merekah menyapa Zee yang sudah mulai berhenti menangis. “Kenapa? Zee menangis?” tanya Arsen yang ikut terbangun di sana. “Sepertinya, popoknya basah. Aku akan menggantinya,” ucap Ivana. “Kamu pasti lelah. Istirahatlah, aku yang akan menggantikannya,” ucap Arsen bangkit dari posisinya mendekati ranjang bayi. “Apa tidak apa-apa?” tanya Ivana menatap Arsen. “Kenapa kamu ragu? Kamu takut aku tidak bisa melakukannya, ya?” kekeh Arsen. “Tenang saja, aku bisa melakukannya dengan baik. Lihatlah nanti,” ucap Arsen tersenyum dengan penuh rasa percaya diri.Ivana tersenyum kecil melihat kepercayaan diri Arsen yang jarang ia lihat dalam momen seperti ini. Ia mengangguk pe

DMCA.com Protection Status