Share

Bab 8 ~ Kecurigaan Ivana

          “Nyonya,” panggil Brant yang merupakan detektif yang disewa oleh Ivana.

          Ivana berjalan mendekatinya dan mengambil duduk di hadapan pria itu.

          “Bagaimana, apa ada perkembangan dari penyelidikanmu?” tanya Ivana tanpa basa-basi.

          Brant terdiam beberapa saat di sana. “Entah hanya kecurigaanku atau apa. Tapi, pergerakanku seakan di awasi, bahkan aku datang ke sini pun harus dengan cara sembunyi-sembunyi,” jelas Brant membuat Ivana terdiam beberapa saat. Dia jadi teringat bagaimana Arsenio berkata mengenai detektif sewaannya.

          “Saya curiga kalau ada yang membocorkan atau mengawasi gerak-gerik anda, Nyonya. Makanya, orang itu langsung tau kalau sedang di selidiki latar belakangnya. Hingga saat ini, saya tidak mendapatkan bukti apa pun, termasuk orang tuanya yang beralamat di Alamat yang anda berikan saat itu. Rumah itu kosong,” ucap Brant membuat Ivana tertegun di sana.

          “Aku sudah menduga, ada mata-mata di dekatku. Kalau dia tau kamu yang aku sewa menjadi detektif untuk mencari tau identitas aslinya, berarti orang yang mungkin membocorkan hal ini-“ Ivana terdiam beberapa saat. “Anna?” batin Ivana.

          Ivana sangat ingat kalau yang tau dia menyewa detektif adalah Anna, karena dia yang di minta untuk mencari Detektif. Tunggu? Kalau mungkin Brant juga adalah salah satu orang suruhan Arsenio, berarti ini jebakan.

          “Maaf, aku harus pergi sekarang!” ucap Ivana bangkit dari duduknya.

          “Kenapa buru-buru, Nyonya? Kita belum membahas masalah yang saya selidiki,” ucap Brant terkejut dengan sikap Ivana.

          “Aku ingin kamu berhenti menyelidiki pria itu. Sudah cukup sampai di sini,” ucap Ivana dengan tegas.

          “Tapi Nyonya. Saya sudah dibayar full, bagaimana mungkin saya berhenti di tengah jalan?” tanya Brant. “Kali ini saya akan berusaha lagi menyelidikinya.”

          “Tidak. Sudah cukup! Anggap saja, semua biaya itu bonus untukmu,” ucap Ivana bergegas pergi dari sana.

          Baru saja, dia akan keluar dari restoran itu, dia melihat Arsenio sedang berjalan ke arah restoran itu.

          “Sial! Sudah aku duga ini jebakan,” gumam Ivana berlari ke arah belakang restoran. Sebelum benar-benar pergi, Ivana bersembunyi di salah satu dinding dan mengintip ke mana Arsenio pergi.

          Sesuai dugaan, Arsenio berjalan mendekati Brant, dan mereka mulai berbincang dengan serius di sana, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang sejenak. Ivana, yang dari posisi persembunyiannya hanya bisa memperhatikan, merasakan ada yang berbeda dalam cara Brant berbicara. Tidak ada tanda-tanda ketegangan atau pertikaian di wajah mereka, malah sepertinya, Brant lebih terlihat seperti orang yang sedang menyampaikan laporan penting. Meskipun suara mereka tidak sampai ke telinganya, Ivana bisa menebak dari gerak-gerik mereka berdua.

          “Jadi aku benar-benar ditipu dan dibodohi selama ini. Anna dan Brant, mereka adalah orang suruhan Arsenio, pantas saja, tidak ada hasil dari penyelidikan Brant selama ini. Ternyata mereka hanya terus membodohiku,” batin Ivana benar-benar merasa geram sekaligus kesal bukan main. Hidupnya seakan dipermainkan dengan sempurna oleh suaminya, Arsenio.

          Dengan bergerak cepat, Ivana pergi dari sana melalui jalan belakang restoran, dia bergegas menuju mobilnya.

          Ivana hendak masuk ke dalam mobilnya tetapi seseorang menahan pintu itu.

          “Mau ke mana, kamu?” suara bariton itu membuat Ivana terkejut. Dia menoleh ke sumber suara dan ternyata itu adalah Arsenio yang sudah berdiri di sana. “Mau sampai kapan kamu berlari dariku, Ivana?”

          “Lepaskan aku!” pinta Ivana dengan tatapan tajam.

          “Kamu pikir, aku akan melepaskan tanganmu begitu saja? Ikut denganku pulang ke rumah, berhenti bersikap kekanakan!” ucap Arsenio.

          “Bersikap kekanakan katamu? Sampai kapan kamu akan membodohiku, Arsen?” tanya Ivana menatap tajam pria di depannya.

          “Kita bisa bicarakan hal ini. Apa dengan kamu kabur-kaburan dan terus menghindariku, masalah ini akan selesai?” tanya Arsenio penuh penekanan.

          “Aku tidak mau bicara lagi denganmu. Aku akan segera mengurus perceraian kita, jadi berhentilah menggangguku!” ucap Ivana.

          Beberapa orang yang melewat, melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan penasaran dengan keributan yang terjadi di sana.

          “Kamu akan menyesal kalau terus keras kepala seperti ini, Ivana!” ucap Arsenio penuh penekanan.

          “Menyesal? Justru, aku sangat menyesal karena hidup bersamamu!” ucap Ivana penuh penekanan membuat Arsenio tertegun di sana dengan tatapan yang sulit diartikan.

          “Dengar Arsenio. Aku sudah muak terus dibodohi seperti ini. Entah apa yang kamu rencanakan di belakangku. Yang jelas aku mulai terganggu dengan keberadaanmu dan semua hal yang berhubungan denganmu!”

          Degh!

          Arsenio benar-benar terkejut dengan apa yang di katakana Ivana di sana.

          Tiba-tiba saja Arsenio terkekeh membuat Ivana mengernyitkan dahinya di sana.

          “Baiklah, aku tidak akan berpura-pura lagi kali ini,” ucap Arsen semakin kuat mencengkeram lengan Ivana membuatnya kesakitan.

          “Kamu muak dan merasa terganggu dengan keberadaanku?” bisik Arsenio. “Tapi, aku tidak akan pernah pergi dari hidupmu! Ivana, kamu akan terus berhubungan denganku, suka maupun tidak, aku akan membuatmu semakin muak, tetapi tidak bisa lepas dariku. Camkan itu!”

          Ivana menatap Arsen dengan tatapan nanar dan menahan kesakitan di lengannya. Pria di hadapannya benar-benar semakin asing. Semakin dia menunjukkan sikap aslinya, semakin Ivana tidak mengenalinya. Ternyata sosok suami yang perhatian, hangat dan bersikap manis, hanya topeng yang meracuni Ivana. Kini racun itu sudah bekerja dan mulai menggerogoti tubuh dan hati Ivana.

          “Aku memberimu kesempatan terakhir, Ivana. Pulanglah ke rumah, kalau tidak ingin terjadi sesuatu pada Ayahmu.”

          Degh!

          Tatapan Ivana semakin melebar mendengar ancaman dari Arsen barusan. Pria itu melepaskan cengkeramannya dan beranjak pergi meninggalkan Ivana yang mematung di tempatnya.

          "Kenyataannya, baik di masa depan maupun sekarang, aku masih tidak memiliki kekuatan untuk melawan Arsen. Lalu, kalau hasilnya tetap sama, untuk apa aku diberi kesempatan kembali ke masa lalu. Apa yang harus aku perbaiki dengan kembali ke masa lalu?” batin Ivana merasa hatinya sakit seakan diremas-remas oleh tangan tidak kasat mata.

***

          “Ivana? Kamu ini ke mana saja?” Joseph langsung menyapa Ivana yang baru saja sampai di rumahnya. Dia terpaksa kembali pulang karena mengkhawatirkan keadaan Ayahnya.

          Di saat bersamaan, mobil Arsen datang dan berhenti di sana. Ivana dan Joseph melihat ke arah mobil Arsen yang sudah berhenti di sana dan sang empu menuruni mobilnya.

          “Kamu juga sudah pulang, Arsen?” tanya Joseph.

          “Iya, Ayah. Akhirnya Ivana mau pulang,” ucap Arsen.

          “Kalian ini. Kalau ada masalah segera selesaikan. Dan kamu Ivana, kalau ada masalah jangan menghindar dan lari dari masalah. Bicarakan dan diskusikan masalahmu dengan suamimu, jangan mengambil keputusan bodoh lagi,” ucap Joseph tersenyum di sana.

          “Baiklah, Ayah akan masuk duluan, kalian baik-baiklah. Arsen, bujuklah istrimu,” ucap Joseph.

          “Iya, Ayah.”

          Joseph pun membawa langkahnya memasuki rumah besar itu, meninggalkan Ivana dan Arsen di sana.

          “Keputusan yang bagus, Sayang.” Arsen tersenyum puas di sana walau Ivana hanya menunjukkan ekspresi datarnya. “Kalau begitu, ayo kita masuk.”

          Arsen merengkuh pinggang Ivana dan menggiring Ivana masuk ke dalam rumah. Walau wanita itu berusaha bergerak menjauh dan melepaskan pelukannya, Arsen tetap memaksa untuk merengkuh pinggang Ivana dan membuat wanita itu berjalan di dekatnya.

***

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
ivana knp kamu nggak mau coba jujur sama bokap kamu soal kecurigaan kamu walaupun kamu blm ada bukti kuat tpi setidaknya bokap kamu bisa lbh waspada
goodnovel comment avatar
anadesiana
semangat ivana,semoga diberi kekuatan melawan arsen.ayah ivana blm tau niat buruk arsen,jd masih bersikap baik sm arsen.
goodnovel comment avatar
Yanti Wijaya
knp ivana g cerita ajh sch ma ayahnya tentang keburukan Arsen dan kejahatannya. mungkin dgn bgtu ivana bisa dilindungi dgn kekuasan ayh y.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status