Share

Bab 5 ~ Penyelidikan Tentang Arsen

“Saya sudah menyelidiki orang yang anda minta, tetapi tidak ada hal yang mencurigakan. Tidak ada hal yang bisa saya temukan dari orang ini, selain semuanya sesuai dengan data yang anda berikan,” jelas Brant yang saat ini bertemu secara rahasia bersama Ivana di salah satu restoran.

          “Bagaimana mungkin? Apa anda terus membuntutinya?” tanya Ivana merasa tidak bisa menerima jawaban dari Brant.

          “Saya setiap hari membuntutinya, tidak ada hal yang mencurigakan. Pria itu berangkat ke kantor, keluar untuk bertemu klien dan pulang ke rumah setiap sore hari. Bahkan saya berpikir, orang ini termasuk orang yang membosankan, karena rutinitas yang sama terus dia lakukan,” jelas Brant.

          “Apa orang yang ditemuinya benar-benar klien dia? Bisa saja dia orang kepercayaannya,” ucap Ivana.

          “Saya sudah menyelidiki kliennya, ini data-datanya.” Brant menyerahkan berkas lain pada Ivana. “Itu data orang yang ditemui Arsen, dan semuanya adalah orang yang memakai jasa Arsenio,” ucap Brant.

          “Ini terlalu bersih, aku tau dia bukan orang seperti itu,” ucap Ivana saat kembali mengingat kejadian di masa lalunya. Dia melihat dengan jelas, bagaimana Arsen membunuh Pamannya dan menahan Ayahnya.

          “Mungkin saja anda salah paham terhadap suami anda, Bu,” ucap Brant.

          “Tidak, saya tidak salah paham,” jawab Ivana. “Sekali lagi, tolong awasi gerak-gerik orang tuanya. Alamatnya sudah saya tuliskan di sana, saya harap, anda bisa menemukan sesuatu di sana,” ucap Ivana.

          Brant pun menganggukkan kepalanya. “Akan saya lakukan,” jawab Brant.

          Brant sudah berlalu pergi, meninggalkan Ivana seorang diri di sana dengan kebingungannya.

          “Apa Arsen sudah tau aku memata-matainya?” gumam Ivana langsung mengambil gelasnya dan meneguk minuman itu hingga tandas untuk menenangkan dirinya.

          “Kalau dia sudah tau, apa semuanya akan baik-baik saja?” batinnya, membuat ia menjadi begitu gelisah.

          Di saat itu, Ivana mendapatkan email dari sekretarisnya. Sebelumnya, ia sudah meminta laporan mengenai pekerjaan Arsenio, ia juga ingin tau pengeluaran yang Arsenio lakukan di belakangnya. Ia mengamati laporan kinerja Arsenio dengan seksama. Ia mencermati setiap angka dan detail pengeluaran pria itu, mencoba mencari tahu apakah ada penggelapan dana atau hal-hal lain yang merugikan perusahaan. Namun sayangnya, setelah beberapa jam memeriksa laporan tersebut, Ivana tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Arsenio tampak seperti orang yang benar-benar bersih, setidaknya dari apa yang tertera di laporan.

          Namun, Ivana tidak bisa menerima kenyataan ini begitu saja. Baginya, tidak mungkin ada orang yang sebersih itu di dunia bisnis yang penuh intrik dan persaingan. Ivana yakin, pasti ada banyak hal yang disembunyikan Arsenio darinya. Ia tidak bisa membiarkan dirinya terkecoh oleh penampilan luar Arsenio yang tampak jujur dan tulus. Setidaknya kali ini Ivana harus mencegah Arsenio melakukan hal yang terjadi di kehidupan sebelumnya.

          Dengan tekad yang kuat, Ivana memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang Arsenio. Ia kemudian mulai menghubungi beberapa koleganya yang memiliki koneksi di berbagai bidang, berharap bisa mendapatkan informasi tentang kehidupan pribadi Arsenio yang mungkin bisa membuka tabir rahasia yang disembunyikan pria itu.

***

          “Astaga, ini masih belum menemukan juga. Sebenarnya sehandal apa dia dalam menyembunyikan identitas dirinya? Kenapa dia melakukan semua hal dengan begitu bersih dan jujur. Pantas saja, di kehidupan sebelumnya aku terkecoh dan benar-benar terkejut saat tahu dia ternyata menipuku selama ini,” gumamnya.

          Selama beberapa hari, Ivana sibuk mengumpulkan informasi tentang Arsenio dari berbagai sumber. Namun, semakin banyak informasi yang ia terima, semakin sulit baginya untuk mencari celah dalam kehidupan Arsenio yang sebenarnya. Semuanya menunjukkan bahwa pria itu memang orang yang baik dan jujur.

          “Apa aku coba mengikutinya saja?” gumam Ivana melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. “Biasanya, Arsenio ada di kantor jam segini. Aku harus menemuinya," gumam Ivana bangkit dari duduknya sambil membawa ponsel dan kunci mobilnya.

          Ivana berada di dalam lift, dia menuju ke lantai ruangan Arsenio, hanya berbeda tiga lantai dengan ruangan pribadinya.

          Pintu lift terbuka lebar, Ivana melangkahkan kakinya keluar dari lift dan berjalan menyusuri lorong kantor, tetapi saat di hampir sampai ruangan Arsen, dia melihat Arsen keluar dari ruangannya. Spontan, wanita itu bersembunyi dibalik dinding. Arsenio berjalan melewatinya, tidak menyadari keberadaan wanita itu. Setelah Arsen masuk ke dalam lift, Ivana berjalan cepat menuju lift. Dia melihat angka yang muncul di atas pintu lift.

          “Sepertinya dia akan pergi, aku harus mengikutinya,” gumam Ivana segera menekan tombol lift di sampingnya.

          Ivana merasa tak tahan dengan rasa penasaran yang menghantuinya. Saat melihat mobil Arsen melaju keluar dari gedung kantor, ia segera menyalakan mesin mobilnya dan mulai membuntuti pria itu. Pikiran Ivana melayang, bertanya-tanya kemana Arsen akan pergi. Ia terus mengikuti jejak mobil Arsen yang terus melaju, membawanya masuk ke area yang semakin sepi.

          Daerah yang mereka lalui kini terasa seperti pinggiran kota, berbatasan dengan hutan. Pepohonan tinggi menjulang di kanan kiri jalan, menciptakan suasana yang begitu sunyi. Ketika Ivana melihat mobil Arsen berbelok ke arah sebuah rumah cukup besar, hatinya berdegup kencang. Ia merasa familiar dengan rumah itu.

          “Ah, rumah ini?” Ivana menutup mulut dengan tangannya begitu terkejut, tangannya sampai bergetar kala mengingatnya. “Rumah ini, rumah tempat aku meninggal di kehidupanku sebelumnya.”

          Ivana menepi sejenak, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berpacu dengan kencang.

          “Sebaiknya aku mendekat dan mengamati lebih dekat,” gumamnya menuruni mobil.

          Ia merasa ragu untuk melanjutkan langkahnya, tapi rasa penasarannya lebih besar daripada ketakutannya. Dengan langkah ragu, Ivana berjalan mendekati rumah itu, dia sedikit bersembunyi ke semak-semak.

          Ia merasa seolah-olah kembali ke kehidupan sebelumnya, ketika ia ditahan di rumah itu dan mati terbunuh di dalam sana. Ivana merasa sesak dan ingin ketakutan saat bayangan sebelumnya kembali muncul di benaknya. Dia mengepalkan kedua tangannya, dan menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Sembari berjalan, Ivana mencoba mengendalikan emosinya yang bercampur aduk antara penasaran, takut, dan sedih.

          Saat Ivana mendekati pintu gerbang utama yang terlihat sepi tidak ada siapa pun. Dia menyentuh gagang pagar dan ternyata terbuka.

          “Terbuka? Apa aku harus masuk atau kembali saja?” gumam Ivana mulai ragu. Dia takut kejadian di kehidupan sebelumnya terulang kembali.

          “Sebaiknya aku kembali saja,” gumamnya melangkah mundur dan membalikkan badannya.

          Tetapi, sebelum sempat dia pergi, seseorang menarik lengannya dan menyudutkan punggungnya ke pintu gerbang di belakangnya.

          Kedua matanya membelalak lebar saat melihat siapa yang berdiri di depannya.

          Degh!

          “Arsen?”

          “Sesuai dugaanku. Kamu mengikutiku,” bisik Arsen dengan seringainya.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Buna Faeyza
bukan enggak tahu pas di kantor, tapi emang sengaja kayaknya si Arsen
goodnovel comment avatar
anadesiana
aw aw...kamu ketauan... arsen sengaja kyknya mancing ivana.
goodnovel comment avatar
fitri hd
apa ivana dlunya ivana hilang ingatan soalnya ada kata di kehidupan sebelumnya,trus menikah dengan arsen dan sekarang ingatan ya kembali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status