Share

Bab 6 ~ Perlakuan Kasar

“Lepaskan tanganku!” Ivana menepis pegangan tangan Arsen saat pria itu memaksanya masuk ke dalam rumah.

          “Di sini hanya kita berdua. Katakan, kenapa kamu ingin bercerai denganku? Sampai kamu ngotot untuk bercerai?” tanya Arsen yang berjalan ke arah dapur, ia mengambil dua gelas berkaki dan menuangkan orange jus ke dalam gelas itu.

          Ivana tidak menjawab pertanyaan Arsen. Ia lebih fokus melihat sekeliling rumah itu, hingga tatapannya tertuju ke lantai dua. Tubuhnya kembali memberi respon karena rasa takut yang pernah terjadi di kehidupan sebelumnya.

          “Di lantai itu, Arsen membunuhku,” batin Ivana bergerak mundur. Dan Arsen menangkap kegelisahan Ivana, dengan wajah yang pucat pasi dan langkah yang terus bergerak mundur.

          Arsen berjalan mendekati Ivana sambil menyodorkan gelas berisi orange jus pada Ivana.

          “Ada apa? Apa ada sesuatu yang membuatmu takut?” tanya Arsen dengan santai.

          Ivana melihat ke arah Arsen dengan tatapan yang sudah berkabut, kedua matanya sudah berkaca-kaca, air mata seakan ingin tumpah ruah saat berada di rumah itu. Rasa takut sekaligus sakit, menyatu jadi satu.

          “Ivana, apa kamu sakit?” tanya Arsen khawatir melihat wajah Ivana yang semakin pucat. Ia hendak menyentuh kening istrinya, tetapi Ivana bergerak mundur, membuat tangan Arsen menggantung di udara.

          “Kenapa kamu jadi seperti ini, Ivana? Apa yang kamu khawatirkan? Bahkan sampai menyewa seorang detektif untuk menyelidiki aku. Apa kamu mencurigaiku? Apa kamu berpikir aku memiliki wanita lain?”  pertanyaan Arsen membuat Ivana terkejut.

          “Ba-bagaimana kamu tau?” tanya Ivana menatap Arsen di depannya dengan pandangan bingung.

          Arsen meletakkan gelas ditangannya ke atas meja. Kemudian dia berdiri menghadap Ivana dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

          “Ivana, aku selalu tau gerak-gerikmu. Jadi berhenti melakukan hal yang sia-sia. Kalau kamu ingin mengetahui sesuatu dariku, kenapa tidak kamu tanyakan secara langsung. Kenapa harus memakai jasa seorang detektif?” tanya Arsen.

          “Apa itu berarti selama ini gerak-gerikku diawasi oleh Arsen? Dia ingin aku semakin tidak berdaya dan jatuh tersungkur saat dia berhasil merebut perusahaan Ayah?” batin Ivana semakin ketakutan dengan apa yang dilakukan Arsen. Jelas sekali, Ivana selalu dalam pengawasan Arsenio.

          “Apa yang kamu lakukan dengan detektif itu?” tanya Ivana yang teringat kalau dia belum mendapatkan kabar dari Brant beberapa hari ini.

          “Kenapa kamu sangat mengkhawatirkannya? Menurutmu, apa yang bisa aku lakukan padanya?” tanya Arsen.    Ivana mengernyitkan dahinya di sana. “Jawab saja pertanyaanku, Arsen. Apa yang kamu lakukan padanya?” teriak Ivana penuh rasa khawatir.

          Arsen terkekeh di sana membuat Ivana semakin bingung. “Menurut kamu, aku akan melakukan apa padanya?” kekeh Arsen. “Kenapa kamu begitu takut, Sayang. Kamu mengkhawatirkan pria lain. Ck, aku sangat cemburu mendengarnya,” ucap Arsen membuat Ivana sedikit bernapas lega. Ia takut sekali Arsen membunuh detektif itu.

          “Tolong berhenti mempermainkanku, ini sungguh tidak lucu.” Ivana berkata dengan ekspresi datar.

          Ekspresi Arsen yang lembut kini berubah menjadi begitu dingin. Pria itu menatap Ivana dengan intens.

          “Kapan aku mempermainkanmu, Ivana? Kamu yang sedang mempermainkanku sekarang. Tiba-tiba menggugat cerai, dan sekarang kamu menyelidikiku? Apa yang sedang kamu cari?” tanya Arsen menatap Ivana dengan tajam.

          “Apa yang aku cari? Kurasa kamu sudah mengetahuinya, Arsen. Sekarang, tanda tangani surat gugatannya dan aku akan berhenti menyelidikimu,” ucap Ivana.

          “Kamu menyelidikiku karena ingin mencari bukti supaya gugatanmu bisa dikabulkan, begitu? Kamu pikir, aku akan melepaskanmu, Ivana?” tanya Arsen berjalan menyudutkan Ivana yang terus bergerak mundur.

          Jantung Ivana berdebar kencang saat Arsen menatapnya dengan sorot mata dingin yang menakutkan, membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Sesuai perkiraannya, pria di depannya sangat berbahaya.

          “Apa mau kamu, Arsen?” tanya Ivana dengan tajam.

          “Kamu bilang, kamu sudah tau, kenapa masih bertanya?” tanya Arsen.

          Ivana berusaha memberanikan dirinya untuk melawan Arsen dan segera melarikan diri dari tempat itu. “Aku akan melakukan segala hal, supaya kita bercerai. Dengan atau tanpa tanda tanganmu!” ucap Ivana bergegas pergi, tetapi terlambat, Arsen lebih dulu mencengkeram lengan Ivana dan membawa wanita itu ke atas pundaknya.

          “Turunkan aku! Lepaskan aku, Arsen!” teriak Ivana memukuli pungung Arsen.

          Pria itu tidak kunjung menurut, dia berjalan menaiki undakan tangga dan mengabaikan pukulan dan gigitan dari Ivana.

          Sesampainya di dalam kamar, Arsen melemparkan tubuh Ivana ke atas ranjang.

          “Sudah aku katakan. Aku tidak akan melepaskanmu, Ivana!” ucap Arsen dengan tajam.

          Tubuh pria itu langsung mengungkung tubuh Ivana di bawahnya dan menahan kedua tangan Ivana, tepat di atas kepalanya.

          “Lepaskan aku! Brengsek! Lepaskan aku!” teriak Ivana berusaha berontak tetapi Arsen tidak mengindahkannya.

          “Kamu ingin tau asliku, kan? Maka nikmatilah sekarang!" ucap Arsen mengikat kedua tangan Ivana dengan borgol yang ia keluarkan dari saku pakaiannya.

          Ivana sangat terkejut melihatnya, ia terus berusaha berontak, tetapi kekuatannya tidak sebanding dengan Arsen. Kemudian Arsen mengikatkan borgol itu di kepala ranjang. Ivana masih tidak menyerah dan terus berusaha melepaskan dirinya.   “Argh! Apa yang kamu lakukan!” teriak Ivana saat Arsen merobek pakaian Ivana di sana.

          “Arsen, kumohon jangan lakukan ini, lepaskan aku!” pinta Ivana yang sudah menangis penuh ketakutan di sana.

          “Kamu istriku. Kenapa kamu begitu takut, Sayang? Bukankah kita sudah pernah melakukannya?” tanya Arsen menyunggingkan senyum menakutkan.

          Ivana berusaha sekuat tenaga memberontak, tetapi tidak bisa. Arsen memperlakukannya dengan begitu kasar, sakit sekali rasanya. Bukan hanya fisik yang terasa sakit, tetapi hati Ivana pun begitu terluka karena perbuatan Arsen.

          Pria yang selalu bersikap manis dan berlaku lembut, melakukan hal paling menyakitkan seperti ini. Dan kini, Ivana hanya bisa menangis terisak dalam kenikmatan yang begitu menyakitkan.

          “Kamu menyakitiku, Arsen. Aku membencimu!” ucap Ivana dengan lirih membuat Arsen berhenti bergerak sesaat. Tetapi setelah itu, pria itu berusaha mengabaikan rasa yang mengusiknya. Ia memutuskan fokus mencapai kepuasannya dengan menyakiti Ivana, walau ia tidak mampu melihat wajah Ivana di sana.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Buna Faeyza
penisirin sama sikap Arsen
goodnovel comment avatar
anadesiana
keluar dh sifat aslinya arsen... dia bisa tau kalo ivana menyewa detektif untuk memata2i dia...ivana dalam bahaya ini mh
goodnovel comment avatar
Nana Kecil01
kok aku tetap percaya Arsen yaaa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status