Share

Bab 88

"Mas Dilan, kenapa kita harus berpisah seperti ini? sesakit inikah hatiku Mas?" tanya Zia, matanya menatap ke arah foto dengan pandangan nanar.

dimana foto dirinya sedang bersanding di pelaminan bersama Dilan. mereka berdua terlihat bahagia, senyuman dari bibir Dilan Dan Zia terlihat begitu bahagia.

"kenapa ini harus terjadi? apakah aku yang egois Mas? Tapi jujur saja, untuk diajak hidup sederhana, aku tidak bisa Mas. Aku tidak mau dianggap rendah oleh semua orang, gara-gara aku berpenampilan sederhana," gumam Zia lagi.

rasa angkuh dan sombong, kembali menyelimuti hati Zia. dirinya memang tidak mau diajak sengsara, Zia berpikir, harta bisa merubah segala-galanya.

kita ke Zahra.

jam 07.00 malam, Zahra baru terbangun. matanya terlihat sembab, mungkin karena habis menangis.

Zahra langsung bergegas membersihkan diri, cacing di dalam perut terus berbunyi, untuk segera minta diisi.

"Mbok," panggil Zahra saat di ruang makan, karena melihat Mbok Minah dan dua orang asisten sedang menyiapk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status