Share

Bab 149

Penulis: UmiPutri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-17 14:25:39

"pak Dilan, Maaf sebelumnya saya menegur anda. saya mendapatkan laporan kalau Pak Dilan kemarin memakai uang perusahaan," kata direktur perusahaan.

"iya, Memangnya kenapa? ini perusahaan milik kakak iparku. jadi tidak masalah Aku menggunakan uang perusahaan kan," Dilan sepertinya tidak terima ditegur.

"Maaf bukannya begitu Pak, masalah perusahaan jangan disangkut pautkan dengan masalah pribadi. saya sebagai pimpinan di sini, tentunya harus memberikan laporan yang akurat terhadap pimpinan tertinggi perusahaan. Saya hanya direktur, yang menjalankan perintah dari atasan saya," tukas direktur itu lagi.

"iya, saya tahu. Bapak di sini direktur, Tapi bapak bukan tidak ada hubungan kekeluargaan dengan pimpinan tertinggi perusahaan. siap-siap saja Bapak dicopot dari jabatan bapak. karena sebentar lagi saya akan menggeser kedudukan bapak," ucap Dilan percaya diri sekali.

sang direktur masih tersenyum ramah, direktur sudah tahu karakter Dilan itu bagaimana, bahkan Dilan sempat meminjam uang ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 150

    Hanum benar-benar gerah melihat keduanya. mereka berdua tidak tahu malu, sampai berciuman di depan Hanum dan Ahmad. "dasar tidak punya akhlak dan Adab!" geram Hanum. usia mereka sudah tua, tingkah laku bagaikan ABG. mungkin inilah yang disukai pak dek Seno dari Mirna. yang selalu tampil modis dan selalu mengikuti mode. "baiklah kalau begitu kami pulang dulu, kami sudah tenang bisa menemukan Pakde Seno di sini," ucap Ahmad langsung berpamitan. "ayo bu kita pulang," ajak Ahmad. Hanum langsung mengekor di belakang suaminya, emang sejak tadi Hanum ingin buru-buru cepat pulang. karena sudah tidak nyaman melihat tingkah Mirna dan Pakde Seno. "dasar tua-tua keladi, sungguh tidak tahu malu mereka berdua itu," Hanum ngomel-ngomel di dalam mobil. Ahmad tersenyum geli melihat tingkah istrinya. mulut Hanum tidak berhenti ngomel. "kenapa sih ayah senyam senyum?" tanya Hanum kesal. "lucu saja melihat tingkah ibu, dari tadi ngomel-ngomel terus," jawab Ahmad. "habisnya kakak kamu it

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 151

    "Ayah minta uang," ayah Dilan mengangkat tangannya ke hadapan Dilan."aduh, Memangnya uang yang kemarin Dilan kasih sudah habis ya?" tanya Dilan."iya, uang segitu mah habis buat beli dua bungkus r****k," jawab ayah Dilan. hati Dilan keberatan, tapi harus bagaimana, Dilan akhirnya mengeluarkan uang dari saku celananya. kedua orang tua Dilan sekarang sudah menempati rumah yang diberikan Dilan, uang hasil dari korupsi perusahaan Nazar. Dilan tidak menyadari bila suatu hari nanti dirinya akan kena masalah besar. "ibu tahu nggak? kalau perusahaan tempat Dilan sekarang bekerja milik suami Kak Zahra," ucap Dilan yang duduk di hadapan ibunya. "hah! kamu jangan bercanda Dilan," Ibu Dilan tidak percaya. "buat apa Dilan bohong. Dilan juga baru tahu kemarin, kan sekarang Mas Nazar sedang dirawat di rumah sakit. Dilan sama pimpinan perusahaan datang ke rumah sakit untuk menengok Mas Nazar," ucap Dilan."loh Memangnya kenapa si Nazar itu?" "nggak tahu sih cerita yang sebenarnya, pokoknya Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 152

    ternyata kedatangan Nazar disambut sama penghuni rumah. para asisten rumah langsung menyalami Nazar. mereka sangat bersyukur karena majikannya sudah sembuh seperti sedia kala. "kami sudah menyiapkan sesuatu buat Mas Nazar. ayo segera kita masuk ke dalam," ajak Naima.kursi roda langsung didorong masuk ke dalam rumah, Zahra berjalan di samping Nazar. saat masuk ke dalam rumah, mata Nazar langsung melebar ternyata Naima menghias ruangan dengan tulisan" selamat datang kembali kakakku". belum lagi makanan yang sudah tersedia di meja yang cukup besar.Zahra benar-benar terharu, ternyata Naima memberikan perhatian yang begitu besar. Zahra langsung memeluk adik iparnya. "Terima kasih Naima, ternyata kamu memberikan perhatian lebih sama mas Nazar. Apakah kamu yang menyiapkan semua ini?" tanya Zahra sambil melepaskan pelukannya. "iya Mbak, sebagai bentuk rasa syukur saya, kesembuhan Mas Nazar. jujur saja saya sempat sedih, saat Mas Nazar dibawa ke rumah sakit dengan kondisi yang sangat para

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 153

    dengan langkah gontai, Dilan berjalan keluar dari ruangan direktur. ternyata Dilan memilih mengundurkan diri daripada harus berurusan dengan pihak kepolisian. "anda sudah ketahuan bersalah Pak Dilan. Saya mempunyai dua pilihan untuk anda, dan ingat! Saya hanya menjalankan tugas dari pimpinan saya. walaupun saya tahu pimpinan tertinggi perusahaan ini saudara Pak Dilan sendiri. saya memberikan dua pilihan sama Pak Dilan. masuk ke dalam penjara atau mengundurkan diri dari perusahaan?" ucap direktur itu dengan tugas. Dilan diam, karena memang bukti-bukti sudah ada di tangan direktur perusahaan. bahwa Dilan telah menyalahgunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Dilan langsung berjalan menuju parkiran, beberapa pasang mata karyawan melihat ke arahnya, hati mereka bertanya-tanya terus. pupus sudah harapan Dilan untuk menjadi pimpinan tertinggi di perusahaan milik kakak iparnya. "Dilan!" tiba-tiba Adi memanggil Dilan. Dilan langsung menoleh, senyuman hambar terlihat di bib

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 154

    Ahmad dan Hanum benar-benar terkejut, ternyata uang hasil korupsi dibelikan rumah orang tuanya Dilan. "ayah, minta tolong dong Zia, Ayah bicara sama Mas Nazar, bukankah perusahaan tempat Mas Mas Dilan bekerja, milik Mas Nazar. tolong dong Ayah," Zia kembali memohon sama Ahmad. "Ayah tidak bisa Zia, Maafkan kali ini ayah tidak bisa menolong kamu. wah kamu juga mau bercerai sama Dilan kan. sudahlah sekarang, urus saja perceraian kalian, bukannya Ayah mendukung hal yang tidak baik. tapi ayah perhatikan rumah tangga kamu ribut terus, daripada membuat kepala Ayah sakit," ucap Ahmad sambil meraih kopi yang sudah diletakkan di atas meja. Hanum langsung duduk di samping suaminya, ternyata masalah Zia makin lama makin meruncing. "tapi....." "kamu pakai otak Zia, cinta boleh, bodoh jangan. carilah pria yang benar-benar bertanggung jawab dan tidak banyak bohong. Kamu tahu kan uang yang ayah berikan sama kamu itu tidak sedikit! sekarang sudah tentu kalian tidak bisa mengganti uang itu,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 155

    tiba-tiba Zia memanggil Nazar, Zia langsung memberikan senyuman manis sama Nazar."Zia benar-benar tidak menyangka, kalau kakak ipar Zia kaya raya. Zia jadi ikut senang deh," entah apa maksud ucapan Zia.Hanum langsung menyenggol lengan Zia, yang menurutnya tidak sopan dengan perkataan anak bungsunya. mata Ahmad melotot ke arah Zia, Ahmad ikut malu dengan tingkah Zia. Nazar langsung tersenyum ke arah Zia."ya inilah hasil dari memunguti barang bekas. bukannya kamu tahu, kakak ipar kamu ini hanya seorang pemulung," Nazar sengaja menyindir adik iparnya. "tapi pemulung kaya raya," tukas Zia sambil tetap tersenyum ke arah Nazar."bukannya kamu dulu malu, mempunyai kakak seorang pemulung," Nazar kembali menyindir adiknya. wajah Zia langsung terlihat merah menahan malu. rupanya Nazar ingin memberikan sedikit pelajaran sama adik iparnya, yang suka menyakiti hati Zahra.di ruang makan. "Mbok, Maaf merepotkan ya," ucap Zahra yang merasa tidak enak. "tidak apa-apa kan nyonya, sekalian ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 156

    POV Zahra tingkah Zia benar-benar sangat menyebalkan, aku sebagai kakaknya cuma bisa menahan emosi dalam hati. Aku punya adik benar-benar tidak pernah bersyukur, apapun yang didapatnya selalu kurang dan kurang. aku mendengar kembali Zia berbicara. "nah ini makanan orang kaya, apa sih rumah semewah dan semoga ini makannya cuma makanan kambing. sayur itu kan banyak rumputnya," celetuk Zia asal.aku sudah tidak bisa menahan malu di depan suamiku sendiri, aku menundukkan kepala. begitu pula dengan ayah dan ibuku, sepertinya mereka sudah tidak punya malu di depan Mas Nazar."makanan kambing juga enak lho, bahkan bikin kita awet muda," aku dengar Mbok Minah ikut berbicara. "alahhh, orang bodoh saja yang suka makan rumput. seperti kalian ini nih, kebanyakan makan rumput, pekerjaannya hanya Jadi seorang ba****u," terlihat Zia mengambil 3 potong daging rendang. wajah Mas Nazar kulihat biasa-biasa saja, tidak terlihat emosi sedikitpun, tapi entahlah di dalam hatinya. Aku cepat-cepat mengua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 157

    POV Zahra. Aku benar-benar kesal dengan tingkah adikku, dia rupanya mencari perhatian sama Mas Nazar. aku sampai kesal melihat tingkah dia yang sudah keterlaluan. selama ini aku tidak pernah melawan adikku, karena aku ingin dia itu sadar, bahwa akulah kakak satu-satunya yang menyayangi dia. tapi sikap adikku masih seperti itu. malah aku dengar adikku mengambil sejumlah uang dari lemari ibu, yang dipakai untuk pergi hilang bersama teman-temannya.aku juga mendengar, kalau suaminya melakukan korupsi di perusahaan tempat Dilan bekerja. sungguh miris melihat hidup adikku seperti ini. padahal pesta pernikahannya mewah bukan main. sampai-sampai suaminya berhutang sana-sini demi pesta pernikahan mewah itu. aku benar-benar kasihan sama kedua orang tuaku, yang selalu dipusingkan dengan masalah Zia. aku sempat kaget melihat kedatangan adikku bersama ayah dan ibu. mataku melebar saat melihat penampilan Zia yang memakai baju seksi. belahan dada yang sangat rendah, dan rok mini mana di bela

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 167

    setelah kejadian itu, Nazar kondisinya semakin membaik. Zia tidak berani lagi menampakan wajahnya di rumah Zahra, barang-barang Zia diantar ke rumah Ahmad sama Pak Karni. "besok ikut sama mas," ucap Nazar setelah makan malam. Zahra mengganggukan kepalanya, karena mulutnya sedang penuh dengan makanan. keesokan harinya Zahra terlihat sangat cantik sekali, Dia memakai gaun dengan perhiasan yang sederhana tapi terlihat Elegan. Nazar berkali-kali mencium pipi istrinya. "ayah sama ibu langsung datang ya mas," ucap Zahra saat mereka sedang dalam perjalanan menuju perusahaan. Ahmad dan Hanum diundang ke acara ulang tahun perusahaan di mana tempat Zahra dulu bekerja. ternyata perusahaan itu milik Nazar. Nazar sengaja mengundang kedua orang tua Zahra ke acara ulang tahun perusahaan itu. "ayah, bukannya perusahaan ini tempat dulu Zahra bekerja ya?" tanya Hanum sedikit heran. "iya, kenapa Kita diundang ke perusahaan ini ya?" Ahmad malah balik bertanya. "aduh Ibu juga kurang paha

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 166

    Zia benar-benar kesal sekali, karena selalu gagal menjebak Nazar kakak iparnya. Zia ingin memiliki Nazar dan menyingkirkan kakak sendiri. dirinya sudah bercerai dengan Dilan, karena Dilan saat ini benar-benar bangkrut, dan hidup bersama kedua orang tuanya. malah Nazar semakin terlihat lengket sama Zahra. Nazar sering memamerkan kemesraan dengan Zahra, di depan semua penghuni rumah termasuk Zia.bibir Zia selalu tersenyum sinis, melihat kemesraan antara Nazar dan Zahra. Zia semakin iri hati sama kakaknya sendiri. "mas, bolehkan aku bertemu dengan teman-teman?" tanya Zahra meminta izin sama suaminya untuk bertemu dengan Sinta dan Nita. Nazar mengganggukan kepalanya, jari-jari tangannya masih terlihat lincah dia mengetik huruf yang ada di laptop. cup.... Zahra mengecup pipi Nazar dengan mesra.jam 04.00 sore, Zahra sudah nangkring di depan kantor tempat Shinta dan Nita bekerja. rupanya Zahra sengaja menjemput temannya itu ke kantor. rencananya mereka akan pergi ke sebuah restoran sa

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 165

    Zia langsung berlari naik ke lantai atas, dia masih terisak menangis, Zia benar-benar seorang artis drama Korea. Zahra menghembuskan nafasnya secara kasar, adiknya sudah keterlaluan. sampai-sampai masuk ke dalam kamar pribadinya. "Maafkan Aku," ucap Zahra lalu berjalan dan masuk ke dalam kamar, diikuti Nazar dari belakang. Zahra duduk di atas tempat tidur, air matanya mengalir di pipi, matanya terpejam. hati dia sebenarnya tidak tega memarahi adiknya. tapi harus bagaimana lagi Zia benar-benar keterlaluan. mata Zahra menangkap laci meja riasnya terbuka. Nazar yang baru masuk ke dalam kamar menautkan kedua alisnya melihat Zahra berjalan ke arah meja rias. "yang, ada apa?" tanya Nazar. Zahra tidak menjawab, lalu memeriksa lagi yang sudah terbuka. mata Zahra langsung memeriksa isi laci meja rias itu. tangannya sedang memeriksa barang yang ada di laci meja itu. terdengar suara ketukan pintu kamar. "siapa?" tanya Nazar. "saya tuan," rupanya Mbok Minah yang ada di luar kamar.

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 164

    "saudara Fatih, Anda dinyatakan bersalah, Anda dihukum seumur hidup," hakim langsung mengetuk palu, setelah memberikan keputusan buat Fatih. Fatih terdiam saja sambil menundukkan kepalanya, dia tidak mau naik banding atau apapun. dia akan menjalani hukuman ini dengan ikhlas. percuma saja ada pengacara juga, kalau toh akhirnya dia masih tetap dihukum. Nazar dan Zahra bernapas dengan lega, karena Fatih dihukum sesuai keinginan Nazar. Fatih langsung digiring ke mobil tahanan, tidak berniat sedikitpun untuk mendekati Nazar atau Mirna yang datang bersama Pakde Seno. Lukman datang seorang seorang diri, duduk di samping Nazar, matanya terpejam saat mendengar keputusan dari hakim tadi. rasa perih dan lupa di bisa digambarkan dari ekspresi wajahnya. "ya Allah, tolong kuatkan Fatih jaga selalu anakku ya Allah, hanya itulah yang hamba bisa doakan," gumam Lukman dalam hati. Mirna langsung memeluk k Pakde Seno, hatinya merasa sakit, anak kesayangannya divonis seumur hidup di balik jeruji

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 163

    "dasar pelayan tidak tahu diri! kenapa harus ikut makan bersama di meja makan ini" Zia terus saja ngomel-ngomel di dalam hatinya. Nazar serta yang lainnya terlihat santai menikmati makan malam. bahkan Zahra sesekali bercanda dengan adik iparnya. selesai makan, Naima langsung masuk ke kamarnya. begitu pula dengan Nazar dan Zahra.sedangkan Zia sejak tadi sudah terlebih dahulu naik ke lantai atas, mungkin karena hatinya kesal."besok Mas mau ke kantor polisi, Mas mau lihat keadaan Fatih. katanya persidangan Fatih baru minggu depan digelar," ucap Nazar."baiklah Mas," tapi jawaban Zahra terlihat dingin. Nazar merasa ada yang sedang dipikirkan sama Zahra."Kamu kenapa sih sayang?" tanya Nazar. "mas, aku kan keluar kerja, terus bagaimana dengan hidupku?" tanya Zahra seperti orang kebingungan. Nazar kaget mendengar jawaban istrinya, karena merasa aneh di telinga Nazar. "maksud kamu apa sih sayang? ya tidak apa-apa keluar kerja juga, toh, aku masih bisa menafkahi kamu.""tapi....." waj

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 162

    "kenapa kak? kok malah membentak aku. Aku kan tanya dia itu siapa," tanya Zia sama Zahra. Zahra rasanya tidak punya muka lagi di depan keluarga suaminya, itu semua karena tingkah Zia yang sangat memalukan itu. "Siapa kamu sebenarnya?" tanya Zia sama Naima dengan tatapan mata menyelidiki.Sari datang sambil membawakan pesanan Naima, siomay yang sudah dikasih bumbu. "non Naima, ini siomaynya," ucap Sari sambil meletakkan piring siomay di depan Naima."terima kasih Bik Sari," ucap Naima."Kak Zahra mau?" tanya Naima, yang tidak menghiraukan pertanyaan Zia."terima kasih," jawab Zahra singkat, Karena hati Zahra masih kesal dengan tingkah Zia.Naima langsung memasukkan potongan siomay ikut dalam mulutnya. Zia menatap Naima dengan tatapan tak suka. "hei! kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku!" Zia membentak Naima, karena merasa jengkel, Naima tidak menjawab pertanyaannya. "Zia! jaga sikap kamu! kamu ingin tahu siapa dia!" malah Zahra yang terlihat emosi. "dia adik mas Nazar, pa

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 161

    Mbok Minah langsung menoleh ke arah sumber suara, ternyata Naima sudah berdiri di Mbok Minah. Naima langsung memeluk Mbok Minah, sepertinya anak itu setiap ketemu selalu memeluk asisten rumah yang sudah lama mengabdi di keluarganya. "nduk, sepertinya sedang mendapat kebahagiaannya?" tebak Mbok Minah, karena melihat wajah Naima berbinar. "ah si mbok bisa saja bicara," jawab Naima lalu melepaskan pelukannya, lalu menyalami Sari dan Nani. "Mbok bikin apa sih? harum banget?" tanya Naima sambil menatap penggorengan. "ini, Sari dan Ani pingin makan camilan yang manis-manis," jawab Mbok Minah "semanis diriku ya?" seloroh Naima. "tentu," sahut mbok Minah. Naima dan Nazar selalu bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua. meskipun mereka hanya seorang pelayan di rumahnya. tapi kedua orang tua Naima selalu mendidik adab dan sopan. begitu pula dengan Nazar, selalu menghormati orang-orang yang lebih tua usianya. walaupun kadang beda pendapat dan beda pemahaman. "Mas Nazar

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 160

    Mata Nazar langsung melebar saat melihat penampilan adik iparnya. Nazar buru-buru membuang mukanya ke samping. bagi Nazar itu pemandangan sangat memuakan sekali. Zia terlihat berjalan lenggak-lenggok mendekati mereka berdua. Zahra menata penampilan adiknya sampai tidak berkedip. "hai kak Zahra," sapa Zia sambil melambaikan tangannya. Nazar dan Zahra malah saling melempar pandangan, mereka benar-benar heran melihat penampilan Zia seperti itu. "kok bengong sih kak Zahra? bagaimana penampilanku Kak?" tanya Zia sambil memutar badan. "ba__bagus," jawab Zahra terbata-bata."tentu dong, Aku sengaja datang ke sini tanpa memberitahu kak Zahra sama Mas Nazar," ucap Zia yang langsung berdiri di samping Nazar.tangan Zia langsung melingkar di lengan Nazar tanpa rasa malu sedikitpun. Zahra risih melihat pemandangan seperti itu." apa yang sebenarnya Zia inginkan?" tanya Zahra dalam hati."kak, bagaimana kalau aku tinggal di sini. aku bantu kakak merawat Mas Nazar, aku merasa kasihan sekali

  • Rahasia Besar Suami Pemulung    Bab 159

    "Maafkan aku Naima, bilang aku lancang mengeluarkan isi hatiku. jujur saja, Aku sudah lama menyimpan rasa ini. tapi aku takut mengungkapkan semuanya."wajah Budi terlihat serius, sedangkan Naima menundukkan kepalanya, hatinya berdebar kencang. entah perasaan apa yang sedang dirasakan Naima saat ini. "Apakah kamu menerima cintaku?" tanya Budi. Naima mengangkat kepalanya, manik bola matanya terlihat menatap ke arah Budi. Naima tersenyum manis."aku tidak mau berangan-angan tapi terlalu jauh. Mas Budi sudah memberikan perhatian yang lebih terhadapku, aku sudah merasakan apa yang buat Budi rasakan," ucap Naima.hati Budi langsung berbunga-bunga, yang tadinya masih kuncup, sekarang bunga-bunga Cinta sudah mulai bermekaran di dalam hatinya. saat Budi meraih jemari tangan lentik Naima. tiba-tiba Naima menjauhkan jari tangannya. "belum halal Mas, kalau sudah halal mau dipegang apapun bebas," ucap Naima sambil terkikik.Budi buru-buru menarik tangannya, merasa malu dengan ucapan Naima."ka

DMCA.com Protection Status