Share

RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI
RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI
Penulis: Zhar

Bab 1

Penulis: Zhar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-05 15:01:22

"Ayah, Sisi merasa panas."

Seorang gadis kecil yang tidur di atas tempat tidur anyaman bambu tua tampak kepanasan. Keningnya yang putih halus penuh dengan keringat dan pipi kecilnya yang putih merona dengan sedikit kemerahan meski Fikri memegang kipas dan dengan lembut mengipaskannya ke arahnya.

"Sisi, tidak bisa tidur?"

"Iya. Sisi mau makan stroberi. Setiap kali Sisi menutup mata, pasti akan melihat stroberi dengan sayap terbang ke depan mata Sisi. Ayah, lihatlah, Sisi mulai mengeluarkan air liur!" Sambil mengoceh, Sisi mengangkat kepalanya dan menunjukkan air liurnya pada Fikri.

Pria itu melihatnya lebih dekat, ternyata memang benar!

Dia tertawa dan mengelus kepala Sisi dengan lembut, "Baiklah, Ayah akan membawakan stroberi untukmu ketika pulang malam, oke?"

Fikri membungkuk dan mengangkat Sisi ke pelukannya. "Sekarang kita pergi ke rumah Nenek Lina untuk bermain, ayah akan menjemputmu setelah pularng kerja sore nanti, kamu harus patuh, mengerti?"

"Ya! Sisi adalah anak yang paling patuh!" jawab Sisi yang berada dipelukan Fikri dengan suara manis.

Tahun ini, Nenek Lina berusia 60 tahun. Dia adalah tetangga Fikri dan Sisi yang tinggal sendiri.

Mereka akrab karena wanita tua itu memang sungguh ramah pada keduanya meski Fikri adalah seorang ayah tunggal.

Ya, Fikri baru datang ke Kota Dakarta dari desa untuk bekerja lima tahun lalu. Namun, tidak sengaja mengirimkan paket ke rumah seorang wanita mabuk. Saat itu, mereka melakukan hubungan seks semalam. Keesokan harinya, Fikri berencana untuk menemui wanita itu dan bertanggung jawab, tapi ternyata dia sudah pindah.

Siapa sangka, setahun kemudian, seorang bayi diikat di atas kendaraan tiga roda pengiriman milik Fikri, yaitu Sisi, bersama dengan selembar kertas yang menunjukkan tanggal kelahiran Sisi.

Tentu saja, Fikri tidak bodoh.

Dia melakukan tes DNA dengan Sisi.

Ternyata Sisi 100% putri kandungnya!

Awalnya, ia begitu bingung. Tapi, Nenek Lina membantunya, hingga Fikri tidak kesulitan membesarkan putrinya itu.

Sekarang untungnya Sisi sudah masuk taman kanak-kanak, Nenek Lina menjadi sedikit lebih rileks. Namun bagi Fikri, tugasnya menjadi lebih berat!

Bagaimanapun, di Kota Dakarta, biaya untuk sekolah anak usia dini yang bagus minimal 40 juta per tahun, belum lagi biaya tambahan untuk makanan tambahan yang membantu pertumbuhan anak.

Fikri mengirim paket dengan upah bulanan minimum enam juta, ditambah bonus empat ribu per pesanan, kalau ia bekerja dengan sangat giat hanya bisa menghasilkan paling banyak 20 juta per bulan.

Ditambah dengan biaya sewa tempat tinggal, listrik dan air, tekanan yang dirasakannya sangat besar.....

Fikri melirik ke arah Sisi yang sedang berbaring manis di pangkuannya, ia diam-diam bertekad bahwa ia harus berusaha keras untuk memberikan Sisi hidup yang lebih baik.

"Sisi sudah datang ya! Sini, Nenek peluk!"

Nenek Lina membuka pintu dan mengundang Fikri dan Sisi masuk ke dalam rumah dengan antusias.

Sejak suaminya meninggal dan anak-anaknya pergi ke luar negeri, ia tinggal sendirian di sana dan kesepian.

Untungnya, Sisi muncul, sehingga ia memperlakukan Sisi seperti cucunya sendiri.

"Nenek! Sisi merindukanmu!" Sisi berkata dengan suara manisnya sambil membuka lengannya yang putih dan gemuk, lalu berlari ke pelukan Nenek Lina.

"Haha, Nenek juga merindukan Sisi!" Nenek Lina memeluk Sisi dan mencium pipinya yang kecil, wajahnya yang penuh keriput tersenyum bahagia.

"Aku harus pergi mengirim beberapa pesanan siang ini, maaf harus merepotkan Anda lagi untuk menjaga Sisi" Fikri sedikit merasa tidak enak.

"Keluarga harus saling membantu! Selama beberapa tahun terakhir, kalau tidak ada Sisi yang menemaniku, aku juga

tidak bisa bertahan! Ini, minumlah sedikit air sebelum pergi!" Nenek Lina memberikan segelas air sekaligus memberikan sebuah gelang hitam.

"Ini apa?" Fikri menerima gelang itu dan bertanya dengan bingung.

"Ayah suamiku dulu adalah tuan tanah, gelang ini tidak tahu sudah disimpan berapa lama di dalam lemari. Terlihat seperti kayu, mungkin tidak berharga, jadi kamu bisa coba lihat apakah bisa dijual atau tidak, lalu belikan dua baju untuk cucu kesayanganku Sisi!"

Nenek Lina merangkul Sisi dengan penuh kasih sayang, "Lihatlah roknya sudah terlalu kecil!"

Sisi terkikik, hal ini membuat Fikri merasa sedikit malu.

Dia adalah seorang pekerja kasar dan hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari Sisi.

Jadi, ia kadang lupa membelikan baju untuknya.

"Baiklah, aku pergi mengirim paket dulu. Aku akan datang untuk menjemput Sisi malam nanti!" Fikri berbalik dan melambaikan tangan ke arah Sisi.

"Ayah pergi bekerja dulu, ya! Kamu harus patuh pada Nenek Lina, oke?"

Sisi mengerjapkan matanya yang bulat, lalu berkata dengan suara manis, "Ayah, jangan lupa membawa stroberi!"

"Oke!" Fikri berlari menuruni tangga, lalu mengantarkan paket.

Tak lupa, ia segera mengganti seragam SF Express, kemudian mengendarai kendaraan miliknya dan mulai mengirimkan barang satu per satu sesuai alamat.

Sudah jam 7 malam ketika dia selesai bekerja.

Fikri menghela napas lega, lalumenyeka keringat dari dahinya dengan tangannya.

Dia sama sekali tidak memperhatikan bahwa keringatnya membasahi gelang kayu hitam yang mulai sedikit memancarkan cahaya dan menghilang dengan cepat.

Seolah menyerap ke dalam kulitnya....

Mengingat Sisi, Fikri pun mengendarai kendaraan roda tiganya kembali ke rumah, dia melihat kios stroberi di jalan.

Namun, sekarang bukan musim puncak stroberi, dan harganya sangat mahal: 62 ribu per 1/2 kilogram.

Kalau itu untuk dirinya sendiri, Fikri pasti tidak akan membelinya.

Tapi demi putrinya Sisi, dia berusaha membeli setengah kilogram.

Stroberinya cukup besar, sehingga totalnya hanya ada 7 biji.

Tak lup, Fikri juga membeli sekantong satu kilogram untuk diberikan kepada Nenek Lina.

Hanya saja, ketika kembali ke kendaraan miliknya, Fikri tiba-tiba teringat gelang kayu hitam yang diberikan Nenek Lina kepadanya.

Ia segera melihat pergelangan tangannya dan tertegun!

Di kulitnya yang berwarna coklat, tidak ada apa-apa!

"Di mana gelang kayu hitam itu?!" Fikri berkata dalam hati dengan cemas, tapi setelah itu, ia merasa pusing dan benar-benar memasuki ruang lain!

Di depannya, air terjun setinggi tiga meter mengalir turun dan berkumpul di kolam air bersih di kaki Fikri.

Lalu di sebelah kolam air ada sebidang tanah. Tanahnya hitam dan terlihat sangat subur.

Selain itu, ada ruang kosong tanpa ada apa-apa.

Dia ... memasuki ruang yang berbeda?

Fikri biasanya membaca novel di waktu luangnya dan tidak asing dengan hal semacam ini.

Ini pasti disebabkan oleh gelang kayu hitam!

"Aku punya ruang sendiri?!"

Fikri sangat gembira dan bergegas mengulurkan tangannya, ia merapatkan jari-jarinya dan melengkungkan telapak tangannya, lalu meminum beberapa teguk air dari kolam.

Airnya sangat jernih dan  membuatnya merasakan kesejukan yang menyegarkan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Bahkan, semua rasa sakit yang menumpuk karena mengantarkan paket sepanjang hari pun menghilang! 

Hanya saja, dia teringat sang putri....

Gegas, Fikir menggerakkan pikirannya dan keluar dari ruang, lalu membawa dua kantong stroberi ke dalam.

Sekarang cuaca panas.

Stroberi adalah buah yang sangat lembut, kalau terbentur atau tergores di cuaca panas, akan mempengaruhi rasa!

Jika dimasukan ke dalam air untuk didinginkan, rasanya akan lebih segar dan manis saat pukang nanti.

Fikri lantas memperhatikan sekitar dengan cermat.

Setelah menyadari tidak ada yang memperhatikan dirinya, Fikri akhirnya memasuki ruang dan mengambil dua kantong stroberi.

Untungnya, perjalanan tak lama.

Fikri mengetuk pintu rumah Nenek Lina, lalu memberikan kantong berisi satu kilogram stroberi kepadanya, dan berkata sambil tersenyum, "Ketika pulang aku melihat ini di kios, jadi kubelikan untu Anda bisa makan."

"Kalau tidak habis, letakkan di dalam lemari es dan pastikan Anda menghabiskannya besok!"

Nenek Lina merasa senang, tapi agak sayang menghabiskan uang untuk membeli itu. "Sekarang stroberi sangat mahal! Kenapa menghabiskan uang sia-sia seperti ini, aku tidak suka makan ini! Bawa saja untuk Sisi!"

Wanita tua itu mengembalikannya ke tangan Fikri yang segera menolak sambil tersenyum. "Aku juga ada membelinya untuk Sisi! Anda makan saja! Jangan khawatir!"

Di saat yang sama, Sisi  keluar dari rumah dengan kaki yang putih dan halus.

Ketika melihat Fikri, matanya bersinar, dan dengan manis berkata, "Ayah sudah pulang?!"

Bab terkait

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 2

    Setelah mengatakan itu, Sisi berlari ke pelukan Fikri. Tubuh kecilnya lembut, membuat Fikri merasa sangat bahagia! Dalam hidup ini, memiliki seorang putri sudah cukup! "Ayo kita pulang sekarang!" Fikri melambai ke arah Nenek Lina, lalu berkata pada Sisi, "Ucapkan selamat tinggal pada Nenek!" "'Selamat tinggal, Nenek!" Sisi tersenyum dengan mata melengkung seperti bulan sabit. "Sisi benar-benar patuh, besok belajar dengan sungguh-sungguh ya!" Nenek Lina bergegas mencium Sisi dan menyuruh Fikri membawanya pulang. Setibanya di rumah, Fikri segera memasak. Dia mencuci beras, kemudian mengambil segelas air dari ruang dan menuangkannya ke dalam rice cooker. Kemudian, ia mencuci beberapa sayuran hijau dan merebusnya dalam air, lalu menambahkan sedikit saus tiram. Dia juga membuat telur dadar tomat, mencuci stroberi, dan ketika semua hidangan telah disiapkan, dia mengeluarkan nasi yang sudah matang dari rice cooke. "Sisi, ayo makan!" Fikri menggosok-gosok kepala kecil Sisi dengan le

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 3

    Penghasilan Enam Puluh Juta Buah stroberi seukuran kepalan tangan sangatlah langka, ditambah lagi dengan penampilan merah segar yang menggoda, segera menarik perhatian banyak orang! "Berapa harga stroberi ini per kilo?" Tanya seorang wanita cantik yang memakai kacamata hitam, ia mengibaskan rambut keritingnya yang tebal dan bertanya,"Kelihatannya lumayan enak!"Fikri langsung tersenyum dan berkata, "Stroberiku ini murni alami tanpa polusi, tahan uji. Jujur saja, harganya agak mahal, seratus dua puluh dua ribu per kilo."Sebenarnya, seratus dua puluh dua ribu per kilo bagi harga barang di Kota Hokida, hanya sedikit lebih tinggi dari biasanya. Namun, bagi Fikri yang baru saja mulai menjual stroberi, memilih harga yang tinggi dari awal bukanlah pilihan yang bijak kalau ingin menarik lebih banyak pelanggan. Wanita itu tertawa dan melambaikan tangannya, "Baiklah, timbang satu kilogram untukku, kalau enak, aku pasti akan datang lagi!" "Baiklah!" Fikri mengangguk, menimbang stroberi dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 4

    "Besok pagi jam delapan, berkumpul di bawah Plaza Mutiara. Taman kanak-kanak akan membawa anak-anak untuk makan,kamu hanya perlu mengantarkan Sisi ke sana!"Fikri mengucapkan "terima kasih", setelah itu menutup telepon.Kemudian, Fikri mandi dan pergi tidur dengan menyetel alarm pada pukul setengah tujuh pagi. Setelah selesai membuat sarapan, dia mengendarai kendaraan roda tiga untuk mengantarkan Sisi ke Plaza Mutiara. Ketika melihat jam, sudah menunjukkan jam 7.50. Sebagian besar orang tua dari taman kanak-kanak sudah berkumpul di sana. Banyak mobil mewah terparkir di area parkir, dari Mercedes-Benz hingga Volkswagen Passat. Oleh karena itu, ketika kendaraan roda tiga Fikri muncul di Plaza Mutiara, banyak orang tua menatapnya dengan tatapan merendahkan. "Bukankah dia adalah orang tua yang berutang biaya sekolah? Bagaimana dia bisa ikut dalam perjalanan ke luar kota kali ini?" "Tidak tahu apa yang dipikirkan taman kanak-kanak, seorang anak dari orang tua seperti ini seharusnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 5

    "Kemarin cucuku setelah pulang sekolah dan makan stroberimu, habis dimakan dia masih minta lagi. Karena aku tidak membeli banyak, hanya beli satu kati, semua dimakan olehnya! Nah, sekarang dia pulang dan berguling-guling mengatakan mau makan lagi!" ujar seorang wanita paruh baya dengan tak berdaya."lya! Suamiku sudah tua, dan pemilih! Kemarin aku memberinya satu biji stroberi yang tersisa, tapi setelah dimakan dia meminta stroberi lagi hari ini! Aku sudah menunggu di sini sepanjang hari!" Seorang nenek berkata dengan mendesah. "Iya benar! Putraku setiap hari lelah bekerja, kemarin setelah makan stroberimu, dia bilang pikirannya menjadi lebih jernih dan nyaman! Dia memintaku untuk membelinya lagi hari ini!" "Orang rumahku juga sama! Aku benar- benar bingung, stroberi ini kenapa bisa begitu enak ya?" Ujar sekelompok orang yang berkumpul dan mendesak Fikri untuk segera menjual stroberi.Fikri juga tidak banyak bicara, ia memasang stan kecil dan meletakkan timbangan di atasnya. "Semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 6

    "Pada batch pertama hanya tersisa ini saja, sekitar seratus kati lebih. Batch kedua akan tiba besok malam sekitar pukul tujuh atau delapan malam, sekitar 11-12 ribu kati.Bagaimana?" tanya Fikridengan buka-bukaan. Jefri sedikit terkejut, tapi kemudian tertawa dan bergegas mengangguk,"Baiklah, berapa pun yang kamu punya, aku ambil semua! Ini nomor kontakku, hubungi aku besok saat stroberimu sudahtiba!" Fikri mengangguk dan Jefri memanggil pikapnya yang penuh dengan kotak khusus untuk buah-buahan.Di dalam kotak itu terdapat kantong es dan kertas penyerap kelembaban yang rapi. Jefri memerintahkan karyawannya untuk segera menimbang stroberi dari kendaraan roda tiga Fikri, lalu membungkusnya satu per satu dan menaruhnya ke dalam pikap.Setelah itu, dia mentransfer uang sebesar sebelas juta dua ratus ribu ke rekening Fikri. Mereka mengkonfirmasi kembali waktu pengiriman untuk besok, kemudian Jefri akhirnya pergi dengan tenang. Fikri melihat kendaraan roda tiganya yang kini kosong, dan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 7

    Eh!"Satu kati lebih!""Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannyakepada pria paruh baya itu.Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?""Sisi mau makan telur dadar tomat!""Ada lagi?""Sisi mau makan udang!""Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?""Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambarrumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 49

    Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 48

    Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 47

    Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 46

    Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 45

    Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 44

    Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 43

    Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 42

    Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k

DMCA.com Protection Status