Share

Bab 5

Author: Zhar
last update Last Updated: 2024-09-05 15:03:56

"Kemarin cucuku setelah pulang sekolah dan makan stroberimu, habis dimakan dia masih minta lagi. Karena aku tidak membeli banyak, hanya beli satu kati, semua dimakan olehnya! Nah, sekarang dia pulang dan berguling-guling mengatakan mau makan lagi!" ujar seorang wanita paruh baya dengan tak berdaya.

"lya! Suamiku sudah tua, dan pemilih! Kemarin aku memberinya satu biji stroberi yang tersisa, tapi setelah dimakan dia meminta stroberi lagi hari ini! Aku sudah menunggu di sini sepanjang hari!"

Seorang nenek berkata dengan mendesah.

"Iya benar! Putraku setiap hari lelah bekerja, kemarin setelah makan stroberimu, dia bilang pikirannya menjadi lebih jernih dan nyaman! Dia memintaku untuk membelinya lagi hari ini!"

"Orang rumahku juga sama! Aku benar- benar bingung, stroberi ini kenapa bisa begitu enak ya?" Ujar sekelompok orang yang berkumpul dan mendesak Fikri untuk segera menjual stroberi.

Fikri juga tidak banyak bicara, ia memasang stan kecil dan meletakkan timbangan di atasnya.

"Semuanya sudah bisa antre, pasti akan kebagian!"

Fikri berteriak dan orang-orang mulai antre.

"Aku mau lima kilo!"

"Aku mau empat kilo!"

"Aku satu kilo setengah

Stroberi yang begitu banyak hampir habis terjual dalam sekejap, Fikri bersiap- siap untuk pulang tapi tiba-tiba seorang pria paruh baya berjalan mendekat.

"Hey, Bung, stroberimu ini berasal dari mana?"

Fikri terdiam sejenak, dan secara tidak sadar menatap orang itu dengan waspada, lalu dia akhirnya mengerti.

Orang ini terlihat familier. Sepertinya selalu berjualan di kompleks perumahan ini, ketika Fikri datang sebelumnya, dia sudah memperhatikannya, kali ini dia bahkan langsung datang. Fikri tampak tenang dan berkata, "Ada apa?"

"Stroberimu lumayan, aku hanya ingin tahu kamu ambil dari mana, agar aku bisa menjualnya juga! Aku jamin, kalau kamu memberitahuku, aku tidak akan memberitahu orang lain. Besok aku akan pergi berjualan di tempat lain, bagaimana?"

Pria paruh baya itu menyeringai, menggosok-gosokkan tangannya dan mengeluarkan sejumlah uang seratus ribu

dari kantong celana dan berencana memberikannya kepada Fikri.

Fikri bergegas mundur satu langkah, lalu dengan gesit mengemasi barangnya.

"Di Pasar Berehun, aku pergi lebih awal, kalau terlambat maka barangnya tidak akan ada lagi."

Fikri sembarangan menyebutkan satu nama pasar, semua penjual di area ini, baik itu pedagang sayuran atau buah, semuanya membeli persediaan dari Pasar Berehun.

Pria paruh baya itu agak curiga karena dia sendiri juga datang lebih awal, tapi ia tidak melihat stroberi seukuran tinju ini di

tempat itu! Pria itu berpikir sejenak, mungkin dirinya benar-benar terlambat datang ke pasar! Stroberi yang begitu segar pasti tidak mungkin diangkut dari tempat jauh. Besok

pagi, dia akan pergi ke Pasar Berehun untuk melihatnya! Kalau tidak ada, dia bisa datang untuk menanyakannya pada Fikri lagi!

"Baiklah!"

Pria paruh baya tersenyum ke Fikri, lalu berpura-pura tidak sengaja melihat ke kantong uang Fikri yang membengkak. Bisa menghasilkan begitu banyak uang, siapa yang tidak akan iri?

"Berbisnis harus berbaik hati, dengan demikian baru akan menjadi berkah, kita semua bisa untung bersama, bagaimanapun pasar sangat besar!"

Fikri hanya tersenyum, ia tidak mengatakan apa-apa, ia bergegas mengemasi barang-barangnya dan pergi

dengan kendaraan roda tiganya. Hingga tiba di tempat parkir yang sepi, Fikri berhenti dan masuk ke bagasi kecil

di belakang kendaraan roda tiganya, lalu memetik dan memuat kendaraannya hingga penuh dengan stroberi lagi.

"Sepertinya tidak bisa terus seperti ini." Fikri mengernyit.

Stroberinya terlalu bagus dan dia hanya seorang pedagang kecil, mudah menarik perhatian orang.

Kalau dia bisa secara stabil memasok stroberi ini ke pelanggan utama, maka dia akan menjadi lebih mudah dan lebih aman. Memikirkan hal ini, Fikri mengendarai kendaraan roda tiganya menuju Pasar Berehun.

Pasar Berehun adalah pasar grosir terbesar di Kota Dakarta.

Sayuran segar, seafood, semuanya bisa ditemukan di sini.

Dan harganya murah dan sangat segar, semuanya laris terjual.

Biasanya saat pembeli membeli satu atau dua kati saja, ada beberapa pedagang yang langsung mengatakan bahwa mereka tidak menjualnya, karena banyak nenek-nenek yang suka memilih- milih, bahkan hanya untuk beberapa sen pun mereka berusaha sebisanya untuk menavwar. Keuntungan tidak besar, malah merepotkan!

Secara keseluruhan, tempat ini melayani supermarket besar dan pedagang kecil yang membeli barang. Di sini, bisa bertemu dengan pelanggan utama!

Fikri mengendarai kendaraan roda tiga dan berhenti di depan Pasar Berehun.

Ini adalah pintu masuk timur, meskipun sudah hampir siang, tapi masih banyak orang. Banyak orang mengenakan seragam

kerja, membawa tas atau menggantungkan kartu tanda pengenal, di belakang mereka ada kendaraan roda tiga

atau mobil pikap. Orang-orang ini jelas merupakan

pembeli atau pedagang kecil yang membeli barang.

Fikri tidak memiliki stan di pasar, dia memperhatikan waktu sebentar, Satpol PP sudah selesai bekerja, lalu ia membuka

tenda kecil dan mengeluarkan stroberi dari kendaraannya.

Stroberi besar berwarna merah cerah, terdapat tetesan embun yang segar di atasnya.

Di bawah sinar matahari, stroberi terlihat menggoda dan sangat berair! Aroma stroberi yang manis mulai menyebar, membangkitkan nafsu makan dan keinginan untuk makan orang-orang yang lewat.

Mata banyak orang tua bersinar, mereka menemukan stan Fikri, hanya dalam waktu setengah jam, beberapa pria sudah berkerumun di sekitarnya. Fikri melirik mereka sekilas, mereka

membawa tanda pengenal di dada dan menjepit tas di ketiak, sangat jelas mereka adalah pelanggan utama.

"Mau beli stroberi?" tanya Fikri. Salah satu dari mereka tersenyum dan bertanya, "Berapa harga stroberi ini dan

berapa banyak yang kamu miliki?".

"Beberapa ribu kati atau bahkan

puluhan ribu kati bisa aku sediakan, tergantung pada berapa banyak yang kamu butuhkan." jawab Fikri dengan tenang.

Menanam stroberi di dalam ruang, dengan tanah dan air mata air yang ajaib, waktu tumbuh paling cepat hanya satu hari.

Ini berarti, kalau ditanam sebelum tengah malam hari ini, akan matang pada tengah malam besok.

Produksi biasa dari satu hektar lahan stroberi adalah enam ribu kati, tapi stroberi miliknya memiliki ukuran sebesar

kepalan tangan, jadi pasti jauh lebih banyak, sekitar sepuluh ribu kati! Bukankah itu sama saja dapat memberikan berapa saja yang diinginkan? Ketika orang itu mendengar ucapan Fikri, dia langsung tertawa!

"Kamu memiliki kepercayaan diri yang besar!"

Dia melirik Fikri sejenak, lalu meraih satu stroberi dan memperhatikannya dengan saksama, kemudian matanya langsung menunjukkan keterkejutan.

"Stroberi ini sangat besar! Aku bahkan belum pernah melihat stroberi sebesar ini! Bisakah aku mencobanya?"

Fikri tersenyum dan memberikan satu biji stroberi ke setiap orang, "Bukan aku membual, setelah kalian mencobanya, kalian pasti akan bersaing untuk membelinya.

Aku harus mengatakannya terlebih dahulu, stroberiku ini, siapa yang menawar lebih tinggi, dia yang akan

mendapatkannya!" Beberapa orang terkejut, lalu tertawa

terbahak-bahak! Pemuda ini memiliki keyakinan yang

terlalu besar pada stroberinya sendiri, bukan?

Beberapa orang juga tidak banyak bicara lagi dan langsung mencicipi stroberi di tangan mereka.

Hanya satu gigitan, beberapa orang ini terkejut dan membelalakkan mata mereka!

Sialan!

Stroberi apa ini?

Ini terlalu enak, bukan?!

Saat masuk ke mulut, air stroberi langsung memenuhi mulut, manis dan lezat, aroma stroberi dengan cepat memenuhi mulut, bahkan napas pun penuh dengan aroma stroberi yang khas!

Membuat orang ingin terus makan, tanpa ragu-ragu mereka menelan stroberi di tangan mereka dengan lahap!

Terlalu memuaskan! Beberapa orang yang sudah makan,

terlihat terkejut dan puas, hampir seketika mereka saling bertatapan, dan tanpa ragu mulai menawar!

"Tiga puluh ribu per kati! Aku borong semua! Berapa banyak yang kamu miliki, aku beli semua!"

"Empat puluh ribu per kati! Aku mau semuanya!"

"Enam puluh ribu per kati! Stroberi ini benar-benar terlalu enak!"

"Delapan puluh ribu per kati! White Orbin borong semuanya!"

Beberapa orang bersaing untuk menawar dengan semangat yang tinggi, dan pada akhirnya harga berhenti pada

delapan puluh ribu per kati ditawarkan oleh White Orbin!

Bagaimanapun mereka hanya pembeli dan ada persyaratan harga beli tertinggi untuk setiap barang.

Beberapa orang yang kalah saling bertatapan dengan merasa menyesal dan enggan, lalu mereka pergi dengan kepala tertunduk dan kecewa, sebelum pergi mereka melihat ke stroberi di stan Fikri dengan rasa enggan.

Mereka pasti akan meminta izin pada atasan untuk menaikkan harga beli stroberi ketika mereka kembali! Mereka akan datang lagi besok! "Bung, bagaimana, delapan puluh ribu per kati, ini mungkin harga tertinggi di seluruh pasar grosir!"

Pria paruh baya itu menyeringai, ia mengambil selembar kartu nama dari saku bajunya dan memberikannya kepada Fikri.

Ketika Fikri melihat kartu nama tersebut, ia sedikit terkejut.

Dia adalah manajer dari White Orbin di Kota Hokida, namanya Jefri Chindra.

"Kamu mungkin sudah mendengar tentang White Orbin, kami memiliki lebih dari 300 toko di Kota Hokida ini. Berapa banyak stroberi yang kamu punya, aku akan membeli semuanya. Bagaimana?" Ujar Jefri dengan nada sombong. Bagaimanapun, White Orbin sudah menjadi pemimpin ritel buah dalam

beberapa tahun terakhir, jadi dia memiliki modal untuk berbicara seperti itu. Namun, Fikri sama sekali tidak peduli!.

Related chapters

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 6

    "Pada batch pertama hanya tersisa ini saja, sekitar seratus kati lebih. Batch kedua akan tiba besok malam sekitar pukul tujuh atau delapan malam, sekitar 11-12 ribu kati.Bagaimana?" tanya Fikridengan buka-bukaan. Jefri sedikit terkejut, tapi kemudian tertawa dan bergegas mengangguk,"Baiklah, berapa pun yang kamu punya, aku ambil semua! Ini nomor kontakku, hubungi aku besok saat stroberimu sudahtiba!" Fikri mengangguk dan Jefri memanggil pikapnya yang penuh dengan kotak khusus untuk buah-buahan.Di dalam kotak itu terdapat kantong es dan kertas penyerap kelembaban yang rapi. Jefri memerintahkan karyawannya untuk segera menimbang stroberi dari kendaraan roda tiga Fikri, lalu membungkusnya satu per satu dan menaruhnya ke dalam pikap.Setelah itu, dia mentransfer uang sebesar sebelas juta dua ratus ribu ke rekening Fikri. Mereka mengkonfirmasi kembali waktu pengiriman untuk besok, kemudian Jefri akhirnya pergi dengan tenang. Fikri melihat kendaraan roda tiganya yang kini kosong, dan me

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 7

    Eh!"Satu kati lebih!""Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannyakepada pria paruh baya itu.Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?""Sisi mau makan telur dadar tomat!""Ada lagi?""Sisi mau makan udang!""Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?""Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambarrumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Last Updated : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Last Updated : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Last Updated : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Last Updated : 2024-09-30
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Last Updated : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 49

    Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 48

    Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 47

    Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 46

    Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 45

    Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 44

    Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 43

    Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 42

    Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k

DMCA.com Protection Status