Share

Bab 5

Author: Zhar
last update Last Updated: 2024-09-05 15:03:56

"Kemarin cucuku setelah pulang sekolah dan makan stroberimu, habis dimakan dia masih minta lagi. Karena aku tidak membeli banyak, hanya beli satu kati, semua dimakan olehnya! Nah, sekarang dia pulang dan berguling-guling mengatakan mau makan lagi!" ujar seorang wanita paruh baya dengan tak berdaya.

"lya! Suamiku sudah tua, dan pemilih! Kemarin aku memberinya satu biji stroberi yang tersisa, tapi setelah dimakan dia meminta stroberi lagi hari ini! Aku sudah menunggu di sini sepanjang hari!"

Seorang nenek berkata dengan mendesah.

"Iya benar! Putraku setiap hari lelah bekerja, kemarin setelah makan stroberimu, dia bilang pikirannya menjadi lebih jernih dan nyaman! Dia memintaku untuk membelinya lagi hari ini!"

"Orang rumahku juga sama! Aku benar- benar bingung, stroberi ini kenapa bisa begitu enak ya?" Ujar sekelompok orang yang berkumpul dan mendesak Fikri untuk segera menjual stroberi.

Fikri juga tidak banyak bicara, ia memasang stan kecil dan meletakkan timbangan di atasnya.

"Semuanya sudah bisa antre, pasti akan kebagian!"

Fikri berteriak dan orang-orang mulai antre.

"Aku mau lima kilo!"

"Aku mau empat kilo!"

"Aku satu kilo setengah

Stroberi yang begitu banyak hampir habis terjual dalam sekejap, Fikri bersiap- siap untuk pulang tapi tiba-tiba seorang pria paruh baya berjalan mendekat.

"Hey, Bung, stroberimu ini berasal dari mana?"

Fikri terdiam sejenak, dan secara tidak sadar menatap orang itu dengan waspada, lalu dia akhirnya mengerti.

Orang ini terlihat familier. Sepertinya selalu berjualan di kompleks perumahan ini, ketika Fikri datang sebelumnya, dia sudah memperhatikannya, kali ini dia bahkan langsung datang. Fikri tampak tenang dan berkata, "Ada apa?"

"Stroberimu lumayan, aku hanya ingin tahu kamu ambil dari mana, agar aku bisa menjualnya juga! Aku jamin, kalau kamu memberitahuku, aku tidak akan memberitahu orang lain. Besok aku akan pergi berjualan di tempat lain, bagaimana?"

Pria paruh baya itu menyeringai, menggosok-gosokkan tangannya dan mengeluarkan sejumlah uang seratus ribu

dari kantong celana dan berencana memberikannya kepada Fikri.

Fikri bergegas mundur satu langkah, lalu dengan gesit mengemasi barangnya.

"Di Pasar Berehun, aku pergi lebih awal, kalau terlambat maka barangnya tidak akan ada lagi."

Fikri sembarangan menyebutkan satu nama pasar, semua penjual di area ini, baik itu pedagang sayuran atau buah, semuanya membeli persediaan dari Pasar Berehun.

Pria paruh baya itu agak curiga karena dia sendiri juga datang lebih awal, tapi ia tidak melihat stroberi seukuran tinju ini di

tempat itu! Pria itu berpikir sejenak, mungkin dirinya benar-benar terlambat datang ke pasar! Stroberi yang begitu segar pasti tidak mungkin diangkut dari tempat jauh. Besok

pagi, dia akan pergi ke Pasar Berehun untuk melihatnya! Kalau tidak ada, dia bisa datang untuk menanyakannya pada Fikri lagi!

"Baiklah!"

Pria paruh baya tersenyum ke Fikri, lalu berpura-pura tidak sengaja melihat ke kantong uang Fikri yang membengkak. Bisa menghasilkan begitu banyak uang, siapa yang tidak akan iri?

"Berbisnis harus berbaik hati, dengan demikian baru akan menjadi berkah, kita semua bisa untung bersama, bagaimanapun pasar sangat besar!"

Fikri hanya tersenyum, ia tidak mengatakan apa-apa, ia bergegas mengemasi barang-barangnya dan pergi

dengan kendaraan roda tiganya. Hingga tiba di tempat parkir yang sepi, Fikri berhenti dan masuk ke bagasi kecil

di belakang kendaraan roda tiganya, lalu memetik dan memuat kendaraannya hingga penuh dengan stroberi lagi.

"Sepertinya tidak bisa terus seperti ini." Fikri mengernyit.

Stroberinya terlalu bagus dan dia hanya seorang pedagang kecil, mudah menarik perhatian orang.

Kalau dia bisa secara stabil memasok stroberi ini ke pelanggan utama, maka dia akan menjadi lebih mudah dan lebih aman. Memikirkan hal ini, Fikri mengendarai kendaraan roda tiganya menuju Pasar Berehun.

Pasar Berehun adalah pasar grosir terbesar di Kota Dakarta.

Sayuran segar, seafood, semuanya bisa ditemukan di sini.

Dan harganya murah dan sangat segar, semuanya laris terjual.

Biasanya saat pembeli membeli satu atau dua kati saja, ada beberapa pedagang yang langsung mengatakan bahwa mereka tidak menjualnya, karena banyak nenek-nenek yang suka memilih- milih, bahkan hanya untuk beberapa sen pun mereka berusaha sebisanya untuk menavwar. Keuntungan tidak besar, malah merepotkan!

Secara keseluruhan, tempat ini melayani supermarket besar dan pedagang kecil yang membeli barang. Di sini, bisa bertemu dengan pelanggan utama!

Fikri mengendarai kendaraan roda tiga dan berhenti di depan Pasar Berehun.

Ini adalah pintu masuk timur, meskipun sudah hampir siang, tapi masih banyak orang. Banyak orang mengenakan seragam

kerja, membawa tas atau menggantungkan kartu tanda pengenal, di belakang mereka ada kendaraan roda tiga

atau mobil pikap. Orang-orang ini jelas merupakan

pembeli atau pedagang kecil yang membeli barang.

Fikri tidak memiliki stan di pasar, dia memperhatikan waktu sebentar, Satpol PP sudah selesai bekerja, lalu ia membuka

tenda kecil dan mengeluarkan stroberi dari kendaraannya.

Stroberi besar berwarna merah cerah, terdapat tetesan embun yang segar di atasnya.

Di bawah sinar matahari, stroberi terlihat menggoda dan sangat berair! Aroma stroberi yang manis mulai menyebar, membangkitkan nafsu makan dan keinginan untuk makan orang-orang yang lewat.

Mata banyak orang tua bersinar, mereka menemukan stan Fikri, hanya dalam waktu setengah jam, beberapa pria sudah berkerumun di sekitarnya. Fikri melirik mereka sekilas, mereka

membawa tanda pengenal di dada dan menjepit tas di ketiak, sangat jelas mereka adalah pelanggan utama.

"Mau beli stroberi?" tanya Fikri. Salah satu dari mereka tersenyum dan bertanya, "Berapa harga stroberi ini dan

berapa banyak yang kamu miliki?".

"Beberapa ribu kati atau bahkan

puluhan ribu kati bisa aku sediakan, tergantung pada berapa banyak yang kamu butuhkan." jawab Fikri dengan tenang.

Menanam stroberi di dalam ruang, dengan tanah dan air mata air yang ajaib, waktu tumbuh paling cepat hanya satu hari.

Ini berarti, kalau ditanam sebelum tengah malam hari ini, akan matang pada tengah malam besok.

Produksi biasa dari satu hektar lahan stroberi adalah enam ribu kati, tapi stroberi miliknya memiliki ukuran sebesar

kepalan tangan, jadi pasti jauh lebih banyak, sekitar sepuluh ribu kati! Bukankah itu sama saja dapat memberikan berapa saja yang diinginkan? Ketika orang itu mendengar ucapan Fikri, dia langsung tertawa!

"Kamu memiliki kepercayaan diri yang besar!"

Dia melirik Fikri sejenak, lalu meraih satu stroberi dan memperhatikannya dengan saksama, kemudian matanya langsung menunjukkan keterkejutan.

"Stroberi ini sangat besar! Aku bahkan belum pernah melihat stroberi sebesar ini! Bisakah aku mencobanya?"

Fikri tersenyum dan memberikan satu biji stroberi ke setiap orang, "Bukan aku membual, setelah kalian mencobanya, kalian pasti akan bersaing untuk membelinya.

Aku harus mengatakannya terlebih dahulu, stroberiku ini, siapa yang menawar lebih tinggi, dia yang akan

mendapatkannya!" Beberapa orang terkejut, lalu tertawa

terbahak-bahak! Pemuda ini memiliki keyakinan yang

terlalu besar pada stroberinya sendiri, bukan?

Beberapa orang juga tidak banyak bicara lagi dan langsung mencicipi stroberi di tangan mereka.

Hanya satu gigitan, beberapa orang ini terkejut dan membelalakkan mata mereka!

Sialan!

Stroberi apa ini?

Ini terlalu enak, bukan?!

Saat masuk ke mulut, air stroberi langsung memenuhi mulut, manis dan lezat, aroma stroberi dengan cepat memenuhi mulut, bahkan napas pun penuh dengan aroma stroberi yang khas!

Membuat orang ingin terus makan, tanpa ragu-ragu mereka menelan stroberi di tangan mereka dengan lahap!

Terlalu memuaskan! Beberapa orang yang sudah makan,

terlihat terkejut dan puas, hampir seketika mereka saling bertatapan, dan tanpa ragu mulai menawar!

"Tiga puluh ribu per kati! Aku borong semua! Berapa banyak yang kamu miliki, aku beli semua!"

"Empat puluh ribu per kati! Aku mau semuanya!"

"Enam puluh ribu per kati! Stroberi ini benar-benar terlalu enak!"

"Delapan puluh ribu per kati! White Orbin borong semuanya!"

Beberapa orang bersaing untuk menawar dengan semangat yang tinggi, dan pada akhirnya harga berhenti pada

delapan puluh ribu per kati ditawarkan oleh White Orbin!

Bagaimanapun mereka hanya pembeli dan ada persyaratan harga beli tertinggi untuk setiap barang.

Beberapa orang yang kalah saling bertatapan dengan merasa menyesal dan enggan, lalu mereka pergi dengan kepala tertunduk dan kecewa, sebelum pergi mereka melihat ke stroberi di stan Fikri dengan rasa enggan.

Mereka pasti akan meminta izin pada atasan untuk menaikkan harga beli stroberi ketika mereka kembali! Mereka akan datang lagi besok! "Bung, bagaimana, delapan puluh ribu per kati, ini mungkin harga tertinggi di seluruh pasar grosir!"

Pria paruh baya itu menyeringai, ia mengambil selembar kartu nama dari saku bajunya dan memberikannya kepada Fikri.

Ketika Fikri melihat kartu nama tersebut, ia sedikit terkejut.

Dia adalah manajer dari White Orbin di Kota Hokida, namanya Jefri Chindra.

"Kamu mungkin sudah mendengar tentang White Orbin, kami memiliki lebih dari 300 toko di Kota Hokida ini. Berapa banyak stroberi yang kamu punya, aku akan membeli semuanya. Bagaimana?" Ujar Jefri dengan nada sombong. Bagaimanapun, White Orbin sudah menjadi pemimpin ritel buah dalam

beberapa tahun terakhir, jadi dia memiliki modal untuk berbicara seperti itu. Namun, Fikri sama sekali tidak peduli!.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 6

    "Pada batch pertama hanya tersisa ini saja, sekitar seratus kati lebih. Batch kedua akan tiba besok malam sekitar pukul tujuh atau delapan malam, sekitar 11-12 ribu kati.Bagaimana?" tanya Fikridengan buka-bukaan. Jefri sedikit terkejut, tapi kemudian tertawa dan bergegas mengangguk,"Baiklah, berapa pun yang kamu punya, aku ambil semua! Ini nomor kontakku, hubungi aku besok saat stroberimu sudahtiba!" Fikri mengangguk dan Jefri memanggil pikapnya yang penuh dengan kotak khusus untuk buah-buahan.Di dalam kotak itu terdapat kantong es dan kertas penyerap kelembaban yang rapi. Jefri memerintahkan karyawannya untuk segera menimbang stroberi dari kendaraan roda tiga Fikri, lalu membungkusnya satu per satu dan menaruhnya ke dalam pikap.Setelah itu, dia mentransfer uang sebesar sebelas juta dua ratus ribu ke rekening Fikri. Mereka mengkonfirmasi kembali waktu pengiriman untuk besok, kemudian Jefri akhirnya pergi dengan tenang. Fikri melihat kendaraan roda tiganya yang kini kosong, dan me

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 7

    Eh!"Satu kati lebih!""Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannyakepada pria paruh baya itu.Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?""Sisi mau makan telur dadar tomat!""Ada lagi?""Sisi mau makan udang!""Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?""Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambarrumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Last Updated : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Last Updated : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Last Updated : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Last Updated : 2024-09-30
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Last Updated : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 58

    Hari pameran anggur nasional akhirnya tiba. Gedung pusat pameran di Kota Dakarta dipenuhi lautan manusia—mulai dari petani kecil, perusahaan besar, hingga jurnalis dan pengusaha asing. Semua membawa satu tujuan: mencari anggur terbaik, atau mencari kesempatan emas. Fikri datang lebih awal, membawa beberapa keranjang kecil anggur Sunrose pilihan. Ia mengenakan pakaian sederhana, tidak mencolok, namun aura tenang dan percaya dirinya tetap menarik perhatian. Di satu sisi, para pesaing mulai bergerak. Salah satu di antaranya adalah Raymond, pemilik perusahaan buah besar yang merasa harga buah-buahannya jatuh karena popularitas mendadak Sunrose milik Fikri. Raymond bukan tipe yang bertarung secara adil. Dia membawa tim khusus, menyamar sebagai pembeli dan jurnalis, berniat mengorek rahasia dari Fikri atau bahkan menjebaknya di depan umum. Mereka bahkan telah menyebarkan rumor: bahwa Fikri menggunakan pupuk terlarang atau manipulasi genetik ilegal. Namun, Fikri tetap tenang. Dia hanya fok

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 57

    Setelah insiden paket misterius itu, suasana di rumah Fikri semakin dijaga ketat. Ia memperkuat keamanan dengan memasang kamera tambahan dan memastikan semua pintu serta jendela terkunci rapat. Di luar rumah, ancaman mulai bergerak lebih nyata. Musuh-musuh Fikri tidak hanya mengincarnya secara langsung, tapi juga mulai mengintai Chelsea dan Sisi, anak kecil Fikri, berharap menemukan celah dari sisi terlemahnya. Saat Chelsea dan Sisi bermain di taman, Fikri memperhatikan dari kejauhan, dan ia menyadari ada sosok mencurigakan yang duduk di kafe seberang, pura-pura membaca koran sambil sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Pesaing Fikri ternyata bukan hanya dari dunia bisnis anggur, tetapi juga dari keluarga Chelsea, terutama Venna, yang kini memerintahkan orang-orang bayaran untuk membawa Chelsea kembali dengan segala cara. Malam itu, Fikri membuka pintu menuju ruang ajaib rahasianya. Di dalam, hamparan ladang tersembunyi dengan berbagai pohon ajaib tumbuh subur, termasuk anggur Sun

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 56

    pagi itu, suasana di rumah Fikri mulai terasa... berbeda. Chelsea, yang biasanya ceria ketika bersama Sisi, kini lebih sering melamun. Sisi sendiri, anak kecil yang polos, mulai merasakan keanehan di sekelilingnya. Misalnya, saat dia sedang menggambar di ruang lukis, tiba-tiba lampu kedap-kedip sendiri. Padahal, tidak ada hujan, tidak ada korsleting. Dan lebih aneh lagi, Sisi bersumpah mendengar suara ketukan di jendela, padahal di luar kosong. ** Malam hari, Fikri memasang lebih banyak kamera CCTV dan sensor gerak di sekitar rumah. Dia bahkan memperkuat sistem keamanan pintu dan jendela. Namun, saat Fikri memeriksa rekaman CCTV... dia menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku. Tepat jam 3 dini hari, di pojok kamera paling sudut — ada sosok bayangan hitam berdiri diam, menatap ke arah rumah. Tapi ketika sensor gerak diaktifkan, bayangan itu menghilang secepat kilat, seperti asap yang tertiup angin. "Ini bukan pencuri biasa," gumam Fikri, wajahnya menegang. Dia tahu

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 55

    Malam itu, suasana di rumah Fikri terasa lebih sunyi dari biasanya. Namun di balik keheningan, sesuatu sedang bergerak. Di ruang ajaib rahasia, Fikri berdiri di hadapan sebuah altar kristal. Tangannya perlahan menyentuh permukaan altar, membisikkan mantra ringan. Dari dalam altar, cahaya perlahan muncul, membentuk wujud-wujud mungil: Cermin Peri baru, lebih banyak dan lebih kuat. Vine Guardian — makhluk akar hidup yang bisa melilit musuh dengan cepat. Stone Sprout — semacam golem kecil dari batu, setia dan kuat. Mereka semua adalah bagian dari pertahanan pribadi Fikri, makhluk yang hanya bisa dipanggil dari ruang ajaib ini. ** Sementara itu di luar, orang-orang Tuan Grey mulai bergerak lebih berani. Salah satu agen, seorang pria berjaket hitam, menyelinap ke taman belakang rumah Fikri. Dia membawa alat kecil berbentuk jarum suntik — racun tidur tingkat tinggi. Targetnya bukan Fikri. Targetnya adalah Sisi, si anak kecil yang polos. Mereka berpikir: dengan

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 54

    Langkah Leonard terhenti sejenak di depan pagar rumah Fikri. Meski tampak tenang di permukaan, hawa aneh menyelimuti sekitarnya. Udara berdesir berat, seolah waktu sendiri melambat. Leonard menatap alat canggih di tangannya — senjata pemecah ruang yang diklaim mampu mengusik bahkan kekuatan tersembunyi. Ia mengambil napas panjang, lalu menyalakannya. Dari ujung alat itu muncul kilatan biru, menembakkan gelombang energi yang menggetarkan tanah. Duarrr! Gelombang itu menghantam pagar rumah Fikri, namun bukan pagar biasa yang diserang — melainkan perisai energi tak kasat mata. Seketika, suara dentuman membelah malam, disusul oleh semburan cahaya keemasan yang membungkus seluruh halaman rumah. Leonard terdorong mundur beberapa langkah, terbatuk, kaget. "Apa-apaan ini?" gumamnya. ** Dari dalam, Fikri menatap layar pengamatannya dengan ekspresi dingin. Dia tahu, Leonard bukan musuh sembarangan. Orang ini nekat, licik, dan berani mempertaruhkan segalanya. Tanpa membuang waktu, Fikri

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 53

    Beberapa minggu setelah insiden lucu di rumah Fikri, kabar tentang buah Anggur Sunrose miliknya sudah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Banyak perusahaan besar, bahkan beberapa pengusaha luar negeri, mulai melirik peluang ini. Namun Fikri tetap kukuh dengan sistem lelangnya — hanya menjual ke penawar tertinggi, tanpa membuka rahasia sumber buah-buahnya. ** Sampai pada suatu hari, di sebuah lelang besar yang diadakan di sebuah hotel mewah di pusat kota, seorang pria berjas hitam muncul. Penampilannya rapi, wajahnya tegas, namun sorot matanya licik. Namanya adalah Leonard Hartanto — CEO perusahaan agrikultur raksasa bernama HartaFarm. Leonard bukan pengusaha biasa. Ia dikenal sebagai orang yang tidak segan memakai cara kotor untuk mendapatkan apa yang dia mau. Dan kini, target barunya adalah Fikri. ** Saat lelang dimulai, suasana terasa sedikit berbeda. Fikri, yang biasanya santai, kali ini merasa ada sesuatu yang janggal. Chelsea, yang duduk di sebelahnya, juga merasa

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 52

    Beberapa hari setelah pameran Sejak kabar kemenangan Fikri tersebar ke seluruh negeri, telepon rumahnya tak pernah berhenti berdering. "Halo, Pak Fikri! Kami dari PT Buah Sejahtera, kami ingin kerja sama eksklusif! Harga tidak masalah!" "Pak Fikri, kami dari PT Nusantara Agro, mau beli semua anggur Anda, bahkan mau bayar tunai di muka!" "Pak Fikri! Kami ingin menjadi distributor tunggal buah Anda di seluruh Asia Tenggara! Kami siap membuatkan iklan TV nasional!" Satu per satu, tawaran datang dengan angka-angka menggiurkan. Ada yang menawarkan kontrak miliaran, ada juga yang menawarkan bonus pribadi, bahkan fasilitas vila mewah! ** Namun Fikri tetap tenang. Dia sudah punya rencana matang sejak awal. Malam itu, dia duduk di ruang keluarga bersama Nenek Lina, Chelsea, dan Sisi. Dengan santai, dia mengumumkan: "Aku tidak akan menerima tawaran langsung dari siapa pun." Chelsea kaget, "Lho? Tapi tawaran mereka tinggi semua, Fikri!" Nenek Lina juga mengernyit, "

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 51

    Ruangan itu dipenuhi warna-warni yang hangat dan nyaman. Dindingnya penuh dengan lukisan hasil karya Sisi: bunga, matahari, rumah kecil, dan wajah-wajah tersenyum. Ada juga satu sudut ruangan yang dikhususkan untuk peralatan lukis—cat air, kuas, pensil warna, dan kertas berserakan di atas meja kecil. Sisi duduk bersila di atas karpet berbentuk awan, menggambar sesuatu dengan serius. Melihat Fikri masuk, dia langsung tersenyum lebar, "Ayah, lihat! Ini Bibi Chelsea!" Fikri melangkah mendekat dan melihat gambar itu. Di atas kertas putih, tergambar sosok seorang wanita cantik dengan rambut panjang, memegang tangan seorang gadis kecil yang mirip Sisi. Di atas kepala keduanya ada gambar hati berwarna merah muda. Fikri tersenyum, perasaannya jadi hangat. "Sisi menggambar ini sendiri?" tanyanya lembut. Sisi mengangguk semangat. "Iya! Karena Sisi suka Bibi Chelsea! Ayah juga suka, kan?" Fikri terdiam sejenak, wajahnya sedikit memerah. Dia mengacak-acak rambut Sisi dengan lembut. "Sisi me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status