Share

Bab 7

Author: Zhar
last update Last Updated: 2024-09-05 15:12:12

Eh!

"Satu kati lebih!"

"Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannya

kepada pria paruh baya itu.

Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?"

"Sisi mau makan telur dadar tomat!"

"Ada lagi?"

"Sisi mau makan udang!"

"Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.

Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,

"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?"

"Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambar

rumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi dan berkata, "Kalau begitu Sisi harus menyelesaikan tugas menggambar dengan serius dan Ayah akan memasak untuk Sisi, bagaimana?"

"Baiklah!"

Fikri pergi ke dapur, mencuci beras terlebih dahulu, lalu menyalakan rice cooker dan menekan tombol masak. Kemudian dia mulai memasak. Memasak udang saus tiram, telur dadar

tomat dan terakhir sup telur rumput laut.

Fikri memasak dengan sangat cepat, selesai masak, nasi juga sudah matang. Tapi, ia harus membiarkan nasi matang beberapa saat lagi agar tidak menempel pada rice cooker.

Ketika melihat Sisi masih sibuk menggambar, Fikri masuk ke dalam ruangnya.

Di dalam ruang, biji stroberi masih terbaring di samping mata air yang tenang, sementara lima puluh biji semangka memancarkan cahaya hitam yang redup.

Dia mengambil biji stroberi dan menaburnya di tepi ladang, berjalan pelan- pelan, menyebarkan biji stroberi dengan

merata di atas tanah. Setelah menyebar biji di satu ladang, dia menekannya dengan kakinya untuk menancapkannya

di dalam tanah.

Setelah menyelesaikan penanaman biji stroberi, Fikri melakukan hal yang sama dengan menanam biji semangka di tepi ladang.

Setelah selesai melakukan semua itu, Fikri menggunakan air dari mata air yang tenang untuk menyiraminya, lalu menepuk-nepuk tangannya dengan puas. Menurut logika, kalau dia melakukan semua ini sendirian, dia pasti akan sangat kelelahan. Namun, di dalam ruang ini, setelah menanam dan menyiram sendirian Fikri malah merasa segar dan bertenaga! Fikri keluar dari ruangnya, dan ternyata, hanya beberapa menit berlalu di dunia luar, masakan yang dia masak masih mengeluarkan uap panas!

"'Sisi, ayo makan!" Kata Fikri sambil menyajikan hidangan

ke meja, "Masakan udang favoritmu sudah siap!"

Sisi juga baru saja selesai menggambar, ia dengan riang menunjukkan gambarnya pada Fikri.

"Ayah, lihatlah gambar yang Sisi gambar, bagus tidak?!" Fikri awalnya hanya meliriknya sejenak, tapi saat melihat gambar itu, dia merasa terkejut!

Di buku gambar Sisi, terdapat gambar rumah kecil bergaya Eropa, dengan padang rumput hijau yang luas, ada tunas

rumput yang masih muda, bunga-bunga kecil berwarna kuning, bahkan di antara sekelompok figur abstrak, Fikri masih dapat mengenali sosok Bu Lili. "Bagus sekali gambarannya!"

Fikri tidak memiliki bakat seni, tapi dia dapat merasa gambar itu sangat indah, dia tersenyum bahagia, memeluk Sisi dan menciumnya.

"Aduh, putriku benar-benar hebat! Jauh lebih hebat dari Ayah! Sisi harus belajar dengan serius, oke? Kelak kamu tidak

boleh melakukan pekerjaan fisik seperti Ayah, itu terlalu sulit!"

Fikir memeluk Sisi dan meletakkannya duduk di samping meja makan, Sisi mengangkat kepalanya dengan serius, menggenggam tangannya dan berkata, "Ayah jangan khawatir, aku akan menghidupi Ayah kelak dan menghasilkan uang untuk Ayah gunakan!" Setelah mendengar ini, Fikri tertawa dan segera mengisi mangkuk kecil Sisi dengan nasi!

"Baiklah, kelak Sisi akan menghidupi Ayah! Kalau begitu, ayo makan dulu!BSetelah makan hingga kenyang, dan tumbuh dewasa, kamu baru bisa menghasilkan uang dan menghidupi Ayah, apakah kamu mengerti?" Sisi mengulurkan tangan kecilnya yang gemuk, mengambil mangkuk nasi dan mulai makan dengan antusias, sikapnya ini jelas menganggap serius hal tersebut!

Fikri merasa terharu, ia menatap Sisi sejenak dan dirinya juga mulai makan dengan bahagia! Sekarang Fikri memiliki ruang sendiri! Dia pasti akan membuat Sisi tumbuh dengan bahagia dan memberikan fasilitas yang paling baik!

Setelah selesai makan dan memandikan Sisi, Fikri menmbawa kipas angin ke kamar Sisi dan menyalakan kecepatan rendah dari jarak yang jauh dari tempat tidur Sisi. Dia harus segera menggantinya dengan AC, karena menggunakan kipas angin mudah masuk angin dan Sisi beberapa kali mengalami pilek karena kipas angin.

"Anak baik, tidurlah, selamat malam."

"Selamat malam, Ayah!" Jawab Sisi dengan manis.

Begitu Fikri mendengar Sisi sudah bernapas dengan teratur, dia diam-diam meninggalkan kamar. Dia menyalakan lampu di ruang tamu, serta menyalakan kipas angin langit-langit, lalu duduk di meja makan untuk mencari nomor telepon perusahaan rental mobil.

Besok dia akan mengirimkan stroberi. Dia tidak mungkin membiarkan Jefri melihat ladang stroberinya bukan, bukan?

Dia membuka web perusahaan rental mobil bernama "One Step Faster" yang juga menyediakan rental truk besar.

Dua belas hingga tiga belas ribu kati stroberi, yang berarti beratnya lebih dari enam ton, dapat diangkut dengan truk

kecil. Fikri menelepon mereka, yang menjawab panggilan telepon adalah seorang pemuda.

"Halo, apakah Anda ingin menyewa mobil?"

"Ya, aku ingin mencari sebuah truk kecil yang dapat membawa enam ton barang. Tidak harus mewah, cukup yang murah. Aku ingin menyewanya untuk besok. Berapa harganya?" Tanya Fikri.

Besok Fikri hanya menggunakannya sebentar, yaitu mengirimkan barang dari rumahnya ke Pasar Berehun saja.

Pemuda itu terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, "Apakah Anda memerlukan sopir? Sewa sopir enam ratus ribu sehari." "Tidak perlu, aku akan mengendarainya sendiri!" Fikri menjawab dengan cepat. Dulu ketika dia lulus sekolah, demi

mencari uang, dia sudah memiliki setiap SIM yang ada, dia bahkan mendapat SIM untuk mengemudikan truk kecil.

"Kalau begitu sebuah truk kecil dengan pelat biru sudah cukup. Merek Jiangling satu juta sehari. Bagaimana menurutmu?" Satu juta sehari. Fikri merasa sedikit mahal, tapi harga di Kota Hokida memang seperti itu.

"Baiklah, besok pagi jam delapan, aku akan ke perusahaan kalian untuk mengambil mobil."

"Baiklah, terima kasih atas kunjungan Anda, selamat datang kembali lain kali!" Setelah mengatakan itu, pemuda itu mengakhiri panggilan telepon.

Setelah menyelesaikan masalah transportasi, Fikri mulai memikirkan kotak busa dan kertas lembut yang dibutuhkan.

Biaya-biaya tersebut masih terjangkau dan dapat ditanggung olehnya. Fikri bergegas mandi dan tidur dengan

nyenyak. Pada pukul tujuh pagi, alarmnya berbunyi dan dia bangun tepat waktu. Setelah menyiapkan sarapan dan menyuapi Sisi, Fikri dengan cepat menyelesaikan sarapannya sendiri, dan mengendarai kendaraan tiga roda untuk

mengantarkan Sisi ke sekolah. Sisi membawa tas kecilnya, berdiri di pintu gerbang taman kanak-kanak, dan dengan agak enggan melambaikan lengan kecilnya kepada Fikri, "Ayah, sampai jumpa! Hati-hati saat berkendara! Sisi akan menunggu Ayah datang menjemputku, aku akan patuh!" Fikri tersenyum dan mengangguk, lalu bergegas mengendarai kendaraan tiga

roda ke perusahaan "One Step Faster". Setibanya di depan perusahaan, seorang pemuda berpakaian seragam biru

berdiri di samping truk kecil merek Jiangling. Pemuda itu sudah melihat Fikri dari jauh, dan dengan tersenyum profesional bertanya, "Apakah Anda yang menyewa truk Jiangling biru?"

Fikri mengangguk, "lya, aku!"

"Baiklah, tolong tunjukkan kartu identitas Anda untuk diverifikasi, lalu tanda tangani kontrak ini dan bayar uang muka, setelah itu Anda bisa menggunakan mobil ini."

Pemuda itu memberikan kontrak sewa kepada Fikri. Fikri mengeluarkan kartu identitasnya dari sakunya dan setelah memeriksa kontrak dan biaya sewa, ia menandatanganinya. "Ini uang mukanya." Fikri mengeluarkan empat ratus ribu

dan memberikannya kepada pemuda itu, kemudian menunjukkan surat izin mengemudinya, "Jangan khawatir, aku

punya SIM, aku bisa membawa mobil ini kembali sebelum tengah hari." Pemuda itu langsung tersenyum,

"Jangan sungkan, Anda adalah tamu, aku tentu saja percaya pada Anda! Semoga Anda selamat sampai tujuan!"

Setelah itu, dia memberi hormat kepada Fikri.

Fikri merasa sangat tidak nyaman! Kapan dia pernah diberi perlakuan seperti ini sebelumnya?

Fikri segera naik ke mobil, menyalakannya, lalu meninggalkan

tempat itu.

Related chapters

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Last Updated : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Last Updated : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Last Updated : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Last Updated : 2024-09-30
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Last Updated : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Last Updated : 2024-10-04
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 14

    Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu

    Last Updated : 2024-10-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 15

    Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh

    Last Updated : 2024-10-06

Latest chapter

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 49

    Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 48

    Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 47

    Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 46

    Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 45

    Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 44

    Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 43

    Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 42

    Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k

DMCA.com Protection Status