Share

Bab 7

Author: Zhar
last update Huling Na-update: 2024-09-05 15:12:12

Eh!

"Satu kati lebih!"

"Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannya

kepada pria paruh baya itu.

Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?"

"Sisi mau makan telur dadar tomat!"

"Ada lagi?"

"Sisi mau makan udang!"

"Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.

Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,

"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?"

"Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambar

rumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi dan berkata, "Kalau begitu Sisi harus menyelesaikan tugas menggambar dengan serius dan Ayah akan memasak untuk Sisi, bagaimana?"

"Baiklah!"

Fikri pergi ke dapur, mencuci beras terlebih dahulu, lalu menyalakan rice cooker dan menekan tombol masak. Kemudian dia mulai memasak. Memasak udang saus tiram, telur dadar

tomat dan terakhir sup telur rumput laut.

Fikri memasak dengan sangat cepat, selesai masak, nasi juga sudah matang. Tapi, ia harus membiarkan nasi matang beberapa saat lagi agar tidak menempel pada rice cooker.

Ketika melihat Sisi masih sibuk menggambar, Fikri masuk ke dalam ruangnya.

Di dalam ruang, biji stroberi masih terbaring di samping mata air yang tenang, sementara lima puluh biji semangka memancarkan cahaya hitam yang redup.

Dia mengambil biji stroberi dan menaburnya di tepi ladang, berjalan pelan- pelan, menyebarkan biji stroberi dengan

merata di atas tanah. Setelah menyebar biji di satu ladang, dia menekannya dengan kakinya untuk menancapkannya

di dalam tanah.

Setelah menyelesaikan penanaman biji stroberi, Fikri melakukan hal yang sama dengan menanam biji semangka di tepi ladang.

Setelah selesai melakukan semua itu, Fikri menggunakan air dari mata air yang tenang untuk menyiraminya, lalu menepuk-nepuk tangannya dengan puas. Menurut logika, kalau dia melakukan semua ini sendirian, dia pasti akan sangat kelelahan. Namun, di dalam ruang ini, setelah menanam dan menyiram sendirian Fikri malah merasa segar dan bertenaga! Fikri keluar dari ruangnya, dan ternyata, hanya beberapa menit berlalu di dunia luar, masakan yang dia masak masih mengeluarkan uap panas!

"'Sisi, ayo makan!" Kata Fikri sambil menyajikan hidangan

ke meja, "Masakan udang favoritmu sudah siap!"

Sisi juga baru saja selesai menggambar, ia dengan riang menunjukkan gambarnya pada Fikri.

"Ayah, lihatlah gambar yang Sisi gambar, bagus tidak?!" Fikri awalnya hanya meliriknya sejenak, tapi saat melihat gambar itu, dia merasa terkejut!

Di buku gambar Sisi, terdapat gambar rumah kecil bergaya Eropa, dengan padang rumput hijau yang luas, ada tunas

rumput yang masih muda, bunga-bunga kecil berwarna kuning, bahkan di antara sekelompok figur abstrak, Fikri masih dapat mengenali sosok Bu Lili. "Bagus sekali gambarannya!"

Fikri tidak memiliki bakat seni, tapi dia dapat merasa gambar itu sangat indah, dia tersenyum bahagia, memeluk Sisi dan menciumnya.

"Aduh, putriku benar-benar hebat! Jauh lebih hebat dari Ayah! Sisi harus belajar dengan serius, oke? Kelak kamu tidak

boleh melakukan pekerjaan fisik seperti Ayah, itu terlalu sulit!"

Fikir memeluk Sisi dan meletakkannya duduk di samping meja makan, Sisi mengangkat kepalanya dengan serius, menggenggam tangannya dan berkata, "Ayah jangan khawatir, aku akan menghidupi Ayah kelak dan menghasilkan uang untuk Ayah gunakan!" Setelah mendengar ini, Fikri tertawa dan segera mengisi mangkuk kecil Sisi dengan nasi!

"Baiklah, kelak Sisi akan menghidupi Ayah! Kalau begitu, ayo makan dulu!BSetelah makan hingga kenyang, dan tumbuh dewasa, kamu baru bisa menghasilkan uang dan menghidupi Ayah, apakah kamu mengerti?" Sisi mengulurkan tangan kecilnya yang gemuk, mengambil mangkuk nasi dan mulai makan dengan antusias, sikapnya ini jelas menganggap serius hal tersebut!

Fikri merasa terharu, ia menatap Sisi sejenak dan dirinya juga mulai makan dengan bahagia! Sekarang Fikri memiliki ruang sendiri! Dia pasti akan membuat Sisi tumbuh dengan bahagia dan memberikan fasilitas yang paling baik!

Setelah selesai makan dan memandikan Sisi, Fikri menmbawa kipas angin ke kamar Sisi dan menyalakan kecepatan rendah dari jarak yang jauh dari tempat tidur Sisi. Dia harus segera menggantinya dengan AC, karena menggunakan kipas angin mudah masuk angin dan Sisi beberapa kali mengalami pilek karena kipas angin.

"Anak baik, tidurlah, selamat malam."

"Selamat malam, Ayah!" Jawab Sisi dengan manis.

Begitu Fikri mendengar Sisi sudah bernapas dengan teratur, dia diam-diam meninggalkan kamar. Dia menyalakan lampu di ruang tamu, serta menyalakan kipas angin langit-langit, lalu duduk di meja makan untuk mencari nomor telepon perusahaan rental mobil.

Besok dia akan mengirimkan stroberi. Dia tidak mungkin membiarkan Jefri melihat ladang stroberinya bukan, bukan?

Dia membuka web perusahaan rental mobil bernama "One Step Faster" yang juga menyediakan rental truk besar.

Dua belas hingga tiga belas ribu kati stroberi, yang berarti beratnya lebih dari enam ton, dapat diangkut dengan truk

kecil. Fikri menelepon mereka, yang menjawab panggilan telepon adalah seorang pemuda.

"Halo, apakah Anda ingin menyewa mobil?"

"Ya, aku ingin mencari sebuah truk kecil yang dapat membawa enam ton barang. Tidak harus mewah, cukup yang murah. Aku ingin menyewanya untuk besok. Berapa harganya?" Tanya Fikri.

Besok Fikri hanya menggunakannya sebentar, yaitu mengirimkan barang dari rumahnya ke Pasar Berehun saja.

Pemuda itu terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, "Apakah Anda memerlukan sopir? Sewa sopir enam ratus ribu sehari." "Tidak perlu, aku akan mengendarainya sendiri!" Fikri menjawab dengan cepat. Dulu ketika dia lulus sekolah, demi

mencari uang, dia sudah memiliki setiap SIM yang ada, dia bahkan mendapat SIM untuk mengemudikan truk kecil.

"Kalau begitu sebuah truk kecil dengan pelat biru sudah cukup. Merek Jiangling satu juta sehari. Bagaimana menurutmu?" Satu juta sehari. Fikri merasa sedikit mahal, tapi harga di Kota Hokida memang seperti itu.

"Baiklah, besok pagi jam delapan, aku akan ke perusahaan kalian untuk mengambil mobil."

"Baiklah, terima kasih atas kunjungan Anda, selamat datang kembali lain kali!" Setelah mengatakan itu, pemuda itu mengakhiri panggilan telepon.

Setelah menyelesaikan masalah transportasi, Fikri mulai memikirkan kotak busa dan kertas lembut yang dibutuhkan.

Biaya-biaya tersebut masih terjangkau dan dapat ditanggung olehnya. Fikri bergegas mandi dan tidur dengan

nyenyak. Pada pukul tujuh pagi, alarmnya berbunyi dan dia bangun tepat waktu. Setelah menyiapkan sarapan dan menyuapi Sisi, Fikri dengan cepat menyelesaikan sarapannya sendiri, dan mengendarai kendaraan tiga roda untuk

mengantarkan Sisi ke sekolah. Sisi membawa tas kecilnya, berdiri di pintu gerbang taman kanak-kanak, dan dengan agak enggan melambaikan lengan kecilnya kepada Fikri, "Ayah, sampai jumpa! Hati-hati saat berkendara! Sisi akan menunggu Ayah datang menjemputku, aku akan patuh!" Fikri tersenyum dan mengangguk, lalu bergegas mengendarai kendaraan tiga

roda ke perusahaan "One Step Faster". Setibanya di depan perusahaan, seorang pemuda berpakaian seragam biru

berdiri di samping truk kecil merek Jiangling. Pemuda itu sudah melihat Fikri dari jauh, dan dengan tersenyum profesional bertanya, "Apakah Anda yang menyewa truk Jiangling biru?"

Fikri mengangguk, "lya, aku!"

"Baiklah, tolong tunjukkan kartu identitas Anda untuk diverifikasi, lalu tanda tangani kontrak ini dan bayar uang muka, setelah itu Anda bisa menggunakan mobil ini."

Pemuda itu memberikan kontrak sewa kepada Fikri. Fikri mengeluarkan kartu identitasnya dari sakunya dan setelah memeriksa kontrak dan biaya sewa, ia menandatanganinya. "Ini uang mukanya." Fikri mengeluarkan empat ratus ribu

dan memberikannya kepada pemuda itu, kemudian menunjukkan surat izin mengemudinya, "Jangan khawatir, aku

punya SIM, aku bisa membawa mobil ini kembali sebelum tengah hari." Pemuda itu langsung tersenyum,

"Jangan sungkan, Anda adalah tamu, aku tentu saja percaya pada Anda! Semoga Anda selamat sampai tujuan!"

Setelah itu, dia memberi hormat kepada Fikri.

Fikri merasa sangat tidak nyaman! Kapan dia pernah diberi perlakuan seperti ini sebelumnya?

Fikri segera naik ke mobil, menyalakannya, lalu meninggalkan

tempat itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Huling Na-update : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Huling Na-update : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Huling Na-update : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Huling Na-update : 2024-09-30
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Huling Na-update : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Huling Na-update : 2024-10-04
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 14

    Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu

    Huling Na-update : 2024-10-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 15

    Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh

    Huling Na-update : 2024-10-06

Pinakabagong kabanata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 58

    Hari pameran anggur nasional akhirnya tiba. Gedung pusat pameran di Kota Dakarta dipenuhi lautan manusia—mulai dari petani kecil, perusahaan besar, hingga jurnalis dan pengusaha asing. Semua membawa satu tujuan: mencari anggur terbaik, atau mencari kesempatan emas. Fikri datang lebih awal, membawa beberapa keranjang kecil anggur Sunrose pilihan. Ia mengenakan pakaian sederhana, tidak mencolok, namun aura tenang dan percaya dirinya tetap menarik perhatian. Di satu sisi, para pesaing mulai bergerak. Salah satu di antaranya adalah Raymond, pemilik perusahaan buah besar yang merasa harga buah-buahannya jatuh karena popularitas mendadak Sunrose milik Fikri. Raymond bukan tipe yang bertarung secara adil. Dia membawa tim khusus, menyamar sebagai pembeli dan jurnalis, berniat mengorek rahasia dari Fikri atau bahkan menjebaknya di depan umum. Mereka bahkan telah menyebarkan rumor: bahwa Fikri menggunakan pupuk terlarang atau manipulasi genetik ilegal. Namun, Fikri tetap tenang. Dia hanya fok

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 57

    Setelah insiden paket misterius itu, suasana di rumah Fikri semakin dijaga ketat. Ia memperkuat keamanan dengan memasang kamera tambahan dan memastikan semua pintu serta jendela terkunci rapat. Di luar rumah, ancaman mulai bergerak lebih nyata. Musuh-musuh Fikri tidak hanya mengincarnya secara langsung, tapi juga mulai mengintai Chelsea dan Sisi, anak kecil Fikri, berharap menemukan celah dari sisi terlemahnya. Saat Chelsea dan Sisi bermain di taman, Fikri memperhatikan dari kejauhan, dan ia menyadari ada sosok mencurigakan yang duduk di kafe seberang, pura-pura membaca koran sambil sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Pesaing Fikri ternyata bukan hanya dari dunia bisnis anggur, tetapi juga dari keluarga Chelsea, terutama Venna, yang kini memerintahkan orang-orang bayaran untuk membawa Chelsea kembali dengan segala cara. Malam itu, Fikri membuka pintu menuju ruang ajaib rahasianya. Di dalam, hamparan ladang tersembunyi dengan berbagai pohon ajaib tumbuh subur, termasuk anggur Sun

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 56

    pagi itu, suasana di rumah Fikri mulai terasa... berbeda. Chelsea, yang biasanya ceria ketika bersama Sisi, kini lebih sering melamun. Sisi sendiri, anak kecil yang polos, mulai merasakan keanehan di sekelilingnya. Misalnya, saat dia sedang menggambar di ruang lukis, tiba-tiba lampu kedap-kedip sendiri. Padahal, tidak ada hujan, tidak ada korsleting. Dan lebih aneh lagi, Sisi bersumpah mendengar suara ketukan di jendela, padahal di luar kosong. ** Malam hari, Fikri memasang lebih banyak kamera CCTV dan sensor gerak di sekitar rumah. Dia bahkan memperkuat sistem keamanan pintu dan jendela. Namun, saat Fikri memeriksa rekaman CCTV... dia menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku. Tepat jam 3 dini hari, di pojok kamera paling sudut — ada sosok bayangan hitam berdiri diam, menatap ke arah rumah. Tapi ketika sensor gerak diaktifkan, bayangan itu menghilang secepat kilat, seperti asap yang tertiup angin. "Ini bukan pencuri biasa," gumam Fikri, wajahnya menegang. Dia tahu

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 55

    Malam itu, suasana di rumah Fikri terasa lebih sunyi dari biasanya. Namun di balik keheningan, sesuatu sedang bergerak. Di ruang ajaib rahasia, Fikri berdiri di hadapan sebuah altar kristal. Tangannya perlahan menyentuh permukaan altar, membisikkan mantra ringan. Dari dalam altar, cahaya perlahan muncul, membentuk wujud-wujud mungil: Cermin Peri baru, lebih banyak dan lebih kuat. Vine Guardian — makhluk akar hidup yang bisa melilit musuh dengan cepat. Stone Sprout — semacam golem kecil dari batu, setia dan kuat. Mereka semua adalah bagian dari pertahanan pribadi Fikri, makhluk yang hanya bisa dipanggil dari ruang ajaib ini. ** Sementara itu di luar, orang-orang Tuan Grey mulai bergerak lebih berani. Salah satu agen, seorang pria berjaket hitam, menyelinap ke taman belakang rumah Fikri. Dia membawa alat kecil berbentuk jarum suntik — racun tidur tingkat tinggi. Targetnya bukan Fikri. Targetnya adalah Sisi, si anak kecil yang polos. Mereka berpikir: dengan

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 54

    Langkah Leonard terhenti sejenak di depan pagar rumah Fikri. Meski tampak tenang di permukaan, hawa aneh menyelimuti sekitarnya. Udara berdesir berat, seolah waktu sendiri melambat. Leonard menatap alat canggih di tangannya — senjata pemecah ruang yang diklaim mampu mengusik bahkan kekuatan tersembunyi. Ia mengambil napas panjang, lalu menyalakannya. Dari ujung alat itu muncul kilatan biru, menembakkan gelombang energi yang menggetarkan tanah. Duarrr! Gelombang itu menghantam pagar rumah Fikri, namun bukan pagar biasa yang diserang — melainkan perisai energi tak kasat mata. Seketika, suara dentuman membelah malam, disusul oleh semburan cahaya keemasan yang membungkus seluruh halaman rumah. Leonard terdorong mundur beberapa langkah, terbatuk, kaget. "Apa-apaan ini?" gumamnya. ** Dari dalam, Fikri menatap layar pengamatannya dengan ekspresi dingin. Dia tahu, Leonard bukan musuh sembarangan. Orang ini nekat, licik, dan berani mempertaruhkan segalanya. Tanpa membuang waktu, Fikri

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 53

    Beberapa minggu setelah insiden lucu di rumah Fikri, kabar tentang buah Anggur Sunrose miliknya sudah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Banyak perusahaan besar, bahkan beberapa pengusaha luar negeri, mulai melirik peluang ini. Namun Fikri tetap kukuh dengan sistem lelangnya — hanya menjual ke penawar tertinggi, tanpa membuka rahasia sumber buah-buahnya. ** Sampai pada suatu hari, di sebuah lelang besar yang diadakan di sebuah hotel mewah di pusat kota, seorang pria berjas hitam muncul. Penampilannya rapi, wajahnya tegas, namun sorot matanya licik. Namanya adalah Leonard Hartanto — CEO perusahaan agrikultur raksasa bernama HartaFarm. Leonard bukan pengusaha biasa. Ia dikenal sebagai orang yang tidak segan memakai cara kotor untuk mendapatkan apa yang dia mau. Dan kini, target barunya adalah Fikri. ** Saat lelang dimulai, suasana terasa sedikit berbeda. Fikri, yang biasanya santai, kali ini merasa ada sesuatu yang janggal. Chelsea, yang duduk di sebelahnya, juga merasa

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 52

    Beberapa hari setelah pameran Sejak kabar kemenangan Fikri tersebar ke seluruh negeri, telepon rumahnya tak pernah berhenti berdering. "Halo, Pak Fikri! Kami dari PT Buah Sejahtera, kami ingin kerja sama eksklusif! Harga tidak masalah!" "Pak Fikri, kami dari PT Nusantara Agro, mau beli semua anggur Anda, bahkan mau bayar tunai di muka!" "Pak Fikri! Kami ingin menjadi distributor tunggal buah Anda di seluruh Asia Tenggara! Kami siap membuatkan iklan TV nasional!" Satu per satu, tawaran datang dengan angka-angka menggiurkan. Ada yang menawarkan kontrak miliaran, ada juga yang menawarkan bonus pribadi, bahkan fasilitas vila mewah! ** Namun Fikri tetap tenang. Dia sudah punya rencana matang sejak awal. Malam itu, dia duduk di ruang keluarga bersama Nenek Lina, Chelsea, dan Sisi. Dengan santai, dia mengumumkan: "Aku tidak akan menerima tawaran langsung dari siapa pun." Chelsea kaget, "Lho? Tapi tawaran mereka tinggi semua, Fikri!" Nenek Lina juga mengernyit, "

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 51

    Ruangan itu dipenuhi warna-warni yang hangat dan nyaman. Dindingnya penuh dengan lukisan hasil karya Sisi: bunga, matahari, rumah kecil, dan wajah-wajah tersenyum. Ada juga satu sudut ruangan yang dikhususkan untuk peralatan lukis—cat air, kuas, pensil warna, dan kertas berserakan di atas meja kecil. Sisi duduk bersila di atas karpet berbentuk awan, menggambar sesuatu dengan serius. Melihat Fikri masuk, dia langsung tersenyum lebar, "Ayah, lihat! Ini Bibi Chelsea!" Fikri melangkah mendekat dan melihat gambar itu. Di atas kertas putih, tergambar sosok seorang wanita cantik dengan rambut panjang, memegang tangan seorang gadis kecil yang mirip Sisi. Di atas kepala keduanya ada gambar hati berwarna merah muda. Fikri tersenyum, perasaannya jadi hangat. "Sisi menggambar ini sendiri?" tanyanya lembut. Sisi mengangguk semangat. "Iya! Karena Sisi suka Bibi Chelsea! Ayah juga suka, kan?" Fikri terdiam sejenak, wajahnya sedikit memerah. Dia mengacak-acak rambut Sisi dengan lembut. "Sisi me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status