Share

Bab 8

Penulis: Zhar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-07 11:34:26

Pasar Berehun.

Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir.

Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang

kosong.

"Sudah datang!"

Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi.

Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik!

Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri,

"Bung, jadi begini, kita semua

bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertanggung jawab penuh. Untungnya, Fikri sangat yakin dengan

stroberinya sendiri. Dia mengangguk dan berkata kepada Jefri, "Boleh, tapi tolong cepat sedikit."

Jefri segera memerintahkan bawahannya untuk memindahkan

stroberi. Dia berdiri di samping Fikri dan mulai berbincang-bincang tanpa topik yang jelas.

"Bung, aku punya ide, apakah kamu ingin mendengarnya?" Fikri terkejut sejenak, lalu menoleh ke arahnya dan berkata,Katakanlah."

"Begini, mengenai stroberimu ini, sebelumnya aku bawa pulang untuk di teliti, baik dari segi kualitas maupun penampilan, itu termasuk yang terbaik di antara yang terbaik. Tapi masalahnya,

kurang ada daya tarik yang menonjol. Besok ada acara peluncuran produk pertanian, tidak tahu apakah kamu tertarik

tidak untuk datang melihat-lihat?"

"Apa manfaatnya untukku?"

Fikri menanyakan poin pentingnya. Jefri tertawa keras.

"Pedagang tetaplah pedagang. Begini, harga stroberi ini mahal, aku sudah memberikan harga delapan puluh ribu per kati, setelah mengikuti acara peluncuran produk pertanian, kita bisa memasarkannya dengan merek premium, dan aku bisa memberikanmu seratus dua puluh ribu per kati! Apakah menurutmu itu layak?"

Fikri mengangguk sambil tersenyum. Dia tidak memiliki kewajiban untuk melakukan promosi gratis. Namun kalau ada manfaat untuknya, itu akan berbeda.

"Semua sudah diperiksa dan dihitung dengan baik!"

Terdengar suara bawahan Jefri dari samping, dan Jefri segera pergi ke sana.

"'Apakah semuanya adalah jenis yang sama?"

"Ya, setiap buah seukuran kepalan orang dewasa dan hampir semuanya sama besar!"

Bawahannya berkata dengan antusias. Mereka belum pernah melihat stroberi yang ukurannya begitu seimbang dan begitu menggiurkan sebelumnya!

"Berapa banyak yang rusak?" Jefri lanjut bertanya.

"Tidak ada yang rusak! Semua segar dan sangat bagus!"

Kali ini, bahkan Jefri pun terkejut! Biasanya, stroberi adalah buah yang sangat rapuh, pasti ada goncangan dan benturan selama pengiriman, hal itu tidak bisa dihindari. Namun lebih dari sepuluh ribu kati stroberi ini tidak ada yang rusak?

"Kenapa, ada masalah?" Tanya Fikri ketika melihat raut wajah

Jefri terlihat aneh. Jefri segera menggelengkan kepalanya

untuk menutupi keterkejutannya, dan menyalakan sebatang rokok.

"Kualitas stroberimu benar-benar bagus! Total tiga belas ribu kati, delapan puluh ribu per kati, yang artinya seharga satu miliar empat puluh juta, akan aku transfer untukmu!"

Harus diakui, ketika Fikri mendengar angka ini, jantungnya sedikit berdebar! Satu miliar empat puluh juta!

Ini adalah jumlah yang sangat besar bagi Fikri yang selama ini bekerja dengan orang lain! Namun sekarang, berkat ruang yang

dimilikinya, dia menghasilkan sejumlah besar uang dalam waktu singkat!" Sungguh luar biasa!

"Ini nomor akunku" kata Fikri sambil memberikan nomor akun e-wallet nya kepada Jefri. Tapi, ada batasan untuk transfer, jadi Jefri mentransfer sisa uangnya ke rekening bank Fikri.

"Baiklah, kalau begitu besok kita berhubungan lagi, jangan lupa dengan apa yang telah kita sepakati!" Setelah Jefri selesai bicara, dia langsung melompat ke dalam truk kecil dan mengikuti truk tersebut meninggalkan Pasar Berehun.

Fikri merasa detak jantungnya masih berdegup kencang. Dia melihat angka di layar ponselnya dengan saksama, kemudian jantungnya perlahan menjadi tenang.

Dia benar-benar menghasilkan uang dengan menjual stroberi!

Dan itu adalah jumlah yang besar! Sekarang sudah ada lahan kosong di ruangnya, Fikri harus mencari cara untuk

menanam sesuatu di sana. Kemarin, ketika mendengar ayahnya

Yopi membicarakan pohon ceri, Fikri baru teringat bahwa saat ini di Kota Hokida dan bahkan di seluruh Negara Huasia,

permintaan untuk buah ceri yang merupakan buah-buahan mewah ini sangat tinggi. Namun, karena waktu tumbuhnya pohon ceri relatif lama dan rentan terhadap serangan hama, jadi harganya mahal.

Terutama buah dengan kualitas

bagus, pasokan selalu kalah dengan permintaan!

Buah impor biasanya dijual seharga puluhan hingga ratusan ribu per kati, apalagi buah yang Fikri tanam di

ruangnya? Fikri menmutuskan untuk melakukannya,

dia mencari di internet untuk menemukan kebun pohon ceri yang menjual bibitnya. Setelah menemukan lokasinya, ia awalnya ingin menggunakan truk kecil untuk membeli bibit, tapi ia sedikit khawatir tentang biaya bahan bakar. Jadi, dia kembali ke perusahaan "One Step Faster" dengan truk, mengembalikan truk dan membayar biaya sewa yang tersisa. Kemudian Fikri mengendarai kendaraan tiga rodanya menuju ke kebun bibit ceri. Kebun bibit itu berada di pinggiran Kota Hokida.

Untungnya baterai kendaraan tiga roda listrik milik Fikri baru saja diganti, jadi tenaganya masih cukup kuat. Setelah mengendarai selama setengah jam, Fikri akhirnya menemukan tempat itu. Ini adalah kebun bibit yang sangat besar dengan ditutupi tenda plastik besar. Matahari sedang bersinar terang, di dalam tenda plastik tampak sangat terang.

Fikri membunyikan klaksonnya, pintu plastik di tenda itu dibuka dan seorang pria paruh baya berjalan keluar.

"Mau beli apa?"

Pria paruh baya dengan sedikit logat orang daerah utara tersenyum pada Fikri, lalu menunjuk ke bibit di dalam tenda,

"Mau bibit untuk tanaman hias, buah, atau jenis ekonomi? Di sini semuanya ada! Murah! Semakin banyak jumlah yang

dibeli harganya akan semakin murah!" Fikri teringat pada ladang tanah miliknya dan bertanya,

"Lahanku tidak terlalu besar, hanya sekitar satu hektar. Aku ingin membeli beberapa pohon ceri, jadi sebaiknya beli berapa banyak?" Ngomong-ngomong, setelah memetik stroberi, Fikri menemukan bahwa ruang ini memiliki fungsi yang unik! Dalam dua hari, stroberi yang merupakan buah yang mudah rusak ini, bahkan meskipun sudah dipetik dan diletakkan ditanah, dua hari kemudian buahnya masih segar dan tampak seperti sebelumnya.

Ini membuktikan bahwa ruang ini memiliki fungsi yang sangat baik dalam menjaga kesegaran buah. Kedua, setelah stroberi dipetik, mereka langsung layu, sepertinya nutrisi telah diserap habis. Hal ini membuat Fikri sedikit kecewa. Namun, meskipun itu hanya untuk sekali panen, untungnya sayuran dan

buah tumbuh dengan cepat, jadi tidak masalah kalau terus membeli bibit.

Dan sekarang, Fikri memutuskan untuk

membeli pohon ceri! Bicara soal menanam pohon, Fikri mungkin cukup pandai menanam sayuran, tapi dibandingkan menanam pohon, tentu saja orang ini yang lebih ahli.

Bagaimanapun orang ini mencari nafkah lewat itu, jadi Fikri malas mencari tahu lewat internet.

Mendengar bahwa Fikri hanya memiliki satu hektar tanah, pria paruh baya itu merasa kecewa. Dia kira Fikri adalah pelanggan besar! Namun, setiap peluang bisnis tidak boleh ditolak. Dia membuka tirai tendanya dan mempersilahkan Fikri masuk.

"Pohon ceri sangat rentan, membutuhkan kepadatan dan nutrisi yang tinggi, sekitar seratus hingga seratus lima puluh pohon. Tapi, semakin padat, semakin sulit untuk merawatnya. Jadi, tergantung pilihanmu sendiri."

Setelah berpikir sejenak, Fikri

memutuskan untuk membeli seratus lima puluh pohon ceri. Tanah dan air di dalam ruang miliknya ini dapat terus disiram, sehingga dalam hal kepadatan seharusnya tidak masalah.

Pria paruh baya itu tersenyum dan menunjuk ke tempat pohon ceri ditanam. Pohon ceri ditanam rapi dalam pot, satu

jenis pohon untuk setiap pot, diatur dalam satu baris, hijau dan terlihat sangat cantik.

"Ini semua pohon ceri?"

"Fikri bertanya dengan penasaran.

"Ya, pohon ceri juga ada banyak jenis, misalnya jenis lokal yang warnanya agak pucat dan ukurannya kecil, banyak ditanam di daerah di Provinsi Jaya dan Provinsi karta. Tapi, jenis ceri ini sangat rentan dan rasa buahnya juga tidak terlalu manis, tidak terlalu padat."

Pria paruh baya memperkenalkan jenis pohon, lalu menunjuk ke pohon ceri lain yang dipegangnya, "Lihat, ini adalah bibit pohon impor. Meskipun agak mahal, tapi

hasil panennya tinggi, rasa buahnya enak, tapi sangat rentan. Buah ceri yang dihasilkan sangat besar dan manis, dan harganya bisa dua kali lipat atau lebih!"

Setelah mendengar penjelasan tersebut, Fikri merasa tertarik dan langsung memutuskan untuk membeli pohon ceri jenis tersebut!

"Ambilkan pohon ceri jenis itu untukku, 150 pohon."

Kata Fikri. Pria paruh baya itu menunjuk ke bibit ceri di tangannya, lalu tersenyum.

"Kalau begitu kamu mau yang berapa tahun? Kalau yang tiga tahun harganya enam puluh ribu per satu pohon, kalau

yang lima tahun harganya seratus empat puluh ribu per satu pohon."

"Apa perbedaan antara keduanya?" Fikri tidak terlalu mengerti tentang menanam pohon, ia bertanya dengan penasaran.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 14

    Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 15

    Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 16

    Apakah ini buah ceri?Mereka belum pernah makan ceri seenak ini sebelumnya!Beberapa orang bahkan tidak peduli untuk mencuci tangan, mereka hanya berdiri berkelompok dan mengeluarkansuara kagum berulang kali.Di luar pintu, manajer yang bertanggung jawab sedang melakukan inspeksi toko selama waktu istirahat, ia tak menyangka akan melihat adegan di depannya ini."Kenapa kalian semua tidak menjaga toko? Berkumpul seperti ini, apakah masih mau bekerja?"kemudian sekelompok orang akhirnya menyadari kesalahan mereka dan bergegas untuk bubar."Manajer, apa kabar?!"Beberapa orang berkata sambil tersenyum canggung, manajer itu berjalan masuk dengan ekspresi dingin dan bertanya, "Apa yang kalian semua lakukan di sini? Apakah mengobrol begitu asyik?Lebih penting jaga toko atau mengobrol?Apakah tidak bisa mengatur waktu sendiri?"Beberapa orang yang ditegur menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa, setelah beberapa saat, seorang pemuda tidak bisa menahan diri lagi dan berkata pelan, "Buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 58

    Hari pameran anggur nasional akhirnya tiba. Gedung pusat pameran di Kota Dakarta dipenuhi lautan manusia—mulai dari petani kecil, perusahaan besar, hingga jurnalis dan pengusaha asing. Semua membawa satu tujuan: mencari anggur terbaik, atau mencari kesempatan emas. Fikri datang lebih awal, membawa beberapa keranjang kecil anggur Sunrose pilihan. Ia mengenakan pakaian sederhana, tidak mencolok, namun aura tenang dan percaya dirinya tetap menarik perhatian. Di satu sisi, para pesaing mulai bergerak. Salah satu di antaranya adalah Raymond, pemilik perusahaan buah besar yang merasa harga buah-buahannya jatuh karena popularitas mendadak Sunrose milik Fikri. Raymond bukan tipe yang bertarung secara adil. Dia membawa tim khusus, menyamar sebagai pembeli dan jurnalis, berniat mengorek rahasia dari Fikri atau bahkan menjebaknya di depan umum. Mereka bahkan telah menyebarkan rumor: bahwa Fikri menggunakan pupuk terlarang atau manipulasi genetik ilegal. Namun, Fikri tetap tenang. Dia hanya fok

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 57

    Setelah insiden paket misterius itu, suasana di rumah Fikri semakin dijaga ketat. Ia memperkuat keamanan dengan memasang kamera tambahan dan memastikan semua pintu serta jendela terkunci rapat. Di luar rumah, ancaman mulai bergerak lebih nyata. Musuh-musuh Fikri tidak hanya mengincarnya secara langsung, tapi juga mulai mengintai Chelsea dan Sisi, anak kecil Fikri, berharap menemukan celah dari sisi terlemahnya. Saat Chelsea dan Sisi bermain di taman, Fikri memperhatikan dari kejauhan, dan ia menyadari ada sosok mencurigakan yang duduk di kafe seberang, pura-pura membaca koran sambil sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Pesaing Fikri ternyata bukan hanya dari dunia bisnis anggur, tetapi juga dari keluarga Chelsea, terutama Venna, yang kini memerintahkan orang-orang bayaran untuk membawa Chelsea kembali dengan segala cara. Malam itu, Fikri membuka pintu menuju ruang ajaib rahasianya. Di dalam, hamparan ladang tersembunyi dengan berbagai pohon ajaib tumbuh subur, termasuk anggur Sun

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 56

    pagi itu, suasana di rumah Fikri mulai terasa... berbeda. Chelsea, yang biasanya ceria ketika bersama Sisi, kini lebih sering melamun. Sisi sendiri, anak kecil yang polos, mulai merasakan keanehan di sekelilingnya. Misalnya, saat dia sedang menggambar di ruang lukis, tiba-tiba lampu kedap-kedip sendiri. Padahal, tidak ada hujan, tidak ada korsleting. Dan lebih aneh lagi, Sisi bersumpah mendengar suara ketukan di jendela, padahal di luar kosong. ** Malam hari, Fikri memasang lebih banyak kamera CCTV dan sensor gerak di sekitar rumah. Dia bahkan memperkuat sistem keamanan pintu dan jendela. Namun, saat Fikri memeriksa rekaman CCTV... dia menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku. Tepat jam 3 dini hari, di pojok kamera paling sudut — ada sosok bayangan hitam berdiri diam, menatap ke arah rumah. Tapi ketika sensor gerak diaktifkan, bayangan itu menghilang secepat kilat, seperti asap yang tertiup angin. "Ini bukan pencuri biasa," gumam Fikri, wajahnya menegang. Dia tahu

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 55

    Malam itu, suasana di rumah Fikri terasa lebih sunyi dari biasanya. Namun di balik keheningan, sesuatu sedang bergerak. Di ruang ajaib rahasia, Fikri berdiri di hadapan sebuah altar kristal. Tangannya perlahan menyentuh permukaan altar, membisikkan mantra ringan. Dari dalam altar, cahaya perlahan muncul, membentuk wujud-wujud mungil: Cermin Peri baru, lebih banyak dan lebih kuat. Vine Guardian — makhluk akar hidup yang bisa melilit musuh dengan cepat. Stone Sprout — semacam golem kecil dari batu, setia dan kuat. Mereka semua adalah bagian dari pertahanan pribadi Fikri, makhluk yang hanya bisa dipanggil dari ruang ajaib ini. ** Sementara itu di luar, orang-orang Tuan Grey mulai bergerak lebih berani. Salah satu agen, seorang pria berjaket hitam, menyelinap ke taman belakang rumah Fikri. Dia membawa alat kecil berbentuk jarum suntik — racun tidur tingkat tinggi. Targetnya bukan Fikri. Targetnya adalah Sisi, si anak kecil yang polos. Mereka berpikir: dengan

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 54

    Langkah Leonard terhenti sejenak di depan pagar rumah Fikri. Meski tampak tenang di permukaan, hawa aneh menyelimuti sekitarnya. Udara berdesir berat, seolah waktu sendiri melambat. Leonard menatap alat canggih di tangannya — senjata pemecah ruang yang diklaim mampu mengusik bahkan kekuatan tersembunyi. Ia mengambil napas panjang, lalu menyalakannya. Dari ujung alat itu muncul kilatan biru, menembakkan gelombang energi yang menggetarkan tanah. Duarrr! Gelombang itu menghantam pagar rumah Fikri, namun bukan pagar biasa yang diserang — melainkan perisai energi tak kasat mata. Seketika, suara dentuman membelah malam, disusul oleh semburan cahaya keemasan yang membungkus seluruh halaman rumah. Leonard terdorong mundur beberapa langkah, terbatuk, kaget. "Apa-apaan ini?" gumamnya. ** Dari dalam, Fikri menatap layar pengamatannya dengan ekspresi dingin. Dia tahu, Leonard bukan musuh sembarangan. Orang ini nekat, licik, dan berani mempertaruhkan segalanya. Tanpa membuang waktu, Fikri

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 53

    Beberapa minggu setelah insiden lucu di rumah Fikri, kabar tentang buah Anggur Sunrose miliknya sudah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Banyak perusahaan besar, bahkan beberapa pengusaha luar negeri, mulai melirik peluang ini. Namun Fikri tetap kukuh dengan sistem lelangnya — hanya menjual ke penawar tertinggi, tanpa membuka rahasia sumber buah-buahnya. ** Sampai pada suatu hari, di sebuah lelang besar yang diadakan di sebuah hotel mewah di pusat kota, seorang pria berjas hitam muncul. Penampilannya rapi, wajahnya tegas, namun sorot matanya licik. Namanya adalah Leonard Hartanto — CEO perusahaan agrikultur raksasa bernama HartaFarm. Leonard bukan pengusaha biasa. Ia dikenal sebagai orang yang tidak segan memakai cara kotor untuk mendapatkan apa yang dia mau. Dan kini, target barunya adalah Fikri. ** Saat lelang dimulai, suasana terasa sedikit berbeda. Fikri, yang biasanya santai, kali ini merasa ada sesuatu yang janggal. Chelsea, yang duduk di sebelahnya, juga merasa

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 52

    Beberapa hari setelah pameran Sejak kabar kemenangan Fikri tersebar ke seluruh negeri, telepon rumahnya tak pernah berhenti berdering. "Halo, Pak Fikri! Kami dari PT Buah Sejahtera, kami ingin kerja sama eksklusif! Harga tidak masalah!" "Pak Fikri, kami dari PT Nusantara Agro, mau beli semua anggur Anda, bahkan mau bayar tunai di muka!" "Pak Fikri! Kami ingin menjadi distributor tunggal buah Anda di seluruh Asia Tenggara! Kami siap membuatkan iklan TV nasional!" Satu per satu, tawaran datang dengan angka-angka menggiurkan. Ada yang menawarkan kontrak miliaran, ada juga yang menawarkan bonus pribadi, bahkan fasilitas vila mewah! ** Namun Fikri tetap tenang. Dia sudah punya rencana matang sejak awal. Malam itu, dia duduk di ruang keluarga bersama Nenek Lina, Chelsea, dan Sisi. Dengan santai, dia mengumumkan: "Aku tidak akan menerima tawaran langsung dari siapa pun." Chelsea kaget, "Lho? Tapi tawaran mereka tinggi semua, Fikri!" Nenek Lina juga mengernyit, "

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 51

    Ruangan itu dipenuhi warna-warni yang hangat dan nyaman. Dindingnya penuh dengan lukisan hasil karya Sisi: bunga, matahari, rumah kecil, dan wajah-wajah tersenyum. Ada juga satu sudut ruangan yang dikhususkan untuk peralatan lukis—cat air, kuas, pensil warna, dan kertas berserakan di atas meja kecil. Sisi duduk bersila di atas karpet berbentuk awan, menggambar sesuatu dengan serius. Melihat Fikri masuk, dia langsung tersenyum lebar, "Ayah, lihat! Ini Bibi Chelsea!" Fikri melangkah mendekat dan melihat gambar itu. Di atas kertas putih, tergambar sosok seorang wanita cantik dengan rambut panjang, memegang tangan seorang gadis kecil yang mirip Sisi. Di atas kepala keduanya ada gambar hati berwarna merah muda. Fikri tersenyum, perasaannya jadi hangat. "Sisi menggambar ini sendiri?" tanyanya lembut. Sisi mengangguk semangat. "Iya! Karena Sisi suka Bibi Chelsea! Ayah juga suka, kan?" Fikri terdiam sejenak, wajahnya sedikit memerah. Dia mengacak-acak rambut Sisi dengan lembut. "Sisi me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status