Pasar Berehun.
Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertanggung jawab penuh. Untungnya, Fikri sangat yakin dengan stroberinya sendiri. Dia mengangguk dan berkata kepada Jefri, "Boleh, tapi tolong cepat sedikit." Jefri segera memerintahkan bawahannya untuk memindahkan stroberi. Dia berdiri di samping Fikri dan mulai berbincang-bincang tanpa topik yang jelas. "Bung, aku punya ide, apakah kamu ingin mendengarnya?" Fikri terkejut sejenak, lalu menoleh ke arahnya dan berkata,Katakanlah." "Begini, mengenai stroberimu ini, sebelumnya aku bawa pulang untuk di teliti, baik dari segi kualitas maupun penampilan, itu termasuk yang terbaik di antara yang terbaik. Tapi masalahnya, kurang ada daya tarik yang menonjol. Besok ada acara peluncuran produk pertanian, tidak tahu apakah kamu tertarik tidak untuk datang melihat-lihat?" "Apa manfaatnya untukku?" Fikri menanyakan poin pentingnya. Jefri tertawa keras. "Pedagang tetaplah pedagang. Begini, harga stroberi ini mahal, aku sudah memberikan harga delapan puluh ribu per kati, setelah mengikuti acara peluncuran produk pertanian, kita bisa memasarkannya dengan merek premium, dan aku bisa memberikanmu seratus dua puluh ribu per kati! Apakah menurutmu itu layak?" Fikri mengangguk sambil tersenyum. Dia tidak memiliki kewajiban untuk melakukan promosi gratis. Namun kalau ada manfaat untuknya, itu akan berbeda. "Semua sudah diperiksa dan dihitung dengan baik!" Terdengar suara bawahan Jefri dari samping, dan Jefri segera pergi ke sana. "'Apakah semuanya adalah jenis yang sama?" "Ya, setiap buah seukuran kepalan orang dewasa dan hampir semuanya sama besar!" Bawahannya berkata dengan antusias. Mereka belum pernah melihat stroberi yang ukurannya begitu seimbang dan begitu menggiurkan sebelumnya! "Berapa banyak yang rusak?" Jefri lanjut bertanya. "Tidak ada yang rusak! Semua segar dan sangat bagus!" Kali ini, bahkan Jefri pun terkejut! Biasanya, stroberi adalah buah yang sangat rapuh, pasti ada goncangan dan benturan selama pengiriman, hal itu tidak bisa dihindari. Namun lebih dari sepuluh ribu kati stroberi ini tidak ada yang rusak? "Kenapa, ada masalah?" Tanya Fikri ketika melihat raut wajah Jefri terlihat aneh. Jefri segera menggelengkan kepalanya untuk menutupi keterkejutannya, dan menyalakan sebatang rokok. "Kualitas stroberimu benar-benar bagus! Total tiga belas ribu kati, delapan puluh ribu per kati, yang artinya seharga satu miliar empat puluh juta, akan aku transfer untukmu!" Harus diakui, ketika Fikri mendengar angka ini, jantungnya sedikit berdebar! Satu miliar empat puluh juta! Ini adalah jumlah yang sangat besar bagi Fikri yang selama ini bekerja dengan orang lain! Namun sekarang, berkat ruang yang dimilikinya, dia menghasilkan sejumlah besar uang dalam waktu singkat!" Sungguh luar biasa! "Ini nomor akunku" kata Fikri sambil memberikan nomor akun e-wallet nya kepada Jefri. Tapi, ada batasan untuk transfer, jadi Jefri mentransfer sisa uangnya ke rekening bank Fikri. "Baiklah, kalau begitu besok kita berhubungan lagi, jangan lupa dengan apa yang telah kita sepakati!" Setelah Jefri selesai bicara, dia langsung melompat ke dalam truk kecil dan mengikuti truk tersebut meninggalkan Pasar Berehun. Fikri merasa detak jantungnya masih berdegup kencang. Dia melihat angka di layar ponselnya dengan saksama, kemudian jantungnya perlahan menjadi tenang. Dia benar-benar menghasilkan uang dengan menjual stroberi! Dan itu adalah jumlah yang besar! Sekarang sudah ada lahan kosong di ruangnya, Fikri harus mencari cara untuk menanam sesuatu di sana. Kemarin, ketika mendengar ayahnya Yopi membicarakan pohon ceri, Fikri baru teringat bahwa saat ini di Kota Hokida dan bahkan di seluruh Negara Huasia, permintaan untuk buah ceri yang merupakan buah-buahan mewah ini sangat tinggi. Namun, karena waktu tumbuhnya pohon ceri relatif lama dan rentan terhadap serangan hama, jadi harganya mahal. Terutama buah dengan kualitas bagus, pasokan selalu kalah dengan permintaan! Buah impor biasanya dijual seharga puluhan hingga ratusan ribu per kati, apalagi buah yang Fikri tanam di ruangnya? Fikri menmutuskan untuk melakukannya, dia mencari di internet untuk menemukan kebun pohon ceri yang menjual bibitnya. Setelah menemukan lokasinya, ia awalnya ingin menggunakan truk kecil untuk membeli bibit, tapi ia sedikit khawatir tentang biaya bahan bakar. Jadi, dia kembali ke perusahaan "One Step Faster" dengan truk, mengembalikan truk dan membayar biaya sewa yang tersisa. Kemudian Fikri mengendarai kendaraan tiga rodanya menuju ke kebun bibit ceri. Kebun bibit itu berada di pinggiran Kota Hokida. Untungnya baterai kendaraan tiga roda listrik milik Fikri baru saja diganti, jadi tenaganya masih cukup kuat. Setelah mengendarai selama setengah jam, Fikri akhirnya menemukan tempat itu. Ini adalah kebun bibit yang sangat besar dengan ditutupi tenda plastik besar. Matahari sedang bersinar terang, di dalam tenda plastik tampak sangat terang. Fikri membunyikan klaksonnya, pintu plastik di tenda itu dibuka dan seorang pria paruh baya berjalan keluar. "Mau beli apa?" Pria paruh baya dengan sedikit logat orang daerah utara tersenyum pada Fikri, lalu menunjuk ke bibit di dalam tenda, "Mau bibit untuk tanaman hias, buah, atau jenis ekonomi? Di sini semuanya ada! Murah! Semakin banyak jumlah yang dibeli harganya akan semakin murah!" Fikri teringat pada ladang tanah miliknya dan bertanya, "Lahanku tidak terlalu besar, hanya sekitar satu hektar. Aku ingin membeli beberapa pohon ceri, jadi sebaiknya beli berapa banyak?" Ngomong-ngomong, setelah memetik stroberi, Fikri menemukan bahwa ruang ini memiliki fungsi yang unik! Dalam dua hari, stroberi yang merupakan buah yang mudah rusak ini, bahkan meskipun sudah dipetik dan diletakkan ditanah, dua hari kemudian buahnya masih segar dan tampak seperti sebelumnya. Ini membuktikan bahwa ruang ini memiliki fungsi yang sangat baik dalam menjaga kesegaran buah. Kedua, setelah stroberi dipetik, mereka langsung layu, sepertinya nutrisi telah diserap habis. Hal ini membuat Fikri sedikit kecewa. Namun, meskipun itu hanya untuk sekali panen, untungnya sayuran dan buah tumbuh dengan cepat, jadi tidak masalah kalau terus membeli bibit. Dan sekarang, Fikri memutuskan untuk membeli pohon ceri! Bicara soal menanam pohon, Fikri mungkin cukup pandai menanam sayuran, tapi dibandingkan menanam pohon, tentu saja orang ini yang lebih ahli. Bagaimanapun orang ini mencari nafkah lewat itu, jadi Fikri malas mencari tahu lewat internet. Mendengar bahwa Fikri hanya memiliki satu hektar tanah, pria paruh baya itu merasa kecewa. Dia kira Fikri adalah pelanggan besar! Namun, setiap peluang bisnis tidak boleh ditolak. Dia membuka tirai tendanya dan mempersilahkan Fikri masuk. "Pohon ceri sangat rentan, membutuhkan kepadatan dan nutrisi yang tinggi, sekitar seratus hingga seratus lima puluh pohon. Tapi, semakin padat, semakin sulit untuk merawatnya. Jadi, tergantung pilihanmu sendiri." Setelah berpikir sejenak, Fikri memutuskan untuk membeli seratus lima puluh pohon ceri. Tanah dan air di dalam ruang miliknya ini dapat terus disiram, sehingga dalam hal kepadatan seharusnya tidak masalah. Pria paruh baya itu tersenyum dan menunjuk ke tempat pohon ceri ditanam. Pohon ceri ditanam rapi dalam pot, satu jenis pohon untuk setiap pot, diatur dalam satu baris, hijau dan terlihat sangat cantik. "Ini semua pohon ceri?" "Fikri bertanya dengan penasaran. "Ya, pohon ceri juga ada banyak jenis, misalnya jenis lokal yang warnanya agak pucat dan ukurannya kecil, banyak ditanam di daerah di Provinsi Jaya dan Provinsi karta. Tapi, jenis ceri ini sangat rentan dan rasa buahnya juga tidak terlalu manis, tidak terlalu padat." Pria paruh baya memperkenalkan jenis pohon, lalu menunjuk ke pohon ceri lain yang dipegangnya, "Lihat, ini adalah bibit pohon impor. Meskipun agak mahal, tapi hasil panennya tinggi, rasa buahnya enak, tapi sangat rentan. Buah ceri yang dihasilkan sangat besar dan manis, dan harganya bisa dua kali lipat atau lebih!" Setelah mendengar penjelasan tersebut, Fikri merasa tertarik dan langsung memutuskan untuk membeli pohon ceri jenis tersebut! "Ambilkan pohon ceri jenis itu untukku, 150 pohon." Kata Fikri. Pria paruh baya itu menunjuk ke bibit ceri di tangannya, lalu tersenyum. "Kalau begitu kamu mau yang berapa tahun? Kalau yang tiga tahun harganya enam puluh ribu per satu pohon, kalau yang lima tahun harganya seratus empat puluh ribu per satu pohon." "Apa perbedaan antara keduanya?" Fikri tidak terlalu mengerti tentang menanam pohon, ia bertanya dengan penasaran."Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me
Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji
Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter
Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk
Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d
Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu
Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh
Apakah ini buah ceri?Mereka belum pernah makan ceri seenak ini sebelumnya!Beberapa orang bahkan tidak peduli untuk mencuci tangan, mereka hanya berdiri berkelompok dan mengeluarkansuara kagum berulang kali.Di luar pintu, manajer yang bertanggung jawab sedang melakukan inspeksi toko selama waktu istirahat, ia tak menyangka akan melihat adegan di depannya ini."Kenapa kalian semua tidak menjaga toko? Berkumpul seperti ini, apakah masih mau bekerja?"kemudian sekelompok orang akhirnya menyadari kesalahan mereka dan bergegas untuk bubar."Manajer, apa kabar?!"Beberapa orang berkata sambil tersenyum canggung, manajer itu berjalan masuk dengan ekspresi dingin dan bertanya, "Apa yang kalian semua lakukan di sini? Apakah mengobrol begitu asyik?Lebih penting jaga toko atau mengobrol?Apakah tidak bisa mengatur waktu sendiri?"Beberapa orang yang ditegur menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa, setelah beberapa saat, seorang pemuda tidak bisa menahan diri lagi dan berkata pelan, "Buk
Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang
Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda
Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me
Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata
Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r
Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be
Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak
Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini
Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k