Share

Bab 11

Penulis: Zhar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 18:57:16

Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.

Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.

Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.

Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.

dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!

"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibuk

menjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar.

"Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"

Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang terbaik.

Sekarang Sisi sedang dalam masa pertumbuhan, jadi harus

makan dengan baik.

Kemudian, Fikri terus bertanya, "Apakah

ada yang lebih baik? Yang bisa digunakan untuk merebus sup, memasak nasi dan membuat bubur, idealnya dapat menjamin nutrisi dari nasi tidak terlalu banyak hilang. Anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan baik."

Pelayan toko itu sedang melayani

sepasang suami-istri yang terlihat kaya raya!

Mendengar Fikri terus berbicara, pelayan toko itu langsung kesal, menoleh dan memelototi Fikri.

"Berisik sekali! Harganya tertera di sana, apakah kamu tidak bisa melihatnya sendiri? Mencari yang bisa menjamin

nutrisi nasi? Kalau aku merekomendasikan yang terbaik

untukmu, apakah kamu mampu membelinya?"

Suara pelayan toko itu sangat keras, dalam sekejap banyak orang melihat ke arah mereka.

Sebenarnya, itu bisa dimengerti.

Fikri mengenakan kaus lengan pendek yang dibeli dengan diskon besar-besaran di toko pakaian seharga tiga puluh enam ribu.

Celananya juga dibeli di toko yang sama, seharga lima puluh ribu dan dia hanya mengenakan sandal jepit. Seluruh tubuhnya menampilkan empat kata besar.

"Aku tidak punya uang!" Mengenakan pakaian seperti itu dan meminta pelayan toko untuk menyarankan rice cooker terbaik, bukankah itu sama saja dengan mempermalukan diri sendiri?

Selain itu, hari ini adalah hari promosi, siapa yang tidak memiliki target penjualan yang besar?

Orang yang tidak memiliki banyak uang, bahkan membeli bawang merah pun harus mempertimbangkannya untuk waktu yang lama adalah orang yang paling sulit untuk dilayani!

Hanya membuang-buang waktu! Banyak orang menatap ke arahnya dengan tatapan tajam, tapi Fikri tidak merasa malu.

Mungkin dulu, dia bahkan tidak berani masuk ke toko semacam ini, namun saat ini dia memiliki uang di sakunya, dia hanya merasa lucu. Ternyata, di masyarakat ini, tidak boleh tidak memiliki uang!

"Aku akan memperkenalkan produk kami kepada Anda!"

Seolah takut akan mempengaruhi situasi, seorang gadis segera menaruh gelas air dan berlari menuju Fikri.

Dia adalah karyawan baru dan hari ini dia bertanggung jawab untuk mempromosikan produk termurah dengan

keuntungan terkecil.

Sedangkan pelayan wanita tadi adalah karyawan lama, sangat pandai dalam melihat orang.

Gadis ini tidak mengerti situasi dan akhirnya dipaksa keluar oleh pemilik toko untuk mengatasi situasi tersebut. Bukan karena takut membuat Fikri

marah, tapi karena takut situasi ini akan menarik perhatian banyak orang dan menciptakan pengaruh yang tidak baik.

"Baiklah."

Fikri juga tidak mempersulit gadis itu, ia mengikutinya untuk melihat rice cooker.

"Apakah Anda bisa mengatakan sekali lagi jenis rice cooker yang Anda inginkan? Sebelumnya aku berdiri terlalu jauh dan tidak mendengarnya dengan jelas.!"

Gadis itu tersenyum canggung.

Fikri dengan sabar menjawab, "Aku ingin rice cooker yang dapat membuat nasi lebih harum, dapat digunakan untuk memasak sup dan bubur, serta dapat memaksimalkan nutrisi makanan, yang penting bisa memenuhi persyaratan tersebut, apakah ada yang seperti itu?"

Gadis itu segera mengangguk.

Dia membawa Fikri ke bagian paling dalam toko, ke meja kasir yang relatif sepi tapi sangat mewah.

"Ini adalah rice cooker termahal di toko kami, memiliki semua fitur yang Anda inginkan, bahkan sudah terverifikasi

melalui paten nasional. Nasi yang dimasak sangat harum dan dapat memastikan kesegaran bahan makanan, bahkan dapat memilih antara nasi lembut yang cocok untuk orang tua atau nasi yang lebih keras yang disukai oleh anak muda. Hanya saja harganya Gadis itu meragu sejenak dan tersenyum tidak nyaman, "Agak sedikit mahal, harganya tiga juta sembilan ratus

sembilan puluh delapan ribu!"

Fikri mendekati rice cooker itu dan memperhatikannya dengan saksama. Warna hitam dan emasnya memang

terlihat sangat mewah. Harganya hampir sebanding dengan

harga AC tanpa frekuensi variabel! Saat gadis itu mengira Fikri akan merasa itu terlalu mahal dan tidak mau membelinya, Fikri malah mengangguk dan menunjuk ke rice cooker itu.

"Ambilkan dua untukku, aku ingin yang

ini." Dia berencana membelikan satu untuk Nenek Lina.

Beberapa hari yang lalu, Nenek Lina mengeluh kepadanya dan mengatakan bahwa nasi di rumah terlalu keras

sehingga membuat giginya sakit!

Kebetulan membelikan satu untuknya! Kata-kata Fikri ini membuat gadis itu terkejut, bahkan pelayan wanita yang sebelumnya terus merekomendasikan rice cooker kepada sepasang suami-istri itu juga terkejut, ia menoleh dengan mata

terbelalak!

Apa yang terjadi?

Pria yang kelihatan begitu miskin ini, pakaian yang dikenakan total hanya sekitar dua ratus ribu bahkan ingin

membeli rice cooker senilai empat juta? Dan dia bahkan ingin membeli dua? Tiba-tiba, raut wajah pelayan wanita itu menjadi sangat tidak enak dilihat.

Dia mengikuti belakang gadis itu dan Fikri, memerhatikan Fikri membayar dan memberikan rice cooker yang sudah dibungkus kepada Fikri. Kemudian di benar-benar merasakan bahwa ini adalah kenyataan!

Pendapatan penjualan delapan juta! Itu adalah jumlah tugasnya dalam sehari! Dan itu dengan begitu mudahnya

tercapai?! Dalam seketika ia merasa sangat

menyesal! Sepasang suami-istri yang dia layani tadi, sama sekali tidak membeli satu pun rice cooker yang ia perkenalkan begitu lama, tapi gadis itu dalam sekejap berhasil menjual rice cooker dengan total harga delapan juta!

"Terima kasih sudah datang! Selamat datang kembali!"

Ucap gadis itu dengan gembira pada Fikri.

Fikri mengangguk dan pergi tanpa melihat ke pelayan wanita itu lagi.

Suara tawa dan kegaduhan terdengar di sekitar, seolah mereka mengejek pelayan wanita tersebut karena sudah memandang rendah orang lain. Pelayan wanita itu merasa malu, tapi

Fikri yang tidak peduli dengan semua itu, sudah pergi jauh!

Setibanya di rumah, masih jam tiga sore.

Sebentar lagi Fikri harus menjemput Sisi. Fikri membilas rice cooker dengan air, mendidihkan air, kemudian mengganti rice cooker dengan yang baru.

Setelah itu dia masuk ke dalam ruang untuk melihat bagaimana pertumbuhan pohon ceri dan gaharu harum yang ditanam kemarin.

Begitu melihatnya, Fikri langsung kegirangan!

Dia melihat pohon ceri sudah penuh dengan daun hijau yang segar, di mana bunga-bunga muda yang indah menghiasi

dedaunan, merah muda dan cantik, seolah akan mekar dalam waktu dekat.

Sementara gaharu harum itu tumbuh lebih lambat, tapi Fikri juga mengerti, karena itu memang salah satu pohon paling sulit tumbuh, sekarang bisa memiliki ketebalan seukuran lengan bayi

sudah sangat bagus.

Fikri berpikir sejenak, dan mulai memompa air dari kolam untuk mengairi ladangnya.

Air dari mata air ajaib langsung membasahi ladang, suara air memenuhi ruang. Kalau didengarkan dengan saksama, bisa mendengar suara pohon- pohon kecil mulai tumbuh perlahan! Pohon ceri tumbuh dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, kemudian, bunga-bunga yang tersembunyi di dalamnya perlahan bermekaran! Aroma manis segera menyebar di udara, dan buah-buahan kecil berwarna ungu kehitaman, tumbuh dalam kelompok besar dan bergantungan di ranting pohon!

Bahkan jumlah dan kualitasnya meningkat dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata telanjang!

Ceri ini jauh lebih besar dari yang biasa dan bahkan berukuran seperti buah jeruk kecil!

Selain itu, ranting pohonnya dipenuhi dengan buah ceri yang tergantung dalam satu deretan seperti lampion-lampion ungu kemerahan kecil, membuat orang sangat ingin mencicipinya! Fikri segera memetik satu buah dan

menggigitnya dengan kuat.

Terdengar suara 'krez', cairan berwarna ungu kehitaman mengalir keluar dari celah jarinya, rasanya sangat manis dan penuh dengan air, aroma khas buah ceri menyebar ke seluruh tubuh dan seketika membuat Fikri bergumam, apakah ini rasanya buah ceri?

Sebelumnya Fikri belum pernah memakan buah ceri, baik itu saat musim buah ceri atau di luar musim, dia sama sekali tidak mampu membelinya! Biasanya harganya lebih dari dua ratus ribu per kati, bahkan saat musim buah ceri, harganya setidaknya beberapa puluh ribu per kati, itu setara dengan setengah hari gaji kerjanya!

Uang untuk itu tidak tahu bisa membeli berapa banyak sayuran dan buah lainnya!"

Fikri memuaskan dirinya sendiri dengan memakan dua buah terlebih dahulu, lalu memetik satu karung penuh, setelah itu ia keluar dari ruang miliknya.

Buah ceri berwarna ungu kehitaman itu terlihat lezat dan menggoda, ketika Fikri baru saja meletakkannya di atas meja, pintu rumahnya diketuk.

"Toktoktok ...".

Bab terkait

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 14

    Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 15

    Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 16

    Apakah ini buah ceri?Mereka belum pernah makan ceri seenak ini sebelumnya!Beberapa orang bahkan tidak peduli untuk mencuci tangan, mereka hanya berdiri berkelompok dan mengeluarkansuara kagum berulang kali.Di luar pintu, manajer yang bertanggung jawab sedang melakukan inspeksi toko selama waktu istirahat, ia tak menyangka akan melihat adegan di depannya ini."Kenapa kalian semua tidak menjaga toko? Berkumpul seperti ini, apakah masih mau bekerja?"kemudian sekelompok orang akhirnya menyadari kesalahan mereka dan bergegas untuk bubar."Manajer, apa kabar?!"Beberapa orang berkata sambil tersenyum canggung, manajer itu berjalan masuk dengan ekspresi dingin dan bertanya, "Apa yang kalian semua lakukan di sini? Apakah mengobrol begitu asyik?Lebih penting jaga toko atau mengobrol?Apakah tidak bisa mengatur waktu sendiri?"Beberapa orang yang ditegur menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa, setelah beberapa saat, seorang pemuda tidak bisa menahan diri lagi dan berkata pelan, "Buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 17

    Mendapatkan Produknya Saat ini, di antara antrean panjang,beberapa orang sangat tidak puas dan sedang mengeluh."Buahnya terlalu sedikit, hanya dijual di White Orbin, bagaimana bisa dibeli? Hanya dibatasi tiga ribu potong per hari, dan dengar-dengar persediaannya juga tidak banyak lagi, begitu habis dijual maka tidak akan ada lagi!" "Iya benar! Cucuku selalu mengatakan ingin makan stroberi ini, tidak mau makan buah lain! Ini membuatku sangat kesal!" "Ckck, harga stroberi ini naik terlalu cepat, sekarang sudah empat ratus ribu per kati! Benar-benar tidak mampu membelinya!" Sekelompok orang mengeluh dengan kesal, tapi semuanya masih tetap mengantre dan enggan untuk pergi. "Tuan? Apakah kamu juga ingin membeli stroberi? Kalau begitu kamu harus mengantre dulu!" Pelayan toko memotong pemikiran Fikri. "Tidak perlu." Fikri tersenyum, lalu keluar dari toko buah dan pergi ke toko buah sebelah. "Tuan mau beli apa?" Begitu Fikri masuk, seorang pelayan toko langsung menyambutnya. Tak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 18

    "Ayah! Sisi di sini!"Sisi berteriak ke arah Fikri, kakinya yang pendek terus melompat-lompat di tanah.Kalau bukan karena Bu Lili memberi isyarat agar semua orang tenang, dia mungkin sudah ingin berlari ke arah Fikri!"Apakah Sisi patuh di sekolah?" Fikri berjalan ke pintu masuk taman kanak-kanak, menatap Sisi dan berkata sambil tersenyum.Kepala kecil Sisi mengangguk seperti ayam kecil yang mematuk beras, dia menarik tangan Bu Lili dan berkata dengan manja, "Bu Lili, Bu Lili, apakah Sisi patuh?"Bu Lili tersenyum tak berdaya, mengelus rambut halusnya dan mengangguk, "Tentu saja! Sisi sangat patuh, sangat pintar!"Fikri juga merasa tersentuh.Dia juga tidak tahu siapa ibu dari anak ini, tapi dia yakin bahwa genetiknya bagus.Dia sendiri tidak begitu pandai belajar atau menggambar.Sisi dengan tak sabar melompat ke pelukan Fikri, lalu Fikri menggendongnya.Dia bertanya kepada Bu Lili, "Bu Lili apakah Anda punya kelas khusus gambar yang direkomendasikan untuk Sisi? Dia sangat suka meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 19

    Anak Astaga!Ceri ini besar sekali?!"Ini pasti akan laris!" Polo akhirnya tertarik, ia berbalik danberkata pada asistennya."Ayo kita pulang dan segera buat videonya! Ini adalah materi yang bagus! Di seluruh jaringan orang pertama yangmakan ceri ukuran bola pingpong! Pasti sukses!"Asistennya juga melihat peluang dan segera menandatangani kontrak dengan Fikri, lalu membawa Polo kembali.Fikri diberitahu bahwa dia bisa melihat videonya besok, karena butuh waktu untuk pengambilan gambar danpenyuntingan.Besok sudah paling cepat. Fikri juga tahu bahwa membuat video butuh banyak energi.Dia naik kendaraan roda tiga dan membeli bahan makanan yang kurang di rumah sebelum kembali ke rumah.Ketika membuka pintu, Fikri mendengar suara air yang mengalir. Fikri terkejut.Pada awalnya dia mengira ada pencuri di rumah, tapi setelah melihat bekas air di atas meja teh, dia baru menyadari bahwa itu adalah karya dari ikan koi putih.Fikri tersenyum, menaruh barang belanjaannya, lalu berjalan ke ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11

Bab terbaru

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 49

    Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 48

    Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 47

    Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 46

    Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 45

    Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 44

    Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 43

    Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 42

    Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k

DMCA.com Protection Status