Share

Bab 9

Penulis: Zhar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-09 19:06:44

"Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.

Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya juga

akan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.

Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!

"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"

Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.

Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentang

tingkat kematian pohon.

Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera memanggil karyawannya untuk mencabut bibit pohon.

Fikri menunggu di dalam tenda dan melihat-lihat sejenak. Pandangannya tertuju pada sekelompok pohon muda yang kering dan gugur.

Pohon-pohon itu hanya sepanjang siku dan tampak seperti rumput kalau tidak dilihat dengan saksama. Dibagian akarnya ada tanah kering, daunnya layu dan banyak yang gugur. Fikri berbalik dan bertanya pada pria

paruh baya, "Ini pohon apa?" Pria paruh baya mengira Fikri tertarik pada bibit pohon lainnya, jadi dia mengikuti pandangan Fikri, lalu segera melihat bibit pohon kecil di tanah. Ekspresi wajahnya langsung menjadi sedih. Dia menggelengkan kepala dan mendesah, "Hishh!"

"Bibit pohon ini, sebenarnya bibit yang bagus! Semua bibit ini adalah Gaharu harum dari Provinsi Hatam! Apakah kamu pernah mendengarnya sebelumnya?" Gaharu harum?

Apakah ini adalah Gaharu harum yang merupakan pohon kayu yang digunakan sebagai produk kayu dan daunnya untuk obat tradisional yang sangat berharga itu? Pohon biasa butuh seratus tahun untuk tumbuh besar dengan diameter yang

cukup besar, tapi gaharu harum berbeda. Bahkan setelah seratus tahun, pohon ini hanya tumbuh sebesar pergelangan tangan orang dewasa! Artinya tingkat kepadatan kayu ini sangat tinggi, berat dan mahal!

Sebuah gelang tangan dari gaharu harum biasa di pasaran dijual dengan harga paling murah dimulai dari 10 atau 12 juta, itu juga terbuat dari potongan kayu sisa! Kalau dibuat menjadi furnitur atau yang lainnya dari satu pohon, harganya akan lebih mahal lagi! Harga paling murah dimulai dari

beberapa miliar!

Sebuah pemikiran terlintas dalam pikiran Fikri. Dia tersenyum dan bertanya pada bos, "Kenapa bibit pohon Gaharu harum yang begitu berharga ini dibiarkan begitu saja di tanah?"

"Hishh! Ini memalukan untuk diungkapkan, aku awalnya berharap bisa menanamnya dan menghasilkan banyak

uang! Tapi siapa sangka pohon ini sangat sulit untuk ditanam! Sangat membutuhkan tanah dan suhu yang tepat, setelah satu bulan, tidak ada perubahan sama sekali! Selain itu, aku juga mengeluarkan banyak tenaga dan biaya untuk merawatnya. Lupakan saja, kayu berharga ini, sulit untuk ditanam!"

Fikri merasa tertarik.

Dia tersenyum pada pria paruh baya itu dan berkata, "Bisakah kamu menjual pohon Gaharu harum ini kepadaku?

Aku ingin mencoba menanamnya!" Pria paruh baya itu menatap Fakri dengan sedikit terkejut, "Kamu? Mencoba menanam ini? Kamu bahkan sudah cukup kewalahan menanam bibit pohon ceri ini! Ini adalah sesuatu yang akan sangat merugikan!"

Meskipun pria paruh baya itu ingin menghasilkan uang, tapi dia juga tidak ingin menipu orang. Dia mencoba menasehati Fikri.

Fikri mengangguk tegas dan menunjuk tumpukan bibit Gaharu harum itu, "Tolong bungkuskan untukku, aku juga

ingin menmbelinya."

"Wow! Baiklah, baiklah, pemuda memang pemuda! Aku yakin kamu tidak akan percaya seberapa sulitnya menumbuhkan pohon ini sebelum kamu mencobanya sendiri!"

Pria paruh baya mengambil beberapa kantong plastik dan membungkus bibit Gaharu harum sembarangan, lalu

memberikannya kepada Fikri.

"Aku akan mengambil uangmu untuk bibit ceri ini, dan untuk Gaharu harum ini, sebenarnya aku berencana untuk menjualnya dengan harga grosir, tapi sekarang kalau kamu ingin membelinya, maka aku akan memberikan harga grosir,

enam ribu per batang, bagaimana?" Dibandingkan dengan enam puluh ribu untuk sebatang bibit ceri, harga itu benar-

benar sangat murah! Fikri segera menyetujuinya, kemudian berkeliling di tenda untuk mencari tanaman berharga lainnya, tapi dia tidak menemukan apapun. Akhirnya, dia kembali ke pintu masuk dan menunggu. Sekitar dua jam kemudian, karyawan itu akhirnya sudah selesai mencabut bibit

ceri. Bagian bawah bibit itu masih ada tanah, terlihat sangat segar.

"Melihatmu datang dengan kendaraan roda tiga listrik, aku yakin kamu tidak terlalu jauh dari sini. Setibanya di rumah

segera tanam bibit ini, lalu siram sedikit air, pasti akan hidup! Aku tidak akan menipumu!"

Fikri menaruh bibit pohon itu ke dalam kendaraan tiga rodanya, lalu mengeluarkan ponselnya dan melambai-lambaikan tangan ke pria paruh baya,

"Totalnya sembilan juta, ditambah enam puluh ribu untuk kayu gaharu harum, aku akan membayar melalui e-wallet."

Setelah mendapat notifikasi transfer, Fikri dan pria paruh baya itu pamitan, lalu ia pergi dengan kendaraan tiga rodanya.

Fikri menghitung waktu, setelah membeli sayuran, sudah saatnya menjemput Sisi dari sekolah.

Setelah membeli sayur dan menjemput Sisi, Fikri segera pulang dan memasak. Sisi mengeluarkan bukunya dari tas ransel dan dengan lengan kecil yang gemuk menarik-narik ujung baju Fikri,

"Ayah, hari ini Bu Guru memuji Sisi! Apakah Ayah ada melihat grup orangtua hari ini?"

Fikri terkejut. la berbalik untuk membungkuk dan melihat Sisi, wajahnya dipenuhi dengan rasa bersalah.

"Maaf Sisi, Ayah terlalu sibuk hari ini dan tidak melihat ponsel. Apa kata BuGuru?"

Ekspresi Sisi sedikit kecewa, tapi kemudian dia berlari ke kursi dan membuka tasnya untuk mengambil buku gambarannya. Sisi tersenyum lebar dan berkata kepada Fikri, "Ayah, lihat ini! Ini adalah nilai A++ yang diberikan oleh Bu Lili ke Sisi! Bu Lili bilang gambar Sisi sangat bagus dan mengatakan bahwa aku adalah jenius melukis!" Mata Fikri langsung berbinar-binar mendengar ini.

"Sungguh?!" Dia dengan sangat gembira mengambil

buku gambaran Sisi dan melihat catatan Bu Lili yang ditulis dengan hati-hati di tempat kosong.

"Sisi sangat hebat! Harus terus belajar melukis! Semangat!"

Ini adalah catatan penilaian tertinggi yang diberikan oleh guru. Dan di saat ini juga Fikri agak terlambat menyadari bahwa putrinya sepertinya memang memiliki bakat khusus dalam

melukis?

"Sisi sangat hebat!" Fikri membungkuk dan mencium kepala Sisi!

"Hari ini, Ayah akan membuatkan makanan enak untuk Sisi! Membuat udang tumis dengan kacang panjang, serta

telur dadar dengan tomat. Oke?"

"Yay!"

Sisi melompat-lompat kegirangan, menggoyangkan kepalanya yang kecil dengan lengan kecilnya, kemudian berinjit dan menarik-narik baju Fikri.

"Muachh!" Pada saat Fikri membungkuk, Sisi mencium wajah Fikri dengan kuat!

"Sisi akan selalu mencintai Ayah!" Pengakuan manis dari Sisi selalu menjadi motivasi terbesar untuk Fikri!

Pada saat itu juga Fikri merasa matanya berkaca-kaca.

"Ya, Ayah juga akan selalu menemani Sisi!"

Sampai dia dewasa, sampai ... dia tidak lagi membutuhkan dirinya. Sebelum itu, Fikri akan selalu menjadi perisai terkuatnya! Sisi melompat-lompat dan pergi menonton televisi, sementara Fikri memasak di dapur. Setelah selesai memasak, Fikri melihat ke rice cooker dan tersenyum tak berdaya.

Masih belum matang. Ini adalah rice cooker merek wiyako yang

paling tua yang selalu membutuhkan pengawasan agar nasi tidak meluap dan menyebar kemana-mana. Rice cooker ini sudah sangat lama digunakan, menyaksikan Sisi tumbuh

dewasa bersama Fikri.

Waktu memasak pun bertambah lama, dari yang awalnya setengah jam hingga sekarang hampir satu jam barulah

akhirnya mengeluarkan bunyi "dutdutdut". Sudah waktunya untuk meluangkan waktu untuk memasang AC dan membeli

rice cooker baru, serta membeli pakaian untuk Sisi.

Melihat masih ada waktu, Fikri masuk ke ruang lagi.

Di ruang miliknya, bibit pohon ceri yang dibeli dari kebun bibit tersusun rapi di atas tanah, dan ada sepuluh bibit pohon

Gaharu harum di sampingnya. Dibandingkan dengan bibit pohon ceri yang lebat, daun bibit pohon Gaharu harum sudah menguning dan gugur, benar-benar terlihat buruk.

Fikri bergegas mengambil air dari kolam dan menyiramkannya ke bibit pohon Gaharu harum tersebut.

Kemudian, sebuah adegan mengejutkan terjadi.

Bibit pohon yang tadinya layu dan hampir mati tiba-tiba menmancarkan cahaya samar-samar, kemudian warna

hijau yang indah mulai menjalar dari akarnya dan perlahan-lahan menyebar ke seluruh pohon tersebut! Sepuluh pohon muda yang tadinya sudah mati, tiba-tiba hidup kembali,

benar-benar luar biasa! Fikri sangat senang, ia segera

mengambil alat dan menggali lubang untuk menanam bibit pohon ceri, kemudian menanam sepuluh pohon Gaharu harum di sudut-sudut lainnya.

Setelah selesai menanam, ia mengambil pompa air dan memompa air untuk menyirami tanaman yang ada di

depannya! Dalam sekejap, bibit pohon kecil mulai

tumbuh dengan cepat, seiring dengan semakin banyaknya air yang disiram, pohon-pohon tersebut tumbuh menjadi sebesar pergelangan tangan! Namun, ketika pertumbuhannya melambat, Fikri tahu bahwa ini adalah batas pertumbuhan untuk sekali panen. Seiring dengan waktu pengembangan dan pemanfaatan ruang, Fikri akhirnyabmemahami aturan dan cara

menggunakannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 12

    Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 13

    Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 14

    Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 15

    Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 16

    Apakah ini buah ceri?Mereka belum pernah makan ceri seenak ini sebelumnya!Beberapa orang bahkan tidak peduli untuk mencuci tangan, mereka hanya berdiri berkelompok dan mengeluarkansuara kagum berulang kali.Di luar pintu, manajer yang bertanggung jawab sedang melakukan inspeksi toko selama waktu istirahat, ia tak menyangka akan melihat adegan di depannya ini."Kenapa kalian semua tidak menjaga toko? Berkumpul seperti ini, apakah masih mau bekerja?"kemudian sekelompok orang akhirnya menyadari kesalahan mereka dan bergegas untuk bubar."Manajer, apa kabar?!"Beberapa orang berkata sambil tersenyum canggung, manajer itu berjalan masuk dengan ekspresi dingin dan bertanya, "Apa yang kalian semua lakukan di sini? Apakah mengobrol begitu asyik?Lebih penting jaga toko atau mengobrol?Apakah tidak bisa mengatur waktu sendiri?"Beberapa orang yang ditegur menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa, setelah beberapa saat, seorang pemuda tidak bisa menahan diri lagi dan berkata pelan, "Buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 17

    Mendapatkan Produknya Saat ini, di antara antrean panjang,beberapa orang sangat tidak puas dan sedang mengeluh."Buahnya terlalu sedikit, hanya dijual di White Orbin, bagaimana bisa dibeli? Hanya dibatasi tiga ribu potong per hari, dan dengar-dengar persediaannya juga tidak banyak lagi, begitu habis dijual maka tidak akan ada lagi!" "Iya benar! Cucuku selalu mengatakan ingin makan stroberi ini, tidak mau makan buah lain! Ini membuatku sangat kesal!" "Ckck, harga stroberi ini naik terlalu cepat, sekarang sudah empat ratus ribu per kati! Benar-benar tidak mampu membelinya!" Sekelompok orang mengeluh dengan kesal, tapi semuanya masih tetap mengantre dan enggan untuk pergi. "Tuan? Apakah kamu juga ingin membeli stroberi? Kalau begitu kamu harus mengantre dulu!" Pelayan toko memotong pemikiran Fikri. "Tidak perlu." Fikri tersenyum, lalu keluar dari toko buah dan pergi ke toko buah sebelah. "Tuan mau beli apa?" Begitu Fikri masuk, seorang pelayan toko langsung menyambutnya. Tak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 58

    Hari pameran anggur nasional akhirnya tiba. Gedung pusat pameran di Kota Dakarta dipenuhi lautan manusia—mulai dari petani kecil, perusahaan besar, hingga jurnalis dan pengusaha asing. Semua membawa satu tujuan: mencari anggur terbaik, atau mencari kesempatan emas. Fikri datang lebih awal, membawa beberapa keranjang kecil anggur Sunrose pilihan. Ia mengenakan pakaian sederhana, tidak mencolok, namun aura tenang dan percaya dirinya tetap menarik perhatian. Di satu sisi, para pesaing mulai bergerak. Salah satu di antaranya adalah Raymond, pemilik perusahaan buah besar yang merasa harga buah-buahannya jatuh karena popularitas mendadak Sunrose milik Fikri. Raymond bukan tipe yang bertarung secara adil. Dia membawa tim khusus, menyamar sebagai pembeli dan jurnalis, berniat mengorek rahasia dari Fikri atau bahkan menjebaknya di depan umum. Mereka bahkan telah menyebarkan rumor: bahwa Fikri menggunakan pupuk terlarang atau manipulasi genetik ilegal. Namun, Fikri tetap tenang. Dia hanya fok

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 57

    Setelah insiden paket misterius itu, suasana di rumah Fikri semakin dijaga ketat. Ia memperkuat keamanan dengan memasang kamera tambahan dan memastikan semua pintu serta jendela terkunci rapat. Di luar rumah, ancaman mulai bergerak lebih nyata. Musuh-musuh Fikri tidak hanya mengincarnya secara langsung, tapi juga mulai mengintai Chelsea dan Sisi, anak kecil Fikri, berharap menemukan celah dari sisi terlemahnya. Saat Chelsea dan Sisi bermain di taman, Fikri memperhatikan dari kejauhan, dan ia menyadari ada sosok mencurigakan yang duduk di kafe seberang, pura-pura membaca koran sambil sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Pesaing Fikri ternyata bukan hanya dari dunia bisnis anggur, tetapi juga dari keluarga Chelsea, terutama Venna, yang kini memerintahkan orang-orang bayaran untuk membawa Chelsea kembali dengan segala cara. Malam itu, Fikri membuka pintu menuju ruang ajaib rahasianya. Di dalam, hamparan ladang tersembunyi dengan berbagai pohon ajaib tumbuh subur, termasuk anggur Sun

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 56

    pagi itu, suasana di rumah Fikri mulai terasa... berbeda. Chelsea, yang biasanya ceria ketika bersama Sisi, kini lebih sering melamun. Sisi sendiri, anak kecil yang polos, mulai merasakan keanehan di sekelilingnya. Misalnya, saat dia sedang menggambar di ruang lukis, tiba-tiba lampu kedap-kedip sendiri. Padahal, tidak ada hujan, tidak ada korsleting. Dan lebih aneh lagi, Sisi bersumpah mendengar suara ketukan di jendela, padahal di luar kosong. ** Malam hari, Fikri memasang lebih banyak kamera CCTV dan sensor gerak di sekitar rumah. Dia bahkan memperkuat sistem keamanan pintu dan jendela. Namun, saat Fikri memeriksa rekaman CCTV... dia menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku. Tepat jam 3 dini hari, di pojok kamera paling sudut — ada sosok bayangan hitam berdiri diam, menatap ke arah rumah. Tapi ketika sensor gerak diaktifkan, bayangan itu menghilang secepat kilat, seperti asap yang tertiup angin. "Ini bukan pencuri biasa," gumam Fikri, wajahnya menegang. Dia tahu

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 55

    Malam itu, suasana di rumah Fikri terasa lebih sunyi dari biasanya. Namun di balik keheningan, sesuatu sedang bergerak. Di ruang ajaib rahasia, Fikri berdiri di hadapan sebuah altar kristal. Tangannya perlahan menyentuh permukaan altar, membisikkan mantra ringan. Dari dalam altar, cahaya perlahan muncul, membentuk wujud-wujud mungil: Cermin Peri baru, lebih banyak dan lebih kuat. Vine Guardian — makhluk akar hidup yang bisa melilit musuh dengan cepat. Stone Sprout — semacam golem kecil dari batu, setia dan kuat. Mereka semua adalah bagian dari pertahanan pribadi Fikri, makhluk yang hanya bisa dipanggil dari ruang ajaib ini. ** Sementara itu di luar, orang-orang Tuan Grey mulai bergerak lebih berani. Salah satu agen, seorang pria berjaket hitam, menyelinap ke taman belakang rumah Fikri. Dia membawa alat kecil berbentuk jarum suntik — racun tidur tingkat tinggi. Targetnya bukan Fikri. Targetnya adalah Sisi, si anak kecil yang polos. Mereka berpikir: dengan

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 54

    Langkah Leonard terhenti sejenak di depan pagar rumah Fikri. Meski tampak tenang di permukaan, hawa aneh menyelimuti sekitarnya. Udara berdesir berat, seolah waktu sendiri melambat. Leonard menatap alat canggih di tangannya — senjata pemecah ruang yang diklaim mampu mengusik bahkan kekuatan tersembunyi. Ia mengambil napas panjang, lalu menyalakannya. Dari ujung alat itu muncul kilatan biru, menembakkan gelombang energi yang menggetarkan tanah. Duarrr! Gelombang itu menghantam pagar rumah Fikri, namun bukan pagar biasa yang diserang — melainkan perisai energi tak kasat mata. Seketika, suara dentuman membelah malam, disusul oleh semburan cahaya keemasan yang membungkus seluruh halaman rumah. Leonard terdorong mundur beberapa langkah, terbatuk, kaget. "Apa-apaan ini?" gumamnya. ** Dari dalam, Fikri menatap layar pengamatannya dengan ekspresi dingin. Dia tahu, Leonard bukan musuh sembarangan. Orang ini nekat, licik, dan berani mempertaruhkan segalanya. Tanpa membuang waktu, Fikri

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 53

    Beberapa minggu setelah insiden lucu di rumah Fikri, kabar tentang buah Anggur Sunrose miliknya sudah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Banyak perusahaan besar, bahkan beberapa pengusaha luar negeri, mulai melirik peluang ini. Namun Fikri tetap kukuh dengan sistem lelangnya — hanya menjual ke penawar tertinggi, tanpa membuka rahasia sumber buah-buahnya. ** Sampai pada suatu hari, di sebuah lelang besar yang diadakan di sebuah hotel mewah di pusat kota, seorang pria berjas hitam muncul. Penampilannya rapi, wajahnya tegas, namun sorot matanya licik. Namanya adalah Leonard Hartanto — CEO perusahaan agrikultur raksasa bernama HartaFarm. Leonard bukan pengusaha biasa. Ia dikenal sebagai orang yang tidak segan memakai cara kotor untuk mendapatkan apa yang dia mau. Dan kini, target barunya adalah Fikri. ** Saat lelang dimulai, suasana terasa sedikit berbeda. Fikri, yang biasanya santai, kali ini merasa ada sesuatu yang janggal. Chelsea, yang duduk di sebelahnya, juga merasa

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 52

    Beberapa hari setelah pameran Sejak kabar kemenangan Fikri tersebar ke seluruh negeri, telepon rumahnya tak pernah berhenti berdering. "Halo, Pak Fikri! Kami dari PT Buah Sejahtera, kami ingin kerja sama eksklusif! Harga tidak masalah!" "Pak Fikri, kami dari PT Nusantara Agro, mau beli semua anggur Anda, bahkan mau bayar tunai di muka!" "Pak Fikri! Kami ingin menjadi distributor tunggal buah Anda di seluruh Asia Tenggara! Kami siap membuatkan iklan TV nasional!" Satu per satu, tawaran datang dengan angka-angka menggiurkan. Ada yang menawarkan kontrak miliaran, ada juga yang menawarkan bonus pribadi, bahkan fasilitas vila mewah! ** Namun Fikri tetap tenang. Dia sudah punya rencana matang sejak awal. Malam itu, dia duduk di ruang keluarga bersama Nenek Lina, Chelsea, dan Sisi. Dengan santai, dia mengumumkan: "Aku tidak akan menerima tawaran langsung dari siapa pun." Chelsea kaget, "Lho? Tapi tawaran mereka tinggi semua, Fikri!" Nenek Lina juga mengernyit, "

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 51

    Ruangan itu dipenuhi warna-warni yang hangat dan nyaman. Dindingnya penuh dengan lukisan hasil karya Sisi: bunga, matahari, rumah kecil, dan wajah-wajah tersenyum. Ada juga satu sudut ruangan yang dikhususkan untuk peralatan lukis—cat air, kuas, pensil warna, dan kertas berserakan di atas meja kecil. Sisi duduk bersila di atas karpet berbentuk awan, menggambar sesuatu dengan serius. Melihat Fikri masuk, dia langsung tersenyum lebar, "Ayah, lihat! Ini Bibi Chelsea!" Fikri melangkah mendekat dan melihat gambar itu. Di atas kertas putih, tergambar sosok seorang wanita cantik dengan rambut panjang, memegang tangan seorang gadis kecil yang mirip Sisi. Di atas kepala keduanya ada gambar hati berwarna merah muda. Fikri tersenyum, perasaannya jadi hangat. "Sisi menggambar ini sendiri?" tanyanya lembut. Sisi mengangguk semangat. "Iya! Karena Sisi suka Bibi Chelsea! Ayah juga suka, kan?" Fikri terdiam sejenak, wajahnya sedikit memerah. Dia mengacak-acak rambut Sisi dengan lembut. "Sisi me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status