Share

Bab 3

Penulis: Zhar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-05 15:02:32

Penghasilan Enam Puluh Juta Buah stroberi seukuran kepalan tangan sangatlah langka, ditambah lagi dengan penampilan merah segar yang menggoda, segera menarik perhatian banyak orang!

"Berapa harga stroberi ini per kilo?" Tanya seorang wanita cantik yang memakai kacamata hitam, ia mengibaskan rambut keritingnya yang tebal dan bertanya,"Kelihatannya lumayan enak!"

Fikri langsung tersenyum dan berkata, "Stroberiku ini murni alami tanpa polusi, tahan uji. Jujur saja, harganya agak mahal, seratus dua puluh dua ribu per kilo."

Sebenarnya, seratus dua puluh dua ribu per kilo bagi harga barang di Kota Hokida,

hanya sedikit lebih tinggi dari biasanya. Namun, bagi Fikri yang baru saja mulai menjual stroberi, memilih harga yang tinggi dari awal bukanlah pilihan yang bijak kalau ingin menarik lebih banyak pelanggan.

Wanita itu tertawa dan melambaikan

tangannya, "Baiklah, timbang satu kilogram untukku, kalau enak, aku pasti akan datang lagi!"

"Baiklah!" Fikri mengangguk, menimbang stroberi dan mengemasnya ke dalam kantong.

"Seratus dua puluh enam ribu, Anda bayar seratus dua puluh ribu saja!" Fikri memberikan kantong stroberi ke wanita itu, dia membayar dengan aplikasi pembayaran e-wallet tanpa mengurangi harganya sedikitpun!

"Aku tidak akan membuatmu rugi. Cuaca begitu panas, kamu sudah cukup bekerja keras. Sampai jumpa!" Setelah selesai bicara, dia membawa stroberi dan masuk ke dalam kompleks perumahan. Setelah mendapatkan permulaan yang baik dengan wanita cantik tersebut, banyak warga yang tinggal di sekitar

mulai datang dan berbincang-bincang.

"Hei, Nak, stroberimu besar sekali! Sebanding dengan ukuran tinjuku!"

"Jangan-jangan disuntik obat! Jenis stroberi ini terlihat bagus tapi tidak enak dimakan!"

"Ya, ini terlalu berlebihan, pasti hanya terlihat bagus tapi rasanya tidak enak!"

Fikri langsung tersenyum. Dia mengambil pisau kecil dan

memotong satu stroberi menjadi beberapa bagian, kemudian memberikan beberapa potongan kepada para warga yang mengelilinginya.

"Paman, Bibi, kita semua orang yang berpengalaman, bagaimana rasa stroberi ini, kalian akan tahu setelah

mencobanya!" Para warga mengambil stroberi dengan

tidak terlalu percaya, ketika mereka memasukkan stroberi ke mulut, semuanya membelalakkan mata mereka!

Stroberi apa ini? Lezat sekali!

Asam manis, sangat enak, aroma stroberi yang kental masuk ke organ dalam melalui hidung, rasa lezat di ujung lidah membuat mereka sama sekali tidak bisa berhenti!

"Astaga! Cucuku pasti akan suka, aku mau satu kilo!"

"Aku mau dua kilo setengah! Ini benar- benar sangat enak!"

"Nak, aku juga mau satu kilo setengah!" Orang-orang saling berebut untuk membeli stroberi, menarik perhatian

beberapa pedagang kecil di sekitar.

Mereka hampir selalu menjual buah- buahan berkualitas tinggi yang lebih mahal dari harga pasar, tapi juga lebih segar.

Setelah bertahun-tahun berjualan di sini, mereka memiliki banyak pelanggan tetap dan pelanggan lama.

Namun, tadi, mereka melihat beberapa pelanggan lama mereka pergi membeli

stroberi di sana?

Apakah stroberi itu benar-benar seenak Fikri menjual stroberi dengan cepat, lebih dari seratus kati seketika habis terjual! Meskipun ia sangat ingin mengambil beberapa dari ruangnya dan menjualnya lagi, ia tidak bisa menghilang di depan

orang banyak, bukan? Namun untungnya, Fikri biasanya mengirimkan paket dan ia akrab dengan beberapa kompleks perumahan mewah di lingkup daerah tanggung jawabnya.

Jadi, Fikri mengendarai kendaraan roda tiganya, menemukan sudut yang sepi, memetik dan mengisi stroberi di kendaraannya hingga penuh lagi, lalu bergerak ke empat atau lima kompleks

perumahan lainnya.

Pada jam lima sore, Fikri akhirnya selesai menjual stroberi terakhirnya dan duduk di dalam kendaraan roda tiganya

untuk menghitung pendapatan hari ini. Dia menerima lebih dari empat puluh juta melalui e- wallet dan beberapa belas

juta uang tunai, dengan hanya menjual stroberi hari ini, ia berhasil mendapatkan hampir enam puluh juta! Ini adalah pendapatan yang bisa ia peroleh setelah bekerja keras selama tiga bulan! Dan yang lebih penting, masih ada lebih dari empat ratus kati stroberi di ruangnya!

Jantung Fikri berdebar-debar, ia tiba-tiba menyadari bahwa dirinya mungkin bisa menjadi kaya berkat ruangnya sendiri?

Dia bisa membuat Sisi memiliki kehidupan yang lebih baik!

Fikri mengambil napas dalam-dalam, dan menekan semangat di hatinya, ia pertama-tama menyimpan uangnya dengan hati-hati, lalu pergi ke pasar untuk membeli sedikit sayuran dan daging, kemudian akhirnya naik kendaraan roda tiganya untuk menjemput Sisi pulang sekolah.

Ketika Fikri tiba di depan gerbang TK Skyblue, kebanyakan anak-anak sudah Sisi berdiri di pintu gerbang dengan

tangan digandeng oleh guru.

Ketika dia melihat Fikri datang dari jauh, dia tersenyum bahagia dan menunjukkan dua lesung pipi yang imut.

"Ayah! Sisi di sini!" Dia mengulurkan tangan kecil dan

putihnya, lalu melambaikan tangannya pada Fikri, khawatir ayahnya tidak bisa melihatnya.

Fikri segera memarkir kendaraannya dan memastikan sudah dikunci dengan baik, kemudian berlari ke arah Sisi dengan membawa ponselnya.

"Maafkan Ayah datang terlambat, apakah Sisi sudah menunggu lama?" Fikri menggendong Sisi dan gadis kecil

itu menggelengkan kepalanya dengan keras di bahunya, "Sisi tidak terburu-buru, Ayah pelan sedikit berkendara, Sisi khawatir"

Fikri merasa terharu. Dia berterima kasih pada guru, guru itu

seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya hanya tersenyum dan membelai kepala Sisi dan mengucapkan selamat tinggal.

"Sampai jumpa, Sisi!"

"Sampai jumpa!"

Fikri membawa Sisi naik kendaraan tiga rodanya dan dengan senang hati mengeluarkan stroberi dingin yang baru

saja direndam dalam mata air dari kantong plastik dan memberikannya pada Sisi.

"Wah! Ayah membeli stroberi lagi? Stroberi ini sangat besar! Sisi suka!"

Sisi menggigit satu gigit stroberi itu dan air stroberi menetes dari jari putihnya.

Fikri segera membantunya mengeringkan air tersebut dengan selembar tisu. Namun, wajah bahagia di wajah Sisi

hanya bertahan sebentar dan menghilang begitu saja.

Dia tiba-tiba menunduk dan memeluk stroberi dengan sedih, bulu mata panjangnya bergetar dan tampak kecewa.

"Ada apa, Sisi?"

Fikri bertanya dengan penuh perhatian sambil mengusap kepala Sisi, "Katakan pada Ayah kalau ada sesuatu, Ayah akan

menyelesaikannya!"

"Ayah, hari ini Bu Guru mengatakan bahwa kami akan pergi jalan-jalan ke luar kota besok dan Sisi mengatakan tidak ikut."

Sisi mengerutkan bibirnya, matanya memerah dan suaranya terdengar sangat sedih, "Tapi Sisi mau pergi, Ayah. Sisi juga ingin pergi bersama teman-teman lain dan Bu Lili ke luar kota. Huhuhu ..."

Sisi menangis dengan sangat sedih, Fikri merasa sangat kasihan dan segera memeluknya, ia membelai punggungnya

dan bertanya dengan lembut, "Kenapa Sisi mengatakan pada Bu Guru tidak akan ikut?"

"Karena Ayah dengan susah payah mencari uang, kalau aku pergi, itu akan membutuhkan banyak uang, Ayah tidak akan punya waktu untuk menemaniku."

Sisi berkata dengan suara pelan.

Fikri langsung merasa hatinya sangat sakit! Dia memeluk Sisi dengan erat, lalu mengambil napas dalam-dalam.

"Ayah akan menjaga Sisi dengan baik, juga akan membawamu ke luar kota untuk jalan-jalan, memberimu makanan yang kamu sukai dan akan membelikanmu pakaian baru!"

Fikri berkata dengan serius, "Ayah pasti

akan melakukan apa yang Ayah katakan!"

Mereka pulang ke rumah, Fikri mengambil sekantong stroberi untuk memberikannya kepada Nenek Lina terlebih dahulu, kemudian pulang dan memasak.

Fikri memasak sayuran tumis, kacang polong udang dan juga membuat sup telur rumput laut, semuanya menggunakan air dari ruang.

Sisi makan dengan sangat puas, ia berkata dengan manja kepada Fikri, "Ayah, masakan Ayah semakin enak!" Fikri tertawa, lalu mendesaknya untuk segera mandi dan tidur.

"Tidurlah dengan baik, besok pagi kita pergi jalan-jalan ke luar kota!" Setelah Fikri membawa Sisi untuk tidur, ia pergi ke ruang tamu dan menelepon Bu Lili.

"Halo, apakah ini Bu Lili?" Fikri berkata dengan suara pelan, "Aku

ayah dari Sisi Lincol."

"Iya ini aku, apakah ada yang bisa aku bantu?" tanya Bu Lili dengan sedikit terkejut, sekarang sudah jam setengah sepuluh malam, sudah begitu larut kenapa Fikri menghubunginya?

"Sisi bilang besok TK Skyblue akan mengadakan perjalanan ke luar kota, apakah itu benar? Berapa biayanya, aku akan mentransfer uangnya sekarang." Fikri berkata, "Sisi sangat suka

perjalanan ke luar kota." Bu Lili merasa sedikit terkejut, lalu

berkata dengan serius, "Pak Fikri, Sisi sangat rajin dan patuh, dia juga pandai bernyanyi dan menari, aku sangat

menyukainya, biaya perjalanan ke luar kota sudah aku bayar untuknya, kamu bisa mentransfer uangnya padaku ketika sudah ada uang, tidak masalah." Fikri tidak punya uang, semua guru di taman kanak-kanak tahu tentang itu.

Bagaimanapun, waktu itu Fikri memohon pada TK Skyblue cukup lama sebelum akhirnya TK Skyblue setuju untuk menangguhkan biaya satu semester.

Fikri merasa terharu, lalu bergegas berkata, "Tidak apa-apa, besok aku akan mengantar Sisi ke sana dan kemudian membayar uangnya kepada Anda, aku sekarang punya uang."

Bu LiLi mengira Fikri meminjam uang lagi dan tidak menganggapnya terlalu serius, dia menolak beberapa kali tapi pada akhirnya terpaksa setuju.

Bab terkait

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 4

    "Besok pagi jam delapan, berkumpul di bawah Plaza Mutiara. Taman kanak-kanak akan membawa anak-anak untuk makan,kamu hanya perlu mengantarkan Sisi ke sana!"Fikri mengucapkan "terima kasih", setelah itu menutup telepon.Kemudian, Fikri mandi dan pergi tidur dengan menyetel alarm pada pukul setengah tujuh pagi. Setelah selesai membuat sarapan, dia mengendarai kendaraan roda tiga untuk mengantarkan Sisi ke Plaza Mutiara. Ketika melihat jam, sudah menunjukkan jam 7.50. Sebagian besar orang tua dari taman kanak-kanak sudah berkumpul di sana. Banyak mobil mewah terparkir di area parkir, dari Mercedes-Benz hingga Volkswagen Passat. Oleh karena itu, ketika kendaraan roda tiga Fikri muncul di Plaza Mutiara, banyak orang tua menatapnya dengan tatapan merendahkan. "Bukankah dia adalah orang tua yang berutang biaya sekolah? Bagaimana dia bisa ikut dalam perjalanan ke luar kota kali ini?" "Tidak tahu apa yang dipikirkan taman kanak-kanak, seorang anak dari orang tua seperti ini seharusnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 5

    "Kemarin cucuku setelah pulang sekolah dan makan stroberimu, habis dimakan dia masih minta lagi. Karena aku tidak membeli banyak, hanya beli satu kati, semua dimakan olehnya! Nah, sekarang dia pulang dan berguling-guling mengatakan mau makan lagi!" ujar seorang wanita paruh baya dengan tak berdaya."lya! Suamiku sudah tua, dan pemilih! Kemarin aku memberinya satu biji stroberi yang tersisa, tapi setelah dimakan dia meminta stroberi lagi hari ini! Aku sudah menunggu di sini sepanjang hari!" Seorang nenek berkata dengan mendesah. "Iya benar! Putraku setiap hari lelah bekerja, kemarin setelah makan stroberimu, dia bilang pikirannya menjadi lebih jernih dan nyaman! Dia memintaku untuk membelinya lagi hari ini!" "Orang rumahku juga sama! Aku benar- benar bingung, stroberi ini kenapa bisa begitu enak ya?" Ujar sekelompok orang yang berkumpul dan mendesak Fikri untuk segera menjual stroberi.Fikri juga tidak banyak bicara, ia memasang stan kecil dan meletakkan timbangan di atasnya. "Semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 6

    "Pada batch pertama hanya tersisa ini saja, sekitar seratus kati lebih. Batch kedua akan tiba besok malam sekitar pukul tujuh atau delapan malam, sekitar 11-12 ribu kati.Bagaimana?" tanya Fikridengan buka-bukaan. Jefri sedikit terkejut, tapi kemudian tertawa dan bergegas mengangguk,"Baiklah, berapa pun yang kamu punya, aku ambil semua! Ini nomor kontakku, hubungi aku besok saat stroberimu sudahtiba!" Fikri mengangguk dan Jefri memanggil pikapnya yang penuh dengan kotak khusus untuk buah-buahan.Di dalam kotak itu terdapat kantong es dan kertas penyerap kelembaban yang rapi. Jefri memerintahkan karyawannya untuk segera menimbang stroberi dari kendaraan roda tiga Fikri, lalu membungkusnya satu per satu dan menaruhnya ke dalam pikap.Setelah itu, dia mentransfer uang sebesar sebelas juta dua ratus ribu ke rekening Fikri. Mereka mengkonfirmasi kembali waktu pengiriman untuk besok, kemudian Jefri akhirnya pergi dengan tenang. Fikri melihat kendaraan roda tiganya yang kini kosong, dan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 7

    Eh!"Satu kati lebih!""Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannyakepada pria paruh baya itu.Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?""Sisi mau makan telur dadar tomat!""Ada lagi?""Sisi mau makan udang!""Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?""Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambarrumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30

Bab terbaru

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 49

    Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 48

    Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 47

    Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 46

    Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 45

    Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 44

    Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 43

    Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 42

    Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k

DMCA.com Protection Status