Share

Bab 3

Author: Zhar
last update Last Updated: 2024-09-05 15:02:32

Penghasilan Enam Puluh Juta Buah stroberi seukuran kepalan tangan sangatlah langka, ditambah lagi dengan penampilan merah segar yang menggoda, segera menarik perhatian banyak orang!

"Berapa harga stroberi ini per kilo?" Tanya seorang wanita cantik yang memakai kacamata hitam, ia mengibaskan rambut keritingnya yang tebal dan bertanya,"Kelihatannya lumayan enak!"

Fikri langsung tersenyum dan berkata, "Stroberiku ini murni alami tanpa polusi, tahan uji. Jujur saja, harganya agak mahal, seratus dua puluh dua ribu per kilo."

Sebenarnya, seratus dua puluh dua ribu per kilo bagi harga barang di Kota Hokida,

hanya sedikit lebih tinggi dari biasanya. Namun, bagi Fikri yang baru saja mulai menjual stroberi, memilih harga yang tinggi dari awal bukanlah pilihan yang bijak kalau ingin menarik lebih banyak pelanggan.

Wanita itu tertawa dan melambaikan

tangannya, "Baiklah, timbang satu kilogram untukku, kalau enak, aku pasti akan datang lagi!"

"Baiklah!" Fikri mengangguk, menimbang stroberi dan mengemasnya ke dalam kantong.

"Seratus dua puluh enam ribu, Anda bayar seratus dua puluh ribu saja!" Fikri memberikan kantong stroberi ke wanita itu, dia membayar dengan aplikasi pembayaran e-wallet tanpa mengurangi harganya sedikitpun!

"Aku tidak akan membuatmu rugi. Cuaca begitu panas, kamu sudah cukup bekerja keras. Sampai jumpa!" Setelah selesai bicara, dia membawa stroberi dan masuk ke dalam kompleks perumahan. Setelah mendapatkan permulaan yang baik dengan wanita cantik tersebut, banyak warga yang tinggal di sekitar

mulai datang dan berbincang-bincang.

"Hei, Nak, stroberimu besar sekali! Sebanding dengan ukuran tinjuku!"

"Jangan-jangan disuntik obat! Jenis stroberi ini terlihat bagus tapi tidak enak dimakan!"

"Ya, ini terlalu berlebihan, pasti hanya terlihat bagus tapi rasanya tidak enak!"

Fikri langsung tersenyum. Dia mengambil pisau kecil dan

memotong satu stroberi menjadi beberapa bagian, kemudian memberikan beberapa potongan kepada para warga yang mengelilinginya.

"Paman, Bibi, kita semua orang yang berpengalaman, bagaimana rasa stroberi ini, kalian akan tahu setelah

mencobanya!" Para warga mengambil stroberi dengan

tidak terlalu percaya, ketika mereka memasukkan stroberi ke mulut, semuanya membelalakkan mata mereka!

Stroberi apa ini? Lezat sekali!

Asam manis, sangat enak, aroma stroberi yang kental masuk ke organ dalam melalui hidung, rasa lezat di ujung lidah membuat mereka sama sekali tidak bisa berhenti!

"Astaga! Cucuku pasti akan suka, aku mau satu kilo!"

"Aku mau dua kilo setengah! Ini benar- benar sangat enak!"

"Nak, aku juga mau satu kilo setengah!" Orang-orang saling berebut untuk membeli stroberi, menarik perhatian

beberapa pedagang kecil di sekitar.

Mereka hampir selalu menjual buah- buahan berkualitas tinggi yang lebih mahal dari harga pasar, tapi juga lebih segar.

Setelah bertahun-tahun berjualan di sini, mereka memiliki banyak pelanggan tetap dan pelanggan lama.

Namun, tadi, mereka melihat beberapa pelanggan lama mereka pergi membeli

stroberi di sana?

Apakah stroberi itu benar-benar seenak Fikri menjual stroberi dengan cepat, lebih dari seratus kati seketika habis terjual! Meskipun ia sangat ingin mengambil beberapa dari ruangnya dan menjualnya lagi, ia tidak bisa menghilang di depan

orang banyak, bukan? Namun untungnya, Fikri biasanya mengirimkan paket dan ia akrab dengan beberapa kompleks perumahan mewah di lingkup daerah tanggung jawabnya.

Jadi, Fikri mengendarai kendaraan roda tiganya, menemukan sudut yang sepi, memetik dan mengisi stroberi di kendaraannya hingga penuh lagi, lalu bergerak ke empat atau lima kompleks

perumahan lainnya.

Pada jam lima sore, Fikri akhirnya selesai menjual stroberi terakhirnya dan duduk di dalam kendaraan roda tiganya

untuk menghitung pendapatan hari ini. Dia menerima lebih dari empat puluh juta melalui e- wallet dan beberapa belas

juta uang tunai, dengan hanya menjual stroberi hari ini, ia berhasil mendapatkan hampir enam puluh juta! Ini adalah pendapatan yang bisa ia peroleh setelah bekerja keras selama tiga bulan! Dan yang lebih penting, masih ada lebih dari empat ratus kati stroberi di ruangnya!

Jantung Fikri berdebar-debar, ia tiba-tiba menyadari bahwa dirinya mungkin bisa menjadi kaya berkat ruangnya sendiri?

Dia bisa membuat Sisi memiliki kehidupan yang lebih baik!

Fikri mengambil napas dalam-dalam, dan menekan semangat di hatinya, ia pertama-tama menyimpan uangnya dengan hati-hati, lalu pergi ke pasar untuk membeli sedikit sayuran dan daging, kemudian akhirnya naik kendaraan roda tiganya untuk menjemput Sisi pulang sekolah.

Ketika Fikri tiba di depan gerbang TK Skyblue, kebanyakan anak-anak sudah Sisi berdiri di pintu gerbang dengan

tangan digandeng oleh guru.

Ketika dia melihat Fikri datang dari jauh, dia tersenyum bahagia dan menunjukkan dua lesung pipi yang imut.

"Ayah! Sisi di sini!" Dia mengulurkan tangan kecil dan

putihnya, lalu melambaikan tangannya pada Fikri, khawatir ayahnya tidak bisa melihatnya.

Fikri segera memarkir kendaraannya dan memastikan sudah dikunci dengan baik, kemudian berlari ke arah Sisi dengan membawa ponselnya.

"Maafkan Ayah datang terlambat, apakah Sisi sudah menunggu lama?" Fikri menggendong Sisi dan gadis kecil

itu menggelengkan kepalanya dengan keras di bahunya, "Sisi tidak terburu-buru, Ayah pelan sedikit berkendara, Sisi khawatir"

Fikri merasa terharu. Dia berterima kasih pada guru, guru itu

seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya hanya tersenyum dan membelai kepala Sisi dan mengucapkan selamat tinggal.

"Sampai jumpa, Sisi!"

"Sampai jumpa!"

Fikri membawa Sisi naik kendaraan tiga rodanya dan dengan senang hati mengeluarkan stroberi dingin yang baru

saja direndam dalam mata air dari kantong plastik dan memberikannya pada Sisi.

"Wah! Ayah membeli stroberi lagi? Stroberi ini sangat besar! Sisi suka!"

Sisi menggigit satu gigit stroberi itu dan air stroberi menetes dari jari putihnya.

Fikri segera membantunya mengeringkan air tersebut dengan selembar tisu. Namun, wajah bahagia di wajah Sisi

hanya bertahan sebentar dan menghilang begitu saja.

Dia tiba-tiba menunduk dan memeluk stroberi dengan sedih, bulu mata panjangnya bergetar dan tampak kecewa.

"Ada apa, Sisi?"

Fikri bertanya dengan penuh perhatian sambil mengusap kepala Sisi, "Katakan pada Ayah kalau ada sesuatu, Ayah akan

menyelesaikannya!"

"Ayah, hari ini Bu Guru mengatakan bahwa kami akan pergi jalan-jalan ke luar kota besok dan Sisi mengatakan tidak ikut."

Sisi mengerutkan bibirnya, matanya memerah dan suaranya terdengar sangat sedih, "Tapi Sisi mau pergi, Ayah. Sisi juga ingin pergi bersama teman-teman lain dan Bu Lili ke luar kota. Huhuhu ..."

Sisi menangis dengan sangat sedih, Fikri merasa sangat kasihan dan segera memeluknya, ia membelai punggungnya

dan bertanya dengan lembut, "Kenapa Sisi mengatakan pada Bu Guru tidak akan ikut?"

"Karena Ayah dengan susah payah mencari uang, kalau aku pergi, itu akan membutuhkan banyak uang, Ayah tidak akan punya waktu untuk menemaniku."

Sisi berkata dengan suara pelan.

Fikri langsung merasa hatinya sangat sakit! Dia memeluk Sisi dengan erat, lalu mengambil napas dalam-dalam.

"Ayah akan menjaga Sisi dengan baik, juga akan membawamu ke luar kota untuk jalan-jalan, memberimu makanan yang kamu sukai dan akan membelikanmu pakaian baru!"

Fikri berkata dengan serius, "Ayah pasti

akan melakukan apa yang Ayah katakan!"

Mereka pulang ke rumah, Fikri mengambil sekantong stroberi untuk memberikannya kepada Nenek Lina terlebih dahulu, kemudian pulang dan memasak.

Fikri memasak sayuran tumis, kacang polong udang dan juga membuat sup telur rumput laut, semuanya menggunakan air dari ruang.

Sisi makan dengan sangat puas, ia berkata dengan manja kepada Fikri, "Ayah, masakan Ayah semakin enak!" Fikri tertawa, lalu mendesaknya untuk segera mandi dan tidur.

"Tidurlah dengan baik, besok pagi kita pergi jalan-jalan ke luar kota!" Setelah Fikri membawa Sisi untuk tidur, ia pergi ke ruang tamu dan menelepon Bu Lili.

"Halo, apakah ini Bu Lili?" Fikri berkata dengan suara pelan, "Aku

ayah dari Sisi Lincol."

"Iya ini aku, apakah ada yang bisa aku bantu?" tanya Bu Lili dengan sedikit terkejut, sekarang sudah jam setengah sepuluh malam, sudah begitu larut kenapa Fikri menghubunginya?

"Sisi bilang besok TK Skyblue akan mengadakan perjalanan ke luar kota, apakah itu benar? Berapa biayanya, aku akan mentransfer uangnya sekarang." Fikri berkata, "Sisi sangat suka

perjalanan ke luar kota." Bu Lili merasa sedikit terkejut, lalu

berkata dengan serius, "Pak Fikri, Sisi sangat rajin dan patuh, dia juga pandai bernyanyi dan menari, aku sangat

menyukainya, biaya perjalanan ke luar kota sudah aku bayar untuknya, kamu bisa mentransfer uangnya padaku ketika sudah ada uang, tidak masalah." Fikri tidak punya uang, semua guru di taman kanak-kanak tahu tentang itu.

Bagaimanapun, waktu itu Fikri memohon pada TK Skyblue cukup lama sebelum akhirnya TK Skyblue setuju untuk menangguhkan biaya satu semester.

Fikri merasa terharu, lalu bergegas berkata, "Tidak apa-apa, besok aku akan mengantar Sisi ke sana dan kemudian membayar uangnya kepada Anda, aku sekarang punya uang."

Bu LiLi mengira Fikri meminjam uang lagi dan tidak menganggapnya terlalu serius, dia menolak beberapa kali tapi pada akhirnya terpaksa setuju.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 4

    "Besok pagi jam delapan, berkumpul di bawah Plaza Mutiara. Taman kanak-kanak akan membawa anak-anak untuk makan,kamu hanya perlu mengantarkan Sisi ke sana!"Fikri mengucapkan "terima kasih", setelah itu menutup telepon.Kemudian, Fikri mandi dan pergi tidur dengan menyetel alarm pada pukul setengah tujuh pagi. Setelah selesai membuat sarapan, dia mengendarai kendaraan roda tiga untuk mengantarkan Sisi ke Plaza Mutiara. Ketika melihat jam, sudah menunjukkan jam 7.50. Sebagian besar orang tua dari taman kanak-kanak sudah berkumpul di sana. Banyak mobil mewah terparkir di area parkir, dari Mercedes-Benz hingga Volkswagen Passat. Oleh karena itu, ketika kendaraan roda tiga Fikri muncul di Plaza Mutiara, banyak orang tua menatapnya dengan tatapan merendahkan. "Bukankah dia adalah orang tua yang berutang biaya sekolah? Bagaimana dia bisa ikut dalam perjalanan ke luar kota kali ini?" "Tidak tahu apa yang dipikirkan taman kanak-kanak, seorang anak dari orang tua seperti ini seharusnya

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 5

    "Kemarin cucuku setelah pulang sekolah dan makan stroberimu, habis dimakan dia masih minta lagi. Karena aku tidak membeli banyak, hanya beli satu kati, semua dimakan olehnya! Nah, sekarang dia pulang dan berguling-guling mengatakan mau makan lagi!" ujar seorang wanita paruh baya dengan tak berdaya."lya! Suamiku sudah tua, dan pemilih! Kemarin aku memberinya satu biji stroberi yang tersisa, tapi setelah dimakan dia meminta stroberi lagi hari ini! Aku sudah menunggu di sini sepanjang hari!" Seorang nenek berkata dengan mendesah. "Iya benar! Putraku setiap hari lelah bekerja, kemarin setelah makan stroberimu, dia bilang pikirannya menjadi lebih jernih dan nyaman! Dia memintaku untuk membelinya lagi hari ini!" "Orang rumahku juga sama! Aku benar- benar bingung, stroberi ini kenapa bisa begitu enak ya?" Ujar sekelompok orang yang berkumpul dan mendesak Fikri untuk segera menjual stroberi.Fikri juga tidak banyak bicara, ia memasang stan kecil dan meletakkan timbangan di atasnya. "Semu

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 6

    "Pada batch pertama hanya tersisa ini saja, sekitar seratus kati lebih. Batch kedua akan tiba besok malam sekitar pukul tujuh atau delapan malam, sekitar 11-12 ribu kati.Bagaimana?" tanya Fikridengan buka-bukaan. Jefri sedikit terkejut, tapi kemudian tertawa dan bergegas mengangguk,"Baiklah, berapa pun yang kamu punya, aku ambil semua! Ini nomor kontakku, hubungi aku besok saat stroberimu sudahtiba!" Fikri mengangguk dan Jefri memanggil pikapnya yang penuh dengan kotak khusus untuk buah-buahan.Di dalam kotak itu terdapat kantong es dan kertas penyerap kelembaban yang rapi. Jefri memerintahkan karyawannya untuk segera menimbang stroberi dari kendaraan roda tiga Fikri, lalu membungkusnya satu per satu dan menaruhnya ke dalam pikap.Setelah itu, dia mentransfer uang sebesar sebelas juta dua ratus ribu ke rekening Fikri. Mereka mengkonfirmasi kembali waktu pengiriman untuk besok, kemudian Jefri akhirnya pergi dengan tenang. Fikri melihat kendaraan roda tiganya yang kini kosong, dan me

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 7

    Eh!"Satu kati lebih!""Kita semua sama-sama orang tua murid, lebih 50 gram ini anggap aku hadiahkan untukmu." Kata Fikri sambil memasukkan stroberi ke dalam kantong dan memberikannyakepada pria paruh baya itu.Raut wajah pria paruh baya itu berubah-ubah. Dia meraih kantong itu dengan kesal, lalu mengangkat Yopi dan pergi. Suara caci maki terdengar sepanjang jalan, Fikri memutar kunci kendaraan tiga rodanya, lalu tersenyum pada Sisi, "Ayo, kita pergi beli bahan makanan! Hari ini Sisi mau makan apa?""Sisi mau makan telur dadar tomat!""Ada lagi?""Sisi mau makan udang!""Baiklah! Ayah akan membelikan semuanya!" Setelah selesai membeli sayuran, saat mereka pulang sudah jam enam malam.Fikri menyiapkan bangku kecil untuk Sisi duduk, lalu memberikan tas padanya,"Bu Guru bilang Sisi ada pekerjaan rumah, benar tidak?""Ya!" Jawab Sisi sambil mengangguk dan tersenyum, "Hari ini kami pergi piknik dan Bu Guru meminta kami menggambarrumah! Rumah itu sangat indah!" Fikri mengelus kepala Sisi

    Last Updated : 2024-09-05
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 8

    Pasar Berehun. Pukul sembilan. Fikri mengemudikan mobil pickup mestibisa dengan plat kuning dan berhenti di tempat parkir. Ini adalah jam paling sibuk di pasar, orang-orang kesana kemari, dan lalu lintas kendaraan sangat padat. Namun Fikri segera melihat Jefri yang menunggunya di suatu tempat yang kosong. "Sudah datang!" Jefri menyeringai, ia menjabat tangan Fikri terlebih dahulu, lalu buru-buru pergi untuk melihat stroberi. Stroberi dikemas dalam kotak busa yang besar dan sangat segar. Ada embun di atasnya, sangat jelas baru saja dipetik! Melihat ini, Jefri semakin bersemangat. Sambil menggosok tangan, ia berkata kepada Fikri, "Bung, jadi begini, kita semua bekerja untuk orang lain. Aku harus membiarkan pekerja memilih stroberi yang baik, menimbangnya dan baru bisa memberimu uang. Bagaimanapun, ada beberapa yang kualitasnya kurang bagus. Aku harap kamu bisa memahaminya." Fikri dulunya juga pernah menjadi kurir, jadi dia tahu betul bahwa kalau terjadi kesalahan, harus bertang

    Last Updated : 2024-09-07
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 9

    "Bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun mungkin lebih murah, tapi tingkat kematian akan lebih tinggi.Sedangkan bibit yang dibudidayakan selama lima tahun, tingkat kematian akan sangat rendah. Tentu saja, harganya jugaakan sedikit lebih mahal!" Pria paruh baya itu menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan tersebut, tentu saja hati Fikri lebih memilih untuk membeli bibit pohon yang dibudidayakan selama tiga tahun! Perbedaan harganya terlalu jauh!"Ambilkan aku yang tiga tahun saja!" Kata Fikri kepada pria paruh baya, "Bungkus dengan baik dan ambilkan sedikit tanahnya, karena aku harus membawanya pulang!"Pria paruh baya itu masih tidak menyerah dan terus bertanya, "Kamu yakin tidak mau yang lima tahun? Tingkat kematiannya benar-benar rendah!" Fikri menggelengkan kepalanya.Fikri memiliki tanah dan mata air ajaib di dalam ruang miliknya, sehingga dia sama sekali tidak perlu khawatir tentangtingkat kematian pohon.Melihat tekad Fikri sudah bulat, pria paruh baya itu segera me

    Last Updated : 2024-09-09
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 10

    Setengah Jam Pertama, buah-buahan yang ditanam di dalam ruang ini, baik ukuran maupun rasa, jauh lebih baik daripada buah-buahan biasa di luar. Kedua, ruang ini memiliki fungsi percepatan. Kecepatan waktu sekitar empat puluh kali lipat. Namun, tadi Fikri menemukan bahwa setelah menyirami tanaman dengan mata air ajaib, air itu juga bisa mempercepat kematangan buah-buahan dan sayuran! Ini sungguh merupakan penemuan besar yang mengejutkan! Setelah melihat pohon-pohon tidak tumbuh lagi, Fikri segera keluar dari ruangnya. Ternyata benar, diluar hanya beberapa menit berlalu. Nasi akhirnya sudah matang. Fikri sudah tidak sabar lagi, kalau harus menunggu lebih lanma lagi, makanan sudah akan dingin! "Sisi, sudah waktunya untuk makan!" Fikri keluar dari dapur dan memanggil Sisi yang masih menonton televisi di ruang tamu, "Cuci tanganmu, Ayah akan mengambilkan nasi untukmu!" "Baiklah!" Sisi menjawab dengan patuh dan melompat dari sofa, lalu pergi untuk mencuci tangannya. Fikri menyaji

    Last Updated : 2024-09-16
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 11

    Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 58

    Hari pameran anggur nasional akhirnya tiba. Gedung pusat pameran di Kota Dakarta dipenuhi lautan manusia—mulai dari petani kecil, perusahaan besar, hingga jurnalis dan pengusaha asing. Semua membawa satu tujuan: mencari anggur terbaik, atau mencari kesempatan emas. Fikri datang lebih awal, membawa beberapa keranjang kecil anggur Sunrose pilihan. Ia mengenakan pakaian sederhana, tidak mencolok, namun aura tenang dan percaya dirinya tetap menarik perhatian. Di satu sisi, para pesaing mulai bergerak. Salah satu di antaranya adalah Raymond, pemilik perusahaan buah besar yang merasa harga buah-buahannya jatuh karena popularitas mendadak Sunrose milik Fikri. Raymond bukan tipe yang bertarung secara adil. Dia membawa tim khusus, menyamar sebagai pembeli dan jurnalis, berniat mengorek rahasia dari Fikri atau bahkan menjebaknya di depan umum. Mereka bahkan telah menyebarkan rumor: bahwa Fikri menggunakan pupuk terlarang atau manipulasi genetik ilegal. Namun, Fikri tetap tenang. Dia hanya fok

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 57

    Setelah insiden paket misterius itu, suasana di rumah Fikri semakin dijaga ketat. Ia memperkuat keamanan dengan memasang kamera tambahan dan memastikan semua pintu serta jendela terkunci rapat. Di luar rumah, ancaman mulai bergerak lebih nyata. Musuh-musuh Fikri tidak hanya mengincarnya secara langsung, tapi juga mulai mengintai Chelsea dan Sisi, anak kecil Fikri, berharap menemukan celah dari sisi terlemahnya. Saat Chelsea dan Sisi bermain di taman, Fikri memperhatikan dari kejauhan, dan ia menyadari ada sosok mencurigakan yang duduk di kafe seberang, pura-pura membaca koran sambil sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Pesaing Fikri ternyata bukan hanya dari dunia bisnis anggur, tetapi juga dari keluarga Chelsea, terutama Venna, yang kini memerintahkan orang-orang bayaran untuk membawa Chelsea kembali dengan segala cara. Malam itu, Fikri membuka pintu menuju ruang ajaib rahasianya. Di dalam, hamparan ladang tersembunyi dengan berbagai pohon ajaib tumbuh subur, termasuk anggur Sun

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 56

    pagi itu, suasana di rumah Fikri mulai terasa... berbeda. Chelsea, yang biasanya ceria ketika bersama Sisi, kini lebih sering melamun. Sisi sendiri, anak kecil yang polos, mulai merasakan keanehan di sekelilingnya. Misalnya, saat dia sedang menggambar di ruang lukis, tiba-tiba lampu kedap-kedip sendiri. Padahal, tidak ada hujan, tidak ada korsleting. Dan lebih aneh lagi, Sisi bersumpah mendengar suara ketukan di jendela, padahal di luar kosong. ** Malam hari, Fikri memasang lebih banyak kamera CCTV dan sensor gerak di sekitar rumah. Dia bahkan memperkuat sistem keamanan pintu dan jendela. Namun, saat Fikri memeriksa rekaman CCTV... dia menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku. Tepat jam 3 dini hari, di pojok kamera paling sudut — ada sosok bayangan hitam berdiri diam, menatap ke arah rumah. Tapi ketika sensor gerak diaktifkan, bayangan itu menghilang secepat kilat, seperti asap yang tertiup angin. "Ini bukan pencuri biasa," gumam Fikri, wajahnya menegang. Dia tahu

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 55

    Malam itu, suasana di rumah Fikri terasa lebih sunyi dari biasanya. Namun di balik keheningan, sesuatu sedang bergerak. Di ruang ajaib rahasia, Fikri berdiri di hadapan sebuah altar kristal. Tangannya perlahan menyentuh permukaan altar, membisikkan mantra ringan. Dari dalam altar, cahaya perlahan muncul, membentuk wujud-wujud mungil: Cermin Peri baru, lebih banyak dan lebih kuat. Vine Guardian — makhluk akar hidup yang bisa melilit musuh dengan cepat. Stone Sprout — semacam golem kecil dari batu, setia dan kuat. Mereka semua adalah bagian dari pertahanan pribadi Fikri, makhluk yang hanya bisa dipanggil dari ruang ajaib ini. ** Sementara itu di luar, orang-orang Tuan Grey mulai bergerak lebih berani. Salah satu agen, seorang pria berjaket hitam, menyelinap ke taman belakang rumah Fikri. Dia membawa alat kecil berbentuk jarum suntik — racun tidur tingkat tinggi. Targetnya bukan Fikri. Targetnya adalah Sisi, si anak kecil yang polos. Mereka berpikir: dengan

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 54

    Langkah Leonard terhenti sejenak di depan pagar rumah Fikri. Meski tampak tenang di permukaan, hawa aneh menyelimuti sekitarnya. Udara berdesir berat, seolah waktu sendiri melambat. Leonard menatap alat canggih di tangannya — senjata pemecah ruang yang diklaim mampu mengusik bahkan kekuatan tersembunyi. Ia mengambil napas panjang, lalu menyalakannya. Dari ujung alat itu muncul kilatan biru, menembakkan gelombang energi yang menggetarkan tanah. Duarrr! Gelombang itu menghantam pagar rumah Fikri, namun bukan pagar biasa yang diserang — melainkan perisai energi tak kasat mata. Seketika, suara dentuman membelah malam, disusul oleh semburan cahaya keemasan yang membungkus seluruh halaman rumah. Leonard terdorong mundur beberapa langkah, terbatuk, kaget. "Apa-apaan ini?" gumamnya. ** Dari dalam, Fikri menatap layar pengamatannya dengan ekspresi dingin. Dia tahu, Leonard bukan musuh sembarangan. Orang ini nekat, licik, dan berani mempertaruhkan segalanya. Tanpa membuang waktu, Fikri

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 53

    Beberapa minggu setelah insiden lucu di rumah Fikri, kabar tentang buah Anggur Sunrose miliknya sudah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Banyak perusahaan besar, bahkan beberapa pengusaha luar negeri, mulai melirik peluang ini. Namun Fikri tetap kukuh dengan sistem lelangnya — hanya menjual ke penawar tertinggi, tanpa membuka rahasia sumber buah-buahnya. ** Sampai pada suatu hari, di sebuah lelang besar yang diadakan di sebuah hotel mewah di pusat kota, seorang pria berjas hitam muncul. Penampilannya rapi, wajahnya tegas, namun sorot matanya licik. Namanya adalah Leonard Hartanto — CEO perusahaan agrikultur raksasa bernama HartaFarm. Leonard bukan pengusaha biasa. Ia dikenal sebagai orang yang tidak segan memakai cara kotor untuk mendapatkan apa yang dia mau. Dan kini, target barunya adalah Fikri. ** Saat lelang dimulai, suasana terasa sedikit berbeda. Fikri, yang biasanya santai, kali ini merasa ada sesuatu yang janggal. Chelsea, yang duduk di sebelahnya, juga merasa

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 52

    Beberapa hari setelah pameran Sejak kabar kemenangan Fikri tersebar ke seluruh negeri, telepon rumahnya tak pernah berhenti berdering. "Halo, Pak Fikri! Kami dari PT Buah Sejahtera, kami ingin kerja sama eksklusif! Harga tidak masalah!" "Pak Fikri, kami dari PT Nusantara Agro, mau beli semua anggur Anda, bahkan mau bayar tunai di muka!" "Pak Fikri! Kami ingin menjadi distributor tunggal buah Anda di seluruh Asia Tenggara! Kami siap membuatkan iklan TV nasional!" Satu per satu, tawaran datang dengan angka-angka menggiurkan. Ada yang menawarkan kontrak miliaran, ada juga yang menawarkan bonus pribadi, bahkan fasilitas vila mewah! ** Namun Fikri tetap tenang. Dia sudah punya rencana matang sejak awal. Malam itu, dia duduk di ruang keluarga bersama Nenek Lina, Chelsea, dan Sisi. Dengan santai, dia mengumumkan: "Aku tidak akan menerima tawaran langsung dari siapa pun." Chelsea kaget, "Lho? Tapi tawaran mereka tinggi semua, Fikri!" Nenek Lina juga mengernyit, "

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 51

    Ruangan itu dipenuhi warna-warni yang hangat dan nyaman. Dindingnya penuh dengan lukisan hasil karya Sisi: bunga, matahari, rumah kecil, dan wajah-wajah tersenyum. Ada juga satu sudut ruangan yang dikhususkan untuk peralatan lukis—cat air, kuas, pensil warna, dan kertas berserakan di atas meja kecil. Sisi duduk bersila di atas karpet berbentuk awan, menggambar sesuatu dengan serius. Melihat Fikri masuk, dia langsung tersenyum lebar, "Ayah, lihat! Ini Bibi Chelsea!" Fikri melangkah mendekat dan melihat gambar itu. Di atas kertas putih, tergambar sosok seorang wanita cantik dengan rambut panjang, memegang tangan seorang gadis kecil yang mirip Sisi. Di atas kepala keduanya ada gambar hati berwarna merah muda. Fikri tersenyum, perasaannya jadi hangat. "Sisi menggambar ini sendiri?" tanyanya lembut. Sisi mengangguk semangat. "Iya! Karena Sisi suka Bibi Chelsea! Ayah juga suka, kan?" Fikri terdiam sejenak, wajahnya sedikit memerah. Dia mengacak-acak rambut Sisi dengan lembut. "Sisi me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status