Share

Bab 207 Alone 2

Livia berdebar-debar takut dan netranya pun berembun. Sekarang susah untuk menelan saliva, seperti ada yang menyekat tenggorokan. Livia merasa malu dan bersalah. Setiap kali ayahnya menemuinya di ruang kerja, sang ayah tidak pernah menutup pintu dengan rapat. Dari celah itulah, tentunya Alan mendengar percakapan dan tangisnya.

"Mas, aku nggak ada perasaan apapun selain empati dengan nasib Bre." Suara Livia bergetar. "Dia menjadi korban keegoisan mamanya, sedangkan dirinya juga tidak bisa mengendalikan diri makanya sakit akhibat merokok. Aku ...."

"Nggak perlu dijelaskan, Sayang. Mas paham perasaanmu. Kalau pun masih ada sisa rasa karena kalian pernah hidup bersama, mas juga ngerti."

"Bukan seperti itu, Mas. Sekarang hidup dan matiku, jiwa dan ragaku hanya untuk mas dan anak-anak. Jangan salah pengertian."

"Mas sangat mengerti, Livi. Sebaiknya kita nggak usah lagi membahas tentang hal ini. Mas percaya sama kamu. Mas dan Bre sudah bicara baik-baik, tetap membuka peluang supaya kita bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
wkwkwkwkk, iya
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
kirain Sonya bakal tepeĀ² nih pas ketemu Alan... ternyata Sonya aja yg kenal, Alan gk.. malu kali dia klo sok akrab..
goodnovel comment avatar
Lis Susanawati
uhuy šŸ«£šŸ«£šŸ«£šŸ«£
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status