Home / Historical / Queen of Heart - Istri Sang Duke / 1. Lamaran Sang Duke Muda

Share

Queen of Heart - Istri Sang Duke
Queen of Heart - Istri Sang Duke
Author: Amethyst re

1. Lamaran Sang Duke Muda

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-01-24 21:26:25

Pendahuluan.

Di tengah panasnya musim kering yang merayapi seluruh wilayah Austin, angin dari selatan membawakan kesunyian yang menyesakkan dada. Ladang-ladang tandus dan tanah yang merekah menjadi saksi bisu kegagalan panen yang telah melumpuhkan banyak keluarga. Kelaparan mulai menghantui setiap rumah, sedikit demi sedikit mengikis harapan yang tersisa.

Sebuah kereta kuda melaju menuju Austin Grange dengan kecepatan yang tak biasa. Di dalamnya, Duke Adam Dorian merenung dalam keheningan. Tawaran bantuan pangan yang baru saja ia berikan kepada Marquess William Austin bukan hanya soal kemanusiaan, melainkan tanda persahabatan yang telah terjalin lebih dari jumlah tahun yang bisa dihitung jari. Mereka memulai kisah persahabatan ini ketika berdiri tak gentar di medan perang, bersama-sama membela tanah air mereka dari invasi musuh.

"Duke Adam," suara Marquess William Austin terdengar lemah tetapi penuh tekad, "Bukan hanya nyawa saya yang Anda selamatkan. Anda juga menyelamatkan banyak nyawa penduduk Austin. Hari ini, saya tidak hanya menganggap Anda sebagai kawan, tapi sebagai tuan yang layak saya abdikan seluruh hidup saya."

Adam menatap sahabat lamanya, memahami setitik beban yang baru saja diucapkan. Persahabatan itu kini berubah menjadi janji setia, membawa perubahan besar pada hubungan mereka. Sebuah perubahan yang tak disadari akan menjadi awal dari banyak intrik dan kesetiaan yang diuji di masa depan.

…..

Ditemani putra semata wayangnya, Duke Adam Dorian mengawasi kinerja para bawahan yang sibuk memindahkan ratusan karung bantuan gandum dan bahan pangan lain dari kereta barang ke gudang penyimpanan Austin Grange. Ketelatenan mereka, ikut turun tangan langsung membantu rakyat membuat hati Marquess William tersentuh.

“Duke Adam, izinkan saya menjamu Anda dan putra Anda. Di rumah, istri saya sudah memasakkan beberapa sajian lezat untuk makan siang kita,” ajak Marquess William kepada Duke Adam.

Pemimpin Dorian Dukedom sekaligus pemilik pelabuhan terbesar di Benua Utama itu mengernyitkan dahinya sejenak, mempertimbangan ajakan beristirahat yang ditawarkan sang tuan rumah. “Kemurahan hatimu patut dipuji, William. Tentu saja aku mengizinkanmu menjamu kami. Sebuah kehormatan bisa menikmati masakan Marchioness.”

Senyuman lega mewarnai wajah lelah Marquess William. Setelah semua bantuan besar yang diterimanya dari sang sahabat, makan siang dengan menu terlezat adalah sebuah kesederhanaan yang nilainya tak seberapa. Sebagai pihak yang dibantu, setidaknya mereka harus sadar diri untuk membalas budi.

“Sander, kemarilah Nak!” panggil Duke Adam kepada putranya.

Dengan peluh yang bercucuran di dahi, Sander menyerahkan catatan pembukuan kepada asisten sebelum berlari menghampiri Duke Adam. “Anda memanggil saya?”

“Marquess William mengajak kita makan siang. Bersihkan dirimu dan segera bergabung bersama kami.”

“Saya mengerti.”

…..

Demi mengurangi hawa panas musim panas dan kemarau panjang tahun ini, Madam Anne memerintahkan para pelayan untuk membuka semua jendela rumah. Wanita itu berdoa supaya angin sejuk perbukitan segera datang, membebaskan mereka dari kegerahan yang menyiksa ini. Membayangkan tamu-tamunya duduk gelisah di meja makan membuatnya ikutan gelisah. Nama baiknya sebagai nyonya rumah sedang dipertaruhkan.

“Yang di tengah meja itu kalkun panggang?” tanya Duke Adam setibanya di ruang makan. Wajah antusiasnya menyenangkan hati Marquess William dan istrinya. “Sudah lama aku tidak makan kalkun panggang. Betulkan, Nak?”

Sander mengambil langkah maju, berdiri menyejajari Duke Adam. “Olahan kalkun jarang ditemui di Dorian, kecuali pada musim gugur.”

Pipi Madam Anne sontak merona mengetahui masakannya disambut baik. Ia merasa usaha kerasnya—ikut membantu juru masak di dapur—terbayarkan lunas meski tidak lazim bagi wanita bangsawan sepertinya melakukan sendiri pekerjaan rumah tangga.

“Duke Adam, mari kita nikmati makanan lezat ini selagi masih hangat,” seru Marquess William penuh semangat.

Jamuan makan siang di Austin Grange dimulai begitu Marquess William mempersilakan semua orang untuk duduk. Meja makan panjang berlapiskan taplak brokat berwarna gading dipenuhi banyak makanan yang ditata rapi, mulai dari kalkun panggang, kentang tumbuk, sayuran segar dengan saus, dan roti gandum buatan rumah. Di sudut meja, anggur merah terbaik yang disimpan khusus dari kebun anggur keluarga siap dituangkan ke gelas-gelas kristal.

Duke Adam menarik kursinya dengan anggun, dan Sander mengikuti di sebelahnya. Pembawaannya yang menawan menunjukkan kepatuhan seorang anak bangsawan yang diajarkan adab dan etiket sejak kecil. Marquess William dan Madam Anne duduk di sisi yang berlawanan. Para pelayan yang telah diinstruksikan dengan detail oleh nyonya rumah bergerak dengan cepat dan tanpa suara, memastikan setiap tamu mendapatkan porsi yang sesuai.

Suasana terasa tenang dan hangat, diselingi percakapan ringan di sela dentingan peralatan makan perak yang bersentuhan piring porselen. Angin sejuk diam-diam menyelinap dari jendela rumah yang terbuka, membawakan mereka aroma segar dari luar.

“Dagingnya lembut,” puji Duke Adam saat memotong hati-hati daging kalkun bagiannya. “Rasa bumbu rempahnya merata dan meresap sampai ke tulang. Keterampilan memasak Madam Anne sungguh luar biasa.”

Sander tampak mengamini pujian sang ayah. Untuk urusan kuliner, wilayah Austin memang yang nomor satu, kendati sebenarnya spesialisasi mereka di bidang pertanian. Banyak sekali rumah bangsawan Elinor yang mempekerjakan juru masak dari wilayah ini.

“Salah seorang kenalan saya di Akademi Kerajaan memberitahu bahwa juru masak di asrama adalah orang asli Austin. Pantas saja kantin asrama selalu ramai di jam makan. Anak-anak sering menyanjung masakannya.”

“Ngomong-ngomong tentang Akademi Kerajaan, aku dengar putrimu alumni sekolah itu, Marquess?” tanya Duke Adam kepada Marquess William.

“Benar, Duke. Putri saya, Cleo, telah lulus pendidikan tingkat tiga sekitar lima tahun yang lalu.”

“Di manakah dia sekarang? Sejak kedatanganku kemari, aku belum sekalipun melihat sosok putrimu.”

Marquess William bertukar pandang singkat dengan Madam Anne. “Maaf, Duke. Wajar jika Anda tidak melihat putri saya karena saat ini Cleo sedang berada di Ibu Kota.”

“Ah begitu rupanya.” Duke Adam mengambil kain serbet di pangkuan, menggunakan benda itu untuk mengelap bibir. Setelah selesai, ia meletakkannya di sisi kiri piring. “Bolehkan aku bertanya sesuatu tentang putrimu, William?”

Marquess William meminta para pelayan untuk mulai mengisi gelas-gelas mereka dengan anggur. “Silakan, Duke.”

“Lady Austin, apakah dia sudah bertunangan, atau mungkin, memiliki kekasih?” tanya Duke Adam lugas tanpa keraguan, yang mana sikapnya tersebut sukses mengejutkan semua orang di meja makan siang itu.

Madam Anne tersentak halus di kursinya, sedangkan Marquess William berusaha mengatur napasnya sebaik mungkin— demi mempertahankan ketenangan dan wibawanya di hadapan Duke Adam. “Untuk saat ini, Cleo belum bertunangan, Duke. Dan sepanjang pengetahuan saya, saya yakin putri saya masih lajang,” jawab Marquess William dengan jantung yang berdegup kencang. “Maaf jika saya kedengaran lancang, tetapi kenapa Anda tiba-tiba menanyakan status putri saya?”

Menyesap nikmat anggur yang telah disajikan pelayan, Duke Adam berdeham lirih, lalu menjelaskan maksud dari pertanyaan itu. “William, aku berniat menjodohkan putrimu dengan putraku, Sander. Sebentar lagi Sander lulus sekolah, dan aku ingin mencarikan pasangan yang pantas untuknya.”

Binar kemenangan terpancar dari mata Madam Anne saat menyadari keluarganya baru saja kejatuhan durian runtuh—putrinya mendapatkan lamaran dari keluarga paling terpandang di Elinor. Kedudukan Keluarga Dorian yang tinggi di kasta kebangsawanan dan kekayaan melipah yang tak akan habis hingga tujuh turunan, Madam Anne yakin hidup putrinya dipastikan makmur dan bahagia jika menikah dengan Lord Sander.

Duke Adam menaruh gelas anggurnya ke atas meja, menatap Marquess William dan Madam Anne bergantian. “Aku harap kalian bersedia mempertimbangkan usulanku ini. Tentu, aku tidak akan memaksakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh keluargamu. Namun, aku merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk menguatkan hubungan antara keluarga kita.”

Marquess William mengangguk takzim. “Duke Adam, kami sangat tersanjung pada tawaran mulia ini. Keluarga Dorian adalah keluarga terhormat yang berpangaruh di Elinor, bahkan di Benua Utama. Namun, dengan segala kerendahan hati, kami harus mendiskusikan masalah ini bersama putri kami, Cleo. Sebagai orang tua, kami percaya, penting baginya untuk membuat keputusan hidupnya sendiri.”

Madam Anne, meskipun sudah sangat tergoda pada lamaran tersebut, sekuat tenaga menahan diri supaya tidak mempermalukan keluarganya. “Benar, Duke Adam. Cleo anak yang cerdas dan mandiri. Kami tidak ingin menerima sesuatu tanpa mendapatkan persetujuannya. Kami akan berbicara dengannya terlebih dahulu sebelum memberikan Anda jawaban.”

Sander, yang duduk tenang di samping ayahnya, memandang lurus ke depan dengan sikap santun. Anak itu memang tidak berkomentar banyak, tetapi mata rubinya menampilkan rasa ingin tahu yang besar. Terdidik dalam tata krama dan adat bangsawan, Sander akui jika bercakapan ini tak luput dari perhatiannya.

Duke Adam mengangguk paham, kemudian berkata dengan santai, “Tentu saja, aku menghormati keputusan keluargamu. Yang terpenting adalah kebahagiaan anak-anak kita. Aku percaya, jika Lady Austin memiliki kepribadian yang sama seperti yang kalian gambarkan, dia pasti membuat keputusan yang bijak.”

…..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   2. Para Pria Terhormat

    …..Kumpulan pelajar segera menyingkirkan diri begitu rombongan Pangeran Alden melintasi koridor sekolah. Sembari berbisik-bisik dan sesekali mencuri pandang, para penghuni Akademi Kerajaan yang diharapkan menjadi generasi penerus kejayaan Elinor menyapa ramah ketiga pria muda berbakat, calon pemimpin mereka di masa depan.Alden Lysander Elinor—putra sulung Raja Edward dan Ratu Shopie membalas sapaan mereka dengan anggukan singkat. Pria yang hobi menghabiskan waktu pergi berkencan dengan sembarang wanita itu kabarnya tengah membatasi diri. Belakangan ini, ia sering diceramahi sang ayah untuk menjaga sikap di depan rakyat, mengingat dirinya telah resmi diangkat menjadi pangeran mahkota.“Gadis yang berdiri di sebelah patung zirah besi nomor dua,” ujar Alden kepada salah seorang kawannya, “senyumnya manis, bukan?”“Tolong berhenti memangsa gadis-gadis polos di tempat ini, Yang Mulia. Jangan buat geger istana lagi. Skandal Anda yang kemarin baru saja dibereskan,” seru Sander Arthur Doria

    Last Updated : 2025-01-27
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   3. Pertemuan Pertama Mereka

    …..“Lukisannya mengingatkanku pada pemandangan langit sore di pantai Pulau Selatan? Bagaimana menurutmu, Cleo?”Wanita muda berparas cantik dalam balutan gaun sutra biru yang panjang dan longgar—pilihan bijak untuk hari terik di tengah musim panas, tampak mengangguk setuju. Dari balik hiasan topi berbulu di kepala, mata cokelat tuanya yang sebening Sungai Luminari memandang teduh lukisan yang dimaksud.“Dilihat dari pembangunan ide, penguasan teknik, kreativitas dan keharmonisan warna, kualitas anak-anak akademi di bidang seni meningkat cukup pesat ya. Jika seseorang datang kepadaku dan berbohong bahwa lukisan ini karya seorang pelukis ternama, mungkin aku akan mempercayainya begitu saja.”“Komentarmu terlalu berlebihan, Cleo. Aku tahu, kau tidak mungkin sebodoh itu.”Cleo mengangkat bahunya ringan. “Mau bagaimana lagi, aku berkata jujur.”Terhitung sudah setahun lulus dari pendidikan tingkat tiga Akademi Kerajaan, beberapa bulan yang lalu, Zelda mendapatkan undangan untuk menghadiri

    Last Updated : 2025-01-27
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   4. Duke Muda Sander dan Permintaannya

    …..Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mer

    Last Updated : 2025-01-28
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   5. Pangeran Alden dan Taktiknya

    …..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker

    Last Updated : 2025-01-29
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   6. Godaan Hidup Bebas

    …..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b

    Last Updated : 2025-01-30
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   7. Persaingan Para Wanita

    …..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi ke

    Last Updated : 2025-01-31
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   8. Penolakan yang Berujung Neraka

    …..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y

    Last Updated : 2025-02-01
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   9. Kebebasan tanpa Batasan

    …..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji

    Last Updated : 2025-02-02

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   43. Pesta Resepsi

    …..“Lady Austin,” sapa seorang pria paruh baya dengan tongkat kayu yang menghampiri tempat Cleo bersama istrinya. “Kita bertemu lagi.”Cleo mengangguk sopan. “Baron Abellard.”“Di pertemuan pertama kita, saya sedang terburu-buru. Maaf jika sikap saya kepada Anda terkesan dingin,” ujarnya ingin dimaklumi.“Oh, tidak sama sekali. Waktu Anda terlalu berharga untuk disia-siakan.”Istri Baron Abellard, seorang wanita anggun dengan gaun lavender dan rambut yang digelung sederhana—tersenyum malu-malu sembari memandangi Cleo. Kulitnya yang berkeriput halus siang ini tampak tertutupi lapisan bedak tipis dan perona pipi, membuat tampilannya lebih segar.“Lady Austin, izinkan saya memperkenalkan istri saya, Ariana,” ujar Baron Abellard. “Pesta ini adalah acara sosial pertamanya setelah sekian lama beristirahat.”Ariana mengangguk sopan. Suaranya halus saat berbicara, “Saya sempat menarik diri dari banyak kegiatan sosial setelah kelahiran anak bungsu kami. Senang bisa berjumpa dengan Anda, Lady

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   42. Pernikahan Kerajaan

    …..Hari baru saja berganti. Istana Elinor dipenuhi suara langkah tergesa dan teriakan pelayan yang bersahutan dari satu lorong ke lorong lain. Kain-kain mewah dibentangkan, karpet merah dibersihkan hingga bersinar, bunga segar dikirim dalam jumlah tak terhitung ke aula yang menjadi tempat resepsi. Di dapur, aroma manis dan gurih bercampur menjadi satu—puluhan juru masak sibuk mempersiapkan jamuan kenegaraan yang harus sempurna hingga gigitan terakhir.Sementara itu, para pejabat tinggi dan tamu undangan dari berbagai kerajaan mulai berdatangan. Mereka membawa rombongan masing-masing, menyulut percakapan hangat bercampur bisik-bisik politik di sela senyuman diplomatik. Di istana Dahlia, keributan mencapai puncaknya di kamar pengantin wanita. Zelda Adler, sang calon putri mahkota, berjalan mondar-mandir dengan gaun pengantin dan tudung tille menutupi kepala.“Tolong periksa lagi!” serunya panik, membuat dua pelayannya saling menatap ngeri. “Aku tidak akan membiarkan satu pun lipatan be

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   41. Kembali ke Ibu Kota

    …..Di sisi barat Ibu Kota, jauh dari pusat perdagangan dan kawasan industri yang mulai padat, berdiri sebuah mansion bergaya klasik dalam kesunyian yang elegan. Dikelilingi pepohonan mapel dan taman kecil yang selalu terawat, bangunan bercat putih gading itu adalah kediaman resmi keluarga Dorian setiap kali mereka berkunjung ke Elinor. Lokasinya sengaja dipilih di daerah pinggiran—bukan karena kemewahan, melainkan demi udara bersih dan ketenangan yang sulit didapat di pusat kota.Rombongan kereta kuda berhenti di depan gerbang besi tempa yang dihiasi lambang keluarga. Cleo memandangi rumah besar itu dengan mata berbinar. Sudah lama sekali sejak terakhir kali menginjakkan kakinya di Ibu Kota. Kini ia kembali sebagai bagian dari Keluarga Dorian—sebuah perubahan yang terasa seperti potongan mimpi yang entah dari kapan menjadi nyata.Sander berdiri di samping Cleo, tampak sedikit lelah setelah mengatur semua persiapan perjalanan dan kedatangan mereka. Ia telah memeriksa setiap sudut ruma

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   40. Kehangatan Keluarga Dorian

    …..Untuk pertama kalinya, setelah bertahun-tahun membatasi diri karena kondisi kesehatan yang memburuk, Madam Victoria memutuskan untuk keluar dari kamar. Kejutan manis ini tentunya membahagiakan semua penghuni Dorian Manor. Tak seorang pun mengira, sesuatu yang gaib telah membisiki wanita itu. Sebuah bisikan gaib yang memberikan petunjuk bahwa mungkin waktunya di dunia sudah tidak lama lagi. Menyadari mungkin ini kesempatan terakhirnya menyenangkan hati semua orang, Madam Victoria ingin menghabiskan sisa waktunya bersama keluarga terkasih.“Pegang erat tanganku, jangan dilepaskan,” ujar Duke Adam yang tengah memapah istrinya menuruni anak tangga.Merasa tubuhnya sudah jauh lebih sehat dan kuat, Madam Victoria mengatakan jika ia sudah tidak membutuhkan kursi roda lagi. Madam juga berusaha keras meyakinkan para pelayan yang khawatir sepanjang waktu bahwa ia mampu berjalan-jalan tanpa perlu bantuan. Namun, Duke Adam menolak keras ide tersebut.“Sejak kapan Anda menjadi setua ini, Lord?

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   39. Singgasana yang Penuh Luka

    …..Semalaman Zelda panas dingin karena Abby. Bukannya tidak percaya James, wanita itu hanya khawatir kepala pelayannya akan melaporkan masalah asal-usul gadis lusuh yang dipungutnya dari jalan itu kepada Duke Simon. Meskipun James sudah bersumpah akan tutup mulut, pemilik Sky Hall tetaplah ayahnya.“Milady, kereta kerajaan menunggu di halaman depan,” lapor Lyn, pelayan pribadi Zelda. “Saya akan mengangkut barang-barang Anda keluar.”Tingga sisa sebulan saja. Zelda menunggu hari di mana ia akan melepas status lajangnya dan menikah dengan Pangeran Alden. Tradisi di hampir semua kerajaan di Benua Utama, calon pengantin wanita biasanya akan hidup seatap dengan keluarga calon suaminya—tentu saja di bawah pengawasan ketat. Tujuan dari tradisi ini adalah tak lain untuk mempermudah persiapan acara pernikahan mereka. Dan hari ini, tibahlah momen yang telah lama ditunggu-tunggu Zelda. Pangeran Alden dijadwalkan datang menjemputnya untuk membawanya ke istana.“Di mana Yang Mulia?” tanya Zelda p

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   38. Temuan Mengerikan dan Waktu Istirahat yang Hilang

    …..Sepulangnya dari agenda di istana, Zelda memutuskan untuk beristirahat sejenak di ruang baca selagi menunggu Duke Simon kembali dari urusan parlemen. Ketika tengah mencari-cari toples permen yang biasa disimpan dalam laci meja, perhatian wanita itu teralihkan pada kehadiran amplop cokelat asing yang tergeletak di atas meja belajar.“James, ini dokumen siapa?” tanya Zelda sembari menunjuk benda yang dimaksud. “Mungkinkah pekerjaan lain dari ayah untukku?”Si kepala pelayan Sky Hall menggeleng cepat. “Itu informasi yang Anda minta carikan beberapa minggu yang lalu, Milady.”“Yang aku minta? Ah… tentang gadis lusuh yang aku pungut dari jalanan kemarin ya?” ujar Zelda, perlahan mengingatnya. Setelah memasukkan Abby ke rumah, Zelda sengaja memerintahkan kepala pelayan untuk menyelidiki identitas tukang cuci barunya. Ia tidak ingin tempat tinggalnya dipenuhi orang-orang bermasalah, atau yang paling parah, kriminal dalam pelarian.“Benar, Milady.”“Kenapa lama sekali? Untuk mengumpulkan

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   37. Kepulangan Alden ke Elinor

    …..Udara di pelabuhan Dorian selalu dipenuhi aroma garam dan kayu basah. Riuh suara buruh angkut yang bekerja menggerakkan peti-peti besar bercampur dengan teriakan awak kapal yang sibuk mengatur layar dan tali tambat. Lautan membentang luas dengan kapal-kapal niaga berjajar di dermaga, lambang kekuatan perdagangan Dorian yang tak tertandingi di pesisir selatan.Di antara kesibukan itu, Sander Dorian berdiri tegap di ujung dermaga dengan tangan terlipat di depan dada. Seragamnya yang sederhana dan rapi menunjukkan kedisiplinannya sebagai Duke Muda sekaligus wakil Duke Adam dalam urusan perdagangan. Mata rubinya tajam mengawasi para pekerja yang mengangkut peti-peti berisi pedang dan perisai. Beberapa peti ditandai dengan lambang Kerajaan Elinor—seekor singa berjubah emas yang mengaum angkuh di atas perisai biru.Tak jauh dari Sander, Alden berdiri dengan sikap santai. Jubah kebesarannya berkibar tertiup angin laut, rambut pirangnya yang terawat berkilauan di bawah sinar matahari pagi

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   36. Panti Asuhan Miracle

    …..Hamparan rumput menguning terbentang luas di taman Panti Asuhan Miracle, berpayung awan-awan putih yang menggumpal ringan bagaikan permen kapas. Wangi manis dan pedas bunga krisan semerbak mengarungi udara, bersama dedaunan layu yang bergoyang lembut diterpa angin musim gugur. Suara tawa anak-anak mengalun riang, menciptakan suasana hangat yang menyenangkan hati para tamu di pesta kebun tahunan Badan Amal Dorian.Cleo berdiri di tengah-tengah taman, mengenakan gaun berwarna hijau yang membingkai anggun siluetnya. Rambut cokelat tuanya tersisir rapi, dihiasi ornamen perak. Senyum wanita itu mengembang lebar ketika seorang anak perempuan bermata bulat besar menarik ujung gaunnya."Nyonya, Anda sangat cantik seperti peri hutan!" seru si gadis kecil penuh kekaguman.Cleo tertawa ringan, berjongkok untuk menyamai tingginya. "Oh, kalau begitu kau peri lucu dari negeri ajaib, ya?"Si gadis kecil mengangguk cepat dengan pipi memerah, membuat beberapa temannya ikut mendekat karena penasara

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   35. Ketakutan Cleo

    …..Cleo menyusuri koridor panjang manor, mengikuti seorang wanita tua cakap yang telah lama mengabdi pada Keluarga Dorian. Ruangan-ruangan di banguna utama terasa lebih sunyi dibandingkan bagian lain kediaman megah itu. Cahaya matahari pagi menyelinap melalui tirai renda yang setengah terbuka, menciptakan bayangan lembut di lantai marmernya."Hari ini, Anda akan menemani Madam Victoria berkegiatan," ujar pelayan itu dengan nada hormat. "Beliau sudah menunggu di kamar."Cleo mengangguk, lalu membetulkan lipatan gaunnya sebelum memasuki kamar besar tempat Duchess Dorian menghabiskan sebagian besar harinya.Ketika pintu terbuka, Cleo disambut oleh pemandangan kamar yang elegan bernuansa hangat. Dindingnya kosong tanpa hiasan, menjadi latar belakang kursi roda dengan bantalan lembut yang diletakkan di dekat jendela besar. Di salah satu sudut ruangan, terdapat meja kecil tempat peralatan menyilam tergeletak.Seorang wanita tua duduk tenang di pinggir ranjang. Rambut peraknya tertata rapi,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status