…..
Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.
“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.
Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.
Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.
“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.
Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mereka bersama Alden dan yang lain, Cleo menyadari Sander yang terus mencuri pandang ke arahnya.
Sebagai bangsawan pinggiran, adalah hal lumrah bagi Cleo, kesulitan mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi dengan para bangsawan. Setelah lulus sekolah, Cleo yang menyadari betapa pentingnya koneksi dan relasi memutuskan tinggal sementara waktu di Ibu Kota. Selain memperluas lingkup pertemanannya, tinggal di Ibu Kota menjadi langkah besar Cleo untuk mencari calon suami yang berkualitas, baik dari segi pendidikan, status maupun kekayaan. Ibu Kota sendiri adalah ladang mencari jodoh terbaik karena di sinilah dunia sosialita bangsawan Elinor berkembang.
“Setahuku, reputasi Duke Muda Sander sangat baik. Dia jarang terlibat skandal. Jika ayah dan ibu memintaku untuk mempertimbangkan baik-baik lamaran ini, sepertinya mereka tidak ingin aku menolaknya.”
Cleo meletakkan surat itu ke atas nakas di samping ranjang. Pikiran wanita itu berputar cepat, memikirkan masa depannya. Lamaran ini, jika diterima, bukan hanya soal pernikahan, tetapi akan mempengaruhi posisi sosialnya di Dorian dan Elinor. Berdasarkan pengalamannya tinggal di Ibu Kota beberapa tahun ini, ia mengerti bahwa dunia sosialita merupakan medan pertempuran yang tak kasat mata. Para bangsawan saling bersaing membangun citra, dan yang paling kentara, mereka memperkuat kedudukan melalui pernikahan yang menguntungkan.
Setiap acara minum teh, pesta dansa, atau bahkan pertemuan kecil sekalipun, para madam dan lady selalu mencari cara menonjolkan kelebihan pasangan mereka. Ada yang membanggakan pangkat militer suaminya, ada pula yang memamerkan jumlah perkebunan keluarga milik calon mertua mereka. Beberapa bahkan dengan bangga menyebutkan hubungan jauhnya dengan raja, meski namanya tidak pernah tercantum di buku silsilah Keluarga Kerajaan.
Cleo duduk tegak, matanya tertuju pada bayangan yang terpantul di cermin. “Apakah aku siap meninggalkan dunia lajangku dan mengabdikan diri kepada suamiku?” pikirnya masih ragu. “Jika aku menerima lamaran ini,” lanjut Cleo, “maka aku bukan lagi Cleo dari Keluarga Austin, tetapi tunangan Duke Muda Sander Dorian, calon duchess Dorian. Itu berarti, aku akan dihormati, disorot, dan… mungkin ditakuti.”
Wajah Cleo menegang, membayangkan dirinya menghadiri pesta dansa, berjalan mengapit lengan Sander. Semua mata akan tertuju pada mereka, bertanya-tanya bagaimana seorang wanita dari keluarga bangsawan pinggiran sepertinya mampu menaklukan pria semenawan Sander Dorian.
Namun, Cleo pun sadar, semua kemewahan itu tidak mungkin datang tanpa tantangan. Kehidupan sosialita bukan hanya tentang ajang saling pamer pengaruh dan kekuasaan, tetapi juga tentang bertahan dari gosip dan perundungan. Jika Cleo menerima lamaran ini, ia harus mempersiapkan diri menghadapi kecemburuan serta sindiran pedas dibalut kata-kata pujian dari para bangsawan. Cleo sangat yakin, untuk ukuran pria sesempurna Sander, pasti memiliki banyak penggemar.
Cleo mencoba mengingat lagi nasihat ibunya sebelum ia berangkat ke Ibu Kota. ‘Dunia bangsawan hanyalah panggung, Nak. Kau harus tahu kapan berbicara, kapan diam, dan kapan tersenyum meskipun hatimu tak ingin.’
Wanita lulusan terbaik Akademi Kerajaan di tahun angkatannya itu menarik napas panjang. Ia bangkit dari ranjang, membuka jendela kamar, membiarkan angin malam masuk dan mendinginkan kepalanya. “Aku tidak mungkin mundur. Jika ingin menjadi nomor satu di dunia sosialita Elinor yang keras, aku harus berani mengambil risiko.”
Cleo duduk kembali di kursi meja riasnya, mengambil pena serta kertas dari laci. Dengan hati-hati dan penuh perhitungan, ia mulai menulis surat balasan untuk orang tuanya. Di akhir surat, hatinya berdebar hebat saat menuliskan kalimat ini:
“Jika Ayah dan Ibu merestui lamaran Duke Dorian, maka saya siap menyambut Duke Muda Sander sebagai calon pendamping saya.”
Cleo menyegel surat itu dan meletakkannya di atas meja. Ia akan mengantarkannya ke kantor pos besok pagi.
…..
Ketukan di pintu kamar membangunkan Cleo dari tidur nyenyaknya. Di luar, Dory memberitahukan jika sarapan telah siap. Sembari menguap lebar, Cleo membuka selimut lalu turun dari ranjang. Setelah mencuci muka dan berganti baju, wanita itu keluar dari kamar.
“Selamat pagi, Lady Austin,” sapa Dory ramah, mempersilakan Cleo untuk duduk. “Sebelum saya lupa, saya ingin memberikan surat ini kepada Anda.”
“Surat? Kali ini dari siapa?”
Dory mengeluarkan amplop dari kantong celemeknya. “Duke Muda Sander Dorian.”
Mata cokelat Cleo membola. Untung saja ia belum menyeruput tehnya sehingga peristiwa memalukan tidak terjadi padanya pagi ini. “D-duke Muda Sander kau bilang?”
“Benar Lady. Jika Anda masih ragu, saya yakin di bagian depan amplop tertulis nama pengirimnya.”
Terbawa suasana, Cleo sampai menganggurkan potongan roti panggang yang diolesi madu di atas meja makan. Pandangan wanita itu terpaku lama pada amplop merah muda di tangan, mengeja kata demi kata nama si pengirim.
Sander Arthur Dorian.
“Kenapa tiba-tiba Duke Muda Sander mengirimiku surat? Apakah dia ingin menegur ketidaksopananku karena menolak ajakan Pangeran Alden tempo hari?” batinnya khawatir.
Dengan jantung yang berdegup kencang, Cleo kembali teringat pada ketampanan dan kewibawaan sahabat Alden itu. Di dalam lubuk hatinya yang terdalam, sejujurnya ia tidak keberatan jika surat ini memang benar surat teguran. Karena dengan datangnya surat ini memberikannya sebuah alasan untuk bisa berkomunikasi dengan Sander.
Cleo menyentuhnya hati-hati, seolah amplop merah muda itu benda rapuh yang bisa pecah kapan saja. Ketika berhasil membuka segelnya, Cleo perlahan mengeluarkan lembaran kertas beraroma bunga lavender yang dinodai tulisan tangan rapi milik pria bernama Sander.
Mata cokelat Cleo menyusuri baris-baris awal surat tersebut penuh ketelitian.
Lady Cleo Austin yang terhormat,
Saya harap surat ini menemukan Anda dalam keadaan sehat dan bahagia. Saya akui, surat ini sedikit mendadak, tetapi saya tidak boleh menundanya lebih lama lagi. Dalam beberapa hari ke depan, istana akan menyelenggarakan pesta dansa untuk merayakan diangkatnya Pangeran Alden Lysander sebagai pangeran mahkota. Saya dengan penuh kerendahan hati, menginginkan Anda menjadi pasangan saya di acara tersebut.
Cleo berhenti membaca sejenak, memandangi tulisan itu dengan mata berkaca-kaca. Tangannya gemetaran. Ia membaca ulang kalimat terakhir untuk memastikan dirinya tak salah paham.
“Pasangan?” gumamnya masih belum percaya.
Saya memahami bahwa permintaan ini mungkin saja membebani hati Anda. Saya berharap, Anda mau mempertimbangkannya dengan hati yang lapang. Saya menantikan jawaban Anda, Lady Austin.
Hormat saya,
Sander Arthur Dorian.
Cleo mengatur napas, menangkan diri dari keterkejutan yang menghantam jiwanya. Sander ingin menjadikannya pasangan di pesta dansa kerajaan? Perkembangan hubungan ini terasa kelewat cepat, lebih lancar daripada yang pernah ia bayangkan.
Ingatannya berputar pada interaksi mereka di aula Akademi Kerjaan. Senyum hangat Sander, caranya mencuri pandang, nada suaranya yang tenang— ternyata semua itu bukan sekadar basa-basi biasa. Cleo mengerti, ternyata Sander benar-benar tertarik padanya. Pria itu berani mengambil langkah besar untuk memperjelas niatnya.
Cleo meletakkan suratnya di meja, menatap sarapan yang hampir tak tersentuh. Tidak ada waktu untuk melamun, batinnya. Ia pun menghabiskan makanannya, lalu pergi ke kamar untuk menulis surat lagi. Orang tuanya pasti senang menerima kabar baik ini.
…..
…..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker
…..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b
…..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi k
…..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y
…..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji
…..Rutinitas Alden di istana selain membantu menyelesaikan tugas administrasi kerajaan adalah menemani sang ibu, Ratu Shopie di ruang bersantai. Wanita nomor satu di Elinor itu sangat hobi menyulam. Keahliannya telah diakui oleh para bangsawan wanita. Sapu tangan hasil sulamannya dikatakan menjadi hadiah langka yang ditunggu-tunggu. Saking indah dan berkelasnya sulaman Ratu Shopie, Raja Edward sendiri mengizinkan istrinya menghiasi jubah kebesaran raja-raja Elinor dengan sulamannya.“Semalam kau pulang jam berapa, Nak?” tanya Ratu Shopie. Mata birunya yang cemerlang mengikuti gerakan tangannya yang lihai memainkan jarum dan benang. “Aku mulai risau dengan lingkungan pertemananmu.”Alden memanggil pelayan, meminta dibawakan teh baru karena tehnya sudah dingin. “Yang Mulia, pernahkah saya mengecewakan Anda? Saya selalu menjaga diri saya dengan baik. Buktinya, sejauh ini saya belum pernah menghamili wanita yang saya kencani.”“Dasar anak nakal,” seru Ratu Shopie, pusing menghadapi tingk
…..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg
…..Ditemani putra semata wayangnya, Duke Adam Dorian mengawasi kinerja para bawahan yang sibuk memindahkan ratusan karung bantuan gandum dan bahan pangan lain dari kereta barang ke gudang penyimpanan Austin Grange. Ketelatenan mereka, ikut turun tangan langsung membantu rakyat membuat hati Marquess William tersentuh.“Duke Adam, izinkan saya menjamu Anda dan putra Anda. Di rumah, istri saya sudah memasakkan beberapa sajian lezat untuk makan siang kita,” ajak Marquess William kepada Duke Adam.Pemimpin Dorian Dukedom sekaligus pemilik pelabuhan terbesar di Benua Utama itu mengernyitkan dahinya sejenak, mempertimbangan ajakan beristirahat yang ditawarkan sang tuan rumah. “Kemurahan hatimu patut dipuji, William. Tentu saja aku mengizinkanmu menjamu kami. Sebuah kehormatan bisa menikmati masakan Marchioness.”Senyuman lega mewarnai wajah lelah Marquess William. Setelah semua bantuan besar yang diterimanya dari sang sahabat, makan siang dengan menu terlezat adalah sebuah kesederhanaan yan
…..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg
…..Rutinitas Alden di istana selain membantu menyelesaikan tugas administrasi kerajaan adalah menemani sang ibu, Ratu Shopie di ruang bersantai. Wanita nomor satu di Elinor itu sangat hobi menyulam. Keahliannya telah diakui oleh para bangsawan wanita. Sapu tangan hasil sulamannya dikatakan menjadi hadiah langka yang ditunggu-tunggu. Saking indah dan berkelasnya sulaman Ratu Shopie, Raja Edward sendiri mengizinkan istrinya menghiasi jubah kebesaran raja-raja Elinor dengan sulamannya.“Semalam kau pulang jam berapa, Nak?” tanya Ratu Shopie. Mata birunya yang cemerlang mengikuti gerakan tangannya yang lihai memainkan jarum dan benang. “Aku mulai risau dengan lingkungan pertemananmu.”Alden memanggil pelayan, meminta dibawakan teh baru karena tehnya sudah dingin. “Yang Mulia, pernahkah saya mengecewakan Anda? Saya selalu menjaga diri saya dengan baik. Buktinya, sejauh ini saya belum pernah menghamili wanita yang saya kencani.”“Dasar anak nakal,” seru Ratu Shopie, pusing menghadapi tingk
…..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji
…..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y
…..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi k
…..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b
…..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker
…..Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mer
…..“Lukisannya mengingatkanku pada pemandangan langit sore di pantai Pulau Selatan? Bagaimana menurutmu, Cleo?”Wanita muda berparas cantik dalam balutan gaun sutra biru yang panjang dan longgar—pilihan bijak untuk hari terik di tengah musim panas, tampak mengangguk setuju. Dari balik hiasan topi berbulu di kepala, mata cokelat tuanya yang sebening Sungai Luminari memandang teduh lukisan yang dimaksud.“Dilihat dari pembangunan ide, penguasan teknik, kreativitas dan keharmonisan warna, kualitas anak-anak akademi di bidang seni meningkat cukup pesat ya. Jika seseorang datang kepadaku dan berbohong bahwa lukisan ini karya seorang pelukis ternama, mungkin aku akan mempercayainya begitu saja.”“Komentarmu terlalu berlebihan, Cleo. Aku tahu, kau tidak mungkin sebodoh itu.”Cleo mengangkat bahunya ringan. “Mau bagaimana lagi, aku berkata jujur.”Terhitung sudah setahun lulus dari pendidikan tingkat tiga Akademi Kerajaan, beberapa bulan yang lalu, Zelda mendapatkan undangan untuk menghadiri