Home / Historical / Queen of Heart - Istri Sang Duke / 3. Pertemuan Pertama Mereka

Share

3. Pertemuan Pertama Mereka

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-01-27 21:11:09

…..

“Lukisannya mengingatkanku pada pemandangan langit sore di pantai Pulau Selatan? Bagaimana menurutmu, Cleo?”

Wanita muda berparas cantik dalam balutan gaun sutra biru yang panjang dan longgar—pilihan bijak untuk hari terik di tengah musim panas, tampak mengangguk setuju. Dari balik hiasan topi berbulu di kepala, mata cokelat tuanya yang sebening Sungai Luminari memandang teduh lukisan yang dimaksud.

“Dilihat dari pembangunan ide, penguasan teknik, kreativitas dan keharmonisan warna, kualitas anak-anak akademi di bidang seni meningkat cukup pesat ya. Jika seseorang datang kepadaku dan berbohong bahwa lukisan ini karya seorang pelukis ternama, mungkin aku akan mempercayainya begitu saja.”

“Komentarmu terlalu berlebihan, Cleo. Aku tahu, kau tidak mungkin sebodoh itu.”

Cleo mengangkat bahunya ringan. “Mau bagaimana lagi, aku berkata jujur.”

Terhitung sudah setahun lulus dari pendidikan tingkat tiga Akademi Kerajaan, beberapa bulan yang lalu, Zelda mendapatkan undangan untuk menghadiri acara pameran seni. Enggan datang seorang diri, ia pun mengajak Cleo—temannya dari sekolah tata krama perempuan, untuk menemaninya. Zelda sengaja memilih Cleo karena kebetulan wanita itu juga alumni sekolah ini.

“Berbicara tentang Pantai Selatan, aku mendadak rindu berlibur ke sana,” ujar Zelda sembari membayangkan suara deburan ombak dan semilir angin sejuk dari balkon penginapan. “Tahun ini aku sangat sibuk sehingga melewatkan kesempatannya.”

“Sebaiknya kau undur dulu niat berliburmu itu.”

“Apa masalahnya? Ayah tidak mungkin menolak permintaanku.”

“Orang-orang Benua Utama berlibur ke Pulau Selatan untuk menghindari siksaan musim dingin. Kalau kau pergi di tengah musim panas seperti sekarang, kau akan mati kegerahan, Zelda.”

Zelda mengerjapkan matanya yang berbulu lentik, kelihatan cukup syok. “Benarkah itu?”

“Pulau Selatan termasuk wilayah tropis. Pulau itu panas sepanjang tahun, ditambah lagi tingkat kelembabannya sangat tinggi.” Cleo membuka kipas tangan berendanya, mengibas cepat benda itu. “Coba aku tanya, apa tujuanmu berlibur ke Pulau Selatan di tengah musim panas?”

“Menghindari musim panas.”

“Menghindari musim panas ke wilayah tropis? Sebagai orang yang lahir dan tinggal di daerah empat musim, mengunjungi Pulau Selatan adalah keputusan gegabah.”

Zelda sejenak kehilangan kata-kata. “Ucapanmu masuk akal. Pulau itu pasti sepanas neraka sekarang. Bagaimana cara penduduknya bisa bertahan hidup ya?”

Cleo sontak menutupi bibirnya menggunakan kipas tangan, menyembunyikan tawa kecilnya dengan gerakan anggun. Ia melirik sahabatnya yang kebingungan, seolah ini pertama kalinya mendengar cerita tentang eksotiknya iklim di Pulau Selatan.

“Zelda, mereka pasti sudah beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka tinggal,” jelas Cleo mulai bersemangat. “Karena sejak diciptakan, manusia dibekali insting bertahan hidup. Jika tidak, mungkin sudah lama manusia punah dari muka bumi ini.”

Di sela diskusi, Cleo menyempatkan diri menyapukan pandangannya ke sekitar. Beberapa pria bangsawan yang tak sengaja berkontak mata dengannya buru-buru menganggukkan kepala, bersikap sopan.

“Aku tidak mengira musim panas di Pulau Selatan akan semengerikan itu,” ungkap Zelda prihatin. “Pantas para bangsawan berkunjung saat musim dingin saja.”

“Pulau Selatan termasuk daerah teritorial Dorian Dukedom. Namun, gaya hidup dan budaya mereka jauh berbeda dengan budaya masyarakat Dorian di Benua Utama. Kalau kau mengamati keseharian penduduk Pulau Selatan lebih teliti, desain pakaian mereka dirancang sederhana. Kain yang digunakan pun umumnya katun atau linen yang gampang menyerap keringat. Selain itu, rumah-rumah yang mereka sewakan sebagai penginapan memiliki arsitektur bangunan dengan banyak jendela, gunanya untuk mempermudah sirkulasi udara.”

Tak terasa hari mulai beranjak siang. Aula sekolah perlahan dipadati pengunjung. Lelah mengipasi diri dan tidak kuat lagi dengan keramaian pameran, Zelda yang butuh udara segar mengajak Cleo keluar untuk beristirahat di taman sekolah. Menggelar tikar di bawah rindang pohon sepertinya ide yang bagus.

“Cleo, lihat siapa yang baru saja kutemukan?!” seru Zelda kegirangan. Melupakan jantungnya yang bergemuruh hebat, wanita itu berusaha tetap tenang dan melanjutkan langkahnya. Sembari terus menatap ke depan, sudut matanya tak kuasa mengabaikan kehadiran sang pangeran. Diam-diam ia mengintip sosok pria berambut pirang yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada.

Namun, ketika pandangan keduanya tak sengaja bertemu, Zelda justru berakhir panik. Ia pun mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menjaga sikap. Kelembutan wajahnya memang tak berubah, hanya dagunya terangkat sedikit lebih tinggi dari biasanya. Seulas senyum tipis menghiasi bibir, menyadari mata sang pangeran tertuju padanya.

Zelda dan Cleo memutuskan untuk tinggal saat Alden dan kawan-kawannya berjalan menghampiri mereka. Begitu jarak hanya terpaut tiga langkah, Zelda dan Cleo segera menyapa para pria terhormat itu.

“Salam hormat kami, Yang Mulia Pangeran.”

Zelda memperhatikan wajah pangeran, mencari tahu reaksinya. Pagi ini, ia rela bangun lebih awal untuk mempersolek diri, berharap calon tunangannya terpesona saat mereka berjumpa nanti. Zelda tahu, pria yang tengah menempuh pendidikan tingkat empat di Akademi Kerajaan itu menyukai wanita cantik.

“A-apa-apaan ini! K-kenapa pangeran mengabaikanku?” batin Zelda tersinggung mengetahui mata Alden tak lagi melihatnya. Mengikuti arah pandangan pria itu, Zelda terkejut mendapati sosok pangeran yang tampak terpikat pada keelokan Cleo Austin.

“Zelda, dari keluarga manakah lady cantik ini berasal? Sepertinya aku belum pernah melihatnya di Ibu Kota.”

Zelda menarik bibir, berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya. Hatinya sesak menyaksikan Alden yang biasa memujinya di setiap pertemuan mereka, kini justru memandangi Cleo yang sorot penuh kekaguman.

“Saya… saya beruntung bisa memperkenalkan Lady Cleo Austin kepada Anda, Yang Mulia,” kata Zelda ragu. Tembok kesabarannya tergelitik oleh rasa cemburu yang mulai menggila.

“Austin? Ah, jangan-jangan yang kau maksud keluarga Marquess Austin?” Seolah sengaja mengabaikan keberadaan Zelda, Alden tak malu memandangi Cleo dengan ketertarikan yang kentara. “Oh Lady Austin, senang bisa berkenalan dengan wanita mempesona sepertimu. Apakah kau menyukai lukisan? Atau mungkin, kau lebih suka keramik?”

Belum juga pulih dari ketersinggungan, Zelda berubah geram begitu mendapati Cleo yang berpura-pura antusias menanggapi pangeran. Dari tempatnya berdiri, ia tahu perhatian wanita itu tertuju pada sahabat Alden, yakni Duke Muda Sander Dorian. Sikap Cleo kepada Alden dinilainya sangat tidak sopan.

“Saya menyukai keduanya, Yang Mulia.”

“Sempurna!” Alden tiba-tiba mengulurkan tangan dan tindakan tersebut mengejutkan semua orang. “Lady Austin, izinkan aku memperkenalkanmu kepada salah satu guru besar seni Akademi Kerajaan. Beliau orang tua yang berwawasan luas dan sangat ramah. Kau pasti menyukainya.”

Cleo mengamati uluran tangan Alden. Kembali menutupi senyumnya dengan kipas tangan berenda, Cleo menolak sopan tawaran tersebut. “Maafkan saya, Yang Mulia. Saya menghargai niat baik Anda, tetapi saya tidak memerlukan pengenalan lebih lanjut. Sebenarnya, saya dan Profesor Lucas berteman cukup baik,” ucap Cleo hangat.

“Sungguh? Aku tidak menyangka, kau berteman baik dengan Profesor Lucas. Kalian sering bertemu di acara pameran seni di tempat lain?” tanya Alden, perlahan menarik tangannya yang tak bersambut.

Cleo mengangguk dengan anggun, lalu menjawab, “Saya pernah mengikuti kelas beliau di tahun pertama saya.”

Mata Alden sontak berbinar. Kabar itu mengejutkannya. “Luar biasa, ternyata Lady Austin mantan murid Profesor Lucas. Bolehkan saya tahu, tingkat dan tahun berapa kau lulus, Lady Austin?”

“Tingkat tiga di tahun 187, Yang Mulia.”

“Ternyata kau seumuran denganku. Kenapa tidak melanjutkan pendidikanmu sampai tingkat empat? Kalau dulu kau melanjutkannya, mungkin kita sudah berteman sekarang.”

“Pendidikan tingkat tiga sudah cukup tinggi bagi seorang wanita seperti saya. Akademi Kerajaan telah membekali saya banyak pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat. Namun, untuk saat ini, saya lebih tertarik mengembangkan pengalaman di luar kelas, memperluas koneksi saya dengan orang-orang hebat,” jawab Cleo percaya diri tetapi tetap rendah hati.

Alden sontak menyenggol bahu sahabatnya seraya mengerling jenaka. “Dengarkan itu, Carl. Pendidikan memang penting, tetapi bersosialisasi juga sama pentingnya. Jangan hanya pedangmu saja yang diurus, rakyat juga butuh perhatianmu.”

Carl memincingkan mata, merasa tersindir. Setelah ditenangkan Sander, pria itu mampu menguasai dirinya lagi. “Saya menggunakan pedang untuk melindungi rakyat. Apa gunanya bersosialisasi jika keselamatan rakyat tidak terjamin.”

"Dasar bocah keras kepala." Alden menatap Zelda dan Cleo bergantian. Dengan sikap bangga, ia kemudian memperkenalkan mereka kepada kawan-kawannya. “Lady Adler,” katanya, “izinkan aku memperkenalkanmu kepada dua teman baikku, Duke Muda Sander Dorian dan Duke Muda Carl Leander.”

Zelda tersenyum manis, lalu menganggukkan kepala. Ia sering melihat keduanya di Ibu Kota, tetapi ini pertama kalinya mereka berkenalan secara resmi.

Ketika tiba giliran Alden memperkenalkan Sander kepada Cleo, alih-alih membalas perkenalan itu dengan basa-basi biasa, Sander justru melangkah maju dan berkata, “Senang akhirnya bisa berjumpa denganmu, Lady Austin.”

Ucapannya berhasil menarik perhatian semua orang, terutama Cleo.

“Kalian sudah saling kenal?” tanya Alden penasaran.

“Saya mengenalnya, meskipun Lady Austin mungkin belum menyadarinya.”

Ragu, Cleo membalas dengan tertawa kecil. “Jika memang kita pernah bertemu, saya rasa ingatan saya tidak sebagus yang saya kira. Lord Sander, bersediakah Anda memperjelas kapan dan di mana pertemuan itu terjadi?”

Sander tertegun, menyadari ia telah melakukan kesalahan. “Milady, sebenarnya kita belum pernah bertemu secara langsung hingga hari ini. Namun, saya sudah mengenal keluarga Anda dengan sangat baik.”

“Benarkah itu? Kebetulan ini mengejutkan sekali.”

“Mungkin sebentar lagi surat Marquess Austin akan tiba di kediaman Anda.”

“Surat?”

…..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   4. Duke Muda Sander dan Permintaannya

    …..Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mer

    Last Updated : 2025-01-28
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   5. Pangeran Alden dan Taktiknya

    …..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker

    Last Updated : 2025-01-29
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   6. Godaan Hidup Bebas

    …..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b

    Last Updated : 2025-01-30
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   7. Persaingan Para Wanita

    …..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi ke

    Last Updated : 2025-01-31
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   8. Penolakan yang Berujung Neraka

    …..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y

    Last Updated : 2025-02-01
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   9. Kebebasan tanpa Batasan

    …..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji

    Last Updated : 2025-02-02
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   10. Hati Pangeran yang Gelisah

    …..Rutinitas Alden di istana selain membantu menyelesaikan tugas administrasi kerajaan adalah menemani sang ibu, Ratu Shopie di ruang bersantai. Wanita nomor satu di Elinor itu sangat hobi menyulam. Keahliannya telah diakui oleh para bangsawan wanita. Sapu tangan hasil sulamannya dikatakan menjadi hadiah langka yang ditunggu-tunggu. Saking indah dan berkelasnya sulaman Ratu Shopie, Raja Edward sendiri mengizinkan istrinya menghiasi jubah kebesaran raja-raja Elinor dengan sulamannya.“Semalam kau pulang jam berapa, Nak?” tanya Ratu Shopie. Mata birunya yang cemerlang mengikuti gerakan tangannya yang lihai memainkan jarum dan benang. “Aku mulai risau dengan lingkungan pertemananmu.”Alden memanggil pelayan, meminta dibawakan teh baru karena tehnya sudah dingin. “Yang Mulia, pernahkah saya mengecewakan Anda? Saya selalu menjaga diri saya dengan baik. Buktinya, sejauh ini saya belum pernah menghamili wanita yang saya kencani.”“Dasar anak nakal,” seru Ratu Shopie, pusing menghadapi tingk

    Last Updated : 2025-02-03
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   11. Perang Dingin

    …..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg

    Last Updated : 2025-02-15

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   33. Badan Amal Dorian

    …..Senin pagi, sama seperti hari-hari lainnya, Dorian Plaza tampak dipadati para pengunjung. Pusat perbelanjaan paling prestisius di Dorian ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya butik-butik eksklusif yang menjadi langganan para bangsawan dan keluarga terpandang. Di sepanjang lorong utama, etalase kaca besar memamerkan gaun-gaun mahal, perhiasan mewah, serta barang-barang impor dengan desain terbaik. Aroma parfum eksklusif bercampur dengan wangi kulit dari toko-toko aksesori mewah, menciptakan suasana yang benar-benar mencerminkan kehidupan kelas atas.Namun, Cleo dan Sander tidak datang ke sini untuk berbelanja. Mereka melewati butik-butik mewah tanpa melirik, langsung menuju lantai dua, di mana kantor Badan Amal Dorian berada.Di belakang pintu kayu dengan papan nama Badan Amal Dorian, suasana berubah drastis. Kantor ini tidak semewah butik di lantai bawah, mereka tertata rapi dan fungsional. Lemari kaca penuh dokumen berdiri di sepanjang dinding, beberapa meja kerja ditempati ole

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   32. Memungut Gadis Lusuh

    …..Ruang tamu istana memiliki langit-langitnya yang tinggi, dihiasi cetakan plesteran rumit dengan motif bunga dan dedaunan berlapis emas. Dindingnya berwarna putih gading, karpet lantainya tebal dan lembut, menambah kehangatan ruangan yang megah itu.Di tengah ruangan, sebuah meja marmer panjang tertutup taplak beludru biru tua. Di atasnya, berbagai kotak perhiasan terbuka, memperlihatkan kilauan batu mulia yang didatangkan langsung dari butik perhiasan terbaik. Kalung berlian, cincin emas, serta gelang dan anting-anting dengan desain unik tersusun rapi, menunggu untuk dipilih.Zelda duduk anggun di atas sofa berlapis kain damask berwarna krem dengan pola bordiran tradisional. Di sampingnya, Ratu Shopie mengangkat sebuah kalung safir ke lehernya sembari menatap pantulan di cermin.“Yang mana menurutmu lebih cocok, Zelda?” suara lembut Ratu Shopie memecah keheningan.Zelda mengamati dua pilihan kalung di tangan calon mertuanya. Yang pertama adalah untaian berlian dengan kilauan murni

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   31. Sander di Mata Alden

    …..Alden berdiri di hadapan pintu masuk sayap manor, kedua tangannya bersedekap sementara tatapannya mengamati bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Udara musim gugur yang dingin menusuk kulit, membuat napas pangeran berubah menjadi kabut tipis di udara. Langit di atasnya kelabu, dipenuhi awan mendung yang bergerak lamban, menunggu momen tepat untuk menurunkan hujan.Tidak ada gerbang yang menghalangi, tetapi pintu masuk dijaga ketat oleh pelayan-pelayan yang patuh pada satu perintah. Bukan perintah Cleo, tentu saja. Alden sudah mencoba berbagai cara—mengirimkan bunga yang mekar di penghujung musim, perhiasan bertatahkan permata indah, buku-buku langka yang pernah mereka bahas bersama. Dan malangnya, semua hadiah itu selalu dikembalikan dengan alasan yang sama."Maaf, Yang Mulia. Lady Cleo tidak dapat menerima ini."Bibir Alden melengkung samar, bukan ekspresi kekecewaan, melainkan ketertarikan. Jika ini hanya penolakan biasa dari Cleo, maka seharusnya akan muncul celah yang bisa

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   30. Rekonsiliasi

    …..Cleo melangkah ragu ke kamar pribadi Sander, sesuatu yang tak pernah dibayangkan akan terjadi. Ruangan itu luas, dengan langit-langit tinggi dan jendela kerja besar yang menghadap taman. Namun, yang paling menarik perhatiannya bukanlah kemewahan tempat ini, melainkan atmosfernya—begitu maskulin dan fungsional.Mirip dengan ruang kerja Duke Adam, tatapannya segera tertuju pada rak-rak buku yang berdiri kokoh di salah satu sisi dinding. Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia mendekat, berharap menemukan koleksi sastra klasik atau puisi yang bisa dikaji bersama teman-teman sosialitanya. Sayang sekali, harapan itu pupus begitu matanya menangkap deretan judul buku yang tersusun rapi di sana—strategi perang, ekonomi maritim, hukum dagang, dan jurnal pemerintahan.Dahi Cleo berkerut. Tentu, ia paham pentingnya buku-buku ini. Hanya saja, membayangkan dirinya membaca hal-hal berat ini membuatnya merasa lelah. Baginya, buku ideal adalah novel roman langka yang bisa diceritakan ulang ketika m

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   29. Sander Mulai Menyerang

    …..Kabut tipis menggantung di atas taman-taman dan halaman luas Dorian manor. Embun sisa dini hari membasahi rerumputan, memantulkan cahaya sang fajar yang mengintip dari balik pohon-pohon pinus. Jalan setapak yang terbuat dari batu alam masih sepi, sesekali dilalui para pelayan yang bergegas membawa sekeranjang linen atau kendi perak bersisi susu hangat pesanan juru masak manor.Disela-sela suara dentingan panci dan wajan, tercium semerbak roti panggang dan daging asap dari arah dapur manor. Setiap pagi, para pelayan berlalu-lalang di sepanjang koridor, membawa nampan sarapan untuk tuan dan nyonya mereka yang baru bangun. Semua orang menjalankan pekerjaannya dengan penuh perhatian dan dedikasi.“Huh…” Cleo menghela napas panjang saat menatap bayangannya di cermin besar.“Tidak biasanya Duke Dorian memanggil Anda sepagi ini,” ujar Elena heran sembari menarik pita di pinggang nonanya agar terikat rapi.Sekali lagi Cleo menatap bayangannya, jemarinya yang ramping mengetuk-ngetuk permuk

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   28. Konfrontasi Sander - Alden

    …..Berada di ujung selatan Benua Utama, Dorian Dukedom berdiri sebagai mercusuar pedagangan yang menghubungkan seluruh dunia. Pelabuhan-pelabuhannya yang luas dan sibuk menjadi titik temu kapal-kapal dari berbagai negara, membawa sutra dari timur, rempah dari kepulauan tropis, hingga logam berharga dari tanah-tanah jauh. Letaknya yang strategi menjadikan Dorian bukan hanya tempat perhentian bagi pedagang, tetapi juga pusat diplomasi ekonomi yang memengaruhi keseimbangan kekuatan dunia. Kejayaan yang telah berlangsung lama dari generasi ke generasi berhasil dipertahankan sampai detik ini berkat campur tangan emas Duke Adam Dorian—seorang pemimpin yang dihormatikan karena kecerdikannya dalam berdagang dan berpolitik.Sementara itu, berjalan ke bagian tengah Benua Utama, Kerajaan Elinor sedang terjebak di cengkeraman perang akibat ulahnya sendiri. Konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Nesrin telah menguras sumber daya dan menekan perekonomian mereka. Pasukan kerajaan masih mampu bertah

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   27. Pertengkaran Pertama Mereka

    …..Sesuai janjinya kepada Cleo, Sander pulang ke rumah sebelum jam makan malam. Selepas bersih-bersih dan merapikan diri, ia pergi mengunjungi perpustakaan manor untuk membaca beberapa buku selagi menunggu kabar dari pelayan jika meja makan telah siap.“Lord Sander, maaf menganggu waktu bersantai Anda.”Duke muda melepaskan pandangannya dari lembar buku, menemukan sosok Phillip berdiri di seberang meja. “Oh, kau Phillip. Sudah waktunya makan malamnya ya?”Phillip menggeleng sopan. “Kedatangan saya kemari untuk melamporkan hal lain, Lord.”Sikap kepala pelayan manor yang tampak tegang dan lebih serius membuat Sander penasaran. Peristiwa mengerikan apa yang telah terjadi di rumahnya sepanjang hari ini? “Silakan.”“Elena, pelayan yang ditunjuk Anda untuk melayani Lady Austin, dia melaporkan bahwa Pangeran Alden telah bertindak di luar batas.” Phillip menyerahkan laporan tertulis yang diterimanya dari pelayan bersangkutan. “Mengesampingkan status Lady Austin yang merupakan tunangan Anda,

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   26. Posisi Ratu Elinor

    .....Bunyi renyah terdengar setiap kali sepatu Cleo menginjak tumpukkan daun kering yang berserakan menutupi jalan setapak di sepanjang area taman. Musim gugur yang identik dengan kesejukkan seolah menyihir segala yang berwarna hijau menjadi kuning kecoklatan. Berbeda dengan kesan musim semi yang berseri-seri, musim gugur layaknya orang tua renta yang siap mati.“Ada apa, Yang Mulia? Kenapa Anda melihat saya seperti itu?”Rona merah perlahan menjalari tengkuk leher Alden ketika menyadari bahwa tatapannya pada Cleo terpaku terlalu lama. Pangeran berdeham pelan, berusaha menutupi kegugupan, sementara senyum manis Cleo semakin membuatnya gelisah. “Aku ketahuan.”Cleo tertawa kecil, menutupi bibirnya dengan tangan. Di tengah suasana hangat itu, angin tiba-tiba bertiup cukup kencang melewati mereka, menerbangkan dedaunan kering di sekitar. “Yang Mulia,” panggilnya pada Alden.“Ya, Milady?”“Apakah Anda mengundang kami ke acara pernikahan Anda nanti?”Rahang Alden mengatup rapat, terlihat

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   25. Akibat Tindakan Gegabah Zelda

    …..Siang ini, Zelda dan kawan-kawannya berkunjung ke kediaman Keluarga Ronan. Selaku tuan acara, Madam Ronan sengaja mengkhususkan undangan minum teh ini untuk para bangsawan wanita yang bersahabat dengan menantunya, Lady Mysie. Bukan sekedar bersosialisasi, ia sengaja menggelar acara tersebut untuk mengenal lebih dekat orang-orang di lingkup pertemanan istri anaknya, agar bisa memastikan bahwa mereka tidak memberikan pengaruh buruk kepada menantunya.“Zelda, kau datang!” Mysie berlari memeluk tunangan Alden di ambang pintu depan rumah. Sulitnya mendapatkan izin keluar dari ibu mertuanya membuat Mysie kehilangan banyak kesempatan berbaur dengan teman sosialitanya. “Padahal kita sama-sama tinggal di Ibu Kota, tetapi sudah sebulan lebih aku tidak berjumpa denganmu.”Suara dehaman Madam Ronan menyadarkan Mysie. Penampilannya sama sekali tak mencerminkan keanggunan dan ketenangan seorang wanita. Mysie pun segera menyingkir, memperbaiki sikapnya sesuai etiket kebangsawan.“Selamat datang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status