Share

6. Godaan Hidup Bebas

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-01-30 16:41:55

…..

Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.

“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.

Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Surat untuk Anda, Lord Sander.”

“Terima kasih.”

Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya berita baik.

“Dia menerimaku,” seru Sander, sontak bernapas lega. “Syukurlah. Aku tidak mengecewakan ayah.”

Perjodohan Sander dengan Cleo adalah keinginan pribadi Duke Adam Dorian. Menurut beliau, pasangan Sander haruslah wanita dari keluarga pendukung setia Keluarga Dorian. Duke tidak ingin orang luar ikut campur urusan dukedom, apalagi memanfaatkan posisi Sander sebagai penerus tampuk kepemimpinan, entah untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.

Keluarga Austin yang keturunannya dikenal cerdas dan terdidik, lalu ditambah fakta bahwa mereka sudah mengabdi lama kepada Keluarga Dorian dinilai cukup memenuhi kualifikasi Duke Adam. Fakta umur Cleo yang lebih tua lima tahun dari Sander pun tidak jadi halangan.

Sander melipat surat balasan Cleo dengan hati-hati. Senyuman samar masih terulas di bibirnya. Saat hendak menyimpan surat itu ke laci, wangi bunga mawar tak sengaja tercium. Ia berhenti sejenak, mengangkat surat tersebut, menghirupnya ragu.

Sang Duke Muda termenung, menyadari bahwa wangi ini mirip aroma parfum yang ia cium saat pertama kali bertemu Cleo di sekolah. Sudut bibirnya kini melengkung lebih lebar, tak disangka merasa tergoda.

Sander menatap surat itu lama, menyusuri kembali setiap baris tulisan tangannya. Kata-kata yang sopan, terasa hangat dan akrab. Wangi mawar itu menyempurnakan sentuhan personal yang membuat Sander merasa semakin dekat dengan sosok yang sebelumnya hanya diketahui lewat selembar foto.

“Cleo dan mawar, mereka cocok,” gumam Sander. Pria itu menyandarkan punggung ke kursi, menatap langit-langit kamar dalam keheningan. “Aku harus berterima kasih kepada ayah.”

Suara pintu yang dibuka kasar menyentakkan Sander. Ia geleng-geleng kepala, pasrah ketika mengetahui siapa pelakunya. Alden dengan segala tingkah laku liarnya, masuk ke kamar Sander tanpa mengucapkan permisi.

“Aku mengganggumu?” tanya Alden saat menemukan kawannya duduk santai di meja belajar. “Kalau iya, aku keluar lagi.”

“Sudahlah, Yang Mulia.” Sander bergegas menyimpan surat Cleo ke laci, menguncinya cepat. “Masalah apa lagi yang sedang Anda kerjakan?”

Alden melemparkan tubuhnya ke ranjang Sander. Pria itu tertawa melihat reaksinya yang sesuai prediksi. “Berteman denganku membuatku hidupmu tidak pernah tenang, ya Sander? Kalau begini terus, lama-lama kau bisa mati muda karena darah tinggi.”

Ujian kelulusan—cobaan terberat siswa tahun akhir telah lama berlalu. Kebanyakan teman-teman angkatan mereka memilih pulang ke rumah, menunggu pengumuman nilai ujian akhir bersama keluarga. Sander yang notabennya bukan warga asli Ibu Kota menganggap pilihan menetap di asrama sampai acara kelulusan jauh lebih efesien dibandingkan kembali ke Dorian.

Pria itu sedikit menyesali keputusannya setelah mengetahui sahabatnya—Alden, senang menganggu dengan mengajaknya menghabiskan waktu untuk hal-hal tak berguna.

“Minggu depan Carl keluar dari asrama, kan?” tanya Alden kepada Sander. “Kudengar, tanggal pernikahannya dipercepat. Dia juga bilang tidak bisa menghadiri pestaku.”

“Carl ingin menyelesaikan semua urusan di rumah sebelum berangkat menggantikan Duke Leander berjaga di perbatasan utara.” Sander memutar kursi agar tidak membelakangi Alden. “Anak itu sudah berpamitan?”

Alden mengangguk. “Tadi aku menyapanya di lapangan.”

“Anda terlihat sedih.”

“Mau bagaimana lagi. Waktu muda kita berjalan begitu cepat. Terkadang aku gelisah memikirkan masa depanku sendiri.”

Alden, Sander dan Carl, peran mereka di masyarakat telah ditentukan sejak mereka dilahirkan ke dunia. Setelah keluar dari Akademi Kerjaan, sudah tugas mereka untuk menjalankan perannya masing-masing, tidak peduli siap atau tidak. Peran yang dimaksud adalah peran mereka sebagai raja Kerajaan Elinor, sebagai duke dari Dorian Dukedom, sebagai duke dari Leander Dukedom. Seiring berjalannya waktu, dipisahkan jarak dan kewajiban, kehangatan pertemanan mereka bisa dipastikan memudar mengikuti tata aturan yang berlaku.

Sander menyilangkan kedua tangan di dada, menyadari ekspresi murung Alden meluruh, digantikan senyum menjengkelkan biasanya. Perubahan suasana hati yang sangat mencolok itu membuat Sander heran. Jangan-jangan sahabatnya memiliki gangguan mental?

“Siang ini aku bertemu Cleo,” ujar Alden girang.

Mendengar nama Cleo, Sander merasakan dadanya yang mengencang. Ia kurang suka dengan cara akrab Alden menyebutkan namanya. “Di mana Anda bertemu Lady Austin?”

“Di butik La Belle Epoque,” jawab Alden sambil duduk tegak. Pria itu kelihatan tidak sabar, ingin menjelaskan secara detail pertemuan tersebut.

“Oh begitu. Dunia ini memang sempit.”

“Aku pergi ke butik, memesan pakaian yang akan kuhadiahkan kepada beberapa wanita kenalanku. Dan kau tahu, ternyata Cleo sedang berbelanja di sana.”

“Lalu, apa yang terjadi?”

Alden melanjutkan dengan semangat menggebu-gebu. “Keanggunan dan pembawaannya berhasil mengalihkan jiwaku. Jangan lupakan wangi mawar yang selalu mengiringi ke mana pun dia melangkah.”

Wajah Sander tegang, matanya sedikit menyipit hingga membentuk bulan sabit. Mawar. Wangi itu lagi. Cerita Alden seolah mempertegas bayangan Lady Austin yang memenuhi pikirannya sepanjang hari. “Apa yang Anda lakukan?”

“Aku mengajaknya ke toko kue. Awalnya dia tampak ragu, tetapi pada akhirnya dia setuju. Kami mengobrol banyak, dan aku harus bilang, berbincang-bincang dengannya terasa menyenangkan. Dia memiliki cara bicara yang cerdas, terbuka terhadap segala hal.”

Sander mengamati sahabatnya dengan seksama. Cara Alden menceritakan kisahnya bersama Cleo terasa tidak asing. Benar. Alden selalu kegirangan setiap kali menemukan target baru untuk kesenangannya. Perasaan khawatir sontak menggenangi benak Sander. Alden memang hobi menggoda wanita, dan kebanyakan dari mereka menikmati perhatian yang diberikan Alden. Sander tidak ingin calon tunangannya menjadi bagian dari salah satu keisengan masa muda sang sahabat.

“Apa tujuan Anda mendekati Lady Austin, Yang Mulia?” tanya Sander tak lagi menahan diri.

Alden menoleh, menatap Sander dengan alis terangkat. “Kau membuatku terdengar seperti seorang penjahat kelamin, Sander.”

“Saya ingin memastikan bahwa Anda tidak membuat masalah lagi,” balas Sander tanpa basa-basi.

Alden tertawa kecil, tidak ada niatan buruk. “Aku menghargainya, Sander. Tetapi jangan khawatirkan Cleo, dia bukan wanita biasa. Berdasarkan penilaianku, Cleo memiliki kepribadian yang sulit ditaklukan. Sepanjang percakapan, meski selalu antusias menanggapi ceritaku, aku menyadari jika Cleo secara sadar membangun batasan di antara kami.”

Penjelasan Alden tidak serta merta melegakan kegelisahan di hati Sander. Ia tahu, Alden sering bertindak spontan tanpa memikirkan konsekuensi dari permainannya. “Saya tetap khawatir. Jika kabar ini sampai ke telinga para penggemar Anda, mereka yang pendek akal akan berbondong-bondong merundung Lady Austin.”

“Hahaha, astaga Sander. Aku tahu hatimu lembut, tapi otak kreatifmu jago sekali mengarang cerita gila.”

Sander memalingkan wajah, menyembunyikan ekspresi cemas yang mulai menyeruak ke permukaan. Pria itu bangkit dari kursi, melangkah ke jendela, memandangi langit sore yang terlihat memerah. Tak kunjung mendapatkan ketenangan yang dicari, Sander menghela napas panjang, tangannya secara refleks meremas tepian jendela.

“Sander?” Suara Alden memecah keheningan sore itu. “Kau mendengarkanku?”

“Ya?”

“Kau terlalu serius belakangan ini,” Alden berkomentar sambil merenggangkan tubuhnya di atas ranjang. “Oh ya, nanti malam senggang?”

“Jam tujuh saya diminta menghadiri pertemuan siswa tingkat empat angkatan akhir. Anda juga diundang, bukan?”

“Ayolah, kawan,” suara menjengkelkan Alden kembali memenuhi ruangan. “Perkumpulan itu hanya buang-buang waktu. Sebentar lagi kita lulus. Apa gunanya membicarakan masa depan dengan orang-orang yang jelas akan sibuk sendiri?”

“Perkumpulan itu penting. Kita bisa saling bertukar informasi dan strategi,” jawab Sander tegas, mempertahankan pendirian. “Dan seperti yang Anda katakan, sebentar lagi kita semua lulus. Artinya, tidak ada waktu lagi untuk bermain-main.”

Alden mendecakkan lidah, bangkit dari ranjang dengan gerakan malas. Ia berjalan mendekati Sander sambil mengibaskan tangan, seakan argumen Sander tidak berarti apa-apa. “Dengar, malam ini aku punya janji kencan dengan Lady Violet. Dia siswa baru di tingkat tiga. Aku berencana mengajaknya nonton opera. Karena aku teman yang baik, aku mengajakmu ikut denganku.”

Sander menatap Alden skeptis. “Anda serius?”

Alden mengangkat bahu. “Tentu saja.”

“Yang Mulia,” suara Sander penuh penekanan. “Saya mempunyai kewajiban lain malam ini. Undangan pertemuan siswa bukan sesuatu yang bisa saya abaikan begitu saja.”

Alden mengerutkan kening, tertawa mengejek. “Kau tidak bosan dengan segala formalitas dan diskusi kaku itu, Sander? Apa salahnya melewatkan satu malam, menikmati sedikit kebebasan?”

“Saya menolak tawaran Anda.”

Sang pengeran mendekati Sander, menepuk santai bahu sahabatnya. “Terkadang aku benar-benar tidak mengerti dirimu, kawan. Namun baiklah, aku tidak akan memaksa. Kalau kau berubah pikiran, temui kami di depan gedung budaya jam delapan.”

…..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   7. Persaingan Para Wanita

    …..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi ke

    Last Updated : 2025-01-31
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   8. Penolakan yang Berujung Neraka

    …..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y

    Last Updated : 2025-02-01
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   9. Kebebasan tanpa Batasan

    …..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji

    Last Updated : 2025-02-02
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   10. Hati Pangeran yang Gelisah

    …..Rutinitas Alden di istana selain membantu menyelesaikan tugas administrasi kerajaan adalah menemani sang ibu, Ratu Shopie di ruang bersantai. Wanita nomor satu di Elinor itu sangat hobi menyulam. Keahliannya telah diakui oleh para bangsawan wanita. Sapu tangan hasil sulamannya dikatakan menjadi hadiah langka yang ditunggu-tunggu. Saking indah dan berkelasnya sulaman Ratu Shopie, Raja Edward sendiri mengizinkan istrinya menghiasi jubah kebesaran raja-raja Elinor dengan sulamannya.“Semalam kau pulang jam berapa, Nak?” tanya Ratu Shopie. Mata birunya yang cemerlang mengikuti gerakan tangannya yang lihai memainkan jarum dan benang. “Aku mulai risau dengan lingkungan pertemananmu.”Alden memanggil pelayan, meminta dibawakan teh baru karena tehnya sudah dingin. “Yang Mulia, pernahkah saya mengecewakan Anda? Saya selalu menjaga diri saya dengan baik. Buktinya, sejauh ini saya belum pernah menghamili wanita yang saya kencani.”“Dasar anak nakal,” seru Ratu Shopie, pusing menghadapi tingk

    Last Updated : 2025-02-03
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   11. Perang Dingin

    …..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg

    Last Updated : 2025-02-15
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   12. Wanita Pilihan Ratu Shopie

    …..Kurang fokus ketika mengelap perabotan, seorang pelayan paruh baya tak sengaja memecahkan guci kesayangan mendiang Duchess Adler. Setelah menghitung kerugian dan memberikan hukuman yang pantas, Zelda bergegas kembali ke taman belakang, khawatir meninggalkan tamunya terlalu lama.Suasana taman yang awalnya ramai berubah lengang begitu Zelda tiba. Ia mencari-cari keberadaan Cleo, lalu menemukannya tengah menyendiri di sisi lain taman. Para bangsawan tampak menjauhi wanita itu dan situasi ganjil ini mendapatkan kejelasan tatkala Mysie datang dengan ekspresi tegang.“Apa yang terjadi? Kenapa semua orang bertingkah aneh?” tanya Zelda kebingungan.Mysie meraih lengan Zelda, mengajaknya pergi ke tempat sepi. “Zelda, dengarkan aku. Baru saja Pangeran Alden mengundang Cleo ke pesta kerajaan.”Kening Zelda berkerut, belum menemukan kesalahan pada berita tersebut. Pesta kerajaan diselenggarakan untuk merayakan pencapaian Alden. Sebagai tuan acara, pria itu berhak mengundang siapapun yang diin

    Last Updated : 2025-02-17
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   13. Batu Sandungan

    …..Kerajaan Elinor mengundang banyak tamu penting ke istana. Salah satu di antaranya, Duke Simon Adler, yang rela datang jauh-jauh dari ujung utara Elinor untuk menghadiri perayaan keberhasilan sang keponakan, Pangeran Alden. Pemimpin Fraksi Bangsawan Tinggi di Parlemen Kerajaan sekaligus kakak kandung Ratu Shopie itu terlihat menyambut ramah Sander ketika duke muda dan pasangannya datang menyapanya.“Kau tambah besar, Nak.” Duke Simon menjabat tangan Sander, lalu menarik bahunya untuk dipeluk. “Semakin mirip dengan ayahmu.”“Bagaimana kabar Anda, Duke? Bukankah musim panas ini Adler sedang ramai pelancong,” ujar Sander bersikap sopan.Sebagian besar wilayah Adler Dukedom terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan. Selain alamnya yang asri, suhu yang tetap sejuk ketika musim panas menjadi daya tarik utama wisatawan untuk berkunjung. Demi perkembangan ekonomi Adler, Duke Simon memberikan izin para bangsawan kaya untuk membangun bisnis dan villa keluarga di daerahnya. Bisnis ini cukup m

    Last Updated : 2025-02-18
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   14. Keputusan Mutlak Raja Edward

    …..Baru saja menyelesaikan dansa lagu kedua mereka, Duke Simon dan Zelda mendapatkan panggilan untuk segera menghadap Raja Edward di ruang istirahat pribadi Keluarga Kerajaan. Mengetahui dirinya diperbolehkan masuk ke sana, Zelda semakin positif jika rencana perjodohannya dengan Alden telah direstui raja. Ruang istirahat pribadi Keluarga Kerajaan bukanlah tempat sembarangan. Hubungan darah dan pernikahan adalah syarat utama untuk bisa menjejakkan kaki di tempat itu.“Selamat malam, Yang Mulia Raja.” Meskipun lebih tua, aturan mengharuskan Duke Simon merendahkan kepalanya di hadapan Keluarga Kerajaan. Sebuah tata krama yang diajarkan di semua sekolah Elinor untuk menghormati mereka yang berdarah biru. “Selamat malam, Yang Mulia Ratu. Semoga kemakmuran selalu menyertai hidup Anda.”Raja Edward mengangguk penuh wibawa, mempersilakan kakak ipar dan putrinya duduk. Pria itu menggerakkan tangan singkat, memberikan sinyal kepada pelayan istana untuk menyeduhkan teh. “Dengan siapa saja kau be

    Last Updated : 2025-02-19

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   33. Badan Amal Dorian

    …..Senin pagi, sama seperti hari-hari lainnya, Dorian Plaza tampak dipadati para pengunjung. Pusat perbelanjaan paling prestisius di Dorian ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya butik-butik eksklusif yang menjadi langganan para bangsawan dan keluarga terpandang. Di sepanjang lorong utama, etalase kaca besar memamerkan gaun-gaun mahal, perhiasan mewah, serta barang-barang impor dengan desain terbaik. Aroma parfum eksklusif bercampur dengan wangi kulit dari toko-toko aksesori mewah, menciptakan suasana yang benar-benar mencerminkan kehidupan kelas atas.Namun, Cleo dan Sander tidak datang ke sini untuk berbelanja. Mereka melewati butik-butik mewah tanpa melirik, langsung menuju lantai dua, di mana kantor Badan Amal Dorian berada.Di belakang pintu kayu dengan papan nama Badan Amal Dorian, suasana berubah drastis. Kantor ini tidak semewah butik di lantai bawah, mereka tertata rapi dan fungsional. Lemari kaca penuh dokumen berdiri di sepanjang dinding, beberapa meja kerja ditempati ole

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   32. Memungut Gadis Lusuh

    …..Ruang tamu istana memiliki langit-langitnya yang tinggi, dihiasi cetakan plesteran rumit dengan motif bunga dan dedaunan berlapis emas. Dindingnya berwarna putih gading, karpet lantainya tebal dan lembut, menambah kehangatan ruangan yang megah itu.Di tengah ruangan, sebuah meja marmer panjang tertutup taplak beludru biru tua. Di atasnya, berbagai kotak perhiasan terbuka, memperlihatkan kilauan batu mulia yang didatangkan langsung dari butik perhiasan terbaik. Kalung berlian, cincin emas, serta gelang dan anting-anting dengan desain unik tersusun rapi, menunggu untuk dipilih.Zelda duduk anggun di atas sofa berlapis kain damask berwarna krem dengan pola bordiran tradisional. Di sampingnya, Ratu Shopie mengangkat sebuah kalung safir ke lehernya sembari menatap pantulan di cermin.“Yang mana menurutmu lebih cocok, Zelda?” suara lembut Ratu Shopie memecah keheningan.Zelda mengamati dua pilihan kalung di tangan calon mertuanya. Yang pertama adalah untaian berlian dengan kilauan murni

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   31. Sander di Mata Alden

    …..Alden berdiri di hadapan pintu masuk sayap manor, kedua tangannya bersedekap sementara tatapannya mengamati bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Udara musim gugur yang dingin menusuk kulit, membuat napas pangeran berubah menjadi kabut tipis di udara. Langit di atasnya kelabu, dipenuhi awan mendung yang bergerak lamban, menunggu momen tepat untuk menurunkan hujan.Tidak ada gerbang yang menghalangi, tetapi pintu masuk dijaga ketat oleh pelayan-pelayan yang patuh pada satu perintah. Bukan perintah Cleo, tentu saja. Alden sudah mencoba berbagai cara—mengirimkan bunga yang mekar di penghujung musim, perhiasan bertatahkan permata indah, buku-buku langka yang pernah mereka bahas bersama. Dan malangnya, semua hadiah itu selalu dikembalikan dengan alasan yang sama."Maaf, Yang Mulia. Lady Cleo tidak dapat menerima ini."Bibir Alden melengkung samar, bukan ekspresi kekecewaan, melainkan ketertarikan. Jika ini hanya penolakan biasa dari Cleo, maka seharusnya akan muncul celah yang bisa

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   30. Rekonsiliasi

    …..Cleo melangkah ragu ke kamar pribadi Sander, sesuatu yang tak pernah dibayangkan akan terjadi. Ruangan itu luas, dengan langit-langit tinggi dan jendela kerja besar yang menghadap taman. Namun, yang paling menarik perhatiannya bukanlah kemewahan tempat ini, melainkan atmosfernya—begitu maskulin dan fungsional.Mirip dengan ruang kerja Duke Adam, tatapannya segera tertuju pada rak-rak buku yang berdiri kokoh di salah satu sisi dinding. Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia mendekat, berharap menemukan koleksi sastra klasik atau puisi yang bisa dikaji bersama teman-teman sosialitanya. Sayang sekali, harapan itu pupus begitu matanya menangkap deretan judul buku yang tersusun rapi di sana—strategi perang, ekonomi maritim, hukum dagang, dan jurnal pemerintahan.Dahi Cleo berkerut. Tentu, ia paham pentingnya buku-buku ini. Hanya saja, membayangkan dirinya membaca hal-hal berat ini membuatnya merasa lelah. Baginya, buku ideal adalah novel roman langka yang bisa diceritakan ulang ketika m

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   29. Sander Mulai Menyerang

    …..Kabut tipis menggantung di atas taman-taman dan halaman luas Dorian manor. Embun sisa dini hari membasahi rerumputan, memantulkan cahaya sang fajar yang mengintip dari balik pohon-pohon pinus. Jalan setapak yang terbuat dari batu alam masih sepi, sesekali dilalui para pelayan yang bergegas membawa sekeranjang linen atau kendi perak bersisi susu hangat pesanan juru masak manor.Disela-sela suara dentingan panci dan wajan, tercium semerbak roti panggang dan daging asap dari arah dapur manor. Setiap pagi, para pelayan berlalu-lalang di sepanjang koridor, membawa nampan sarapan untuk tuan dan nyonya mereka yang baru bangun. Semua orang menjalankan pekerjaannya dengan penuh perhatian dan dedikasi.“Huh…” Cleo menghela napas panjang saat menatap bayangannya di cermin besar.“Tidak biasanya Duke Dorian memanggil Anda sepagi ini,” ujar Elena heran sembari menarik pita di pinggang nonanya agar terikat rapi.Sekali lagi Cleo menatap bayangannya, jemarinya yang ramping mengetuk-ngetuk permuk

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   28. Konfrontasi Sander - Alden

    …..Berada di ujung selatan Benua Utama, Dorian Dukedom berdiri sebagai mercusuar pedagangan yang menghubungkan seluruh dunia. Pelabuhan-pelabuhannya yang luas dan sibuk menjadi titik temu kapal-kapal dari berbagai negara, membawa sutra dari timur, rempah dari kepulauan tropis, hingga logam berharga dari tanah-tanah jauh. Letaknya yang strategi menjadikan Dorian bukan hanya tempat perhentian bagi pedagang, tetapi juga pusat diplomasi ekonomi yang memengaruhi keseimbangan kekuatan dunia. Kejayaan yang telah berlangsung lama dari generasi ke generasi berhasil dipertahankan sampai detik ini berkat campur tangan emas Duke Adam Dorian—seorang pemimpin yang dihormatikan karena kecerdikannya dalam berdagang dan berpolitik.Sementara itu, berjalan ke bagian tengah Benua Utama, Kerajaan Elinor sedang terjebak di cengkeraman perang akibat ulahnya sendiri. Konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Nesrin telah menguras sumber daya dan menekan perekonomian mereka. Pasukan kerajaan masih mampu bertah

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   27. Pertengkaran Pertama Mereka

    …..Sesuai janjinya kepada Cleo, Sander pulang ke rumah sebelum jam makan malam. Selepas bersih-bersih dan merapikan diri, ia pergi mengunjungi perpustakaan manor untuk membaca beberapa buku selagi menunggu kabar dari pelayan jika meja makan telah siap.“Lord Sander, maaf menganggu waktu bersantai Anda.”Duke muda melepaskan pandangannya dari lembar buku, menemukan sosok Phillip berdiri di seberang meja. “Oh, kau Phillip. Sudah waktunya makan malamnya ya?”Phillip menggeleng sopan. “Kedatangan saya kemari untuk melamporkan hal lain, Lord.”Sikap kepala pelayan manor yang tampak tegang dan lebih serius membuat Sander penasaran. Peristiwa mengerikan apa yang telah terjadi di rumahnya sepanjang hari ini? “Silakan.”“Elena, pelayan yang ditunjuk Anda untuk melayani Lady Austin, dia melaporkan bahwa Pangeran Alden telah bertindak di luar batas.” Phillip menyerahkan laporan tertulis yang diterimanya dari pelayan bersangkutan. “Mengesampingkan status Lady Austin yang merupakan tunangan Anda,

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   26. Posisi Ratu Elinor

    .....Bunyi renyah terdengar setiap kali sepatu Cleo menginjak tumpukkan daun kering yang berserakan menutupi jalan setapak di sepanjang area taman. Musim gugur yang identik dengan kesejukkan seolah menyihir segala yang berwarna hijau menjadi kuning kecoklatan. Berbeda dengan kesan musim semi yang berseri-seri, musim gugur layaknya orang tua renta yang siap mati.“Ada apa, Yang Mulia? Kenapa Anda melihat saya seperti itu?”Rona merah perlahan menjalari tengkuk leher Alden ketika menyadari bahwa tatapannya pada Cleo terpaku terlalu lama. Pangeran berdeham pelan, berusaha menutupi kegugupan, sementara senyum manis Cleo semakin membuatnya gelisah. “Aku ketahuan.”Cleo tertawa kecil, menutupi bibirnya dengan tangan. Di tengah suasana hangat itu, angin tiba-tiba bertiup cukup kencang melewati mereka, menerbangkan dedaunan kering di sekitar. “Yang Mulia,” panggilnya pada Alden.“Ya, Milady?”“Apakah Anda mengundang kami ke acara pernikahan Anda nanti?”Rahang Alden mengatup rapat, terlihat

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   25. Akibat Tindakan Gegabah Zelda

    …..Siang ini, Zelda dan kawan-kawannya berkunjung ke kediaman Keluarga Ronan. Selaku tuan acara, Madam Ronan sengaja mengkhususkan undangan minum teh ini untuk para bangsawan wanita yang bersahabat dengan menantunya, Lady Mysie. Bukan sekedar bersosialisasi, ia sengaja menggelar acara tersebut untuk mengenal lebih dekat orang-orang di lingkup pertemanan istri anaknya, agar bisa memastikan bahwa mereka tidak memberikan pengaruh buruk kepada menantunya.“Zelda, kau datang!” Mysie berlari memeluk tunangan Alden di ambang pintu depan rumah. Sulitnya mendapatkan izin keluar dari ibu mertuanya membuat Mysie kehilangan banyak kesempatan berbaur dengan teman sosialitanya. “Padahal kita sama-sama tinggal di Ibu Kota, tetapi sudah sebulan lebih aku tidak berjumpa denganmu.”Suara dehaman Madam Ronan menyadarkan Mysie. Penampilannya sama sekali tak mencerminkan keanggunan dan ketenangan seorang wanita. Mysie pun segera menyingkir, memperbaiki sikapnya sesuai etiket kebangsawan.“Selamat datang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status