…..Kurang fokus ketika mengelap perabotan, seorang pelayan paruh baya tak sengaja memecahkan guci kesayangan mendiang Duchess Adler. Setelah menghitung kerugian dan memberikan hukuman yang pantas, Zelda bergegas kembali ke taman belakang, khawatir meninggalkan tamunya terlalu lama.Suasana taman yang awalnya ramai berubah lengang begitu Zelda tiba. Ia mencari-cari keberadaan Cleo, lalu menemukannya tengah menyendiri di sisi lain taman. Para bangsawan tampak menjauhi wanita itu dan situasi ganjil ini mendapatkan kejelasan tatkala Mysie datang dengan ekspresi tegang.“Apa yang terjadi? Kenapa semua orang bertingkah aneh?” tanya Zelda kebingungan.Mysie meraih lengan Zelda, mengajaknya pergi ke tempat sepi. “Zelda, dengarkan aku. Baru saja Pangeran Alden mengundang Cleo ke pesta kerajaan.”Kening Zelda berkerut, belum menemukan kesalahan pada berita tersebut. Pesta kerajaan diselenggarakan untuk merayakan pencapaian Alden. Sebagai tuan acara, pria itu berhak mengundang siapapun yang diin
…..Kerajaan Elinor mengundang banyak tamu penting ke istana. Salah satu di antaranya, Duke Simon Adler, yang rela datang jauh-jauh dari ujung utara Elinor untuk menghadiri perayaan keberhasilan sang keponakan, Pangeran Alden. Pemimpin Fraksi Bangsawan Tinggi di Parlemen Kerajaan sekaligus kakak kandung Ratu Shopie itu terlihat menyambut ramah Sander ketika duke muda dan pasangannya datang menyapanya.“Kau tambah besar, Nak.” Duke Simon menjabat tangan Sander, lalu menarik bahunya untuk dipeluk. “Semakin mirip dengan ayahmu.”“Bagaimana kabar Anda, Duke? Bukankah musim panas ini Adler sedang ramai pelancong,” ujar Sander bersikap sopan.Sebagian besar wilayah Adler Dukedom terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan. Selain alamnya yang asri, suhu yang tetap sejuk ketika musim panas menjadi daya tarik utama wisatawan untuk berkunjung. Demi perkembangan ekonomi Adler, Duke Simon memberikan izin para bangsawan kaya untuk membangun bisnis dan villa keluarga di daerahnya. Bisnis ini cukup m
…..Baru saja menyelesaikan dansa lagu kedua mereka, Duke Simon dan Zelda mendapatkan panggilan untuk segera menghadap Raja Edward di ruang istirahat pribadi Keluarga Kerajaan. Mengetahui dirinya diperbolehkan masuk ke sana, Zelda semakin positif jika rencana perjodohannya dengan Alden telah direstui raja. Ruang istirahat pribadi Keluarga Kerajaan bukanlah tempat sembarangan. Hubungan darah dan pernikahan adalah syarat utama untuk bisa menjejakkan kaki di tempat itu.“Selamat malam, Yang Mulia Raja.” Meskipun lebih tua, aturan mengharuskan Duke Simon merendahkan kepalanya di hadapan Keluarga Kerajaan. Sebuah tata krama yang diajarkan di semua sekolah Elinor untuk menghormati mereka yang berdarah biru. “Selamat malam, Yang Mulia Ratu. Semoga kemakmuran selalu menyertai hidup Anda.”Raja Edward mengangguk penuh wibawa, mempersilakan kakak ipar dan putrinya duduk. Pria itu menggerakkan tangan singkat, memberikan sinyal kepada pelayan istana untuk menyeduhkan teh. “Dengan siapa saja kau be
…..Lelah berdansa empat lagu tanpa jeda berarti, Cleo memutuskan untuk berpamitan dengan teman dansa terakhirnya, seorang pria ramah, pegawai Badan Keuangan Elinor.Popularitas Cleo yang melejit karena Sander membuatnya diserbu banyak bangsawan. Sulit bagi Cleo untuk menghindar, mengingat istana memiliki aturan, wanita dilarang menolak ajakan berdansa. Jika satu pria ditolak, maka ia harus menolak semua pria—termasuk pasangannya sendiri sampai pesta dansa berakhir.“Lihatlah ratusan butir peluh di keningmu.” Sander mengeluarkan sapu tangan dari saku bagian dalam tuxedo, menawarkan benda itu kepada Cleo. “Kau baik-baik saja?”Pesta di tengah musim panas menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orang. Jika mempunyai stamina rendah, mereka mungkin akan jatuh pingsan setelah beberapa putaran mengelilingi lantai dansa. Belum lagi pengaruh alkohol dan obrolan kosong dari teman dansa menjengkelkan.“Anda membiarkan saya dibawa pergi,” seru Cleo sedikit kesal. “Padahal Anda baru berdansa sa
…..“Siapa di sana!”Pergerakan mencurigakan dibalik semak tertangkap penglihatan tajam Sander. Menyimpulkan adanya bahaya yang mengintai, pria itu buru-buru meminta Cleo agar berlindung di belakangnya.Penjagaan di kompleks istana tergolong ketat, tetapi bukan berarti sepenuhnya aman. Perang kecil masih berkecambuk di utara, dan musuh Elinor bertebaran di mana-mana. Percobaan pembunuhan terhadap Keluarga Kerajaan maupun bangsawan seakan menjadi hal yang lumrah. Sedetik saja hilang kewaspadaan, tidak ada yang tahu giliran siapa yang menjadi korban malam ini.Ketegangan Sander dan Cleo berangsur mereda ketika Alden keluar dari balik semak mawar. Sang pangeran menghampiri keduanya dengan tampang tak berdosa. “Astaga! Aku mengejutkan kalian ya.”“Yang Mulia, apa yang Anda lakukan di tempat gelap itu?” tanya Cleo keheranan.“Hanya berjalan-jalan, Lady Austin,” jawab Alden ringan. “Aku bosan di aula.”Kepala Sander langsung pening menyaksikan kelakuan nyeleneh pangeran. Sembari memijat-mij
…..Ratusan manusia memadati lapangan sekolah untuk mengucapkan ‘selamat’ kepada anak dan kerabat mereka yang telah berhasil menyelesaikan program pendidikan di Akademi Kerajaan. Mengenakan toga kelulusan, Alden dan Sander terlihat menunggu seseorang di bawah patung Raja Pertama Elinor, tokoh yang berperan penting mendirikan Akademi Kerajaan bagi para bangsawan.“Yang Mulia! Lord Sander!”Cleo yang terlambat datang bergegas menghampiri tempat keduanya. Mengingat hari ini adalah hari istimewa, wanita itu tak lupa membawakan mereka hadiah. Buket bunga mawar merah ia serahkan kepada Sander, lalu buket bunga tulip kuning untuk Alden.“Cleo, kau tersasar?” tanya Alden jenaka. “Kau sungguh alumni Akademi Kerajaan?”Setelah pesta kerajaan, Cleo menjadi sering menghabiskan waktunya bersama Sander dan Alden, sekadar mengisi kesenggangan dengan minum teh atau berjalan-jalan di taman kota. Terkadang mereka juga mengajak Zelda, kendati wanita itu lebih sering menolak daripada ikut serta.“Tentu sa
.....Cleo menutup rapat mulutnya menggunakan sapu tangan ketika merasakan perutnya yang kembali bergejolak. Perjalanan dari Ibu Kota ke Dorian yang memakan waktu hampir seminggu itu begitu menyiksa mental dan fisiknya. Udara kereta yang sesak di tengah musim panas seakan memperparah ketidaknyamanannya.Wanita itu memejamkan matanya erat, berharap rasa mualnya segera mereda. Namun, setiap kali kereta mereka terguncang karena jalanan berbatu, perutnya kembali teraduk-aduk. Cleo menyesal telah meremehkan keadaan ini. Ia pikir, setelah bertahun-tahun terbiasa menaiki kereta di Ibu Kota, mabuk perjalanan panjangnya akan sembuh.“Maafkan saya, Lord,” ucap Cleo lemas, hampir tidak terdengar.Sander menatapnya dengan sorot penuh perhatian. “Tak perlu dipikirkan. Jika tidak kuat, kita bisa berhenti sejenak untuk beristirahat.”Di luar kereta, pemandangan berubah dari hamparan dataran berbukit menjadi hutan pinus yang lebat. Pohon-pohon tumbuh menjulang tinggi, ranting-rantingnya bergoyang lem
…..“Cleo, bukankah baru-baru ini kau menghadiri pesta dansa kerajaan?” tanya Madam penuh rasa ingin tahu. Ia menyesap teh hangatnya, memandangi putrinya yang duduk di seberang meja. “Aku penasaran, seperti apa meriahnya pesta di istana.”Tirai-tirai sutra berwarna putih gading melambai indah ditiup angin dari perbukitan. Meja teh di ruang tamu bangunan sayap manor tertata sempurna—piring porselen bercorak emas, teko perak berkilau, dan berbagai jenis kue kecil tersaji di atasnya.“Pestanya besar, Bu. Banyak sekali tamu yang diundang, jumlahnya mencapai ribuan,” jelas Cleo bersemangat. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, suaranya terdengar riang ketika mengenang suasana malam itu. “Selain bangsawan Elinor, kerajaan juga mengundang para diplomat penting dari luar negeri. Kebetulan Lord Sander memperkenalkan saya kepada beberapa dari mereka.”Madam Anne meletakkan cangkir tehnya di atas piring kecil dengan hati-hati, suaranya berdenting pelan. “Benarkah itu?” serunya takjub. Hid
…..Senin pagi, sama seperti hari-hari lainnya, Dorian Plaza tampak dipadati para pengunjung. Pusat perbelanjaan paling prestisius di Dorian ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya butik-butik eksklusif yang menjadi langganan para bangsawan dan keluarga terpandang. Di sepanjang lorong utama, etalase kaca besar memamerkan gaun-gaun mahal, perhiasan mewah, serta barang-barang impor dengan desain terbaik. Aroma parfum eksklusif bercampur dengan wangi kulit dari toko-toko aksesori mewah, menciptakan suasana yang benar-benar mencerminkan kehidupan kelas atas.Namun, Cleo dan Sander tidak datang ke sini untuk berbelanja. Mereka melewati butik-butik mewah tanpa melirik, langsung menuju lantai dua, di mana kantor Badan Amal Dorian berada.Di belakang pintu kayu dengan papan nama Badan Amal Dorian, suasana berubah drastis. Kantor ini tidak semewah butik di lantai bawah, mereka tertata rapi dan fungsional. Lemari kaca penuh dokumen berdiri di sepanjang dinding, beberapa meja kerja ditempati ole
…..Ruang tamu istana memiliki langit-langitnya yang tinggi, dihiasi cetakan plesteran rumit dengan motif bunga dan dedaunan berlapis emas. Dindingnya berwarna putih gading, karpet lantainya tebal dan lembut, menambah kehangatan ruangan yang megah itu.Di tengah ruangan, sebuah meja marmer panjang tertutup taplak beludru biru tua. Di atasnya, berbagai kotak perhiasan terbuka, memperlihatkan kilauan batu mulia yang didatangkan langsung dari butik perhiasan terbaik. Kalung berlian, cincin emas, serta gelang dan anting-anting dengan desain unik tersusun rapi, menunggu untuk dipilih.Zelda duduk anggun di atas sofa berlapis kain damask berwarna krem dengan pola bordiran tradisional. Di sampingnya, Ratu Shopie mengangkat sebuah kalung safir ke lehernya sembari menatap pantulan di cermin.“Yang mana menurutmu lebih cocok, Zelda?” suara lembut Ratu Shopie memecah keheningan.Zelda mengamati dua pilihan kalung di tangan calon mertuanya. Yang pertama adalah untaian berlian dengan kilauan murni
…..Alden berdiri di hadapan pintu masuk sayap manor, kedua tangannya bersedekap sementara tatapannya mengamati bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Udara musim gugur yang dingin menusuk kulit, membuat napas pangeran berubah menjadi kabut tipis di udara. Langit di atasnya kelabu, dipenuhi awan mendung yang bergerak lamban, menunggu momen tepat untuk menurunkan hujan.Tidak ada gerbang yang menghalangi, tetapi pintu masuk dijaga ketat oleh pelayan-pelayan yang patuh pada satu perintah. Bukan perintah Cleo, tentu saja. Alden sudah mencoba berbagai cara—mengirimkan bunga yang mekar di penghujung musim, perhiasan bertatahkan permata indah, buku-buku langka yang pernah mereka bahas bersama. Dan malangnya, semua hadiah itu selalu dikembalikan dengan alasan yang sama."Maaf, Yang Mulia. Lady Cleo tidak dapat menerima ini."Bibir Alden melengkung samar, bukan ekspresi kekecewaan, melainkan ketertarikan. Jika ini hanya penolakan biasa dari Cleo, maka seharusnya akan muncul celah yang bisa
…..Cleo melangkah ragu ke kamar pribadi Sander, sesuatu yang tak pernah dibayangkan akan terjadi. Ruangan itu luas, dengan langit-langit tinggi dan jendela kerja besar yang menghadap taman. Namun, yang paling menarik perhatiannya bukanlah kemewahan tempat ini, melainkan atmosfernya—begitu maskulin dan fungsional.Mirip dengan ruang kerja Duke Adam, tatapannya segera tertuju pada rak-rak buku yang berdiri kokoh di salah satu sisi dinding. Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia mendekat, berharap menemukan koleksi sastra klasik atau puisi yang bisa dikaji bersama teman-teman sosialitanya. Sayang sekali, harapan itu pupus begitu matanya menangkap deretan judul buku yang tersusun rapi di sana—strategi perang, ekonomi maritim, hukum dagang, dan jurnal pemerintahan.Dahi Cleo berkerut. Tentu, ia paham pentingnya buku-buku ini. Hanya saja, membayangkan dirinya membaca hal-hal berat ini membuatnya merasa lelah. Baginya, buku ideal adalah novel roman langka yang bisa diceritakan ulang ketika m
…..Kabut tipis menggantung di atas taman-taman dan halaman luas Dorian manor. Embun sisa dini hari membasahi rerumputan, memantulkan cahaya sang fajar yang mengintip dari balik pohon-pohon pinus. Jalan setapak yang terbuat dari batu alam masih sepi, sesekali dilalui para pelayan yang bergegas membawa sekeranjang linen atau kendi perak bersisi susu hangat pesanan juru masak manor.Disela-sela suara dentingan panci dan wajan, tercium semerbak roti panggang dan daging asap dari arah dapur manor. Setiap pagi, para pelayan berlalu-lalang di sepanjang koridor, membawa nampan sarapan untuk tuan dan nyonya mereka yang baru bangun. Semua orang menjalankan pekerjaannya dengan penuh perhatian dan dedikasi.“Huh…” Cleo menghela napas panjang saat menatap bayangannya di cermin besar.“Tidak biasanya Duke Dorian memanggil Anda sepagi ini,” ujar Elena heran sembari menarik pita di pinggang nonanya agar terikat rapi.Sekali lagi Cleo menatap bayangannya, jemarinya yang ramping mengetuk-ngetuk permuk
…..Berada di ujung selatan Benua Utama, Dorian Dukedom berdiri sebagai mercusuar pedagangan yang menghubungkan seluruh dunia. Pelabuhan-pelabuhannya yang luas dan sibuk menjadi titik temu kapal-kapal dari berbagai negara, membawa sutra dari timur, rempah dari kepulauan tropis, hingga logam berharga dari tanah-tanah jauh. Letaknya yang strategi menjadikan Dorian bukan hanya tempat perhentian bagi pedagang, tetapi juga pusat diplomasi ekonomi yang memengaruhi keseimbangan kekuatan dunia. Kejayaan yang telah berlangsung lama dari generasi ke generasi berhasil dipertahankan sampai detik ini berkat campur tangan emas Duke Adam Dorian—seorang pemimpin yang dihormatikan karena kecerdikannya dalam berdagang dan berpolitik.Sementara itu, berjalan ke bagian tengah Benua Utama, Kerajaan Elinor sedang terjebak di cengkeraman perang akibat ulahnya sendiri. Konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Nesrin telah menguras sumber daya dan menekan perekonomian mereka. Pasukan kerajaan masih mampu bertah
…..Sesuai janjinya kepada Cleo, Sander pulang ke rumah sebelum jam makan malam. Selepas bersih-bersih dan merapikan diri, ia pergi mengunjungi perpustakaan manor untuk membaca beberapa buku selagi menunggu kabar dari pelayan jika meja makan telah siap.“Lord Sander, maaf menganggu waktu bersantai Anda.”Duke muda melepaskan pandangannya dari lembar buku, menemukan sosok Phillip berdiri di seberang meja. “Oh, kau Phillip. Sudah waktunya makan malamnya ya?”Phillip menggeleng sopan. “Kedatangan saya kemari untuk melamporkan hal lain, Lord.”Sikap kepala pelayan manor yang tampak tegang dan lebih serius membuat Sander penasaran. Peristiwa mengerikan apa yang telah terjadi di rumahnya sepanjang hari ini? “Silakan.”“Elena, pelayan yang ditunjuk Anda untuk melayani Lady Austin, dia melaporkan bahwa Pangeran Alden telah bertindak di luar batas.” Phillip menyerahkan laporan tertulis yang diterimanya dari pelayan bersangkutan. “Mengesampingkan status Lady Austin yang merupakan tunangan Anda,
.....Bunyi renyah terdengar setiap kali sepatu Cleo menginjak tumpukkan daun kering yang berserakan menutupi jalan setapak di sepanjang area taman. Musim gugur yang identik dengan kesejukkan seolah menyihir segala yang berwarna hijau menjadi kuning kecoklatan. Berbeda dengan kesan musim semi yang berseri-seri, musim gugur layaknya orang tua renta yang siap mati.“Ada apa, Yang Mulia? Kenapa Anda melihat saya seperti itu?”Rona merah perlahan menjalari tengkuk leher Alden ketika menyadari bahwa tatapannya pada Cleo terpaku terlalu lama. Pangeran berdeham pelan, berusaha menutupi kegugupan, sementara senyum manis Cleo semakin membuatnya gelisah. “Aku ketahuan.”Cleo tertawa kecil, menutupi bibirnya dengan tangan. Di tengah suasana hangat itu, angin tiba-tiba bertiup cukup kencang melewati mereka, menerbangkan dedaunan kering di sekitar. “Yang Mulia,” panggilnya pada Alden.“Ya, Milady?”“Apakah Anda mengundang kami ke acara pernikahan Anda nanti?”Rahang Alden mengatup rapat, terlihat
…..Siang ini, Zelda dan kawan-kawannya berkunjung ke kediaman Keluarga Ronan. Selaku tuan acara, Madam Ronan sengaja mengkhususkan undangan minum teh ini untuk para bangsawan wanita yang bersahabat dengan menantunya, Lady Mysie. Bukan sekedar bersosialisasi, ia sengaja menggelar acara tersebut untuk mengenal lebih dekat orang-orang di lingkup pertemanan istri anaknya, agar bisa memastikan bahwa mereka tidak memberikan pengaruh buruk kepada menantunya.“Zelda, kau datang!” Mysie berlari memeluk tunangan Alden di ambang pintu depan rumah. Sulitnya mendapatkan izin keluar dari ibu mertuanya membuat Mysie kehilangan banyak kesempatan berbaur dengan teman sosialitanya. “Padahal kita sama-sama tinggal di Ibu Kota, tetapi sudah sebulan lebih aku tidak berjumpa denganmu.”Suara dehaman Madam Ronan menyadarkan Mysie. Penampilannya sama sekali tak mencerminkan keanggunan dan ketenangan seorang wanita. Mysie pun segera menyingkir, memperbaiki sikapnya sesuai etiket kebangsawan.“Selamat datang