Home / Historical / Queen of Heart - Istri Sang Duke / 5. Pangeran Alden dan Taktiknya

Share

5. Pangeran Alden dan Taktiknya

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-01-29 18:00:55

…..

“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”

“Keputusan ayahmu?”

Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”

Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.

Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Tak ayal, banyak pihak yang menyalahkan Leander dan menaruh dendam kepada mereka. Sebuah pelampiasan amarah yang terkesan salah alamat.

“Kau belum jawab pertanyaanku,” seru Carl yang menunggu.

“Ah, masalah itu. Aku sudah mengajak Lady Austin, tetapi untuk sementara ini, aku belum menerima jawabannya.”

Tersiksa oleh rasa gerah, Carl bergegas melepas atasannya, berdoa angin segar segera datang memberikannya kesejukan. Pria kaku itu tidak keberatan bertelanjang dada selama berada di lapangan latihan. Ia tahu, tempat ini jarang dilalui siswa perempuan sehingga tubuhnya aman dari jangkauan mata nakal. “Proposal pertunanganmu sudah diterima?”

Sander menggelengkan kepala, memandangi langit biru yang bersih dari gumpalan awan. “Aku belum menerima jawaban apa pun. Setelah melihatnya di aula kemarin, aku menjadi semakin berharap.”

“Lady Austin wanita hebat. Dia mampu membuatmu gelisah seperti ini.”

“Kau benar,” ujar Sander, lantas tertawa. “Aku memang kurang berpengalaman kalau masalah hati.”

Carl tiba-tiba berdiri, melempar pedang kayunya kepada Sander. “Daripada bengong tidak ada pekerjaan, bantu aku latihan.”

Memandangi pedang kayu yang teronggok di pangkuan, Sander beranjak dari tempatnya duduk sembari menghela napas panjang. “Kawanku, kau masih belum puas mengayunkan pedangmu? Sudah berapa banyak pedang kayu dan semangat ksatria muda yang sudah kau hancurkan hari ini?”

Meninggalkan Sander dan berlari ke arah keranjang berisi tumpukan peralatan latihan, Carl mengambil pedang kayu baru sebagai senjatanya. “Yang tadi hanya pemanasan. Butuh lawan sepadan untuk bisa disebut sparing.”

…..

Turun dari kereta kuda sewaan, Cleo berjalan memasuki butik La Belle Époque—toko pakaian yang menjadi langganan para lady di Ibu Kota, untuk membeli gaun yang akan dikenakannya di pesta dansa kerajaan. Ini adalah pesta dansa resmi pertama Cleo. Ia ingin memastikan penampilannya sempurna. Setelah mengantarkan surat balasan ke asrama Akademi Kerajaan, Cleo sudah tidak sabar menunggu Duke Muda Sander datang menjemputnya.

Seorang pelayan butik yang melihat kedatangan Cleo bergegas menyambut. Usai basa-basi ringan, pelayan itu mempersilakan Cleo duduk ke area tunggu tamu, lalu menunjukkan deretan gaun yang dirancang khusus untuk pesta kerajaan. Ketika sibuk memilah-milah gaun mana yang menarik perhatiannya, suara bariton familiar menyapa Cleo dari belakang.

“Lady Austin, siapa sangka kita akan berjumpa lagi di sini?”

Cleo menoleh, terkejut, lalu buru-buru berbalik. Di hadapannya, telah berdiri sosok Alden. Pria itu mengenakan pakaian kasual kerajaan yang mencerminkan status darah birunya.

“Y-yang Mulia?!" seru Cleo, panik bukan main. “Saya pun tidak menyangka akan berjumpa dengan Anda di tempat ini.”

Pangeran Alden tertawa kecil, terlihat senang. “Aku sering mengunjungi butik ini untuk memesan hadiah, meski biasanya tidak datang sendiri.”

“Oh begitu.”

“Lady Austin."

"Ya?"

"Kau dan rembulan, kalian berdua pasti bermusuhan."

"Kenapa Yang Mulia berpikir demikian?" tanya Cleo dengan wajah kebingungan.

"Karena kecantikanmu membuat rembulan merasa rendah diri.”

Cleo merasakan pipinya yang memanas saat mendengar rayuan Alden. Ia mencoba memusatkan kembali perhatian pada gaun-gaun cantik yang ditunjukkan pelayan butik, tetapi pangeran justru melangkah lebih dekat. “Sedang mencari gaun untuk pesta dansa kerajaan, ya?”

“Benar, Yang Mulia.”

“Bagaimana nasibku besok, Lady Austin? Pesta itu dirayakan untukku, tetapi kehadiranmu akan mencuri perhatian semua tamuku,” Alden berkata sembari mengerlingkan mata.

Cleo yang lengah tidak menyadari, semenjak pergi meninggalkan penginapan pagi ini, Alden telah mengikutinya dari kejauhan. Pria itu merencanakan pertemuan ini dengan sengaja. “Astaga, Anda bisa saja,” balasnya malu.

Ketika pelayan butik datang membawakan beberapa gaun untuk dicoba, Alden sejenak melangkah mundur, memberikan Cleo ruang bebas. Begitu wanita itu selesai memilih gaun, Alden kembali mendekat, memangkas cepat jarak di antara mereka.

“Lady Austin, apakah kau mau meluangkan sedikit waktumu untuk mencicipi kue terbaik di Ibu Kota? Ada toko kue di dekat sini yang menjadi favoritku dari kecil.”

Sikap santai Alden membuat Cleo sungkan menolak ajakan tersebut. Selain untuk kesopanan, akan membahayakan reputasinya jika terus merendahkan harga diri sang pangeran. Menolak satu kali itu cukup, menolak kedua kali dan tanpa alasan, namanya menantang. Para bangsawan akan menganggapnya wanita kurang ajar karena sok jual mahal, padahal ia hanyalah seorang lady dari keluarga bangsawan pinggiran.

“Dengan senang hati, Yang Mulia.”

Selesai melakukan pembayaran, Alden menawarkan tangannya kepada Cleo. Sempat bertingkah sedikit ragu, Cleo akhirnya menerima tawaran tersebut. Mereka berjalan bersisian keluar dari butik. Sepanjang jalan, Cleo merasa menjadi tontonan orang-orang. Kehadiran mereka tampak mencolok karena di belakang mereka, sekumpulan pengawal kerajaan mengikuti dari jarak dekat.

“Seberapa suka kau dengan makanan manis, Lady Austin?” tanya Alden di tengah perjalanan menuju toko kue langganannya.

“Saya sering menikmatinya saat acara minum teh,” jawab Cleo.

Kegiatan utama Cleo di Ibu Kota adalah menghadiri undangan para bangsawan. Selagi masih lajang, Cleo memanfaatkan waktunya sebijak mungkin untuk mencari relasi. Ia yang sedang belajar investasi suka mencari informasi tentang berbagai bisnis yang tengah dijalankan orang-orang Ibu Kota. Jika bisnis itu dinilai potensial untuk berkembang, Cleo akan menemui konsultan keuangan kenalannya sebelum memutuskan langkah berikutnya.

“Mungkin dari sekarang, sebaiknya aku mulai meluangkan waktuku menghadiri undangan bangsawan supaya bisa berbincang-bincang denganmu lagi,” seru Alden melancarkan aksinya menggoda Cleo.

“Selagi agenda pekerjaan Anda di istana kosong, Anda diterima dengan tangan terbuka, Yang Mulia.”

Ketika Alden dan Cleo sampai di depan toko kue, suara lembut nan manis tiba-tiba memanggil dan menghentikan langkah mereka. “Yang Mulia? Cleo?”

Cleo menoleh, mencari keberadaan si pemilik suara. Matanya sontak berbinar kala mendapati sosok Zelda yang berdiri tak jauh dari tempat mereka berada. Wanita itu mengenakan gaun biru pucat beraksen perak yang cantik. “Zelda!” seru Cleo senang. “Aku kira kau sibuk hari ini.”

Zelda berjalan mendekat, menunduk hormat kepada Alden sebelum memberikan pelukan kepada Cleo. Jika biasanya Zelda menyambutnya dengan kehangatan penuh, kali ini Cleo merasakan secerca kegelisahan pada diri sahabatnya.

“Yang Mulia,” Zelda berkata sopan, “Saya kira Anda tidak menyukai makanan manis.”

Alden tersenyum ramah, melirik papan berukir nama toko kue dengan sorot risi. Pria itu tampak khawatir kebohongannya akan terendus Cleo. “Aku membawa Lady Austin kemari untuk mencicipi beberapa kue terbaik mereka.”

Zelda mengalihkan pandangan kepada Cleo. Ekspresinya ramah, kendati tatapannya sulit untuk diartikan. “Pilihan yang bagus. Di kampung halamanmu pasti sulit menemukan toko kue mewah seperti ini.”

“K-kau benar,” balas Cleo, menyadari sindiran tersirat pada pernyataan itu.

“Lady Austin,” panggil Alden meminta atensi. “Sebaiknya kita segera masuk sebelum kehabisan kursi. Percayalah padaku, kau akan menyukai croissant almond buatan mereka.”

“Oh, tentu,” jawab Cleo sambil tersenyum canggung. “Yang Mulia, bagaimana kalau kita mengajak Zelda?"

Alden tampak kurang menyetujui saran itu. Namun, sulit baginya menolak permintaan Cleo tanpa membuatnya merasa curiga. "Zelda, maukah kau bergabung bersama kami?”

Zelda yang sadar kehadirannya tak diharapkan dengan cepat menggelengkan kepala. Perasaan campur aduk memenuhi pikirannya. Ia telah lama menerima fakta bahwa Alden tertarik pada Cleo, tetapi mustahil baginya menyalahkan Cleo atas ketertarikan pangeran. Di sudut hatinya yang terdalam, Zelda bertanya-tanya, apakah ia bisa mengatasi situasi ini tanpa harus melukai persahabatan ataupun harapan keluarganya.

“Tidak, Yang Mulia. Terima kasih atas tawaran Anda. Saya masih memiliki agenda lain hari ini. Senang bisa bertemu kalian.”

…..

Related chapters

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   6. Godaan Hidup Bebas

    …..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b

    Last Updated : 2025-01-30
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   7. Persaingan Para Wanita

    …..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi k

    Last Updated : 2025-01-31
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   8. Penolakan yang Berujung Neraka

    …..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y

    Last Updated : 2025-02-01
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   9. Kebebasan tanpa Batasan

    …..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji

    Last Updated : 2025-02-02
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   10. Hati Pangeran yang Gelisah

    …..Rutinitas Alden di istana selain membantu menyelesaikan tugas administrasi kerajaan adalah menemani sang ibu, Ratu Shopie di ruang bersantai. Wanita nomor satu di Elinor itu sangat hobi menyulam. Keahliannya telah diakui oleh para bangsawan wanita. Sapu tangan hasil sulamannya dikatakan menjadi hadiah langka yang ditunggu-tunggu. Saking indah dan berkelasnya sulaman Ratu Shopie, Raja Edward sendiri mengizinkan istrinya menghiasi jubah kebesaran raja-raja Elinor dengan sulamannya.“Semalam kau pulang jam berapa, Nak?” tanya Ratu Shopie. Mata birunya yang cemerlang mengikuti gerakan tangannya yang lihai memainkan jarum dan benang. “Aku mulai risau dengan lingkungan pertemananmu.”Alden memanggil pelayan, meminta dibawakan teh baru karena tehnya sudah dingin. “Yang Mulia, pernahkah saya mengecewakan Anda? Saya selalu menjaga diri saya dengan baik. Buktinya, sejauh ini saya belum pernah menghamili wanita yang saya kencani.”“Dasar anak nakal,” seru Ratu Shopie, pusing menghadapi tingk

    Last Updated : 2025-02-03
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   11. Perang Dingin

    …..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg

    Last Updated : 2025-02-15
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   1. Lamaran Sang Duke Muda

    …..Ditemani putra semata wayangnya, Duke Adam Dorian mengawasi kinerja para bawahan yang sibuk memindahkan ratusan karung bantuan gandum dan bahan pangan lain dari kereta barang ke gudang penyimpanan Austin Grange. Ketelatenan mereka, ikut turun tangan langsung membantu rakyat membuat hati Marquess William tersentuh.“Duke Adam, izinkan saya menjamu Anda dan putra Anda. Di rumah, istri saya sudah memasakkan beberapa sajian lezat untuk makan siang kita,” ajak Marquess William kepada Duke Adam.Pemimpin Dorian Dukedom sekaligus pemilik pelabuhan terbesar di Benua Utama itu mengernyitkan dahinya sejenak, mempertimbangan ajakan beristirahat yang ditawarkan sang tuan rumah. “Kemurahan hatimu patut dipuji, William. Tentu saja aku mengizinkanmu menjamu kami. Sebuah kehormatan bisa menikmati masakan Marchioness.”Senyuman lega mewarnai wajah lelah Marquess William. Setelah semua bantuan besar yang diterimanya dari sang sahabat, makan siang dengan menu terlezat adalah sebuah kesederhanaan yan

    Last Updated : 2025-01-24
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   2. Para Pria Terhormat

    …..Kumpulan pelajar segera menyingkirkan diri begitu rombongan Pangeran Alden melintasi koridor sekolah. Sembari berbisik-bisik dan sesekali mencuri pandang, para penghuni Akademi Kerajaan yang diharapkan menjadi generasi penerus kejayaan Elinor menyapa ramah ketiga pria muda berbakat, calon pemimpin mereka di masa depan.Alden Lysander Elinor—putra sulung Raja Edward dan Ratu Shopie membalas sapaan mereka dengan anggukan singkat. Pria yang hobi menghabiskan waktu pergi berkencan dengan sembarang wanita itu kabarnya tengah membatasi diri. Belakangan ini, ia sering diceramahi sang ayah untuk menjaga sikap di depan rakyat, mengingat dirinya telah resmi diangkat menjadi pangeran mahkota.“Gadis yang berdiri di sebelah patung zirah besi nomor dua,” ujar Alden kepada salah seorang kawannya, “senyumnya manis, bukan?”“Tolong berhenti memangsa gadis-gadis polos di tempat ini, Yang Mulia. Jangan buat geger istana lagi. Skandal Anda yang kemarin baru saja dibereskan,” seru Sander Arthur Doria

    Last Updated : 2025-01-27

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   11. Perang Dingin

    …..Khawatir hasil tangannya mengecewakan Sander, Cleo sengaja mendatangkan penata rias handal bernama Oskar ke penginapan, kendati harus membayar lebih jika dibandingkan berkunjung langsung ke salon. Setelah berbagai persiapan dan proses merias diri yang panjang, tangan ajaib pria yang lebih senang dipanggil Madam itu sukses menyulap Cleo menjadi sosok Dewi Aphrodite yang menawan.“Dari butik manakah kau menyewa gaun ini, Sayang?” tanya Oskar yang penasaran dengan asal muasal gaun merah marun Cleo. “Pasti harganya selangit. Kau tahu, bulu kudukku merinding ketika menyentuhnya.”Cleo tertawa mendengar celotehan Oskar. Pria itu pintar sekali merangkai pujian aneh. “Madam, apa yang sebenarnya kau takutkan?”“Oh ayolah, Cleo. Aku takut tanganku merusaknya. Meski terbuat dari bahan berkualitas tinggi, barang apapun yang harganya mahal, di mataku mereka terlihat ringkih.”“Benarkah itu?”“Kasarnya, aku hanya sadar diri. Penghasilanku selama setengah tahun mungkin tak akan cukup untuk mengg

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   10. Hati Pangeran yang Gelisah

    …..Rutinitas Alden di istana selain membantu menyelesaikan tugas administrasi kerajaan adalah menemani sang ibu, Ratu Shopie di ruang bersantai. Wanita nomor satu di Elinor itu sangat hobi menyulam. Keahliannya telah diakui oleh para bangsawan wanita. Sapu tangan hasil sulamannya dikatakan menjadi hadiah langka yang ditunggu-tunggu. Saking indah dan berkelasnya sulaman Ratu Shopie, Raja Edward sendiri mengizinkan istrinya menghiasi jubah kebesaran raja-raja Elinor dengan sulamannya.“Semalam kau pulang jam berapa, Nak?” tanya Ratu Shopie. Mata birunya yang cemerlang mengikuti gerakan tangannya yang lihai memainkan jarum dan benang. “Aku mulai risau dengan lingkungan pertemananmu.”Alden memanggil pelayan, meminta dibawakan teh baru karena tehnya sudah dingin. “Yang Mulia, pernahkah saya mengecewakan Anda? Saya selalu menjaga diri saya dengan baik. Buktinya, sejauh ini saya belum pernah menghamili wanita yang saya kencani.”“Dasar anak nakal,” seru Ratu Shopie, pusing menghadapi tingk

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   9. Kebebasan tanpa Batasan

    …..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   8. Penolakan yang Berujung Neraka

    …..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   7. Persaingan Para Wanita

    …..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi k

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   6. Godaan Hidup Bebas

    …..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   5. Pangeran Alden dan Taktiknya

    …..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   4. Duke Muda Sander dan Permintaannya

    …..Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mer

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   3. Pertemuan Pertama Mereka

    …..“Lukisannya mengingatkanku pada pemandangan langit sore di pantai Pulau Selatan? Bagaimana menurutmu, Cleo?”Wanita muda berparas cantik dalam balutan gaun sutra biru yang panjang dan longgar—pilihan bijak untuk hari terik di tengah musim panas, tampak mengangguk setuju. Dari balik hiasan topi berbulu di kepala, mata cokelat tuanya yang sebening Sungai Luminari memandang teduh lukisan yang dimaksud.“Dilihat dari pembangunan ide, penguasan teknik, kreativitas dan keharmonisan warna, kualitas anak-anak akademi di bidang seni meningkat cukup pesat ya. Jika seseorang datang kepadaku dan berbohong bahwa lukisan ini karya seorang pelukis ternama, mungkin aku akan mempercayainya begitu saja.”“Komentarmu terlalu berlebihan, Cleo. Aku tahu, kau tidak mungkin sebodoh itu.”Cleo mengangkat bahunya ringan. “Mau bagaimana lagi, aku berkata jujur.”Terhitung sudah setahun lulus dari pendidikan tingkat tiga Akademi Kerajaan, beberapa bulan yang lalu, Zelda mendapatkan undangan untuk menghadiri

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status