Share

Chapter 2

Author: Arasta
last update Last Updated: 2021-04-09 02:14:09

Acara berlangsung meriah. Semua rakyat bahagia. Bahkan beberapa kerajaan juga merasa senang. Namun, seketika Raja Agresto mendapatkan kabar dari penasehatnya jika kerajaan sudah di serang oleh bangsa penyihir. 

Raja Agresto memilih untuk pulang untuk menghentikan perlawanan. Namun, sebuah panahan dari Harei, si penyihir kematian membuat Raja Agresto tewas saat itu juga. 

Deandrre yang menyaksikan itu hanya terdiam. Ia tidak ingin melibatkan diri berurusan dengan para penyihir itu. Denvio juga diam saja melihat Zeline di tarik paksa oleh salah satu penyihir yang terkenal kejam di kerajaannya. 

 “Tutup semua pintu istana. Beri pengumuman kepada rakyat untuk tidak panik dan pergi dengan damai tanpa ada rasa takut. Jangan sampai penyihir itu murka dengan kerajaan kita!” Ucapan Deandrre membuat seluruh pengawalnya mengangguk paham dan menjalankan perintah.

Ia menyuruh istrinya kembali ke kamar, dan membawa Denvio ke dalam kamarnya. 

Ia juga meminta maaf kepada tamu undangan yang merasa panik dengan kedatangan penyihir itu. 

 “Maafkan aku, Agresto. Aku tidak bisa menolongmu,” ucap lirih Deandrre. 

---OoooO---

Fairy Castle adalah sebuah kerajaan peri yang terletak di dalam hutan bayangan sebelah barat hutan larangan. Fairy Castle ini merupakan kerajaan kecil, namun memiliki banyak peri-peri yang unggul dalam memenangkan pertarungan. 

Afroid; salah satu pemimpin di Fairy Castle. Ia sudah menikah namun tidak memiliki seorang anak. Namun ia memiliki dua orang anak angkat bernama Rie dan Kie. Anak kembarnya yang ia jadikan seorang peri penyelamat dan pelindung. 

Namun wujud Rie terkadang berubah menjadi seekor kijang kecil jika ia berkeliaran di hutan larangan.Sementara Kie, akan berubah menjadi seekor burung kecil berwarna biru. 

 “Dad, Rie terluka. Ia terkena panahan emas yang hanya keluarga Seolth Kingdom yang memilikinya,” adu Kie saat Kie membawa Rie kehadapan Afroid. 

 “Im fine, Kie.”

 “Kau terluka, bodoh.”

Rie memutar bola matanya lagi. 

Sementara Afroid langsung meminta Kie mengambilkan air suci di dalam goa Maheru dengan beberapa teman-temannya.

Kie mengangguk. Kemudian, ia mengajak temannya pergi. 

Afroid membaringkan Rie di kasurnya. 

 “Im okey, Dad.” Rie mencoba untuk menyakinkan jika dirinya tidak apa-apa. 

 “Bagaimana bisa panah itu mengenai tubuhmu, Rie?” tanya Afroid. 

 “Aku sedang melihat sebuah pesta pertemuan di Northen Kingdom, namun salah satu pangeran Seolth Kingdom memanah kakiku dan mengurungku di penjara itu,” kata Rie menceritakan. “Aku tidak bisa memakai kekuatanku untuk keluar. Aku tidak ingin ia curiga dan membawaku kepada para penyihir itu.”

Afroid berusaha mencerna ucapan Rie. 

 “Untung saja ada Shaenette yang menyelamatkanku dari pangeran Lucas, dan aku selamat.”

 “Shaenette?” tanya Afroid. 

 “Yes. She is princess Paper Royal Castle.”

Afroid terdiam lagi. 

 “Dad? Are you okey?” tanya Rie. 

 “Fine.” Afroid memanggil Lucia dan meminta salah satu peri mengintip kerajaan Paper Castle.

Sementara Rie hanya diam mendengar pembicaraan Lucia dan Afroid. Namun ia tidak berani untuk bertanya. Ia memutuskan untuk diam. 

 “Istirahatlah, Rie.”

Rie mengangguk. Kemudian ia memejamkan matanya. 

Afroid dan Lucia meninggalkannya sendiri. 

---OooO---

 “Kie! Ada perempuan di sini,” teriak Liora. Salah satu teman Kie yang ikut ke goa maheru. Kie berjalan ke arah Liora, dan menemukan Shaenette yang sudah tertidur di atas air suci itu. 

“Dia Princess Shaenette. Bagaimana ia bisa di sini?” Kie bertanya pada dirinya. 

Kemudian ia meminta Liora menampung air suci itu ke dalam kendi, dan Kie membawa Shaenette untuk kembali ke Fairy Castle.

 “Kie, Afroid akan marah jika kau mengajak manusia ke dalam castle,” ucap Oin.

 “Dia masih hidup, Oin. Urusan Dad, aku yang mengurusnya.”

Oin mengangguk. Menentang Kie juga percuma, ia tahu keras kepalanya laki-laki itu. 

 “Sudah dapat air suci untuk Rie, Liora?” tanya Kie. 

Liora mengangguk. 

Setelah itu, mereka kembali ke Castle sebelum para penyihir datang dan memusnahkan mereka semua. Kie meminta Oin dan Liora membuatkannya sebuah kereta kencana untuk membawa Shaenette. 

“Dad, aku membawa seorang manusia yang tertidur di dalam goa maheru. Ia terlihat seperti manusia terkena kutukan,” kata Kie yang kembali teriak saat sampai di depan gerbang Castle.

Lucia yang berada di luar terkejut melihat wajah pucat Shaenette. “Malang sekali anak ini,” kata Lucia lagi. “Bawa dia ke kamar. Aku akan memanggil Afroid dan meminta bantuannya.”

Kie mengangguk. 

Ia memindahkan Shaenette ke kamar Lucia dan memanggil Afroid. 

Lucia mengelus wajah Shaenette. “Kau sangat malang, Shaenette. Aku akan membantumu.”

Lucia mengeluarkan kalungnya, kemudian memberikannya kepada Shaenette. Ia tidak tahu, kenapa hatinya terketuk untuk membantu Shaenette. 

Seperti sudah direncanakan alam, Lucia memiliki ikatan batin dengan Shaenette.

 “Lucia, apa-apaan kau ini?!” 

Lucia terkejut mendengar suara Afroid. Ia langsung mendekati Afroid, kemudian memegang dadanya. “Anak malang itu terbaring lemah. Jadi, aku menolongnya dengan kalung itu. Kau juga harus membantunya.”

Afroid diam. 

 “Bantu anak itu, Afroid.”

 “Untuk apa? Ia manusia, berbeda dengan kita.”

Lucia memegang tangan Shaenette dan memberitahu tanda elf di tanganya. “Ia memang terlahir manusia, Af. Tapi, alam sudah memberikan tanda jika ia akan masuk ke dalam keluarga elf.”

Afroid diam lagi. 

Memikirkan tanda itu, ia kembali mendekati Shaenette. 

 “Apa ia gadis yang berasal dari Paper Royal Castle?” tanya Lucia. 

 “Shaenette!” pekik Rie. “Dad, dia yang menyelamatkanku. Ia juga princess dari Paper Royal Castle.”

Lucia melihat Rie yang berjalan pelan. 

Afroid kembali melihat Shaenette yang tertidur.

 “Selamatkan dia, Dad.”

Kie mendekat, kemudian memberikan sebuah pesan burung yang entah dari mana ia dapat. 

Ia memberikan kepada Afroid. 

Selamatkan Shaenette karena kelak, ia yang akan menjadi seorang putri dari tiga kerajaan sekaligus.

Afroid memperintahkan Kie untuk membawakan sisa air suci yang ia berikan kepada Rie, kemudian meminumkannya kepada Shaenette. Lucia tersenyum, dan Rie hanya melihat Afroid mengobati Shaenette agar sembuh. 

 “Kenapa dengannya, Afroid?” tanya Lucia. 

 “Ia terkena kutukan penyihir,” balas Afroid. “Ia bisa bangun, tapi ia melupakan semua tentang kehidupannya. Namun, ketika nanti ada lelaki yang membawakannya sebuah panah emas, ia akan mengingat lagi.”

 “Panah emas?” tanya Rie. 

Afroid mengangguk. “Iya. Itulah cara satu-satunya agar Shaenette terbebas sepenuhnya dari sihir jahat Agezo.”

 “Apa mungkin penerus kerajaan Seolth Kingdom akan memberikan Shaenette panah emas itu? Semua tidak mungkin, Afroid.” Lucia mencoba menerawang kejadian yang akan datang, namun ia tidak menemukan titik terang. 

 “Biarkan alam yang memberitahu caranya, Lucia. Kita hanya bisa memberikannya bekal untuk melawan penyihir dan musuh peri.”

Lucia mengangguk samar. Rie hanya bisa diam kembali. 

 “Dan ia yang akan menggantikanku kelak, Lucia. Ia titipan dari alam.”

Lucia melihat Afroid dengan tatapan tidak percaya.

 “Jika nanti aku mati, ia yang akan menggantikanku.” Afroid melihat Kie dan juga Rie. “Jadilah teman untuk Shaenette, Kie. Rie.”

Kedua anak kembarnya itu mengangguk. Pandangan mereka melihat ke arah Shaenette yang masih tertidur di kasur Lucia. 

 “Apa waktunya itu sudah datang? Apa kau akan ikut dalam peperangan besar melawan para penyihir?” tanya Lucia. 

 “Aku akan mengajari Shaenette terlebih dahulu, setelah itu aku akan mengikuti perang bersama bangsa peri. Kau harus mengajarkannya kebaikan kepadanya, karena Shaenette adalah satu-satunya incaran penyihir. Ia memang tidak mudah untuk dibohongi, karena logikanya selalu bermain dengan tindakannya. Jika penyihir itu tahu Shaenette masih hidup, ia akan membunuh Shaenette.”

Lucia mengangguk dan kemudian terdiam.  

 “Kenapa bisa Shaenette menjadi incaran, Dad?” tanya Kie. 

 “Karena Shaenette satu-satunya manusia yang dapat berkomunikasi langsung dengan bangsa peri. Ia juga yang akan menduduki tiga kerajaan sekaligus saat usianya genap dua puluh tahun.”

Hah?

 “Kau harus tahu, Kie. Shaenette bukan gadis biasa. Sikapnya memang angkuh, tapi ia rapuh. Wajahnya cantik, tapi ia selalu merasa buruk dibandingkan saudarinya.” Afroid lagi-lagi menceritakan tentang jati diri Shaenette. 

 “Apa ia yang akan kami jaga sesuai perintah sang Dewi, Dad?” tanya Rie.

 “Yes.  Shaenette akan menjadi bagian dari kita dan kamu harus menjaganya sesuai perintah sang Dewi.”

Rie mengangguk paham. 

 “Besok ia akan terbangun. Jadi, tolong siapkan kamar untuknya dan pakaian untuk princess kita,” kata Afroid. 

Rie mengangguk lagi. 

Lucia melihat Rie, kemudian melihat luka di kakinya itu sudah menghilang. “Lukamu sudah hilang, Rie.”

Rie mengangguk. “Sudah, Mom.”

 “Hati-hati jika ingin keluar castle. Banyak yang ingin memburu kita, termasuk kamu, Rie.” Lucia menasehati anaknya itu.  

Rie mengangguk saja. 

 “Mulai sekarang, jangan pergi jika aku tidak mengizinkanmu.”

 “Baik Mom.”

---OooO---

Related chapters

  • Queen Shaenette   Chapter 3

    Zeline menangis saja.Ia tak sanggup menghadiri pesta yang akan dibuat penyihir jahat itu. Setelah kepergian sang Ayah, kini Zeline meratapi nasibnya.Ibunya sudah dijadikan istri, bahkan penyihir itu mengubah istananya menjadi Kingdom Of Darkness. Semua rakyat di sana memuja Agezo jika mereka ingin hidup damai. Mereka rela diperbudak, bahkan lebih parah mereka dilatih menjadi sosok kuat atau umpan untuk membunuh musuh-musuh kerajaan penyihir kegelapan.Shaenette…Ia mencari keberadaan Shaenette, saudari kembarnya. Sejak kepulangannya, Zeline tidak menemukan keberadaan Shaenette.“Where are you, Shaenette.” Zeline melihat pelayan yang sibuk membuat dekorasi pesta. Bahkan beberapa pengawal juga ikut dalam penyebaran undangan.“Cepatlah bersiap Zeline sebelum tuan Agezo menyeretmu dari kamar ini dengan pakaian kumuhmu itu!” Regar melempar baju itu ke arah Zeline tanpa gerakan lembut. Ya, sekarang Regar lebih berani dari sebel

    Last Updated : 2021-04-14
  • Queen Shaenette   Chapter 4

    Shaenette mencoba mencari cara, agar dia bisa membebaskan Clow. Bagaimanapun, Clow tidak bersalah dan dia tidak pantas dijadikan buruan. "Ayolah Tuan, lepaskan Kijangku," kata Shaenette lagi.Lucas melihat Shaenette dan menggeleng."Ayolah, Tuan.""Aku tidak akan melepaskannya. Lebih baik kau pergi dari hadapanku."Shaenette yang mulai kesal pun akhirnya merapalkan satu mantra yang membuat Lucas terpental beberapa meter darinya. Shaenettedengan cepat menolong Clow yang terluka parah."Kau!""Maafkan aku, Tuan. Aku terpaksa memakai mantra ini untuk melindungi temanku." Setelah itu, Shaenette pergi bersama Clow. Dia berlari memegang gaun panjangnya itu.Kie dan Rie yang melihat itu pun langsung membuka portal kerajaannya. Mereka membantu Shaenette yang masih tersenyum senang saat Lucas terlihat murka."Masuklah, Shaenette!"Shaenette mengangguk. Dia pun masuk ke dalam kerajaannya kembali bersama deng

    Last Updated : 2021-04-16
  • Queen Shaenette   Chapter 5

    Shaenette mendapatkan hukuman dari Afroid karena melanggar peraturan kerajaan. Begitupun dengan Kie dan Rie. Dia mendapatkan hukuman tidak diperbolehkan keluar dari dalam kamarnya.Sementara Shaenette, Afroid mengajaknya mengelilingi Fairy Castle dan mengenalkan berbagai hewan yang ada di sana. Shaenette tersenyum senang saat semua hewan di sana menyambutnya dengan penuh bahagia.Afroid juga memberikan sekuntum mawar merah kepada Shaenette, guna untuk memberikan sedikit tentang masalalunya.Shaenette merasa tidak asing dengan bunga mawar dan kenangannya."Shaenette, kau sudah melanggar peraturan yang ada dikerajaan ini. Kau tahu, hukuman apa yang akan kau dapatkan?" tanya Afroid.Shaenette melihat Afroid, kemudian menggeleng. Shaenette menghela nafas, memang dirinya salah."Aku menerima hukuman itu, Raja."Afroid melihat manik mata Shaenette. Semuanya terlihat sendu."Tapi aku tidak

    Last Updated : 2021-04-17
  • Queen Shaenette   Chapter 6

    Hukuman demi hukuman didapati Zeline. Bahkan dia terus menangis memohon ampunan dari Regar, namun dengan teganya Regar terus saja mencambuknya.Zeline yang merasa sakit pun terduduk lemas tak berdaya. Dia menimang semua perkataan Regar untuk mengikuti apa yang Raja perintahkan."Lebih baik kau ikuti saja maunya Raja, Zeline. Kau tidak akan mendapatkan siksaan seperti ini," kata Regar dengan sikap angkuhnya.Zeline menggeleng saja. Daripada dia mengikuti apa yang Agezo perintahkan, lebih baik dia mati karena hukuman."Kau akan menderita dan Raja tidak akan membiarkanmu mati dengan cepat, Zeline."Zeline masih diam. Dia lemas untuk berbicara banyak hal dengan Regar. Baginya, sekarang semuanya hancur. Lebih baik dia menyusul Ayahnya yang sudah mati dibunuh Harei."Kau sangat keras kepala!"Zeline menangis saja. Dalam hati dia memohon agar Shaenette datang dan menyelamatinya.--OoooOo---

    Last Updated : 2021-04-17
  • Queen Shaenette   Chapter 7

    Shaenette terus berlatih bersama Afroid dan Lucia. Dari belajar memanah, berpedang, hingga menikam musuh dari belakang.Shaenette juga belajar untuk menghapal banyak mantra dan juga kekuatan yang dimiliki bangsa Elf."Semakin hari kau semakin bersemangat, Shaenette. Kau terlihat sangat ahli dengan pedang-pedangmu itu," kata Lucia.Shaenette tersenyum."Kau masih memiliki kekurangan Shaenette. Kau belum bisa menciptakan pedang dari tangkai bunga mawar yang aku suruh," sambung Afroid.Shaenette menghela nafasnya."Bagaimana bisa aku menciptakan pedang dari tongkat mawar, Raja. Semua itu terasa mustahil," balas Shaenette putus asa."Kau bisa, Shaenette.""Bagaimana caranya?" tanya Shaenette."Aku tidak akan memberitahumu, Shaenette. Cobalah kau memikirkan cara sendiri."Shaenette berdecak sebal."Ayah, ini ada surat dari Dewa untuk Shaenette," kata Kie yang berlari

    Last Updated : 2021-04-18
  • Queen Shaenette   Chapter 8

    Shaenette melihat peta yang sudah diberikan Afroid. Dia terus mencari kerajaan Tumss untuk menyelesaikan misi. Dia yang dibantu Kie dan Rie merasa sangat berhati-hati.Mereka mengingat pesan Afroid, jika suatu saat para witch akan menemukan keberadaannya dan membuat mereka musnah."Berhenti, Shaenette," kata Kie yang melihat sebuah telapak kaki besar yang mengarah ke arah lautan Northen.Shaenette dan Rie melihat telapak kaki itu, kemudian mengucukurnya."Kaki ini besar sekali, tidak mungkin manusia memiliki telapak kaki sebesar ini," kata Rie.Shaenette diam. Dia mencoba menerawang, namun bayangannya seakan menutupi penglihatannya."Rie, coba kau lihat ke arah sana. Apa ada sesuatu?" kata Kie yang meminta Rie merubah dirinya menjadi naga kecil untuk melihat keadaan lautan Northen."Kau menggunakan wujud aslimu, Rie. Kau bisa celaka," kata Shaenette yang menahan Rie untuk pergi."

    Last Updated : 2021-04-20
  • Queen Shaenette   Chapter 9

    Afroid yang tengah menyiapkan semuanya untuk memulai berperang pun dihampiri Lucia."Afroid, kau akan mati jika melawan Harei," kata Lucia yang sangat takut jika Afroid mati di medan perang antara bangsa Witch, manusia dan Elf."Jangan khawatir, Lucia. Jika aku mati, Shaenette akan menjadi ratu dikerajaan kita."Lucia menatap Afroid sendu. Sungguh, dia belum siap berpisah dari Afroid. Sejak dulu, dia sangat mencintai Afroid, dan tidak ingin melihat Afroid tewas."Ragaku akan ada di dalam tubuh Shaenette, Lucia."Lucia menunduk. Air matanya terjatuh.Afroid yang menyadari itu pun langsung mendekat ke arah Lucia. Dia menghapus air mata Lucia dengan jemarinya."Jangan menangis, Lucia." Setelah mengucap itu, Lucia menatap dalam bola mata Afroid dan menciumnya.Afroid yang terkejut pun, mulai menerima ciuman Lucia. Mereka pun saling berciuman.----OooooO----Aaaaaaa!!!Sua

    Last Updated : 2021-04-21
  • Queen Shaenette   Chapter 10

    Zeline terdiam di samping Agezo yang tengah menatap kebun istana. Di sana dia melihat rakyatnya dipekerjakan secara paksa, bahkan anak kecil pun dijadikan budak.Zeline melirik Agezo sekilas. Dia tidak menyangka takdirnya akan seperti ini. Padahal Zeline sangat mencintai Denvio, tapi Agezo sengaja mengubah takdirnya."Jangan memikirkan laki-laki lain, Zeline. Kau akan menjadi milikku. Aku tidak ingin kau memikirkan laki-laki lain selainku," kata Agezo yang membaca pikiran Zeline.Zeline menghela nafasnya lagi."Kau milikku, Zeline." Agezo mendekatkan dirinya untuk mencium Zeline, namun Zeline mengalihkan wajahnya."Aku tidak ingin berciuman sebelum kita menikah, Agezo."Agezo mengernyit bingung."Aku akan menjadimu sepenuhnya setelah kita benar-benar menandatangani surat pernikahan kita."Agezo tersenyum kecil. Dia mengedipkan matanya. Merasa tergoda dengan apa yang Zeline ucapkan. Dia tidak sabar un

    Last Updated : 2021-04-24

Latest chapter

  • Queen Shaenette   Chapter 10

    Zeline terdiam di samping Agezo yang tengah menatap kebun istana. Di sana dia melihat rakyatnya dipekerjakan secara paksa, bahkan anak kecil pun dijadikan budak.Zeline melirik Agezo sekilas. Dia tidak menyangka takdirnya akan seperti ini. Padahal Zeline sangat mencintai Denvio, tapi Agezo sengaja mengubah takdirnya."Jangan memikirkan laki-laki lain, Zeline. Kau akan menjadi milikku. Aku tidak ingin kau memikirkan laki-laki lain selainku," kata Agezo yang membaca pikiran Zeline.Zeline menghela nafasnya lagi."Kau milikku, Zeline." Agezo mendekatkan dirinya untuk mencium Zeline, namun Zeline mengalihkan wajahnya."Aku tidak ingin berciuman sebelum kita menikah, Agezo."Agezo mengernyit bingung."Aku akan menjadimu sepenuhnya setelah kita benar-benar menandatangani surat pernikahan kita."Agezo tersenyum kecil. Dia mengedipkan matanya. Merasa tergoda dengan apa yang Zeline ucapkan. Dia tidak sabar un

  • Queen Shaenette   Chapter 9

    Afroid yang tengah menyiapkan semuanya untuk memulai berperang pun dihampiri Lucia."Afroid, kau akan mati jika melawan Harei," kata Lucia yang sangat takut jika Afroid mati di medan perang antara bangsa Witch, manusia dan Elf."Jangan khawatir, Lucia. Jika aku mati, Shaenette akan menjadi ratu dikerajaan kita."Lucia menatap Afroid sendu. Sungguh, dia belum siap berpisah dari Afroid. Sejak dulu, dia sangat mencintai Afroid, dan tidak ingin melihat Afroid tewas."Ragaku akan ada di dalam tubuh Shaenette, Lucia."Lucia menunduk. Air matanya terjatuh.Afroid yang menyadari itu pun langsung mendekat ke arah Lucia. Dia menghapus air mata Lucia dengan jemarinya."Jangan menangis, Lucia." Setelah mengucap itu, Lucia menatap dalam bola mata Afroid dan menciumnya.Afroid yang terkejut pun, mulai menerima ciuman Lucia. Mereka pun saling berciuman.----OooooO----Aaaaaaa!!!Sua

  • Queen Shaenette   Chapter 8

    Shaenette melihat peta yang sudah diberikan Afroid. Dia terus mencari kerajaan Tumss untuk menyelesaikan misi. Dia yang dibantu Kie dan Rie merasa sangat berhati-hati.Mereka mengingat pesan Afroid, jika suatu saat para witch akan menemukan keberadaannya dan membuat mereka musnah."Berhenti, Shaenette," kata Kie yang melihat sebuah telapak kaki besar yang mengarah ke arah lautan Northen.Shaenette dan Rie melihat telapak kaki itu, kemudian mengucukurnya."Kaki ini besar sekali, tidak mungkin manusia memiliki telapak kaki sebesar ini," kata Rie.Shaenette diam. Dia mencoba menerawang, namun bayangannya seakan menutupi penglihatannya."Rie, coba kau lihat ke arah sana. Apa ada sesuatu?" kata Kie yang meminta Rie merubah dirinya menjadi naga kecil untuk melihat keadaan lautan Northen."Kau menggunakan wujud aslimu, Rie. Kau bisa celaka," kata Shaenette yang menahan Rie untuk pergi."

  • Queen Shaenette   Chapter 7

    Shaenette terus berlatih bersama Afroid dan Lucia. Dari belajar memanah, berpedang, hingga menikam musuh dari belakang.Shaenette juga belajar untuk menghapal banyak mantra dan juga kekuatan yang dimiliki bangsa Elf."Semakin hari kau semakin bersemangat, Shaenette. Kau terlihat sangat ahli dengan pedang-pedangmu itu," kata Lucia.Shaenette tersenyum."Kau masih memiliki kekurangan Shaenette. Kau belum bisa menciptakan pedang dari tangkai bunga mawar yang aku suruh," sambung Afroid.Shaenette menghela nafasnya."Bagaimana bisa aku menciptakan pedang dari tongkat mawar, Raja. Semua itu terasa mustahil," balas Shaenette putus asa."Kau bisa, Shaenette.""Bagaimana caranya?" tanya Shaenette."Aku tidak akan memberitahumu, Shaenette. Cobalah kau memikirkan cara sendiri."Shaenette berdecak sebal."Ayah, ini ada surat dari Dewa untuk Shaenette," kata Kie yang berlari

  • Queen Shaenette   Chapter 6

    Hukuman demi hukuman didapati Zeline. Bahkan dia terus menangis memohon ampunan dari Regar, namun dengan teganya Regar terus saja mencambuknya.Zeline yang merasa sakit pun terduduk lemas tak berdaya. Dia menimang semua perkataan Regar untuk mengikuti apa yang Raja perintahkan."Lebih baik kau ikuti saja maunya Raja, Zeline. Kau tidak akan mendapatkan siksaan seperti ini," kata Regar dengan sikap angkuhnya.Zeline menggeleng saja. Daripada dia mengikuti apa yang Agezo perintahkan, lebih baik dia mati karena hukuman."Kau akan menderita dan Raja tidak akan membiarkanmu mati dengan cepat, Zeline."Zeline masih diam. Dia lemas untuk berbicara banyak hal dengan Regar. Baginya, sekarang semuanya hancur. Lebih baik dia menyusul Ayahnya yang sudah mati dibunuh Harei."Kau sangat keras kepala!"Zeline menangis saja. Dalam hati dia memohon agar Shaenette datang dan menyelamatinya.--OoooOo---

  • Queen Shaenette   Chapter 5

    Shaenette mendapatkan hukuman dari Afroid karena melanggar peraturan kerajaan. Begitupun dengan Kie dan Rie. Dia mendapatkan hukuman tidak diperbolehkan keluar dari dalam kamarnya.Sementara Shaenette, Afroid mengajaknya mengelilingi Fairy Castle dan mengenalkan berbagai hewan yang ada di sana. Shaenette tersenyum senang saat semua hewan di sana menyambutnya dengan penuh bahagia.Afroid juga memberikan sekuntum mawar merah kepada Shaenette, guna untuk memberikan sedikit tentang masalalunya.Shaenette merasa tidak asing dengan bunga mawar dan kenangannya."Shaenette, kau sudah melanggar peraturan yang ada dikerajaan ini. Kau tahu, hukuman apa yang akan kau dapatkan?" tanya Afroid.Shaenette melihat Afroid, kemudian menggeleng. Shaenette menghela nafas, memang dirinya salah."Aku menerima hukuman itu, Raja."Afroid melihat manik mata Shaenette. Semuanya terlihat sendu."Tapi aku tidak

  • Queen Shaenette   Chapter 4

    Shaenette mencoba mencari cara, agar dia bisa membebaskan Clow. Bagaimanapun, Clow tidak bersalah dan dia tidak pantas dijadikan buruan. "Ayolah Tuan, lepaskan Kijangku," kata Shaenette lagi.Lucas melihat Shaenette dan menggeleng."Ayolah, Tuan.""Aku tidak akan melepaskannya. Lebih baik kau pergi dari hadapanku."Shaenette yang mulai kesal pun akhirnya merapalkan satu mantra yang membuat Lucas terpental beberapa meter darinya. Shaenettedengan cepat menolong Clow yang terluka parah."Kau!""Maafkan aku, Tuan. Aku terpaksa memakai mantra ini untuk melindungi temanku." Setelah itu, Shaenette pergi bersama Clow. Dia berlari memegang gaun panjangnya itu.Kie dan Rie yang melihat itu pun langsung membuka portal kerajaannya. Mereka membantu Shaenette yang masih tersenyum senang saat Lucas terlihat murka."Masuklah, Shaenette!"Shaenette mengangguk. Dia pun masuk ke dalam kerajaannya kembali bersama deng

  • Queen Shaenette   Chapter 3

    Zeline menangis saja.Ia tak sanggup menghadiri pesta yang akan dibuat penyihir jahat itu. Setelah kepergian sang Ayah, kini Zeline meratapi nasibnya.Ibunya sudah dijadikan istri, bahkan penyihir itu mengubah istananya menjadi Kingdom Of Darkness. Semua rakyat di sana memuja Agezo jika mereka ingin hidup damai. Mereka rela diperbudak, bahkan lebih parah mereka dilatih menjadi sosok kuat atau umpan untuk membunuh musuh-musuh kerajaan penyihir kegelapan.Shaenette…Ia mencari keberadaan Shaenette, saudari kembarnya. Sejak kepulangannya, Zeline tidak menemukan keberadaan Shaenette.“Where are you, Shaenette.” Zeline melihat pelayan yang sibuk membuat dekorasi pesta. Bahkan beberapa pengawal juga ikut dalam penyebaran undangan.“Cepatlah bersiap Zeline sebelum tuan Agezo menyeretmu dari kamar ini dengan pakaian kumuhmu itu!” Regar melempar baju itu ke arah Zeline tanpa gerakan lembut. Ya, sekarang Regar lebih berani dari sebel

  • Queen Shaenette   Chapter 2

    Acara berlangsung meriah. Semua rakyat bahagia. Bahkan beberapa kerajaan juga merasa senang. Namun, seketika Raja Agresto mendapatkan kabar dari penasehatnya jika kerajaan sudah di serang oleh bangsa penyihir.Raja Agresto memilih untuk pulang untuk menghentikan perlawanan. Namun, sebuah panahan dari Harei, si penyihir kematian membuat Raja Agresto tewas saat itu juga.Deandrre yang menyaksikan itu hanya terdiam. Ia tidak ingin melibatkan diri berurusan dengan para penyihir itu. Denvio juga diam saja melihat Zeline di tarik paksa oleh salah satu penyihir yang terkenal kejam di kerajaannya.“Tutup semua pintu istana. Beri pengumuman kepada rakyat untuk tidak panik dan pergi dengan damai tanpa ada rasa takut. Jangan sampai penyihir itu murka dengan kerajaan kita!” Ucapan Deandrre membuat seluruh pengawalnya mengangguk paham dan menjalankan perintah.Ia menyuruh istrinya kembali ke kamar, dan membawa Denvio ke da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status