Kerajaan kertas awan, salah satu kerajaan yang memiliki nama lain Paper Royal Castle ini terletak di dalam hutan larangan. Paper Royal Castle memiliki seorang Raja dan Ratu yang selalu ramah dan bijaksana dalam mengatur rakyat-rakyatnya.
Pemukiman di sekitar Paper Royal Castle juga tentram dan nyaman. Karena rakyat di sana memiliki tata krama terhadap tamu-tamu kerajaan ataupun tamu luar yang datang.
Raja Agresto, dan Ratu Grittel memiliki putri kembar yang bernama Guenloie Grizelle Shaenette dan Zeline Zakeisha Grizelle. Shaenette memiliki paras cantik, namun sikap tertutupnya membuat semua rakyat selalu berpikir jika Shaenette adalah gadis sombong. Ia juga jarang mengikuti pertemuan Raja-Ratu kerajaan lainnya. Dan itu juga membuat nama Shaenette tidak terlalu dikenal oleh kerajaan lain. Sementara Zeline juga tak kalah cantik dibandingkan Shaenette. Ia memiliki sikap ramah kepada semua orang, selalu membantu rakyat berkebun, berkuda dengan sang Ayah, dan memanah. Zeline memiliki kemampuan bela diri, dan ia juga mampu mengikuti pelatihan-pelatihan para Ratu dalam acara Tujuh Puteri untuk mewakili kerajaan.Namun saat usia Shaenette dan Zeline memasuki ke delapan belas, mereka mendapatkan ancaman dari penyihir tentang kehancuran Paper Royal Castle. Para Witch datang dan mengubah Castle menjadi Kingdom Of Darkness.
Mereka mengubah Paper Royal Castle dan menjadikan Ratu Grittel istri dari salah satu penyihir yang bernama Harei. Ia juga membunuh Raja Agresto dan membuang jasadnya ke dalam sumur tua yang sudah berubah menjadi pintu utama masuknya kerajaan kegelapan itu. Sementara Zeline dijadikan istri dari salah satu penyihir hutan larangan, dan Zeline mendapatkan perlakuan buruk, yaitu menjadi seorang maid untuk penyihir itu. Agezo. Zeline sudah mencoba untuk melarikan diri, meminta bantuan kepada seluruh pelayan istana, namun mereka tidak ada yang berani. Zeline juga sudah mengirim pesan burung kepada pacarnya, Denvio; Prince pertama kerajaan Northen Kingdom. Sementara Shaenette mendapatkan sihir tidur dari Osaze dan menyembunyikannya di sebuah goa Maheru di atas bukit hutan larangan. Dan semua kehidupan berubah---OooO---
“Shaenette! What are you doing?” Bentakan Zeline membuat Shaenette menghentikan aktivitasnya menyiram mawar merah di belakang istana.
Ia melihat Zeline yang menatapnya tajam.“Dad menyuruhmu untuk bersiap. Kenapa kau tak mengganti pakaianmu? Rudel sudah menyiapkan pakaianmu.”
Rudel adalah salah satu maid pengasuh Zeline dan Shaenette sejak kecil. “I don’t want to go.” Zeline lagi-lagi melihat Shaenette dengan tatapan tidak percaya. “Are you kidding me, Shaenette! Dad will be angry with me if I can’t persuade you!” Zeline menarik paksa tangan Shaenette, sementara Shaenette terus memberontak. “Ayo, Shaenette. Kita haru pergi!” “Zeline. I don’t want to go! Aku ingin di sini.”“Shaenette!”
“Please Zeline … Aku tidak menyukai pertemuan ini.”
Zeline melihat wajah kembarannya itu, kemudian melepas tangan Shaenette. Ia tahu jika Shaenette tidak menyukai keramaian.
“Untuk sekali ini, Shaenette. Kau bisa tidak datang di pertemuan selanjutnya.”
Shaenette terdiam.
“Please Shaenette, Mom hopes for you.”
Shaenette menghela nafasnya. Kemudian ia meletakan penyiram tanamannya di samping pot bunga mawarnya. “Ok, I coming.” Zeline tersenyum, kemudian mengangguk. “Tapi ini yang pertama dan terakhir.”Setelah mengucap itu, Shaenette berjalan ke arah kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
Ia akan mencoba untuk menghadiri pertemuan antar Raja dari Castle berbeda. “Yes, Shaenette. I Love you.”---OoooO----
Pengawalan menuju istana Northen Kingdom sangat ketat. Kereta kencana sang Raja dan Ratu sudah siap, bahkan untuk kedua princess Paper Royal Castle juga sudah siap.
Zeline menggunakan gaun panjang beludru berwarna senada dengan milik Shaenette dengan belahan dada sedikit terlihat. Baju itu cantik, penjahit kerajaan terkenal yang menjahitnya langsung. Selama perjalanan, Shaenette hanya diam melihat kanan dan kiri hutan. Sesekali ia mendengar sesuatu yang memanggilnya. Ia tak paham, dan menghiraukannya begitu saja. Sementara Zeline, ia tersenyum selama perjalanan.Sampainya di Northen Kingdom, Raja dan Ratu turun bersamaan dengan Zeline dan Shaenette.
Mereka melempar senyuman kepada semua rakyat Northen Kingdom yang menyambutnya. Tapi tidak dengan Shaenette, ia hanya terdiam tanpa senyum.“Help me, Shaenette.” Bisikan di telinga Shaenette membuatnya langsung melihat kanan dan kiri kerajaan. Ia mencari tahu, siapa yang membisikannya itu.
“Let me go, Shaenette.”
Shaenette lagi-lagi melihat kelangit-langit kerajaan. Ia melirik Zeline yang sedang memberi hormat kepada Deandrre; Raja Nothen Kingdom.“Zeline, I leave for a while.”
Belum sempat Zeline bertanya ke mana saudarinya pergi, Shaenette sudah menjauhi orang-orang di sana. Zeline yang ingin mengejar, langsung ditahan oleh kekasihnya Denvio.“Hai Dear. Kau datang juga, aku menunggumu sejak tadi.” Denvio memberikan kecupan ringan di bibir Zeline.
“Denvio, maaf sudah membuatmu menunggu lama. Aku tadi merayu Shaenette untuk datang,” kata Zeline yang membuat kedua mata Denvio memicing. Ia mencari keberadaan Shaenette, namun tak kunjung bertemu.
“Shaenette datang? Mustahil.”
“Serius Denvio. Ia datang, dan tadi izin pergi ke toilet.”
Denvio terdiam sejenak.
“Tenang saja, aku akan mengenalkanmu kepada saudariku itu.”
Denvio menghela nafasnya, kemudian mengangguk. “Baiklah. Kita ke sana, Zeline. Aku akan mengenalkanmu kepada teman-teman pemanahku.”Zeline mengangguk, kemudian pergi bersama Denvio kea rah teman-temannya.---OoooO---
“Shaenette, help me!” Panggilan itu membuat Shaenette merasa jika suara itu sangat dekat dengannya. Shaenette melihat sekililing taman kerajaan yang terdapat banyak kuda-kuda dari kerajaan Northen.
“Shaenette!”
Shaenette terdiam melihat seorang laki-laki yang membawa sebuah panah emas itu sedang mengurung seekor kijang ke dalam sebuah kandang.
Pandangan Shaenette dan kijang kecil itu bertemu, dan Shaenette melihat kijang itu kembali meminta tolong kepadanya.
“Help me, Shaenette. Let it go!”
Shaenette membasahi bibirnya, kemudian melangkah mendekati laki-laki itu.
“Excuse me sir,” panggil Shaenette.
Laki-laki itu, ia menoleh dan melihat Shaenette dengan tatapan datar.
Tidak ada senyuman di wajahnya, yang ada raut wajah datar. Shaenette tidak memperdulikan itu, ia hanya memperdulikan nasib kaki kijang yang terluka itu.
“Bisakah anda mengeluarkan kijang itu, Tuan?”
Lagi, laki-laki itu tak berujar apa pun.
Ia kembali mengunci kandang itu. Shaenette mengepal tangannya. Merasa diacuhkan, ia memilih untuk merebut paksa kunci itu dari tangan laki-laki yang ia tidak kenali.“What are you doing here?” tanya laki-laki itu.
“As you see, Sir.” Shaenette membuka gembok itu kemudian mengambil kijang kecil yang terluka itu. “Aku hanya ingin menyelamatkannya.”
Laki-laki itu, ia terdiam memandang Shaenette dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Setelah mendapatkan kijang itu, ia langsung merobet ujung gaunnya dan mengikatnya di kaki sang kijang itu.
Shaenette mengelus bulu kijang itu. “Kau akan baik-baik saja, teman.”
Setelah mengucap itu, Shaenette kembali berjalan memasuki istana tanpa mengacuhkan laki-laki yang tidak berkomentar apapun itu.
Sekali lagi, Shaenette tidak memperdulikan orang lain.
“Thank you, Shaenette. Aku bisa pergi sekarang, kau tak perlu khawatir.”
Shaenette mengangguk. Kemudian ia menurunkan kijangnya dan membiarkan kijang itu pergi ke arah hutan. Shaenette tersenyum tipis, kemudian mengingat jika acara akan segera dimulai.
Shaenette dengan terburu-buru langsung berlari, namun langkahnya terhenti karena penyihir menyerangnya tiba-tiba. Shaenette tampak terkejut, namun beberapa menit kemudian Shaenette bisa mengendalikan ekpresinya.“Guenloie Grizelle Shaenette. Kau akan mati!”
Setelah mengucap kata itu, sang penyihir meniup sesuatu ke wajah Shaenette dan membuat Shaenette terjatuh dan tertidur.
Penyihir itu tersenyum senang, kemudian mengangkat Shaenette dengan mantranya kembali.“Kau akan lenyap di hari ke seratusmu, Shaenette!”
---OoooO---Bersambung ....
Acara berlangsung meriah. Semua rakyat bahagia. Bahkan beberapa kerajaan juga merasa senang. Namun, seketika Raja Agresto mendapatkan kabar dari penasehatnya jika kerajaan sudah di serang oleh bangsa penyihir.Raja Agresto memilih untuk pulang untuk menghentikan perlawanan. Namun, sebuah panahan dari Harei, si penyihir kematian membuat Raja Agresto tewas saat itu juga.Deandrre yang menyaksikan itu hanya terdiam. Ia tidak ingin melibatkan diri berurusan dengan para penyihir itu. Denvio juga diam saja melihat Zeline di tarik paksa oleh salah satu penyihir yang terkenal kejam di kerajaannya.“Tutup semua pintu istana. Beri pengumuman kepada rakyat untuk tidak panik dan pergi dengan damai tanpa ada rasa takut. Jangan sampai penyihir itu murka dengan kerajaan kita!” Ucapan Deandrre membuat seluruh pengawalnya mengangguk paham dan menjalankan perintah.Ia menyuruh istrinya kembali ke kamar, dan membawa Denvio ke da
Zeline menangis saja.Ia tak sanggup menghadiri pesta yang akan dibuat penyihir jahat itu. Setelah kepergian sang Ayah, kini Zeline meratapi nasibnya.Ibunya sudah dijadikan istri, bahkan penyihir itu mengubah istananya menjadi Kingdom Of Darkness. Semua rakyat di sana memuja Agezo jika mereka ingin hidup damai. Mereka rela diperbudak, bahkan lebih parah mereka dilatih menjadi sosok kuat atau umpan untuk membunuh musuh-musuh kerajaan penyihir kegelapan.Shaenette…Ia mencari keberadaan Shaenette, saudari kembarnya. Sejak kepulangannya, Zeline tidak menemukan keberadaan Shaenette.“Where are you, Shaenette.” Zeline melihat pelayan yang sibuk membuat dekorasi pesta. Bahkan beberapa pengawal juga ikut dalam penyebaran undangan.“Cepatlah bersiap Zeline sebelum tuan Agezo menyeretmu dari kamar ini dengan pakaian kumuhmu itu!” Regar melempar baju itu ke arah Zeline tanpa gerakan lembut. Ya, sekarang Regar lebih berani dari sebel
Shaenette mencoba mencari cara, agar dia bisa membebaskan Clow. Bagaimanapun, Clow tidak bersalah dan dia tidak pantas dijadikan buruan. "Ayolah Tuan, lepaskan Kijangku," kata Shaenette lagi.Lucas melihat Shaenette dan menggeleng."Ayolah, Tuan.""Aku tidak akan melepaskannya. Lebih baik kau pergi dari hadapanku."Shaenette yang mulai kesal pun akhirnya merapalkan satu mantra yang membuat Lucas terpental beberapa meter darinya. Shaenettedengan cepat menolong Clow yang terluka parah."Kau!""Maafkan aku, Tuan. Aku terpaksa memakai mantra ini untuk melindungi temanku." Setelah itu, Shaenette pergi bersama Clow. Dia berlari memegang gaun panjangnya itu.Kie dan Rie yang melihat itu pun langsung membuka portal kerajaannya. Mereka membantu Shaenette yang masih tersenyum senang saat Lucas terlihat murka."Masuklah, Shaenette!"Shaenette mengangguk. Dia pun masuk ke dalam kerajaannya kembali bersama deng
Shaenette mendapatkan hukuman dari Afroid karena melanggar peraturan kerajaan. Begitupun dengan Kie dan Rie. Dia mendapatkan hukuman tidak diperbolehkan keluar dari dalam kamarnya.Sementara Shaenette, Afroid mengajaknya mengelilingi Fairy Castle dan mengenalkan berbagai hewan yang ada di sana. Shaenette tersenyum senang saat semua hewan di sana menyambutnya dengan penuh bahagia.Afroid juga memberikan sekuntum mawar merah kepada Shaenette, guna untuk memberikan sedikit tentang masalalunya.Shaenette merasa tidak asing dengan bunga mawar dan kenangannya."Shaenette, kau sudah melanggar peraturan yang ada dikerajaan ini. Kau tahu, hukuman apa yang akan kau dapatkan?" tanya Afroid.Shaenette melihat Afroid, kemudian menggeleng. Shaenette menghela nafas, memang dirinya salah."Aku menerima hukuman itu, Raja."Afroid melihat manik mata Shaenette. Semuanya terlihat sendu."Tapi aku tidak
Hukuman demi hukuman didapati Zeline. Bahkan dia terus menangis memohon ampunan dari Regar, namun dengan teganya Regar terus saja mencambuknya.Zeline yang merasa sakit pun terduduk lemas tak berdaya. Dia menimang semua perkataan Regar untuk mengikuti apa yang Raja perintahkan."Lebih baik kau ikuti saja maunya Raja, Zeline. Kau tidak akan mendapatkan siksaan seperti ini," kata Regar dengan sikap angkuhnya.Zeline menggeleng saja. Daripada dia mengikuti apa yang Agezo perintahkan, lebih baik dia mati karena hukuman."Kau akan menderita dan Raja tidak akan membiarkanmu mati dengan cepat, Zeline."Zeline masih diam. Dia lemas untuk berbicara banyak hal dengan Regar. Baginya, sekarang semuanya hancur. Lebih baik dia menyusul Ayahnya yang sudah mati dibunuh Harei."Kau sangat keras kepala!"Zeline menangis saja. Dalam hati dia memohon agar Shaenette datang dan menyelamatinya.--OoooOo---
Shaenette terus berlatih bersama Afroid dan Lucia. Dari belajar memanah, berpedang, hingga menikam musuh dari belakang.Shaenette juga belajar untuk menghapal banyak mantra dan juga kekuatan yang dimiliki bangsa Elf."Semakin hari kau semakin bersemangat, Shaenette. Kau terlihat sangat ahli dengan pedang-pedangmu itu," kata Lucia.Shaenette tersenyum."Kau masih memiliki kekurangan Shaenette. Kau belum bisa menciptakan pedang dari tangkai bunga mawar yang aku suruh," sambung Afroid.Shaenette menghela nafasnya."Bagaimana bisa aku menciptakan pedang dari tongkat mawar, Raja. Semua itu terasa mustahil," balas Shaenette putus asa."Kau bisa, Shaenette.""Bagaimana caranya?" tanya Shaenette."Aku tidak akan memberitahumu, Shaenette. Cobalah kau memikirkan cara sendiri."Shaenette berdecak sebal."Ayah, ini ada surat dari Dewa untuk Shaenette," kata Kie yang berlari
Shaenette melihat peta yang sudah diberikan Afroid. Dia terus mencari kerajaan Tumss untuk menyelesaikan misi. Dia yang dibantu Kie dan Rie merasa sangat berhati-hati.Mereka mengingat pesan Afroid, jika suatu saat para witch akan menemukan keberadaannya dan membuat mereka musnah."Berhenti, Shaenette," kata Kie yang melihat sebuah telapak kaki besar yang mengarah ke arah lautan Northen.Shaenette dan Rie melihat telapak kaki itu, kemudian mengucukurnya."Kaki ini besar sekali, tidak mungkin manusia memiliki telapak kaki sebesar ini," kata Rie.Shaenette diam. Dia mencoba menerawang, namun bayangannya seakan menutupi penglihatannya."Rie, coba kau lihat ke arah sana. Apa ada sesuatu?" kata Kie yang meminta Rie merubah dirinya menjadi naga kecil untuk melihat keadaan lautan Northen."Kau menggunakan wujud aslimu, Rie. Kau bisa celaka," kata Shaenette yang menahan Rie untuk pergi."
Afroid yang tengah menyiapkan semuanya untuk memulai berperang pun dihampiri Lucia."Afroid, kau akan mati jika melawan Harei," kata Lucia yang sangat takut jika Afroid mati di medan perang antara bangsa Witch, manusia dan Elf."Jangan khawatir, Lucia. Jika aku mati, Shaenette akan menjadi ratu dikerajaan kita."Lucia menatap Afroid sendu. Sungguh, dia belum siap berpisah dari Afroid. Sejak dulu, dia sangat mencintai Afroid, dan tidak ingin melihat Afroid tewas."Ragaku akan ada di dalam tubuh Shaenette, Lucia."Lucia menunduk. Air matanya terjatuh.Afroid yang menyadari itu pun langsung mendekat ke arah Lucia. Dia menghapus air mata Lucia dengan jemarinya."Jangan menangis, Lucia." Setelah mengucap itu, Lucia menatap dalam bola mata Afroid dan menciumnya.Afroid yang terkejut pun, mulai menerima ciuman Lucia. Mereka pun saling berciuman.----OooooO----Aaaaaaa!!!Sua
Zeline terdiam di samping Agezo yang tengah menatap kebun istana. Di sana dia melihat rakyatnya dipekerjakan secara paksa, bahkan anak kecil pun dijadikan budak.Zeline melirik Agezo sekilas. Dia tidak menyangka takdirnya akan seperti ini. Padahal Zeline sangat mencintai Denvio, tapi Agezo sengaja mengubah takdirnya."Jangan memikirkan laki-laki lain, Zeline. Kau akan menjadi milikku. Aku tidak ingin kau memikirkan laki-laki lain selainku," kata Agezo yang membaca pikiran Zeline.Zeline menghela nafasnya lagi."Kau milikku, Zeline." Agezo mendekatkan dirinya untuk mencium Zeline, namun Zeline mengalihkan wajahnya."Aku tidak ingin berciuman sebelum kita menikah, Agezo."Agezo mengernyit bingung."Aku akan menjadimu sepenuhnya setelah kita benar-benar menandatangani surat pernikahan kita."Agezo tersenyum kecil. Dia mengedipkan matanya. Merasa tergoda dengan apa yang Zeline ucapkan. Dia tidak sabar un
Afroid yang tengah menyiapkan semuanya untuk memulai berperang pun dihampiri Lucia."Afroid, kau akan mati jika melawan Harei," kata Lucia yang sangat takut jika Afroid mati di medan perang antara bangsa Witch, manusia dan Elf."Jangan khawatir, Lucia. Jika aku mati, Shaenette akan menjadi ratu dikerajaan kita."Lucia menatap Afroid sendu. Sungguh, dia belum siap berpisah dari Afroid. Sejak dulu, dia sangat mencintai Afroid, dan tidak ingin melihat Afroid tewas."Ragaku akan ada di dalam tubuh Shaenette, Lucia."Lucia menunduk. Air matanya terjatuh.Afroid yang menyadari itu pun langsung mendekat ke arah Lucia. Dia menghapus air mata Lucia dengan jemarinya."Jangan menangis, Lucia." Setelah mengucap itu, Lucia menatap dalam bola mata Afroid dan menciumnya.Afroid yang terkejut pun, mulai menerima ciuman Lucia. Mereka pun saling berciuman.----OooooO----Aaaaaaa!!!Sua
Shaenette melihat peta yang sudah diberikan Afroid. Dia terus mencari kerajaan Tumss untuk menyelesaikan misi. Dia yang dibantu Kie dan Rie merasa sangat berhati-hati.Mereka mengingat pesan Afroid, jika suatu saat para witch akan menemukan keberadaannya dan membuat mereka musnah."Berhenti, Shaenette," kata Kie yang melihat sebuah telapak kaki besar yang mengarah ke arah lautan Northen.Shaenette dan Rie melihat telapak kaki itu, kemudian mengucukurnya."Kaki ini besar sekali, tidak mungkin manusia memiliki telapak kaki sebesar ini," kata Rie.Shaenette diam. Dia mencoba menerawang, namun bayangannya seakan menutupi penglihatannya."Rie, coba kau lihat ke arah sana. Apa ada sesuatu?" kata Kie yang meminta Rie merubah dirinya menjadi naga kecil untuk melihat keadaan lautan Northen."Kau menggunakan wujud aslimu, Rie. Kau bisa celaka," kata Shaenette yang menahan Rie untuk pergi."
Shaenette terus berlatih bersama Afroid dan Lucia. Dari belajar memanah, berpedang, hingga menikam musuh dari belakang.Shaenette juga belajar untuk menghapal banyak mantra dan juga kekuatan yang dimiliki bangsa Elf."Semakin hari kau semakin bersemangat, Shaenette. Kau terlihat sangat ahli dengan pedang-pedangmu itu," kata Lucia.Shaenette tersenyum."Kau masih memiliki kekurangan Shaenette. Kau belum bisa menciptakan pedang dari tangkai bunga mawar yang aku suruh," sambung Afroid.Shaenette menghela nafasnya."Bagaimana bisa aku menciptakan pedang dari tongkat mawar, Raja. Semua itu terasa mustahil," balas Shaenette putus asa."Kau bisa, Shaenette.""Bagaimana caranya?" tanya Shaenette."Aku tidak akan memberitahumu, Shaenette. Cobalah kau memikirkan cara sendiri."Shaenette berdecak sebal."Ayah, ini ada surat dari Dewa untuk Shaenette," kata Kie yang berlari
Hukuman demi hukuman didapati Zeline. Bahkan dia terus menangis memohon ampunan dari Regar, namun dengan teganya Regar terus saja mencambuknya.Zeline yang merasa sakit pun terduduk lemas tak berdaya. Dia menimang semua perkataan Regar untuk mengikuti apa yang Raja perintahkan."Lebih baik kau ikuti saja maunya Raja, Zeline. Kau tidak akan mendapatkan siksaan seperti ini," kata Regar dengan sikap angkuhnya.Zeline menggeleng saja. Daripada dia mengikuti apa yang Agezo perintahkan, lebih baik dia mati karena hukuman."Kau akan menderita dan Raja tidak akan membiarkanmu mati dengan cepat, Zeline."Zeline masih diam. Dia lemas untuk berbicara banyak hal dengan Regar. Baginya, sekarang semuanya hancur. Lebih baik dia menyusul Ayahnya yang sudah mati dibunuh Harei."Kau sangat keras kepala!"Zeline menangis saja. Dalam hati dia memohon agar Shaenette datang dan menyelamatinya.--OoooOo---
Shaenette mendapatkan hukuman dari Afroid karena melanggar peraturan kerajaan. Begitupun dengan Kie dan Rie. Dia mendapatkan hukuman tidak diperbolehkan keluar dari dalam kamarnya.Sementara Shaenette, Afroid mengajaknya mengelilingi Fairy Castle dan mengenalkan berbagai hewan yang ada di sana. Shaenette tersenyum senang saat semua hewan di sana menyambutnya dengan penuh bahagia.Afroid juga memberikan sekuntum mawar merah kepada Shaenette, guna untuk memberikan sedikit tentang masalalunya.Shaenette merasa tidak asing dengan bunga mawar dan kenangannya."Shaenette, kau sudah melanggar peraturan yang ada dikerajaan ini. Kau tahu, hukuman apa yang akan kau dapatkan?" tanya Afroid.Shaenette melihat Afroid, kemudian menggeleng. Shaenette menghela nafas, memang dirinya salah."Aku menerima hukuman itu, Raja."Afroid melihat manik mata Shaenette. Semuanya terlihat sendu."Tapi aku tidak
Shaenette mencoba mencari cara, agar dia bisa membebaskan Clow. Bagaimanapun, Clow tidak bersalah dan dia tidak pantas dijadikan buruan. "Ayolah Tuan, lepaskan Kijangku," kata Shaenette lagi.Lucas melihat Shaenette dan menggeleng."Ayolah, Tuan.""Aku tidak akan melepaskannya. Lebih baik kau pergi dari hadapanku."Shaenette yang mulai kesal pun akhirnya merapalkan satu mantra yang membuat Lucas terpental beberapa meter darinya. Shaenettedengan cepat menolong Clow yang terluka parah."Kau!""Maafkan aku, Tuan. Aku terpaksa memakai mantra ini untuk melindungi temanku." Setelah itu, Shaenette pergi bersama Clow. Dia berlari memegang gaun panjangnya itu.Kie dan Rie yang melihat itu pun langsung membuka portal kerajaannya. Mereka membantu Shaenette yang masih tersenyum senang saat Lucas terlihat murka."Masuklah, Shaenette!"Shaenette mengangguk. Dia pun masuk ke dalam kerajaannya kembali bersama deng
Zeline menangis saja.Ia tak sanggup menghadiri pesta yang akan dibuat penyihir jahat itu. Setelah kepergian sang Ayah, kini Zeline meratapi nasibnya.Ibunya sudah dijadikan istri, bahkan penyihir itu mengubah istananya menjadi Kingdom Of Darkness. Semua rakyat di sana memuja Agezo jika mereka ingin hidup damai. Mereka rela diperbudak, bahkan lebih parah mereka dilatih menjadi sosok kuat atau umpan untuk membunuh musuh-musuh kerajaan penyihir kegelapan.Shaenette…Ia mencari keberadaan Shaenette, saudari kembarnya. Sejak kepulangannya, Zeline tidak menemukan keberadaan Shaenette.“Where are you, Shaenette.” Zeline melihat pelayan yang sibuk membuat dekorasi pesta. Bahkan beberapa pengawal juga ikut dalam penyebaran undangan.“Cepatlah bersiap Zeline sebelum tuan Agezo menyeretmu dari kamar ini dengan pakaian kumuhmu itu!” Regar melempar baju itu ke arah Zeline tanpa gerakan lembut. Ya, sekarang Regar lebih berani dari sebel
Acara berlangsung meriah. Semua rakyat bahagia. Bahkan beberapa kerajaan juga merasa senang. Namun, seketika Raja Agresto mendapatkan kabar dari penasehatnya jika kerajaan sudah di serang oleh bangsa penyihir.Raja Agresto memilih untuk pulang untuk menghentikan perlawanan. Namun, sebuah panahan dari Harei, si penyihir kematian membuat Raja Agresto tewas saat itu juga.Deandrre yang menyaksikan itu hanya terdiam. Ia tidak ingin melibatkan diri berurusan dengan para penyihir itu. Denvio juga diam saja melihat Zeline di tarik paksa oleh salah satu penyihir yang terkenal kejam di kerajaannya.“Tutup semua pintu istana. Beri pengumuman kepada rakyat untuk tidak panik dan pergi dengan damai tanpa ada rasa takut. Jangan sampai penyihir itu murka dengan kerajaan kita!” Ucapan Deandrre membuat seluruh pengawalnya mengangguk paham dan menjalankan perintah.Ia menyuruh istrinya kembali ke kamar, dan membawa Denvio ke da