"Serena ini sudah jam berapa! Punya anak gadis satu-satunya tapi malasnya bikin ampun ya Tuhan," teriak Ratu di depan pintu kamar sambil menggedor menggunakan spatula. "Mama hitung. Jika dalam hitungan ketiga kamu tidak bangun, Mama akan menggoreng si Belen. Biar jadi menu sarapan pagi. Mama nggak peduli kamu menyesal nanti" omel Ratu. "Baiklah, sekarang pasang kupingmu baik-baik, Mama akan mulai menghitung, satu, dua, ti-"
Ceklek,
Bunyi pintu kamar terbuka, Serena bangun dengan kondisi memprihatinkan. Wajah kusut, mata panda plus bengkak, ditambah tatanan rambut seperti abis kesetrum listrik, bak model iklan jadul detergen DIAIA. Penampilannya benar-benar membuat mama Ratu murka, begitu melihat kondisi anaknya. "Ini anak pasti begadang dan nangis lagi, gara-gara nonton drama Korea. Nggak salah lagi, aku yakin sekali," tebak Ratu yang sudah hafal betul tingkah absurd anak perawannya."Bisa nggak sih Mama ngebangunin nggak teriak - teriak gitu, sampai suaranya di dengar satu komplek! Itu suara tarzan, atau mau konser pagi-pagi! Yang ada nanti rejeki pada lari semua saat malaikat sementara lewat bagi-bagi rejeki." omel Serena di depan pintu.
"Eh, Serena Paulina Geum Jan Di, yang katanya cantik jelita dan tidak sombong! Nggak usah sok-sok ceramahin Mama tentang rejeki. Mama lebih tahu dibanding kamu yang masih jomblo perawan. Buktinya, sampai saat ini kamu belum dipersunting dengan pangeran berkuda putihmu. Coba kamu lihat tuh, si Pika sama Jefri kemarin sudah nikah dan mereka lagi romantis-romantisnya berjuang nyicil buat cucu. Nah kamu, nikah sama ponsel dan laptop aja! Dari pagi sampai malam nggak lepas dari tanganmu!" sosor Ratu.
Tanpa mengindahkan mamanya yang ada di depan pintu kamarnya, Serena melangkah menuju dapur mengambil segelas air minum untuk membasahi kerongkongannya. Terlebih dahulu ia mengikat rambutnya. "Yah biarin aja. Merekakan udah ngebet mau kawin. Mukanya aja mereka polos. Padahal, keduanya nggak sabaran pengin bobol gawang. Terus Mama nuduh aku seharian main ponsel?" tanyanya usai menyesap habis air minum dalam gelas. Dan berbalik ke arah Mama Ratu. "Dengar yah Mama Ratuku sejagad Raya, Aku tuh dari pagi sampai malam, kerja di toko. Tentu saja megang ponsel terus, karena bahas pesanan pelanggan." terangnya.
"Si Belen sudah makan belum?" tanyanya sembari melangkah menuju akuarium kesayangannya.
"Liat aja sendiri! badannya bukan lagi obesitas, tapi sudah masuk kategori busung lapar akibat ditelantarkan oleh majikannya yang tidak tahu diri!" cibir Ratu yang sibuk mengikutinya kemana-mana melangkah.
Mendengar cibiran mamanya Serena hanya memanyunkan bibirnya.
"Mama Ratu sejagad raya, kok tega sih biarin si Belen honey bunny sweety kelaparan! Padahal belum makan, malah di sepelekan dan melimpahkan ke Serena Paulina Geum Jan Di. Benar-benar keterlaluan! Awas yah ntar aku laporin ke Komnas perlindungan hewan baru tau rasa ngejaga beruang kutub di kandang macan!"
"Dasar stupid, mana ada beruang kutub di kandang macan? Yang ada itu, beruang kutub di kandang Singa," timpal Mama Ratu tak mau kalah.
Serena tidak menimpali perkataan Ratu, ia beralih membuka lemari kulkas. Mencari sesuatu di dalam sana. Mendapatkan makanan pengganjal perut, ia tersenyum seraya menaikkan kedua alisnya dan memasukkan ke dalam mulut. Senyum yang terukir di bibir manis nan syahdu itu, seketika mendadak berubah menjadi bibir Shinchan yang mengomel ke mamanya.
"Ini roti apa kanebo, keras amat!" gerutu Serena yang tidak bisa menahan suara cacing-cacing di perutnya yang sedang konser.
Masa bodoh dengan roti atau kanebo, Ia kembali melangkah menuju dapur, mencari sesuatu yang mengenyangngkan.
"Mama Ratuku yang baik hati, anakmu yang cantik manis dan cerewet ini kelaparan sejak bangun tidur. Adakah makanan yang layak untuk perut dengan pinggang seukuran semut ini?" tanyanya merayu seraya memeluk mama Ratu dari belakang.
"Mau makan, tapi gak ada makanan?" tanya Ratu berbalik dan tersenyum memegang dagu Serena.
Serena mengangguk dengan tubuh masih memeluk mamanya. "Iya dong, anakmu inikan lapar. Terus kalau laparkan nggak bisa merayu cowok seganteng Go Jun Pyo atau sekelas Carlos Daniel," kata Serena lebay seraya menaikkan alisnya sebelah.
Berusaha melepaskan pelukan Serena sembari memandang meja makan yang tertutup tudung saji, Ratu lekas berkata, "Tuh di meja makan, ada makanan favorit si Paulina Geum Jan Di." ucap Ratu berlalu dari hadapan anaknya.
Serena segera melangkah menuju meja makan dengan wajah merekah walau pun masih kusut. Ia membuka tudung saji dan betapa terkejutnya melihat lauk tempe yang gosong seperti panci yang nggak digosok selama satu abad.
"Mama Ratu sejagad Rayaaaaaaaaaa............"teriak serena dengan suara menggelegar. Mendengar Serena berteriak, Ratu tertawa terpingkal-pingkal menuju ke samping halaman menyusul Raja yang memberi makananan burung kesayangannya yang dipelihara seperti anak sendiri.
Siang harinya, Serena bersiap mengantarkan Mama Ratu ke Pasar.
"Eh, Serena Paulina. Kamu liat nggak sandal Mama yang yang cantik?" tanya Ratu tanpa merasa bersalah setelah insiden tempe gosong tadi pagi.
Dengan raut wajah yang kesal sembari memakai sepatu kets andalannya, Serena berkata,
"Ya ampun Mama Ratu sejagad raya, pake aja sandal yang ada dulu. Nah itu tuh, tunjuknya pada sandal sejuta umat masyarakat Indonesia, apa lagi kalau bukan Oswallow. "Kamu aja yang pakai itu, Mama pake sandal yang lain saja." tolak Mama Ratu.
"Cih! Mau ke pasar aja ribetnya minta ampun. Sok gengsi nggak mau pake Oswallow! Asal Mama tau yah, semenjak dipake artis Korea, harga sandal ini tuh sepuluh kali lipat dari harga disini! langsung trending dan booming seketika disana! Aku aja hampir nggak kebagian karena dikirim semua ke Korea." jelasnya.
"Ya sudah buruan naik, ntar di pasar penjualnya pada bubar lagi!" ajak Serena yang sudah di atas motor kesayangannya.
Sampai di pasar, Serena dan Mamanya melihat para pedagang sudah merapikan beres-beres merapikan barang dagangan mereka. Sebagian penjual sudah pulang dan menutup lapak jualan mereka.
Mereka berdua berjalan menyusuri deretan kios-kios pedagang, sampai Ratu melirik ke salah satu kios yang masih buka, Ia lekas melangkah ke sana. "Serena Paulina ayo, Mama mau membelikan sesuatu untukmu." ujarnya seraya menarik tangan Serena.
Tentu saja Serena kaget bukan main. Tiba-tiba dirinya ditarik, bak tarik tambang menuju ke salah satu kios yang masih buka.
"Mama apa-apa'an sih, santai aja kali nggak usah narik-narik gitu! Kalau tangan aku putus bagaimana! nggak ada dong cowok yang bakalan naksir sama aku. Kan Percuma walaupun, Serena Paulina Geum Jan Di cantik dan manis. Itu tidak ada artinya, kalau nggak bisa ngasi cucu yang imut dan menggemaskan." cecar Serena berusaha melepaskan tangannya.
Ratu tidak menanggapi ocehan anaknya, Ia justru fokus memilih barang yang akan dibelikan untuk Serena. "Nih cantik kan, cocok di tubuhmu yang molek ini." ucapnya tanpa malu membolak-balik baju kekurangan bahan itu di depan pedagang. "Ambil aja yang ini Mama yang bayar, hitung-hitung kado buat pernikahanmu nanti!"ucapnya mengedipkan salah satu matanya memperlihatkan model lingering terbaru.
Serena menoleh seketika, ia menggelengkan kepalanya heran. Entah mahluk apa yang merasuki Mamanya saat ini. Dengan pede memilih baju laknat yang kurang bahan. "Mama apa-apaan sih! Ngapain coba pilih baju seperti itu!" omelnya menahan malu karena si penjual baju laknat kebetulan seorang laki-laki.
"Nggak usah malu. Ini cantik dan praktis buat bikin nanti cucu mama. Tinggal 'srek' (sambil memprakterkkan dengan gerakan tangan menarik), langsung gas pool hahaha." ujar Ratu membayangkan sambil tertawa.
Serena menarik baju yang ada di tangan Ratu. Dengan sekuat tenaga avatar yang ia miliki, Ratu mempertahankannya. Serena tidak mau kalah, ia mengambil baju itu dengan gerakan lincah memakai jurus seribu bayangan naruto. Penjual baju laknat hanya melongo melihat aksi Ibu dan anak itu. "Mama Ratu sejagad Raya, kembalikan baju laknat itu!" teriak Serena dengan wajah kesal.
"Tidak semudah itu, Serena Paulina! Mama hanya ingin memberimu hadiah spesial sebelum kamu menikah dengan laki-laki seperti sosok Carlos Daniel atau Go Jun Pyo!"
"Nanti kamu berterima kasih pada Mama, karena sudah perhatian sama kamu!" ujar Ratu mempertahankan baju itu sekuat tenaga. Aksi tarik-menarik baju laknat masih berlangsung. Hingga baju laknat itu terlempar ke sembarang arah. Serena dan Ratu menoleh mencari keberadaan baju laknat. Dan keduanya terkejut ketika baju laknat itu mendarat tepat di wajah seorang laki-laki tampan yang berada tidak jauh dari mereka.
"Tuan apa yang terjadi?" ucap asisten laki-laki tampan itu saat sampai menghampirinya.
"Cepat singkirkan baju laknat ini dari wajahku!" titah laki-laki tampan yang kemiripannya 50 persen Carlos Daniel, 50 persen Go Jun Pyo.
Tanpa banyak berkata, Tayo lekas mengambil baju itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Melihat pangeran impiannya yang memiliki kemiripan dengan aktor favoritnya, mata bulat indah Serena melotot kaget. Ia merasa Tuhan mengabulkan doanya. Mempertemukannya dengan laki-laki impiannnya. Tanpa peduli dengan orang-orang sekitarnya, ia kemudian berteriak kencang menyebut dua aktor kesukaannya," Carlos Daniel dan Go Jun Pyo!"
"Carlos Daniel.... Go Jun Pyo...." ucap Ibu dan anak itu bersamaan. "Wah, apakah ini mimpi Serena paulina Geum Jan Di? Atau bisa jadi, inilah jawaban disetiap doa yang kupanjatkan kepada Tuhan. Mempunyai calon menantu rupawan, dengan ketampanan yang hakiki diatas rata-rata." seloroh Ratu dengan mata tak berkedip.Mendengar ucapan mamanya yang terkesan lebay, Serena kemudian mencubit lengan Ratu untuk menyadarkannya."Aw! apa-apan kamu ini. Merusak suasana hati Mama aja kamu!" bisik Mama Ratu menoleh ke anaknya.Orang-orang di sekeliling merekapun tak kalah terkejutnya. Bagaikan suatu anugerah melihat wajah ganteng nan rupawan sekelas artis secara gratis. Sehingga, tak sedikit dari mereka yang diam-diam mengambil gambar laki-laki yang berdiri di hadapan mereka.Setelah menjauhkan baju laknat itu dari wajah atasannya, Tayo berucap, "Maaf Tuan, ini kesalahan saya, seharusnya saya yang langsung turun tangan mencari pesanan Nona mud
Usaha demi mencari buah kedondong kualitas premium merupakan perkara sulit bagi seorang Gifran Aleandro Castanyo, dibanding bertemu klien mempresentasekan kerja sama yang sangat mudah baginya mendapatkan kontrak. Sebagai seorang CEO Glow & Bright yang cerdas dan berkharisma, tentu harga dirinya dipertaruhkan demi sebuah permintaan konyol dari sang adik. Bila tidak dipenuhi, Gina tentu saja merengek sepanjang hari seperti anak kecil. Dengan mengatasnamakan apa lagi kalau bukan ngidam senjata utamanya.Mobik yang dikemudikan Tayo berhenti di perempatan lampu merah. Matanya melirik ke arah jendela, seketika ia melihat penjual kedondong diseberang jalan. "Kita putar arah!" titahnya pada Tayo"Kita akan melanggar Tuan! Di depan ada pos polisi." ujar Tayo.Iya tahu jawabannya kali ini, bukan jawaban yang diharapkan dari atasannya."Ck!" Pokoknya cari cara supaya bisa putar arah! Di seberang sana aku lihat ada penjual
Usai mendapatkan Kedondong yang diinginkan Gina, Gifran dan Tayo bergegas menuju mobil melanjutkan perjalanan mereka kembali ke rumah. Kebetulan hari sudah sore, maka mereka memutuskan untuk kembali ke rumah saja. "Untung saja, Bapak tadi berbaik hati menyerahkan kedondongnya, coba kalau tidak, bisa kewalahan kita seharian penuh ke sana ke mari mencari penjual kendondong tanpa alamat yang jelas. Eh, Kayak lirik lagu Tuan. hehehe maaf," ucap Tayo yang kembali fokus menyetir. Gifran tidak menanggapi ucapan asistennya itu. "Nanti kamu pesankan Pak Raja asinan kedondong kualitas terbaik di toko 'Selera Manis' titah Gifran. "Baik Tuan!" Mobil yang dikemudikan Tayo memasuki gerbang besi setinggi tiga meter, mengelilingi rumah utama keluarga Castanyo. Rumah dengan halaman yang luas, ditanami aneka jenis bunga-bunga seperti Anggrek, Mawar, Melati, Lili, Daisy dan sebaginya. Serta beberapa jenis pohon yang ditanam membuat udara di halaman terasa sejuk da
Pagi ini Serena bersiap ke toko cake milik keluarganya. Gadis itu seperti biasa memakai setelan baju kaos putih polos, dipadukan dengan sweater hitam berbahan katun. Dan celana jeans warna senada. Dengan rambut di kuncir kuda, menjadi ciri khas gadis bekulit putih itu. Serena tak menampik, walau hanya dengan polesan bedak baby dan pelembab bibir yang ia berikan ke kulit wajah dan bibir mungil miliknya, kecantikannya tidak berkurang sedikit pun. Ia lantas bercermin memperhatikan penampilannya seraya tersenyum "Sungguh Maha Karya Ciptaan Tuhan." gumamnya setinggi langit."Serena Paulina Geum Jan Di, kamun sudah siap ?" teriak Ratu di balik pintu kamarnya."Iya Mama Ratuku sejagad Raya, anakmu ini sudah selesai." sahut Serena di dalam kamar sambil meraih sepatu sneaker putih polos miliknya. Usai terpasang dikedua kakinya, ia lekas meraih pintu dan keluar menuju meja makan, ikut bergabung sarapan bersama kedua orang tuanya.
Serena memasuki cafe 'Cidaha' ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Lela. Ternyata, sahabatnya itu berada di sudut ruangan dekat jendela kaca yang menghadap ke arah jalan. Lela yang melihat kehadiran Serena pun melambaikan tangan."Sorry telat. Kamu tahu nggak sih, di jalan gue bertemu dua laki-laki kedondong penyebab geu celaka." terangnya ketika mendaratkan diri di kursi kayu seraya menyeruput minuman yang ada di depannya.lela hanya menggeleng kepala melihat tampilan sahabatnya itu yang kacau. Ia memastikan pasti kejadian itu membuatnya naik pitam."Lo seperti pengembara yang baru menemukan air di tengah padang pasir tahu nggak."Apa yang diucapkanLela memang benar. Ia butuh minuman dingin untuk meredakan emosinya yang bergejolak."Haahhh...." Serena melipat kedua tangannya ke atas meja seraya menundukkan kepalanya.Melihat Serena yang tidak ceria seperti biasanya, Lela sebagai sahabat hanya memberikannya supp
Sebelum kembali ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang kaku akibat perjalanan yang singkat, Antoni kembali menyambangi Gifran di ruangan kerja.Sedang Gifran yang masih duduk termenung di sofa, kaget. Papanya kembali masuk ke ruangan itu lansung duduk di hadapan Gifran."Apa masih ada yang mau diomongin Pa?" tanya Gifran. Ia tentu tahu, jika papanya kembali lagi, pasti ada sesuatu yang penting mau dibahas.Antoni masih diam menatap Gifran di hadapannya."Papa ingin kamu menemukan gadis itu. Bawa ke hadapan Papa!"Sontak, Gifran membulatkan matanya. Terkejut akan permintaan papanya yang belum tentu ia penuhi. Dalam hati Gifran, ia tidak mengerti apa maksud papanya menyuruhnya mencari gadis itu. Apakah gadis itu akan dimintai pertanggung jawaban atau malah disalahkan atas kejadian ini. Karena sudah barani menghajar CEO G&B."Untuk apa Papa bertemu dengan gadis yang sudah membuat masalah denganku?""
Matahari mulai menelisik dibalik jendela kamar Serena. Gadis yang menjadi viral itu masih setia bergelung di balik selimut. Di dalam mimpinya, ia bertemu dengan seorang Pangeran berkuda putih yang sangat tampan. Dengan gagah berani, Pangeran itu mengangkatnya dan membawanya naik ke Kuda yang ditunggangi bersama. Dengan posisi yang intim Pangeran memeluk Serena dari belakang, membantu menarik tali kekang kuda agar menuruti perintah sang majikan.Keduanya sangat bahagia, jalan-jalan sembari menunggang kuda merupakan hal yang romantis. Di saat keduanya berhenti di sebuah hamparan sabana yang luas, Pangeran turun, dan membantu Serena dengan mengulurkan tangan. Serena dengan senang hati menyambut uluran tangan Pangeran, akan tetapi ia tidak fokus karena terus memandangi wajah nan rupawan ciptaan Tuhan dihadapannya, sehingga ia jatuh ke tanah dengan dengan posisi berada diatas Pangeran.Keduanya merasa canggung saat wajah Pangeran makin maju mendekati hidung dan bibir Serena
Serena dan Gifran masih dalam posisi saling berdiri dan saling menatap. Diantara keduanya tidak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut mereka. Hingga Bi Ira datang, menghentikan aksi mereka."Tuan dan Nona silahkan ke ruang tengah, Tuan besar sudah menunggu di sana." ucap Bi Ira."Baik Bi, terima kasih." balas Gifran berbalik melangkah menuju ruang tengah tanpa mengajak Serena.Sedang Serena, gadis itu masih terpaku di tempatnya. Berdiri bak patung di Madame Tussauds yang dipajang. Pikirannya mulai berkelana macam-macam. Memikirkan nasib dirinya yang sudah diujung tanduk. Entah apa yang akan keluarga mereka lakukan terhadapnya, yang jelas posisi Serena saat ini serba salah. Ia mengutuk kelakuannya sendiri saat meninju CEO G&B. dan sekarang, saat ini dirinya tengah berada di kandang harimau.***Di ruang tengah, dimana Antoni, Lusi, Gina dan Sony sudah duduk diatas sofa, yang terbuat dari bulu domba, di rancang kh