Beranda / Lain / Pria Super Kaya / Dihina Habis-habisan

Share

Pria Super Kaya
Pria Super Kaya
Penulis: Megumi

Dihina Habis-habisan

“Permisi …,” ucap seorang pria berpenampilan kucel, dia adalah Aldo Eduard, hendak mengamen di sebuah warung pecel lele. Pemilik warung menoleh padanya, menatapnya intens. Tepatnya sang pemilik warung seperti mengenal Aldo, dia sedang berusaha mengingat siapa Aldo.

Aldo menyadarinya, tapi dia tidak terlalu memedulikannya. Saat ini yang dia pikirkan hanya soal perutnya yang sangat lapar, jadi dia harus segera mendapatkan uang. Aldo tetap memantapkan pendiriannya untuk mengamen di warung yang cukup ramai itu.

Ketika Aldo baru akan membuka mulutnya, pria pemilik warung tiba-tiba menghentikannya.

“Heh, kamu kan Aldo Eduard, anak pembawa sial yang sudah bikin keluarganya bangkrut,” terka pria itu menghampirinya.

Aldo menelan saliva, tertegun mendengar tuduhan tersebut, kejadian itu sudah lama berlalu, sialnya orang-orang belum melupakannya. Bahkan dia dan keluarganya sudah lama berpindah dari kota ini, orang-orang masih saja mengenali wajahnya.

Suara pemilik warung yang lantang ternyata mengundang perhatian para pengunjung. Mereka juga pastinya mengetahui gosip yang sempat menjadi trending topik pada masanya itu.

“Dia memang Aldo Eduard yang itu,” sambung seorang pelanggan perempuan melirik Aldo. “Kalau nggak salah waktu itu dia pernah membuka warung bakso juga kan, terus pakai jin penglaris gitu. Akhirnya ketahuan warga dan keluarganya diusir. Kasian banget ya. Sekarang dia jadi pengamen ternyata.”

Teman perempuan itu nampak mengangguk setuju.

“Ish, ngapain kasian … aku justru kasian sama keluarganya, harus hidup susah gara-gara dia,” tanggap perempuan ketiga.

“Iya ya, bener juga katamu.”

Ketiga perempuan itu menatap hina Aldo. Melihat Aldo yang hanya diam saja, pemilik warung semakin yakin terkaan mereka semua benar.

“Pergi! Pergi!” usir pemilik warung seketika. “Tidak boleh ngamen di sini. Nanti warungku ini jadi ketimpal sial lagi.”

Wajah Aldo nampak memerah, ia marah diperlakukan seperti ini. Namun karena tak ingin mencari masalah, ia memilih menyingkir.

Dengan perasaan tak karuan, Aldo terpaksa melangkah pergi dari warung tersebut mencari tempat lain untuk ia mengais rejeki. Aldo melirik kesana kemari, warung seberang sana menjadi target berikutnya.

TIN!

Suara klakson berkumandang mengejutkan Aldo yang hendak menyeberangi jalan. Ia tidak memperhatikan jalan pada saat sedang menyeberang hingga sebuah mobil hitam hampir menabraknya. Pemilik mobil nampak menurunkan kaca mobil dan meneriakinya dengan kepala melongo keluar.

“Heh … cari mampus lo?! Atau mau gue mampusin sekalian?”

Suara pria itu mengingatkan Aldo pada seseorang yang sudah lama sekali tidak dia dengar. Ia reflek menoleh ke kanan dimana mobil tersebut berada. Benar saja, dia memang mengenal orang itu, begitupun dengan sang pemilik mobil yang terlihat seperti mendapatkan kejutan saat melihat wajahnya.

Pria berbalut pakaian mewah tersebut lalu keluar dari dalam mobil sedan miliknya. Seorang perempuan juga keluar dari pintu seberang. Selanjutnya Aldo hanya diam memperhatikan pergerakan pasangan itu yang melangkah mendekatinya. Pandangan Aldo lebih kepada tertuju pada si pria dengan tatapan penuh dendam.

“Lihat kelakuan OB perusahaan kalian, apa menurutmu dia tidak mempermalukan Royal Morgan?” sinis pria yang tak lain adalah Recky. Salah satu sahabat Aldo yang dulunya pernah mengkhianati Aldo sekaligus menjadi penyebab perusahaannya bangkrut beberapa tahun silam.

“Banget,” sahut kekasihnya Recky yang bernama Resti. Perempuan yang dulunya pernah tergila-gila pada Aldo sewaktu Aldo masih kaya dulu. “Bagaimana bisa OB di perusahaan Royal Morgan juga seorang pengemis di malam hari?”

Recky terkekeh kecil, “apa dia begitu kekurangan uang?” cibirnya.  

Pasangan itu menatap Aldo dengan tatapan hina, mereka menyimpulkan Aldo berprofesi sebagai pengemis setelah melihat tangan Aldo yang sedang memegangi sebuah kantong bekas permen yang akan digunakan Aldo untuk memungut uang sehabis mengamen. Sementara itu, Aldo nampak kalem saja, walaupun tatapannya itu sirat akan dendam membara.

Sejenak kemudian, Resti merogoh sakunya, hal itu menarik perhatian Recky.

“Kamu mau apa?” tanyanya.

“Ini, aku mau ngasih dia duit,” jawab Resti mengeluarkan selembar uang kertas sebesar 10 ribu rupiah dari saku celananya.

“Ini terlalu banyak,” rebut Recky. Ia lalu kembali ke arah mobil, dan balik lagi menuju titik kumpul dengan 2 buah koin di tangannya. “Segini saja cukup buat gembel macam dia!” ujar pria itu sambil melempar 2 buah koin tersebut ke wajah Aldo.

Aldo terlihat memejamkan matanya ketika itu. Kedua tangannya terkepal erat. Ia sedang menahan emosinya yang hendak meledak. Ekspresi Aldo yang demikian justru membuat Recky semakin bersemangat membullynya.

“Apa, lo? Mau nantangin gue, lo? Huh! Hadapi gue kalau berani!” tantang Recky seraya mendorong kedua bahu bagian depan Aldo yang tidak siap menerima serangan darinya hingga mundur beberapa langkah.

Di saat yang bersamaan, ketika Aldo hampir terjatuh, dua pria bertuksido muncul entah darimana menopang tubuh pria kekar itu dari belakang sambil salah satunya bersuara, “Anda tidak apa-apa, Tuan Muda?”

Bersambung ….

Hallo ... salam kenal dari megumi. Ini buku pertamaku di GN. Semoga bisa menghibur kalian ya. Jangan lupa masukin rak untuk mendapatkan pemberitahuan update buku ini ya, minta dukungan votenya juga. Makasih kakak-kakak.  

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Frissca Siti
salken rahmat. megumi = rahmat
goodnovel comment avatar
Bustanul Arifin
lumayan bagus cerita awal nya
goodnovel comment avatar
inung nuget
intinya dari smua cerita itu yg penting..." koin nya jgn mahal2 "
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status