Share

Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam
Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam
Penulis: Jimmy Chuu

Malam Tak Berbintang.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 19:14:17

Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.

Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...

>>> 

Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.

Suara langkah petugas penjaga malam  berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.

Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.

Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.

Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.

Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidupan Rong Tian sebenarnya terbilang cukup terpelajar.

Sejak usia delapan tahun, dia sering mengikuti pelajaran sastra dan musik yang diajarkan oleh guru khusus Nona Zhao Hua, putri Wakil Menteri Zhao Ming. Hubungan mereka awalnya hanya sekadar pertemanan, namun seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka.

Rong Tian pernah berjanji pada Zhao Hua bahwa dia akan lulus ujian negara dan menjadi pejabat kekaisaran, agar layak melamarnya.

Namun, nasib berkata lain. Meskipun Guru Hui Yan, pengajar sastra dan seninya, yakin bahwa kemampuan Rong Tian lebih dari cukup untuk lulus, kenyataan pahit harus diterimanya.

Di kejauhan, suara penjaga malam terdengar keras, memecah kesunyian malam.

“Kuncilah pintu rapat-rapat! Jangan beri peluang pada pencuri! Periksa lagi api di dapur, ini musim panas. Jangan biarkan api membakar rumah kalian!”

Tiba-tiba, suara ketukan pintu memecah keheningan.

Tok – tok – tok.

Jantung Rong Tian berdegup kencang. Adrenalinya langsung memuncak. “Zhao Hua?” pikirnya, harap-harap cemas.

Seharian setelah pengumuman kegagalannya, Rong Tian berusaha menahan diri untuk tidak menjumpai kekasihnya. Dia tak ingin Zhao Hua melihatnya dalam keadaan lemah dan penuh kekecewaan.

Dan, malam ini, seperti biasa, mereka seharusnya bertemu di taman belakang, diam-diam, untuk berbagi cerita.

NGIIK! Suara pintu berderit ketika dibuka.

Namun, kata-kata Rong Tian terhenti di ujung lidah. Bukan Zhao Hua yang berdiri di depan pintu.

Empat sosok pria bertubuh tinggi besar menghalangi pandangannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, wajahnya tertutup rapat, hanya menyisakan mata yang memancarkan aura dingin dan mengancam.

“Si–siapa kalian?” Rong Tian bertanya, suaranya gemetar, meskipun dia berusaha keras untuk tetap tenang. Ia berjalan mundur di kamarnya yang kecil. Namun tak ada ruang lagi untuk melarikan diri.

“Siapa kami?” suara serak salah satu pria bertopeng menjawab, dingin dan tanpa emosi. “Kamu akan tahu setelah dibawa pergi dari kediaman wakil menteri!”

Kalimat itu menjadi hal terakhir yang didengar Rong Tian sebelum segalanya berubah gelap. Sebuah pukulan keras mendarat di batang lehernya, menghilangkan kesadarannya seketika.

Keempat pria bertopeng itu bergerak cepat dan terlatih.

Mereka menyeret tubuh Rong Tian dengan hati-hati, seolah menghindari meninggalkan jejak yang tidak perlu.

Yang mengejutkan, mereka tampak sangat akrab dengan tata letak kediaman wakil menteri. Mereka melewati lorong-lorong sempit, bahkan area yang jarang dilewati oleh penjaga sekalipun, seolah sudah menghafal setiap sudutnya.

Tak lama, mereka tiba di bagian belakang kediaman. Di sana, sebuah kereta kuda sudah menunggu, ditarik oleh dua ekor kuda yang tampak kuat dan terlatih.

Keempat pria itu melemparkan tubuh Rong Tian ke dalam kereta dengan gerakan cepat namun terukur.

Tanpa membuang waktu, kereta itu segera bergerak, melesat ke arah barat, meninggalkan kediaman wakil menteri tanpa jejak.

Malam yang sepi pecah oleh derap kaki kuda yang berirama, membawa sosok Rong Tian menjauh dari segala yang dia kenal. Tak ada yang melihat, tak ada yang mendengar, dan tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Keesokan harinya, kediaman wakil menteri gempar. Rong Tian dinyatakan hilang.

 Banyak yang berspekulasi bahwa dia, putus asa karena kegagalannya dalam ujian negara, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Lautan Donghai, lautan luas di sisi utara Kota Biramaki.

Namun, tak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi pada pemuda itu.

>>>> 

Rong Tian terbangun, sinar matahari menyilaukan matanya.

“Kepalaku sakit. Apa yang terjadi?” bisiknya pelan, mencoba meluruskan tubuhnya yang pegal.

Namun, seketika dia terkejut. Tangan dan kakinya terikat erat dengan tali tambang yang kasar.

Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam kereta kuda yang berguncang, melaju ke suatu tempat yang tidak dia ketahui.

“Bagus! Kamu sudah bangun,” suara serak yang familiar terdengar dari sudut kereta.

Rong Tian menoleh ke arah suara itu dan melihat tiga sosok pria berpakaian serba hitam. Kali ini, mereka tidak lagi mengenakan topeng, memperlihatkan wajah-wajah yang keras dan tak bersahabat.

“Aku ditawan. Entah oleh siapa? Dan aku tak tahu apa kesalahanku...” gumamnya pelan, mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

Sebagai seorang terpelajar, Rong Tian tahu dirinya dalam bahaya. Namun, dia berusaha tetap tenang, mencari celah untuk berpikir jernih.

“Tuan, apa salahku? Mengapa aku ditawan? Aku bukan orang penting. Tolong lepaskan aku...” katanya, mencoba membujuk dengan nada merendah.

Namun, bukannya belas kasihan yang dia dapat. Sebaliknya, salah satu pria dengan bekas luka di wajahnya menghampiri dan menamparnya keras.

PLAK!

“Bocah tak tahu diri! Sudah syukur kami tidak diperintah membunuhmu. Masih saja bertanya-tanya, apa kesalahanmu!” pria itu meludah ke wajah Rong Tian setelah melepas tamparannya.

Rong Tian terdiam, menahan rasa sakit yang menyebar di pipinya. Tamparan itu begitu keras, hingga sebagian giginya terasa goyah. Dia bahkan bisa merasakan aroma amis di mulutnya, pertanda bahwa darah mulai mengalir.

Meskipun begitu, dalam keheningan, tatapan mata Rong Tian melotot tajam ke arah pria yang menamparnya. Tidak ada ketakutan di matanya, hanya keinginan untuk tahu, untuk memahami mengapa ini terjadi padanya.

Pria itu tampak semakin marah. “Kamu menantangku, bocah?” suaranya menggeram, tangannya sudah mencabut belati dari pinggangnya, siap menggorok leher Rong Tian.

Namun, pria bersuara serak yang tampaknya adalah pemimpin kelompok itu segera menahan tangan pria berbekas luka.

“Hentikan! Kita diminta hanya membuangnya di Gurun Hadarac! Tidak untuk menghabisi dia di sini! Biarkan dia disantap serigala lapar atau hewan buas lainnya di padang gurun! Dia tetap akan mati!”

Mendengar kata-kata itu, bulu kuduk Rong Tian berdiri.

“Gurun Hadarac? Tempat terkutuk itu?” pikirnya, jantungnya berdegup kencang.

Pemimpin kelompok itu mendengus dingin. "Mengapa terkejut? Orang miskin sepertimu berani berhubungan dengan gadis bangsawan. Bukankah Gurun Hadarac tempat yang pantas untuk menghukum rakyat jelata sepertimu?"

>>> 

Gurun Hadarac bukan sekadar padang pasir gersang. Konon, tempat itu dihuni oleh makhluk buas, binatang iblis, dan bahkan hantu-hantu gentayangan yang lapar.

Siapa yang tega memerintahkan pembunuh bayaran untuk membuang Rong Tian ke tempat seperti itu? Pertanyaan itu menggelayut di hatinya, membakar rasa penasaran dan ketidakrelaannya.

“Setidaknya beri tahu siapa yang memerintahkan ini, dan apa motifnya membuatku sengsara begini. Aku tak rela mati dalam keadaan penasaran!”

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Gurun Hadarac.

    Seperti yang sudah diperkirakan, perjalanan menuju Gurun Hadarac memakan waktu lebih dari satu minggu. Rong Tian hanya terdiam sepanjang perjalanan. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara?Setiap kali mencoba mengemukakan pendapatnya, bukan hanya tamparan yang diterimanya, tetapi juga pukulan-pukulan keras yang membuat tubuhnya remuk.Akibatnya, wajahnya babak belur. Matanya bengkak, dan seluruh tubuhnya dipenuhi memar kebiruan. Kondisinya sungguh menyiksa.Ditambah lagi, tangannya diikat ke belakang, dan kakinya pun tak bisa bergerak bebas.“Tuan... aku lapar,” gumam Rong Tian dengan suara parau. Mulutnya terasa kaku, seolah ada sesuatu yang menghalanginya untuk berbicara dengan jelas.“Haha, kamu lapar? Anjing hina seperti kamu tak pantas menikmati makanan enak!” ejek salah satu pria berbaju hitam.Dengan gerakan kasar, dia melempar sepotong roti kukus yang sudah mengeras ke arah Rong Tian.Tawa riuh pun meledak di antara kawan-kawannya.Tak ada sedikit pun rasa iba saat mereka menyak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Penemuan Warisan.

    Rong Tian terjatuh ke atas gundukan tebal pasir yang terhampar di dasar jurang, Abyss of Suffering.Kejadian ini merupakan sebuah keberuntungan yang tak terduga, karena tumpukan pasir itu berhasil menyelamatkannya dari maut, atau setidaknya dari patah tulang yang fatal.Namun, rasa sakit yang tajam di perutnya segera mengingatkannya bahwa ia masih terperangkap dalam penderitaan yang tiada henti.Dengan tubuh yang dipenuhi luka, ia merangkak lemah, berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya.Di sekelilingnya, puluhan pasang mata berkilauan memantulkan sinar yang tidak wajar, mengelilinginya seperti bayang-bayang yang tak terhindarkan, siap menerkam.“Serigala…” desahnya pelan dalam hati, perasaan putus asa mulai menyelimuti pikirannya. “Riwayatku habis sudah…”Dalam keputusasaan yang mencekam, Rong Tian meraih sesuatu yang ada di dekatnya. Namun, yang ia sentuh hanyalah pasir, kasar dan tak berarti.Ia merasakan kekosongan yang mendalam, kehampaan yang membuatnya semakin terperosok da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jubah Hitam dan Sepatu Bot.

    Ternyata, untuk membuka peti kecil itu, Rong Tian tidak memerlukan tenaga besar atau keterampilan khusus.“Semoga ini berhasil,” gumamnya pelan, menekan tombol panel di peti dengan hati-hati. Bunyi ‘Klik’ terdengar seiring dengan pergerakan mekanisme di dalamnya, menandakan bahwa peti itu siap terbuka.Saat tutup peti terangkat, aura kuno yang pekat, ditambah dengan bau lembap yang sangat tua, langsung tercium.Rong Tian menarik napas dalam-dalam, merasakan betapa tuanya benda ini. Ia mengangkat penutupnya dengan gerakan cekatan, seolah khawatir jika gerakan yang salah akan merusak benda berharga di dalamnya.Cahaya temaram menyinari isi peti, menampakkan sebuah busana yang sudah lama namun tidak rusak tersembunyi di bagian paling atas.Rong Tian mengangkat benda itu dengan hati-hati. Sebuah jubah hitam dengan motif rumit berwarna emas di tiap sisi.Jubah panjang dan lembut itu terasa lentur di tangannya, seakan mengundang untuk segera dikenakan."Busana ini... terlihat penuh misteri,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Warisan!

    Rong Tian menarik napas dalam, menenangkan debaran jantungnya. Ia menendang tanah berpasir dengan ujung sepatu, menguji daya dorongnya.Sensasi aneh yang sempat menyelimuti pikirannya perlahan menghilang, berganti dengan pemahaman akan keunikan sepatu ini.WUUT!Tubuhnya terangkat dengan kecepatan mengagumkan, melayang lima meter di udara. Jubah hitam yang ia kenakan berkibar liar, membuka lebar seperti sayap kelelawar yang hendak memburu mangsa dimalam hari.Lalu sesuatu terjadi.Hembusan angin tipis nyaris tak terdengar, namun tubuhnya kembali terangkat, kali ini lebih tinggi dari yang ia perkirakan. Rong Tian terbelalak, gua yang seharusnya menjadi tujuannya kini terlewatkan begitu saja!Ia mengeraskan rahangnya. "Begini cara kerjanya...!" gumamnya, nyaris tak percaya.Ia memicingkan mata, memperhatikan lebih saksama. Jubah hitam itu ternyata bukan sekadar kain biasa.Di baliknya, terdapat dua baling-baling kecil yang tersembunyi, nyaris tak terlihat. Sedangkan sepatu yang ia pakai

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemunculan Sang Kelelawar.

    Semenjak pertempuran dahsyat yang mengguncang dunia lebih dari seratus tahun lalu, pertarungan dua Immortal yang legendaris telah mengubah wajah Benua Longhai selamanya.Dua sosok abadi itu, dengan kekuatan yang melebihi batas imajinasi manusia biasa, mengamuk di medan pertempuran – langit. Mereka menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka—bumi terbelah, langit terbakar.Kekuatan mereka tidak hanya merobek tatanan alam, tetapi juga mengubah dataran fisik yang ada di Benua Longhai.Pertempuran yang berlangsung tanpa ampun itu menimbulkan konsekuensi yang tak terbayangkan.Selama pertarungan itu, daratan yang sebelumnya tenggelam di dalam lautan muncul kembali ke permukaan, menyebabkan terjadinya penyatuan dua benua yang selama ini terpisah.Benua Longhai yang legendaris kini bergabung dengan Benua Podura, menjadikannya satu kesatuan daratan yang luas.Para saksi sejarah mencatat bahwa pemenang dari pertempuran itu adalah Rong Guo, pemimpin Sekte Wudang yang legendaris.Kem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ternyata Dia...

    “Bunuh dia!” perintah Mo Zhengsheng. Suaranya penuh ancaman, memotong udara seperti pedang.Telunjuknya menunjuk lurus ke arah makhluk misterius berbentuk kelelawar yang melayang di kegelapan malam.Disisi lain, sayap kelelawar raksasa itu terlihat lebar, dan membentuk siluet menakutkan di bawah cahaya bulan sabit.“Formasi Pedang!” teriak Han Shan. Wajahnya yang penuh bekas luka tampak garang di bawah bayangan malam.Suaranya menggema, memecah keheningan, tampak berusaha membangkitkan semangat para kultivator.Dalam gelapnya malam, sepuluh kultivator segera bergerak. Mereka membentuk formasi pedang dengan presisi yang telah dilatih ratusan kali.Mo Zhengsheng, sebagai pemimpin, melangkah maju. Golok di tangannya berkilat, lalu diayunkannya ke arah cakrawala dengan gerakan cepat dan mematikan.Tsing!Kilatan golok menyambar seperti petir, memotong udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Energi spiritual yang terkumpul di mata golok itu berlari ke udara, siap memanggang makhluk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pasukan Mayat Hidup.

    Saat sepuluh kultivator dari Ekspedisi Phoenix Merah dilanda keterkejutan, mendapati kenyataan bahwa sosok siluman kelelawar itu ternyata manusia, bulu kuduk mereka serentak berdiri.Udara malam yang tadinya tenang seketika berubah menjadi tegang, dipenuhi oleh aura misteri yang menggeliat dari sosok yang terperangkap dalam jaring.“Apa yang terjadi?” suara salah satu kultivator pecah, memecah kesunyian.“Ada sesuatu yang dilakukan manusia iblis itu?” tanya yang lain, matanya waspada menatap ke arah sosok yang bergerak-gerak di dalam jaring.“Dia menakut-nakuti kita. Ayo kita habisi dia!” teriak seorang kultivator dengan suara penuh amarah.Namun, sebelum mereka sempat bertindak, dari balik jaring yang menutupi sosok mirip siluman kelelawar itu, terdengar suara tiupan seruling.Bunyinya melengking, menusuk telinga, dan membuat bulu kuduk mereka semakin berdiri. Suara itu seperti berasal dari dunia lain, memecah keheningan malam dengan nada yang tak terduga.Suiiit…Bunyi seruling itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kehebohan di Kota Biramaki.

    Gurun Hadarac dilanda kesunyian yang pekat setelah kejadian beberapa saat yang lalu.Sosok yang mirip manusia, namun memiliki ciri-ciri kelelawar, melemparkan sebuah jimat ke udara. Dalam sekejap, ledakan dahsyat mengguncang wilayah itu, memecah kesunyian malam.Tiba-tiba, dua makhluk iblis bersayap muncul dari balik debu yang beterbangan.Mereka adalah dua burung rajawali hitam raksasa, tubuhnya kekar dengan sayap yang membentang lebar, menebarkan aura kegelapan yang menggetarkan.“Bawa pergi semua barang jarahan itu,” perintah sosok itu dengan suara serak, menunjuk ke arah gerobak yang dipenuhi muatan berharga milik Ekspedisi Phoenix Merah.WUSSH!Dua rajawali hitam itu menancapkan cakar-cakar tajam mereka ke atap gerobak, lalu dengan kekuatan yang luar biasa, mereka mengangkatnya ke udara. Rajawali beserta dua gerobak itu terbang menjauh, meninggalkan jejak debu dan keheningan yang semakin dalam.Sosok manusia kelelawar itu mendengus dingin, matanya yang merah menyala memandang ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Konspirasi Dua Kekuatan.

    Dari balik celah pintu ruyi berukir bulan purnama dan bintang, Rong Tian menahan napas. Tubuhnya menyatu dengan bayangan melalui teknik Yin Ying Gong (Seni Bayangan Tersembunyi), meridian spiritualnya berputar lambat untuk meminimalkan pancaran aura.Mata elangnya tak lepas dari pemandangan mencengangkan di hadapannya — Yue Lin, putri bungsu Kekaisaran Matahari Emas, berhadapan langsung dengan pemimpin Aliansi Lima Misteri.Niat awalnya, Rong Tian ingin menerobos dan menghancurkan pertemuan ini tertahan.Namun... Instingnya sebagai kultivator yang telah mencapai puncak tahap Kuasi Eliksir Emas membisikkan bahwa mengamati lebih lanjut akan memberinya keuntungan strategis yang lebih besar.Percakapan terjadi..."Sungguh mengesankan menemukan putri Khagan Matahari Emas menyusup ke markas rahasia kami," ujar sosok bertopeng emas dengan nada dingin bagai es abadi Gunung Kunlun, bangkit dari singgasana giok hitamnya."Apa tujuanmu sebenarnya?"Yue Lin membungkuk hormat dengan postur yi li s

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Rencana Perburuan Harta Karun.

    Berbekal informasi yang ia dengar dari percakapan Yin Shan dengan Yue Lin beberapa hari lalu, Rong Tian tidak kesulitan menemukan pintu rahasia menuju Pavilyun Bulan Tersembunyi. Ia melakukan serangkaian segel tangan yang sama seperti yang dilakukan Yin Shan, dan pintu rahasia terbuka.Tangga spiral membawanya turun ke kedalaman bumi. Udara semakin dingin dan lembab, namun anehnya, semakin ke bawah, semakin terang cahaya yang menyambut.Pavilyun Bulan Tersembunyi ternyata sebuah struktur megah yang dibangun di bawah tanah. Pilar-pilar jade putih menyangga langit-langit yang dilukis dengan gambar bulan purnama dan ribuan bintang. Di tengah pavilyun, sebuah kolam cermin hitam memantulkan cahaya lilin, menciptakan ilusi bulan yang tenggelam dalam kegelapan.Rong Tian bergerak dengan hati-hati, menggunakan Teknik Penyembunyian Aura untuk menekan kehadirannya. Dari balik sebuah pilar, ia mengintip ke arah aula utama.Lima sosok duduk mengelilingi kolam cermin hitam. Empat di antaranya meng

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Informasi Pecahan Peta  Dinasti Xi Tian yang Hilang.

    Token itu terbuat dari jade putih dengan ukiran kuno yang berkilau kebiruan di bawah sinar bulan. "Dengarkan baik-baik. Kau harus pergi ke Pavilyun Bulan Tersembunyi malam ini juga, sebelum jam ketiga."Mata Yin Shan melebar, keterkejutan jelas terpancar. "Pavilyun Bulan Tersembunyi?” namun dia gembira. Dipercaya mendatangi langsung markas rahasia itu, membuat ada sedikit rasa bangga di hatinya."Ya, tempat pertemuan Aliansi Lima Misteri kami." Sosok bertopeng itu mengangguk, mata di balik topeng tengkoraknya berkilat seperti bintang malam."Kau akan menghadap langsung pada Tetua Agung, dan menyerahkan token ini. Ini adalah undangan untuk bergabung dalam perburuan pecahan peta harta karun Dinasti Xi Tian — pecahan peta yang kita cari-cari.""Aku mengerti... " Yin Shan berbisik, keterkejutan jelas di wajahnya yang masih memerah akibat arak."Menurut informasi terpercaya, pecahan peta berikutnya berada di Kota Benteng Utara, lokasi yang dipercaya sebagai bekas Dataran Jian Chao—tempat p

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Token Bulan Sabit.

    Angin malam menyapu lembut wajah Yin Shan yang masih memerah.Aroma arak Osmanthus berumur seratus tahun yang baru dia teguk di Pavilyun Bunga Peony masih menguar dari tubuhnya, bercampur dengan wewangian bedak safron dan minyak bunga peach dari para selir penghibur yang baru saja menemaninya.Langkahnya sedikit sempoyongan saat ia melintasi jalan setapak berbatu yang mengarah ke pinggiran Kota Bian Cheng, kota yang terkenal dengan perdagangan sutranya."Sialan, kenapa harus malam ini?" gumamnya sambil menyeka keringat di dahi dengan lengan jubah sutranya yang berwarna merah marun.Matanya yang setengah terpejam berusaha fokus pada sosok kecil berpakaian abu-abu yang bergerak cepat beberapa langkah di depannya, melompat ringan seperti burung walet di antara bayangan.Mata-mata itu—seorang pria kurus dengan bekas luka melintang di pipi kirinya—sesekali menoleh, memastikan Yin Shan masih mengikuti. Wajahnya tanpa ekspresi seperti topeng kayu, kontras dengan wajah Yin Shan yang masih men

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Segel Bulan Sabit dan Gunung Kembar.

    "Misi seperti apa, Gong-gong? Pasti sesuatu yang membutuhkan keberanian dan keterampilan luar biasa," tanya Yue Lin, suaranya terdengar sungguh-sungguh tertarik seperti kupu-kupu mendekati bunga beracun."Menghabisi mata-mata Zhao Wei," jawab Yin Shan dengan bangga berlebihan yang membuat Rong Tian ingin tertawa. "Tangan ini yang mencabut nyawanya! Satu gerakan Jurus Telapak Penghancur Jiwa, dan rohnya langsung terkirim ke Neraka Kedelapan Belas!"Rong Tian mendengarkan dengan penuh perhatian, setiap kata terukir dalam ingatannya seperti pahatan di batu giok. “Zhao Wei—pria yang membawa peta harta karun Dinasti Xi Tian? Jadi dia begini ceritanya? Menarik...”"Gong-gong sungguh hebat dan tiada tanding," puji Yue Lin dengan nada kagum yang makin lama makin terdengar seperti racun bagi Rong Tian. "Tapi bukankah informasi seperti itu seharusnya dijaga kerahasiaannya seperti permata di mahkota raja?"Terdengar suara cawan keramik diletakkan keras ke meja kayu. "Tak ada yang perlu kutakutka

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Di Antara Bunga, Racun, dan Konspirasi.

    Saat itu..."Wajah Nona lebih indah dari Dewi Xi Wang Mu, jemari Nona lebih lincah dari Putri Langit Ketujuh yang menari di atas awan," puji Yin Shan, matanya memandang penuh nafsu pada Yue Lin yang kini duduk di hadapannya di Pavilyun Awan Ungu yang dihiasi lukisan-lukisan langka dan tirai sutra lima warna.Yue Lin hanya tersenyum tipis, jemarinya yang ramping dengan terampil menuangkan Arak Embun Pagi ke cawan giok Yin Shan. Gerakan tangannya begitu anggun, seolah-olah ia sedang memainkan sebuah melodi tanpa suara."Gong-gong terlalu memuji. Rendahan hanyalah daun kering yang terbawa angin takdir, kebetulan bisa memainkan sedikit nada untuk menghibur," jawabnya dengan suara merdu namun terdengar hampa."Jangan merendah. Aku tahu siapa dirimu sebenarnya," ujar Yin Shan dengan nada menggoda, qi-nya berfluktuasi karena pengaruh arak.Yue Lin tersentak, meski ekspresinya terkendali dengan baik seperti air danau yang tenang. "Apa maksud Gong-gong?""Maksudku," Yin Shan meneguk araknya, "

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Lentera Merah dan Pipa Giok.

    Ribuan lentera merah berselimut qi api menyala sepanjang lorong Pavilyun Bunga Peony—rumah hiburan paling mewah di Distrik Kesenangan Kota Bian Cheng. Cahayanya berpendar lembut, menciptakan atmosfer kemuliaan duniawi yang kontras dengan kegelapan di luar.Malam sudah melewati jam zi, namun aktivitas di tempat ini justru mencapai puncaknya seperti naga yang baru terbangun.Suara tawa para bangsawan, alunan melodi guzheng, dan denting cawan arak berpadu dalam simfoni kemewahan yang khas.Yin Shan berdiri di tepi panggung utama yang dihiasi ukiran phoenix dan naga, kedua matanya tak lepas dari sosok gadis jelita yang jemarinya menari bagai kupu-kupu di atas pipa berwarna giok.Jubah hitamnya yang dihiasi bordir emas menandakan statusnya yang tinggi. Sebagai murid inti Sekte Tengkorak Api dan murid langsung Ketua Sekte Ku Lou Huang, ia terbiasa dipandang dengan penuh hormat dan rasa takut. Namun malam ini, ada kegelisahan yang mengalir di meridian tubuhnya.Keringat dingin membasahi tel

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kematian An Ying.

    Dengan gerakan tiba-tiba, An Ying melemparkan lima jarum hitam ke arah kedua lawannya. Salah satu berhasil menghindar, namun yang lain terkena di leher dan langsung tumbang."Sialan!" umpat sosok yang tersisa, semakin marah."Kau akan mati perlahan, dengan cara yang sangat menyakitkan!"An Ying tahu dia tidak bisa bertahan lebih lama. Tangannya gemetar saat merogoh kantong penyimpanan, mencari benda yang diberikan Raja Kelelawar Hitam.“Jimat teleportasi... dimana...”Sosok bertopeng tengkorak melesat maju, cakar besinya siap mencabik. An Ying akhirnya menemukan jimat yang dicari. Dengan sisa tenaganya, dia mengaktifkan jimat itu sambil membisikkan lokasi pertemuan dengan Raja Kelelawar Hitam."Kau tidak akan lolos!" Sosok bertopeng itu berteriak marah, cakarnya hampir mencapai leher An Ying.Namun terlambat. Dalam kilatan cahaya hitam, tubuh An Ying menghilang, meninggalkan sosok bertopeng itu menerjang udara kosong.+++Di kuil tua yang hampir runtuh di tepi Hutan Kabut Ungu, Rong T

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kepergok.

    Tubuh An Ying membeku di tempat persembunyiannya. Matanya tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Samar-samar, ia mendengar suara-suara mencurigakan dari ruangan itu—suara-suara yang tampaknya berasal dari pertemuan rahasia. Perlahan, An Ying mengintip ke dalam, dan apa yang dilihatnya membuat napasnya tercekat.Sosok berjubah putih dengan bordir awan emas yang duduk di tengah ruangan itu—sosok yang memimpin seluruh pertemuan rahasia ini—adalah orang yang rasanya sangat dia kenal."Pemimpin Ling Xiao?" bisiknya nyaris tidak bersuara.Tak mungkin salah.Wajah aristokratik dengan jenggot putih tipis itu adalah milik Ling Xiao, Pemimpin Sekte Cahaya Surgawi dari wilayah Utara—salah satu sekte ortodoks yang paling dihormati di seluruh kekaisaran. Sosok yang selama ini dikenal sebagai simbol kemurnian dan kebenaran, kini terlihat duduk di tengah ruangan dengan aura kegelapan yang pekat.Napas An Ying tercekat. Pikiran-pikiran berkecamuk dalam benaknya. Bagaimana mungkin? Manusia s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status