Share

Jubah Hitam dan Sepatu Bot.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-06 17:53:39

Ternyata, untuk membuka peti kecil itu, Rong Tian tidak memerlukan tenaga besar atau keterampilan khusus.

“Semoga ini berhasil,” gumamnya pelan, menekan tombol panel di peti dengan hati-hati. Bunyi ‘Klik’ terdengar seiring dengan pergerakan mekanisme di dalamnya, menandakan bahwa peti itu siap terbuka.

Saat tutup peti terangkat, aura kuno yang pekat, ditambah dengan bau lembap yang sangat tua, langsung tercium.

Rong Tian menarik napas dalam-dalam, merasakan betapa tuanya benda ini. Ia mengangkat penutupnya dengan gerakan cekatan, seolah khawatir jika gerakan yang salah akan merusak benda berharga di dalamnya.

Cahaya temaram menyinari isi peti, menampakkan sebuah busana yang sudah lama namun tidak rusak tersembunyi di bagian paling atas.

Rong Tian mengangkat benda itu dengan hati-hati. Sebuah jubah hitam dengan motif rumit berwarna emas di tiap sisi.

Jubah panjang dan lembut itu terasa lentur di tangannya, seakan mengundang untuk segera dikenakan.

"Busana ini... terlihat penuh misteri, tapi juga sangat megah," pikirnya, terpesona oleh keindahan dan keanggunannya.

 Tanpa ragu, ia mengenakan busana itu, meski rasa sakit di tubuhnya akibat luka yang ditinggalkan setelah dibuang ke tempat terkutuk masih terasa.

Setelah mengenakan busana hitam itu, Rong Tian menyampirkan jubah panjangnya yang berayun di angin, dan seketika angin dingin yang tajam berhembus kencang.

WUSH!

Di bawah sinar matahari pagi, jubah itu berkibar dengan elegan. Rong Tian merasa ada sesuatu yang asing merayapi benaknya. Ia tidak tahu apa, tapi sepertinya ada hubungan antara dirinya dan busana ini.

“Mengapa aku merasa busana ini seperti memang ditujukan untukku?” pikirnya, bingung namun penasaran. P

ada saat yang sama, ia merasakan sesuatu yang mengejutkan—lukanya, yang sebelumnya menganga, mulai terasa lebih baik.

 Ketika melihat luka di perutnya, meski masih ada bekas sayatan, sobekan yang disebabkan oleh serangan tangan kosong itu kini sudah menyatu.

Luka yang tadinya menganga kini tampak hampir sembuh sepenuhnya. Hanya tersisa bekas merah dalam bentuk bekas tidak teratur.

"Ajaib!" Rong Tian terdiam.

Ia menyentuh luka itu dengan hati-hati, merasakan keajaiban yang baru saja terjadi.

"Apakah busana dan jubah ini sebuah artefak kuno? Peninggalan seorang grandmaster bela diri mungkin?" pikirnya, penuh kekaguman dan rasa ingin tahu.

Ekspresi Rong Tian berubah seketika.

Wajahnya yang semula suram dan penuh keputusasaan kini terlihat lebih terang. Seolah kabut yang menyelimuti dirinya telah sirna, membawa serta rasa kosong yang menyertai langkahnya.

Kini, ada secercah harapan baru yang mulai tumbuh dalam hatinya, menggantikan keputusasaan yang sebelumnya menguasai.

Rong Tian memandang ke kiri dan kanan, matanya tajam mengamati sekitar. Ia mencari tempat yang aman untuk berlindung. Niatnya jelas: membongkar isi peti di tempat yang terlindungi, jauh dari gangguan.

Namun, sejauh mata memandang, hanya tumpukan makam yang tidak terurus dan kerangka manusia yang tampak rapuh di bawah debu tebal. Kerangka-kerangka itu mungkin sudah berdiam di sana selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad.

Wajah Rong Tian cemberut, ia merasa seolah-olah tempat ini sudah lama terlupakan oleh waktu, namun tetap dihuni oleh aura yang menakutkan.

Bulu kuduknya meremang, dan rasa ngeri menyelimuti hatinya.

"Ternyata semalaman aku menginap di pemakaman, di The Abyss of Suffering. Pantas saja aku merasa merinding, seperti ada sesuatu yang mengawasi dari balik kegelapan," pikirnya dengan hati yang berdebar.

Semalam, karena sibuk menggali, ia tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya. Langit yang kelam hanya disinari rembulan yang suram membuatnya hanya fokus menggali pasir, untuk menemukan peti ini.

Merasa tak nyaman, Rong Tian cepat-cepat memindai sekitar. “Semuanya tampak kering, gersang, tak ada satu pohon pun!” pikirnya, semakin merasa terasing di Abyss of Suffering.

Matanya terhenti pada sebuah gua yang hampir tersembunyi di balik batu cadas dan tanah kering, nyaris tak terlihat.

Ekspresi wajahnya berubah, terbaca jelas rasa lega yang datang begitu saja.

"Aku memutuskan untuk berlindung di gua itu," gumamnya, langkahnya kini bergegas menuju gua itu. Gua itu tampaknya menjadi satu-satunya harapan untuk melindungi dirinya dari ancaman makhluk buas di malam hari.

Namun, ketika berdiri di kaki bebatuan cadas yang terjal, hati Rong Tian terjatuh. Gua itu ternyata terlalu tinggi untuk dijangkau.

Ia bukan seorang kultivator pengejar keabadian dengan kekuatan luar biasa.

Fisiknya yang masih lemah membuatnya ragu, bahkan untuk mendekati gua tersebut. Rasa putus asa kembali menguasai hatinya. Namun, saat itulah sebuah ide tiba-tiba muncul dalam benaknya.

"Jika bandul kalung bermotif kelelawar itu memiliki kuasa mengusir serigala, bukankah ada kemungkinan bahwa peti ini menyimpan harta benda lainnya dengan kekuatan serupa?" pikirnya, perlahan menemukan secercah harapan.

Tanpa membuang waktu, Rong Tian kembali membongkar peti yang terletak di bawah batu cadas tinggi.

Kali ini, ia menemukan sesuatu yang lebih menarik. Setelah meletakkan jubah hitam yang sebelumnya dikenakannya kembali ke dalam peti, ia melihat sepasang sepatu bot tergeletak di lapisan setelah jubah.

"Sepatu?" gumamnya, menatap sepatu bot hitam yang serasi dengan busana dan jubah yang baru saja dikenakannya.

Sepatu bot itu tampak biasa, namun Rong Tian tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul dalam dirinya.

"Warnanya hitam legam, serasi dengan baju dan jubahku tadi. Apakah sepatu ini juga memiliki efek magis, sama seperti kalung motif kelelawar?" pikirnya, masih merasa heran dengan temuan tersebut.

Dengan rasa penasaran yang membuncah, Rong Tian mengenakan sepatu bot itu.

Ketika sepatu itu menyentuh kakinya, ia merasakan keajaiban yang sama seperti sebelumnya.

Sepatu itu terasa begitu pas, seakan dirancang khusus untuk kakinya yang panjang dan kekar. Sekali lagi, perasaan yang tak terlukiskan menggelayuti pikirannya.

"Mengapa baik jubah maupun sepatu ini terasa seperti diciptakan untukku?" pikirnya dengan takjub, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menghubungkannya dengan benda-benda ini.

Rong Tian melompat kegirangan, tubuhnya terangkat tinggi.

Senyum lebar menghiasi wajahnya. Tapiii...

WUUUT.

"Ini—ini..." kata Rong Tian dengan suara terbata-bata, hampir tidak percaya.

Tubuhnya meluncur ke udara, melompat setinggi lima meter. Itu adalah lompatan tertinggi yang pernah ia lakukan sepanjang hidupnya.

Saat kakinya menyentuh tanah kering yang berpasir, ia kembali merenung.

"Akan aku coba lagi. Apakah ini karena sepatu bot hitam itu, atau hanya kebetulan semata?" pikirnya, penuh rasa penasaran. WUUT! Sekali lagi, tubuhnya melesat.

Kali ini, ia berhasil melompat hampir mencapai enam meter. Ekspresi wajahnya berubah, penuh kebahagiaan.

Ada perasaan puas yang memenuhi dadanya. "Aku berhasil memecahkan misteri ini!" desisnya, gembira.

"Sepatu ini memiliki mekanisme yang memungkinkan aku melompat lebih tinggi." Semangatnya membara, dan tanpa ragu, ia mencoba lagi, berniat mencapai gua yang terletak tinggi di atasnya.

Namun, meskipun ia terus berusaha, dalam sepuluh percobaan melompat, Rong Tian belum juga berhasil mencapai gua tersebut.

 "Gua itu terlalu tinggi… mungkin sekitar sepuluh meter. Sementara lompatan terbaikku hanya enam meter," gumamnya, wajahnya kembali muram.

"Nampaknya, keinginan untuk memiliki tempat berlindung harus aku lupakan…"

Kekecewaan menghantamnya lagi.

Ia menatap peti yang tergeletak di dekatnya, dengan jubah hitam panjang dan lebar itu yang berkibar tertiup angin.

Tanpa disangka, sebuah ide muncul begitu saja.

"Jika sepatu ini bisa membantuku melompat lebih tinggi, bagaimana jika aku menggabungkannya dengan jubah hitam itu? Mungkin ada kekuatan tersembunyi yang bisa meningkatkan lompatan aku," pikirnya dengan cepat, semangat baru mulai muncul dalam dirinya.

Dengan gesit, Rong Tian meraih kembali baju dan jubah hitam yang sempat ia kenakan.

Begitu ia mengenakannya, perasaan percaya dirinya seketika kembali. Seolah ada aura yang mengalir dalam dirinya, mengisi seluruh tubuhnya dengan energi yang tak tampak.

Ia menatap gua yang tinggi itu, dan dalam hati berdoa, "Semoga dengan mengenakan dua benda ini, aku bisa mencapainya."

Bersambung

Bab terkait

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Warisan!

    Rong Tian menarik napas dalam, menenangkan debaran jantungnya. Ia menendang tanah berpasir dengan ujung sepatu, menguji daya dorongnya.Sensasi aneh yang sempat menyelimuti pikirannya perlahan menghilang, berganti dengan pemahaman akan keunikan sepatu ini.WUUT!Tubuhnya terangkat dengan kecepatan mengagumkan, melayang lima meter di udara. Jubah hitam yang ia kenakan berkibar liar, membuka lebar seperti sayap kelelawar yang hendak memburu mangsa dimalam hari.Lalu sesuatu terjadi.Hembusan angin tipis nyaris tak terdengar, namun tubuhnya kembali terangkat, kali ini lebih tinggi dari yang ia perkirakan. Rong Tian terbelalak, gua yang seharusnya menjadi tujuannya kini terlewatkan begitu saja!Ia mengeraskan rahangnya. "Begini cara kerjanya...!" gumamnya, nyaris tak percaya.Ia memicingkan mata, memperhatikan lebih saksama. Jubah hitam itu ternyata bukan sekadar kain biasa.Di baliknya, terdapat dua baling-baling kecil yang tersembunyi, nyaris tak terlihat. Sedangkan sepatu yang ia pakai

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemunculan Sang Kelelawar.

    Semenjak pertempuran dahsyat yang mengguncang dunia lebih dari seratus tahun lalu, pertarungan dua Immortal yang legendaris telah mengubah wajah Benua Longhai selamanya.Dua sosok abadi itu, dengan kekuatan yang melebihi batas imajinasi manusia biasa, mengamuk di medan pertempuran – langit. Mereka menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka—bumi terbelah, langit terbakar.Kekuatan mereka tidak hanya merobek tatanan alam, tetapi juga mengubah dataran fisik yang ada di Benua Longhai.Pertempuran yang berlangsung tanpa ampun itu menimbulkan konsekuensi yang tak terbayangkan.Selama pertarungan itu, daratan yang sebelumnya tenggelam di dalam lautan muncul kembali ke permukaan, menyebabkan terjadinya penyatuan dua benua yang selama ini terpisah.Benua Longhai yang legendaris kini bergabung dengan Benua Podura, menjadikannya satu kesatuan daratan yang luas.Para saksi sejarah mencatat bahwa pemenang dari pertempuran itu adalah Rong Guo, pemimpin Sekte Wudang yang legendaris.Kem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ternyata Dia...

    “Bunuh dia!” perintah Mo Zhengsheng. Suaranya penuh ancaman, memotong udara seperti pedang.Telunjuknya menunjuk lurus ke arah makhluk misterius berbentuk kelelawar yang melayang di kegelapan malam.Disisi lain, sayap kelelawar raksasa itu terlihat lebar, dan membentuk siluet menakutkan di bawah cahaya bulan sabit.“Formasi Pedang!” teriak Han Shan. Wajahnya yang penuh bekas luka tampak garang di bawah bayangan malam.Suaranya menggema, memecah keheningan, tampak berusaha membangkitkan semangat para kultivator.Dalam gelapnya malam, sepuluh kultivator segera bergerak. Mereka membentuk formasi pedang dengan presisi yang telah dilatih ratusan kali.Mo Zhengsheng, sebagai pemimpin, melangkah maju. Golok di tangannya berkilat, lalu diayunkannya ke arah cakrawala dengan gerakan cepat dan mematikan.Tsing!Kilatan golok menyambar seperti petir, memotong udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Energi spiritual yang terkumpul di mata golok itu berlari ke udara, siap memanggang makhluk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Malam Tak Berbintang.

    Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...>>> Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.Suara langkah petugas penjaga malam berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidup

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Gurun Hadarac.

    Seperti yang sudah diperkirakan, perjalanan menuju Gurun Hadarac memakan waktu lebih dari satu minggu. Rong Tian hanya terdiam sepanjang perjalanan. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara?Setiap kali mencoba mengemukakan pendapatnya, bukan hanya tamparan yang diterimanya, tetapi juga pukulan-pukulan keras yang membuat tubuhnya remuk.Akibatnya, wajahnya babak belur. Matanya bengkak, dan seluruh tubuhnya dipenuhi memar kebiruan. Kondisinya sungguh menyiksa.Ditambah lagi, tangannya diikat ke belakang, dan kakinya pun tak bisa bergerak bebas.“Tuan... aku lapar,” gumam Rong Tian dengan suara parau. Mulutnya terasa kaku, seolah ada sesuatu yang menghalanginya untuk berbicara dengan jelas.“Haha, kamu lapar? Anjing hina seperti kamu tak pantas menikmati makanan enak!” ejek salah satu pria berbaju hitam.Dengan gerakan kasar, dia melempar sepotong roti kukus yang sudah mengeras ke arah Rong Tian.Tawa riuh pun meledak di antara kawan-kawannya.Tak ada sedikit pun rasa iba saat mereka menyak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Penemuan Warisan.

    Rong Tian terjatuh ke atas gundukan tebal pasir yang terhampar di dasar jurang, Abyss of Suffering.Kejadian ini merupakan sebuah keberuntungan yang tak terduga, karena tumpukan pasir itu berhasil menyelamatkannya dari maut, atau setidaknya dari patah tulang yang fatal.Namun, rasa sakit yang tajam di perutnya segera mengingatkannya bahwa ia masih terperangkap dalam penderitaan yang tiada henti.Dengan tubuh yang dipenuhi luka, ia merangkak lemah, berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya.Di sekelilingnya, puluhan pasang mata berkilauan memantulkan sinar yang tidak wajar, mengelilinginya seperti bayang-bayang yang tak terhindarkan, siap menerkam.“Serigala…” desahnya pelan dalam hati, perasaan putus asa mulai menyelimuti pikirannya. “Riwayatku habis sudah…”Dalam keputusasaan yang mencekam, Rong Tian meraih sesuatu yang ada di dekatnya. Namun, yang ia sentuh hanyalah pasir, kasar dan tak berarti.Ia merasakan kekosongan yang mendalam, kehampaan yang membuatnya semakin terperosok da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ternyata Dia...

    “Bunuh dia!” perintah Mo Zhengsheng. Suaranya penuh ancaman, memotong udara seperti pedang.Telunjuknya menunjuk lurus ke arah makhluk misterius berbentuk kelelawar yang melayang di kegelapan malam.Disisi lain, sayap kelelawar raksasa itu terlihat lebar, dan membentuk siluet menakutkan di bawah cahaya bulan sabit.“Formasi Pedang!” teriak Han Shan. Wajahnya yang penuh bekas luka tampak garang di bawah bayangan malam.Suaranya menggema, memecah keheningan, tampak berusaha membangkitkan semangat para kultivator.Dalam gelapnya malam, sepuluh kultivator segera bergerak. Mereka membentuk formasi pedang dengan presisi yang telah dilatih ratusan kali.Mo Zhengsheng, sebagai pemimpin, melangkah maju. Golok di tangannya berkilat, lalu diayunkannya ke arah cakrawala dengan gerakan cepat dan mematikan.Tsing!Kilatan golok menyambar seperti petir, memotong udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Energi spiritual yang terkumpul di mata golok itu berlari ke udara, siap memanggang makhluk

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemunculan Sang Kelelawar.

    Semenjak pertempuran dahsyat yang mengguncang dunia lebih dari seratus tahun lalu, pertarungan dua Immortal yang legendaris telah mengubah wajah Benua Longhai selamanya.Dua sosok abadi itu, dengan kekuatan yang melebihi batas imajinasi manusia biasa, mengamuk di medan pertempuran – langit. Mereka menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka—bumi terbelah, langit terbakar.Kekuatan mereka tidak hanya merobek tatanan alam, tetapi juga mengubah dataran fisik yang ada di Benua Longhai.Pertempuran yang berlangsung tanpa ampun itu menimbulkan konsekuensi yang tak terbayangkan.Selama pertarungan itu, daratan yang sebelumnya tenggelam di dalam lautan muncul kembali ke permukaan, menyebabkan terjadinya penyatuan dua benua yang selama ini terpisah.Benua Longhai yang legendaris kini bergabung dengan Benua Podura, menjadikannya satu kesatuan daratan yang luas.Para saksi sejarah mencatat bahwa pemenang dari pertempuran itu adalah Rong Guo, pemimpin Sekte Wudang yang legendaris.Kem

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Warisan!

    Rong Tian menarik napas dalam, menenangkan debaran jantungnya. Ia menendang tanah berpasir dengan ujung sepatu, menguji daya dorongnya.Sensasi aneh yang sempat menyelimuti pikirannya perlahan menghilang, berganti dengan pemahaman akan keunikan sepatu ini.WUUT!Tubuhnya terangkat dengan kecepatan mengagumkan, melayang lima meter di udara. Jubah hitam yang ia kenakan berkibar liar, membuka lebar seperti sayap kelelawar yang hendak memburu mangsa dimalam hari.Lalu sesuatu terjadi.Hembusan angin tipis nyaris tak terdengar, namun tubuhnya kembali terangkat, kali ini lebih tinggi dari yang ia perkirakan. Rong Tian terbelalak, gua yang seharusnya menjadi tujuannya kini terlewatkan begitu saja!Ia mengeraskan rahangnya. "Begini cara kerjanya...!" gumamnya, nyaris tak percaya.Ia memicingkan mata, memperhatikan lebih saksama. Jubah hitam itu ternyata bukan sekadar kain biasa.Di baliknya, terdapat dua baling-baling kecil yang tersembunyi, nyaris tak terlihat. Sedangkan sepatu yang ia pakai

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jubah Hitam dan Sepatu Bot.

    Ternyata, untuk membuka peti kecil itu, Rong Tian tidak memerlukan tenaga besar atau keterampilan khusus.“Semoga ini berhasil,” gumamnya pelan, menekan tombol panel di peti dengan hati-hati. Bunyi ‘Klik’ terdengar seiring dengan pergerakan mekanisme di dalamnya, menandakan bahwa peti itu siap terbuka.Saat tutup peti terangkat, aura kuno yang pekat, ditambah dengan bau lembap yang sangat tua, langsung tercium.Rong Tian menarik napas dalam-dalam, merasakan betapa tuanya benda ini. Ia mengangkat penutupnya dengan gerakan cekatan, seolah khawatir jika gerakan yang salah akan merusak benda berharga di dalamnya.Cahaya temaram menyinari isi peti, menampakkan sebuah busana yang sudah lama namun tidak rusak tersembunyi di bagian paling atas.Rong Tian mengangkat benda itu dengan hati-hati. Sebuah jubah hitam dengan motif rumit berwarna emas di tiap sisi.Jubah panjang dan lembut itu terasa lentur di tangannya, seakan mengundang untuk segera dikenakan."Busana ini... terlihat penuh misteri,

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Penemuan Warisan.

    Rong Tian terjatuh ke atas gundukan tebal pasir yang terhampar di dasar jurang, Abyss of Suffering.Kejadian ini merupakan sebuah keberuntungan yang tak terduga, karena tumpukan pasir itu berhasil menyelamatkannya dari maut, atau setidaknya dari patah tulang yang fatal.Namun, rasa sakit yang tajam di perutnya segera mengingatkannya bahwa ia masih terperangkap dalam penderitaan yang tiada henti.Dengan tubuh yang dipenuhi luka, ia merangkak lemah, berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya.Di sekelilingnya, puluhan pasang mata berkilauan memantulkan sinar yang tidak wajar, mengelilinginya seperti bayang-bayang yang tak terhindarkan, siap menerkam.“Serigala…” desahnya pelan dalam hati, perasaan putus asa mulai menyelimuti pikirannya. “Riwayatku habis sudah…”Dalam keputusasaan yang mencekam, Rong Tian meraih sesuatu yang ada di dekatnya. Namun, yang ia sentuh hanyalah pasir, kasar dan tak berarti.Ia merasakan kekosongan yang mendalam, kehampaan yang membuatnya semakin terperosok da

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Gurun Hadarac.

    Seperti yang sudah diperkirakan, perjalanan menuju Gurun Hadarac memakan waktu lebih dari satu minggu. Rong Tian hanya terdiam sepanjang perjalanan. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara?Setiap kali mencoba mengemukakan pendapatnya, bukan hanya tamparan yang diterimanya, tetapi juga pukulan-pukulan keras yang membuat tubuhnya remuk.Akibatnya, wajahnya babak belur. Matanya bengkak, dan seluruh tubuhnya dipenuhi memar kebiruan. Kondisinya sungguh menyiksa.Ditambah lagi, tangannya diikat ke belakang, dan kakinya pun tak bisa bergerak bebas.“Tuan... aku lapar,” gumam Rong Tian dengan suara parau. Mulutnya terasa kaku, seolah ada sesuatu yang menghalanginya untuk berbicara dengan jelas.“Haha, kamu lapar? Anjing hina seperti kamu tak pantas menikmati makanan enak!” ejek salah satu pria berbaju hitam.Dengan gerakan kasar, dia melempar sepotong roti kukus yang sudah mengeras ke arah Rong Tian.Tawa riuh pun meledak di antara kawan-kawannya.Tak ada sedikit pun rasa iba saat mereka menyak

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Malam Tak Berbintang.

    Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...>>> Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.Suara langkah petugas penjaga malam berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidup

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status