Share

Ending Pertarungan Sengit

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-04-26 16:08:22

Pertarungan meningkat intensitasnya.

Empat belas kultivator tingkat tinggi melawan satu Raja Kelelawar Hitam. Mereka bergerak begitu cepat hingga mata biasa hanya bisa melihat kilatan cahaya dan bayangan yang saling berkejaran.

Pohon-pohon willow tercabik, batu-batu hancur, permukaan kolam beriak liar seolah dilanda badai.

Namun, meski jumlahnya jauh lebih banyak, keempat belas kultivator itu kesulitan mendaratkan serangan berarti pada Raja Kelelawar Hitam.

Sosok iblis kelelawar ini bergerak seperti hantu di antara mereka, muncul dan menghilang sesuka hati, melancarkan serangan yang mematikan lalu menghilang sebelum serangan balasan datang.

"Empat belas melawan satu, dan kalian masih kesulitan?" Raja Kelelawar Hitam tertawa, suaranya bergema dari segala arah.

"Sungguh memalukan. Bahkan anak kecil di pasar bisa menghitung lebih baik dari kemampuan kalian bertarung."

Salah satu Pengawal Bayangan—wanita dengan cambuk berduri—menggeram marah. "Berhenti bermain-main dan hadapi kami den
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Malam Tak Berbintang.

    Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...>>> Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.Suara langkah petugas penjaga malam berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidup

    Last Updated : 2025-02-02
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Gurun Hadarac.

    Seperti yang sudah diperkirakan, perjalanan menuju Gurun Hadarac memakan waktu lebih dari satu minggu. Rong Tian hanya terdiam sepanjang perjalanan. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara?Setiap kali mencoba mengemukakan pendapatnya, bukan hanya tamparan yang diterimanya, tetapi juga pukulan-pukulan keras yang membuat tubuhnya remuk.Akibatnya, wajahnya babak belur. Matanya bengkak, dan seluruh tubuhnya dipenuhi memar kebiruan. Kondisinya sungguh menyiksa.Ditambah lagi, tangannya diikat ke belakang, dan kakinya pun tak bisa bergerak bebas.“Tuan... aku lapar,” gumam Rong Tian dengan suara parau. Mulutnya terasa kaku, seolah ada sesuatu yang menghalanginya untuk berbicara dengan jelas.“Haha, kamu lapar? Anjing hina seperti kamu tak pantas menikmati makanan enak!” ejek salah satu pria berbaju hitam.Dengan gerakan kasar, dia melempar sepotong roti kukus yang sudah mengeras ke arah Rong Tian.Tawa riuh pun meledak di antara kawan-kawannya.Tak ada sedikit pun rasa iba saat mereka menyak

    Last Updated : 2025-02-04
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Penemuan Warisan.

    Rong Tian terjatuh ke atas gundukan tebal pasir yang terhampar di dasar jurang, Abyss of Suffering.Kejadian ini merupakan sebuah keberuntungan yang tak terduga, karena tumpukan pasir itu berhasil menyelamatkannya dari maut, atau setidaknya dari patah tulang yang fatal.Namun, rasa sakit yang tajam di perutnya segera mengingatkannya bahwa ia masih terperangkap dalam penderitaan yang tiada henti.Dengan tubuh yang dipenuhi luka, ia merangkak lemah, berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya.Di sekelilingnya, puluhan pasang mata berkilauan memantulkan sinar yang tidak wajar, mengelilinginya seperti bayang-bayang yang tak terhindarkan, siap menerkam.“Serigala…” desahnya pelan dalam hati, perasaan putus asa mulai menyelimuti pikirannya. “Riwayatku habis sudah…”Dalam keputusasaan yang mencekam, Rong Tian meraih sesuatu yang ada di dekatnya. Namun, yang ia sentuh hanyalah pasir, kasar dan tak berarti.Ia merasakan kekosongan yang mendalam, kehampaan yang membuatnya semakin terperosok da

    Last Updated : 2025-02-05
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jubah Hitam dan Sepatu Bot.

    Ternyata, untuk membuka peti kecil itu, Rong Tian tidak memerlukan tenaga besar atau keterampilan khusus.“Semoga ini berhasil,” gumamnya pelan, menekan tombol panel di peti dengan hati-hati. Bunyi ‘Klik’ terdengar seiring dengan pergerakan mekanisme di dalamnya, menandakan bahwa peti itu siap terbuka.Saat tutup peti terangkat, aura kuno yang pekat, ditambah dengan bau lembap yang sangat tua, langsung tercium.Rong Tian menarik napas dalam-dalam, merasakan betapa tuanya benda ini. Ia mengangkat penutupnya dengan gerakan cekatan, seolah khawatir jika gerakan yang salah akan merusak benda berharga di dalamnya.Cahaya temaram menyinari isi peti, menampakkan sebuah busana yang sudah lama namun tidak rusak tersembunyi di bagian paling atas.Rong Tian mengangkat benda itu dengan hati-hati. Sebuah jubah hitam dengan motif rumit berwarna emas di tiap sisi.Jubah panjang dan lembut itu terasa lentur di tangannya, seakan mengundang untuk segera dikenakan."Busana ini... terlihat penuh misteri,

    Last Updated : 2025-02-06
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Warisan!

    Rong Tian menarik napas dalam, menenangkan debaran jantungnya. Ia menendang tanah berpasir dengan ujung sepatu, menguji daya dorongnya.Sensasi aneh yang sempat menyelimuti pikirannya perlahan menghilang, berganti dengan pemahaman akan keunikan sepatu ini.WUUT!Tubuhnya terangkat dengan kecepatan mengagumkan, melayang lima meter di udara. Jubah hitam yang ia kenakan berkibar liar, membuka lebar seperti sayap kelelawar yang hendak memburu mangsa dimalam hari.Lalu sesuatu terjadi.Hembusan angin tipis nyaris tak terdengar, namun tubuhnya kembali terangkat, kali ini lebih tinggi dari yang ia perkirakan. Rong Tian terbelalak, gua yang seharusnya menjadi tujuannya kini terlewatkan begitu saja!Ia mengeraskan rahangnya. "Begini cara kerjanya...!" gumamnya, nyaris tak percaya.Ia memicingkan mata, memperhatikan lebih saksama. Jubah hitam itu ternyata bukan sekadar kain biasa.Di baliknya, terdapat dua baling-baling kecil yang tersembunyi, nyaris tak terlihat. Sedangkan sepatu yang ia pakai

    Last Updated : 2025-02-07
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemunculan Sang Kelelawar.

    Semenjak pertempuran dahsyat yang mengguncang dunia lebih dari seratus tahun lalu, pertarungan dua Immortal yang legendaris telah mengubah wajah Benua Longhai selamanya.Dua sosok abadi itu, dengan kekuatan yang melebihi batas imajinasi manusia biasa, mengamuk di medan pertempuran – langit. Mereka menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka—bumi terbelah, langit terbakar.Kekuatan mereka tidak hanya merobek tatanan alam, tetapi juga mengubah dataran fisik yang ada di Benua Longhai.Pertempuran yang berlangsung tanpa ampun itu menimbulkan konsekuensi yang tak terbayangkan.Selama pertarungan itu, daratan yang sebelumnya tenggelam di dalam lautan muncul kembali ke permukaan, menyebabkan terjadinya penyatuan dua benua yang selama ini terpisah.Benua Longhai yang legendaris kini bergabung dengan Benua Podura, menjadikannya satu kesatuan daratan yang luas.Para saksi sejarah mencatat bahwa pemenang dari pertempuran itu adalah Rong Guo, pemimpin Sekte Wudang yang legendaris.Kem

    Last Updated : 2025-02-10
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ternyata Dia...

    “Bunuh dia!” perintah Mo Zhengsheng. Suaranya penuh ancaman, memotong udara seperti pedang.Telunjuknya menunjuk lurus ke arah makhluk misterius berbentuk kelelawar yang melayang di kegelapan malam.Disisi lain, sayap kelelawar raksasa itu terlihat lebar, dan membentuk siluet menakutkan di bawah cahaya bulan sabit.“Formasi Pedang!” teriak Han Shan. Wajahnya yang penuh bekas luka tampak garang di bawah bayangan malam.Suaranya menggema, memecah keheningan, tampak berusaha membangkitkan semangat para kultivator.Dalam gelapnya malam, sepuluh kultivator segera bergerak. Mereka membentuk formasi pedang dengan presisi yang telah dilatih ratusan kali.Mo Zhengsheng, sebagai pemimpin, melangkah maju. Golok di tangannya berkilat, lalu diayunkannya ke arah cakrawala dengan gerakan cepat dan mematikan.Tsing!Kilatan golok menyambar seperti petir, memotong udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Energi spiritual yang terkumpul di mata golok itu berlari ke udara, siap memanggang makhluk

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pasukan Mayat Hidup.

    Saat sepuluh kultivator dari Ekspedisi Phoenix Merah dilanda keterkejutan, mendapati kenyataan bahwa sosok siluman kelelawar itu ternyata manusia, bulu kuduk mereka serentak berdiri.Udara malam yang tadinya tenang seketika berubah menjadi tegang, dipenuhi oleh aura misteri yang menggeliat dari sosok yang terperangkap dalam jaring.“Apa yang terjadi?” suara salah satu kultivator pecah, memecah kesunyian.“Ada sesuatu yang dilakukan manusia iblis itu?” tanya yang lain, matanya waspada menatap ke arah sosok yang bergerak-gerak di dalam jaring.“Dia menakut-nakuti kita. Ayo kita habisi dia!” teriak seorang kultivator dengan suara penuh amarah.Namun, sebelum mereka sempat bertindak, dari balik jaring yang menutupi sosok mirip siluman kelelawar itu, terdengar suara tiupan seruling.Bunyinya melengking, menusuk telinga, dan membuat bulu kuduk mereka semakin berdiri. Suara itu seperti berasal dari dunia lain, memecah keheningan malam dengan nada yang tak terduga.Suiiit…Bunyi seruling itu

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ending Pertarungan Sengit

    Pertarungan meningkat intensitasnya. Empat belas kultivator tingkat tinggi melawan satu Raja Kelelawar Hitam. Mereka bergerak begitu cepat hingga mata biasa hanya bisa melihat kilatan cahaya dan bayangan yang saling berkejaran. Pohon-pohon willow tercabik, batu-batu hancur, permukaan kolam beriak liar seolah dilanda badai.Namun, meski jumlahnya jauh lebih banyak, keempat belas kultivator itu kesulitan mendaratkan serangan berarti pada Raja Kelelawar Hitam. Sosok iblis kelelawar ini bergerak seperti hantu di antara mereka, muncul dan menghilang sesuka hati, melancarkan serangan yang mematikan lalu menghilang sebelum serangan balasan datang."Empat belas melawan satu, dan kalian masih kesulitan?" Raja Kelelawar Hitam tertawa, suaranya bergema dari segala arah. "Sungguh memalukan. Bahkan anak kecil di pasar bisa menghitung lebih baik dari kemampuan kalian bertarung."Salah satu Pengawal Bayangan—wanita dengan cambuk berduri—menggeram marah. "Berhenti bermain-main dan hadapi kami den

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pengeroyokan Tak Tahu Malu.

    Raja Kelelawar Hitam mengedarkan pandangannya, menghitung jumlah lawan. Dua pemimpin sekte dengan kultivasi tingkat tinggi, ditambah belasan murid elit—bahkan dengan kemampuannya, ini bukan pertarungan yang mudah."Kau telah merencanakan ini," bisiknya pada Pangeran Mahkota, suaranya terdengar dipenuhi kebencian.Pangeran Mahkota tersenyum tipis. "Selalu ada rencana cadangan, Raja Kelelawar Hitam."Tetua Feng Yuxian dan Biksu Agung Tian Kong bergerak bersamaan, melancarkan serangan kombinasi yang mematikan. Pedang Tetua Feng menciptakan gelombang qi biru yang membelah udara, sementara tasbih Biksu Tian Kong memancarkan cahaya keemasan yang membentuk telapak Buddha raksasa.WUUUT!Raja Kelelawar Hitam langsung melepaskan cengkeramannya pada leher Pangeran Mahkota. Dia tinggi dengan gerakan yang menyerupai kelelawar terbang. Ia melakukan salto di udara, jubahnya berkibar seperti sayap hitam yang membentang, menghindari kedua serangan dengan keanggunan yang menakjubkan.Saat ia melay

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertemuan di Bawah Rembulan.

    Malam merangkak perlahan di atas Kota Xingguang, membawa keheningan yang tidak biasa. Rembulan menggantung sempurna di langit, bagai permata putih raksasa yang dikelilingi ribuan bintang kecil. Cahayanya yang keperakan menyirami atap-atap bangunan, menciptakan bayangan-bayangan aneh yang seolah bergerak dengan kehidupannya sendiri.Namun di balik keindahan itu, ada sesuatu yang tidak wajar. Angin malam yang biasanya lembut kini terasa menggigit, membawa aroma dingin yang menusuk hingga ke tulang. Daun-daun pohon willow bergetar meski tidak ada angin kencang, seolah berbisik tentang bahaya yang mengintai. Bahkan hewan-hewan malam yang biasanya riuh kini terdiam, menciptakan kesunyian yang mencekam."Zi Shi! Waktu Zi Shi telah tiba!" Suara petugas kota memecah keheningan, diikuti dentangan gong yang bergema di seluruh penjuru. Pria tua itu berjalan dengan lentera di tangan, tongkat kayu di tangan lainnya mengetuk-ngetuk jalan berbatu. "Pastikan semua aman! Kunci pintu rumah, karena

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Rahasia Pangeran Mahkota.

    Mata Xiao Hu melebar. "Pangeran Mahkota? Di sini? Apa yang...""Ssttt... Dengarkan," potong Rong Tian. Ia menajamkan pendengarannya untuk menangkap percakapan di meja tengah.Suara Pangeran Mahkota Liu Jinhai terdengar jelas, penuh percaya diri dan sedikit angkuh. "...jadi, Tetua Feng, bagaimana pendapat Anda tentang tawaranku?"Pria tertua di antara kultivator Sekte Tianyi—pria berjenggot putih panjang dengan mata tajam seperti elang—mengelus jenggotnya dengan gerakan lambat. "Tawaran Yang Mulia sangat... menarik. Tapi saya harus bertanya, mengapa Sekte Tianyi? Kami bukan lagi sekte terkuat di Dataran Tengah."Liu Jinhai tersenyum lebar, menuangkan arak ke cawan Tetua Feng dengan gerakan anggun. "Justru karena itu, Tetua Feng. Sekte Tianyi memiliki sejarah panjang dan reputasi yang tak ternoda. Kalian mungkin tidak lagi berada di puncak, tapi integritas kalian tidak diragukan. Itulah yang aku butuhkan.""Untuk apa Anda seorang pangeran, ingin menjadi Pemimpin Dunia Persilatan?" ta

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertemuan Tak Terduga di Kota Xingguang

    Matahari telah terang di ufuk timur, menyirami Kota Xingguang dengan cahaya keemasan yang lembut. Kota Xingguang ini, yang namanya berarti "Bintang Bersinar", memang pantas menyandang nama tersebut.Bangunan-bangunan dengan atap melengkung berwarna merah dan biru berkilau tertimpa sinar matahari pagi, sementara jalan-jalan berbatu yang lebar mulai dipenuhi penduduk yang memulai aktivitas harian mereka.Rong Tian berdiri di balkon penginapan "Bulan dan Bintang", salah satu penginapan terbaik di Kota Xingguang. Matanya yang tajam mengamati pemandangan kota di bawahnya. Berbeda dengan kota-kota di Kekaisaran Bai Feng yang didominasi oleh pedagang dan pejabat pemerintahan, Kota Xingguang dipenuhi oleh kultivator dari berbagai aliran.Di sudut jalan, sekelompok pemuda berpakaian putih dengan bordiran awan biru berlatih gerakan pedang dengan gerakan yang seirama, seperti "burung-burung yang terbang dalam formasi." Di dekat mereka, seorang pria tua dengan jubah abu-abu duduk bersila di at

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Seorang Murid Baru.

    Kereta bergoyang pelan saat melewati bagian jalan yang tidak rata. Cahaya bulan yang mulai muncul di langit menerobos masuk melalui jendela kereta, menciptakan pola-pola keperakan di lantai. Rong Tian menatap keluar, mengamati bayangan pepohonan yang bergerak-gerak seperti penari di bawah sinar bulan.Di keheningan malam, diantara suara kertakan ban kereta membentur tanah dan bebatuan..."Tuan muda," panggil Xiao Hu setelah beberapa saat terdiam. Suaranya kini lebih tenang, namun ada keteguhan di dalamnya. "Saya ingin belajar seni beladiri dari Tuan muda."Hening....Rong Tian mengalihkan pandangannya dari jendela, menatap Xiao Hu dengan seksama. Di mata pemuda itu, ia melihat keinginan yang kuat—bukan sekadar kekaguman sesaat atau ambisi kosong, melainkan keinginan tulus untuk belajar dan berkembang."Mengapa?" tanya Rong Tian singkat.Xiao Hu menegakkan tubuhnya, menatap langsung ke mata Rong Tian — sesuatu yang jarang ia lakukan karena rasa hormatnya yang besar."Karena saya ingi

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Bandit Rajawali Iblis.

    "Kami adalah Kelompok Rajawali Iblis yang menguasai Gunung Awan Ungu!" teriak pemimpin mereka, pria bertubuh besar dengan wajah kasar, serta bekas luka menunjukkan perjalanan hidup penuh kekerasan. "Tidak ada yang bisa melewati wilayah kami tanpa membayar 'pajak jalan'!" Tambahnya.Kusir kereta, pria paruh baya dengan kumis tipis, turun dari tempatnya dengan tangan gemetar. "T - tuan-tuan yang terhormat, kami hanya pelancong biasa. Tidak membawa banyak harta...""Diam!" bentak salah satu perampok, menodongkan goloknya ke leher kusir. "Buka keretanya! Biar kami lihat sendiri siapa penumpangnya!"Di dalam kereta, Xiao Hu menatap Rong Tian dengan cemas. "Tuan muda..."Rong Tian tetap duduk dengan tenang, seolah menghadapi perampok bersenjata adalah hal biasa baginya. "Tidak apa-apa," bisiknya. "Perhatikan baik-baik. Ini akan menjadi pelajaran pertamamu."Salah satu perampok mendekati pintu kereta dan membukanya dengan kasar. "Keluar!" bentaknya.Namun, yang ia lihat hanya kegelapan p

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Perjalanan Menuju Dataran Tengah.

    Di dunia kultivasi, jalan menuju puncak seperti mendaki gunung tertinggi yang puncaknya tersembunyi di balik awan. Para kaum bijak kuno membagi perjalanan kultivasi ini menjadi lima tahap utama, masing-masing dengan lima tingkatan yang harus dilalui dengan kesabaran dan ketekunan.Tahap pertama adalah Tahap Awal, di mana kultivator mulai memahami aliran qi dalam tubuh mereka. Seperti bayi yang belajar merangkak sebelum berjalan, mereka menyerap energi alam dan membentuk fondasi yang masih rapuh. Pada tahap ini, umur mereka tidak berbeda dari manusia biasa—seratus tahun adalah batas yang jarang terlampaui.Setelah melewati lima tingkatan Tahap Awal, kultivator memasuki Tahap Fondasi. Di sini, mereka mulai membangun istana qi dalam tubuh mereka, memperkuat meridian dan memperluas kapasitas penyimpanan energi. Umur mereka memanjang hingga dua atau tiga ratus tahun, cukup untuk melihat dinasti berganti dan kota-kota tumbuh dari tanah kosong.Tahap ketiga adalah Tahap Eliksir Emas, di m

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Satu Tahun kemudian.

    Di sebuah gua tersembunyi di kaki Gunung Hadarac, Rong Tian duduk bersila di atas batu datar. Cahaya remang dari lilinmistis yang melayang di sekitarnya menerangi ruangan, menciptakan bayangan yang menari di dinding gua. Di hadapannya, pedang tipis berpegangan emas melayang di udara, berputar perlahan seperti jarum kompas yang mencari arah. Tapi itu hanya imitasi dari Pedang Emas Langit Barat. Meski begitu, daya magis pedang imitasi ini masih terasa.Rong Tian membuka matanya. Pupilnya yang semula hitam kini berkilau keemasan—tanda kultivasi Eliksir Emas yang telah mencapai level tiga. Energi qi keemasan mengalir di sekitar tubuhnya seperti ular yang meliuk-liuk, sebelum kembali masuk ke dalam meridiannya."Jurus ketujuh, 'Langit Barat Tanpa Batas'," bisiknya.Dengan satu gerakan tangan, pedang di hadapannya bergerak dengan kecepatan yang hampir tidak tertangkap mata. Udara bergetar, menciptakan gelombang energi yang menyebar ke seluruh ruangan. Dinding gua bergetar, beberapa batu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status