Share

Bab 164

Penulis: Y Airy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-21 01:37:13
Arfeen mengecup bibir Larena dengan gerakan cepat ketika wanita itu tengah memperhatikan wajah lelapnya.

Ia bukannya pura-pura tidur, beberapa saat lalu ia benar-benar masih tertidur. Namun ujung jari wanita itu yang mengalir dari dahi turun ke bawah membuatnya terjaga, meski ia anggap untuk membuka mata karena ingin tahu apa yang akan dilakukan wanita itu selanjutnya.

Ia pikir wanita itu akan menciumnya namun hanya memandangi saja. Jadi ia yang lebih dulu mengambil tindakan.

Kedua mata Larena melebar dengan serangan tak terduga itu, ia menatap suaminya dengan kesal.

“Auw!” Arfeen menjerit saat tangan sang istri mencubit perutnya.

“Kau sengaja ya! Ha?”

“Ampun, ampun, Wife!” Ia menyerah jika wanita itu sudah mengeluarkan jurus cubitannya.

Lama-kelamaan cubitan Larena terasa juga.

Larena melepaskan cubitannya sambil memanyunkan bibir. “Dasar genit! Pintar sekali mencuri kesempatan!”

Arfeen mengeluarkan tawa saat bangkit duduk. “Makanya jangan suka malu-malu, kita kan suami istri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 165

    "Hasil autopsi Malik? Untuk apa kau meminta hasil autopsi papamu?" tanya Radika yang merasa heran karena tiba-tiba saja cucunya meminta hal itu. "Papa adalah orang yang cukup kuat, Kek. Meski mobilnya terbalik seharusnya Papa masih mampu keluar dari dalam mobil sebelum mobil itu meledak. Tapi ... papa sama sekali tak bergerak!" "Apakah menurutmu itu aneh? Mungkin saja papamu mengalami benturan yang cukup hebat di kepala sehingga dia pingsan saat itu!" "Di mana hasil autopsinya, Kek? Apakah Kakek masih menyimpannya atau tidak?" "Ada di ruang kerja Kakek. Pastinya Kakek letakan di mana Kakek lupa. Saat itu Kakek merasa sangat terpukul sehingga tak sempat membacanya!" aku Radika. Kedua mata Arfeen mendelik. "Kakek tak sempat membacanya? Bagaimana dengan Liam?" "Kakek tidak tahu, saat itu memang Liam yang menerima dari Dokter!" Arfeen memejamkan mata. Kakeknya tak pernah sempat membaca hasil autopsi papanya. Semoga saja dokumen itu masih ada. "Baiklah, Kek. Hari ini aku akan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 166

    “Apa? Adikku sudah menemukan hasil autopsi Papa?” saut Lyra menegakkan tubuh. Sedikit membenahi selimut yang melorot di tubuhnya. “Bagus, ini sesuai rencana. Awasi terus gerak-gerik di rumah itu, jika ada kabar baik lagi jangan lupa hubungi aku!” “Siap, Nona.” Lyra mematikan sambungan teleponnya. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana kacaunya pikiran Arfeen saat ini. Adik sedarahnya itu pasti sekarang sedang sangat dilema. Ia tak menyangka jika ternyata hasil autopsi papanya itu akan sangat berguna sekarang. Dulu ia sempat berpikir untuk memusnahkan hasil autopsi itu. Tapi setelah berpikir dua kali ia memutuskan untuk menyimpannya saja. Siapa tahu suatu saat akan berguna dan rupanya keputusannya tepat. Ia sudah mendapatkan laporan bahwa Arfeen mencari hasil rekaman cctv jalan di mana sang papa mengalami kecelakaan. Juga termasuk pertemuan papanya dengan Vano. “Hal iblis apa yang sedang kau rencanakan?” tanya Alvian mendekat sembari membelai punggung polos Lyra. Lyra menyilakan ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 167

    Arfeen tak sanggup menerima telepon dari sang istri. Ia sangat mencintai wanita itu. Larena adalah wanita pertama yang berhasil menyentuh hatinya. Wanita pertama yang membuatnya menginginkannya seperti orang gila. Namun ia harus menghadapi kenyataan pahit ini. Akibat kematian sang papa, ia yang harus menanggung akibatnya. Yang membuatnya marah karena yang menjadi korban bukan hanya dirinya, Amara pun ikut menjadi korban. Tapi bukankah karena hal itu juga ia bisa bertemu dengan Larena? Jika ia tak terusir dari klan Mahesvara, ia tak yakin akan bisa menikah dengan Larena. Jadi apakah ia harus berterima kasih jika begitu? Berterima kasih! Hati Arfeen ngilu memikirkan hal itu. Ia memilih untuk membersihkan diri ke kamar mandi dan langsung bergelung di balik selimut. Namun ia tak kunjung bisa memejamkan mata. Hanya bergulingan tak tentu. "Sial!" umpatnya membangkitkan diri untuk duduk menyibak selimut dengan kasar. Larena juga bangkit duduk dengan kesal. "Dia sebenarnya ke mana? Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 168

    "Arfeen kenapa, Ma?" tanya Larena mendekat. "Baiklah, kami akan ke sana!" saut Viera kemudian menutup teleponnya dan menaruh di meja. "Ma, ada apa dengan Arfeen?" desak Larena yang masih berdiri. "Suamimu itu, ternyata sikap berandalannya masih belum hilang ya! Pagi-pagi sudah berkelahi di jalanan dan sekarang berada di rumah sakit polri!" "Apa? Arfeen di rumah sakit?""Bukan itu yang perlu kita khawatirkan, tapi bagaimana kita harus menghadapi kepolisian. Mama paling malas berhubungan dengan polisi!" Larena tidak mempermasalahkan hal itu, ia sudah tahu siapa suaminya. Yang polisi saja bahkan akan gemetar jika tahu jati dirinya. Ia khawatir pada kondisi pemuda itu. Ia pun lekas kembali ke kamar untuk mengambil tas, "Mama mau ikut apa tidak?" tanya Larena saat melalui ruang makan. "Ikut ke mana?" tanya Vano yang baru keluar dari kamar. "Menantumu itu, pagi-pagi sudah merepotkan?" sungut Viera. "Rena, ada apa?""Kita bicara di jalan saja, Pa. Itu pun jika Papa mau ikut!"Vano y

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 169

    Vano masih bergeming di tempatnya. Bahkan sampai Larrna kembali, ia seperti terlempar ke dunia lain. Menantu yang mulai berhasil mencuri hatinya, rupanya adalah putra dari Malik! Semua yang sudah Arfeen lakukan, membuatnya mulai menyukai pemuda itu. Tapi kenapa saat ia mulai bisa menerima pemuda itu sebagai menantunya ia harus menerima kenyataan pahit ini? Malik sudah membuat reputasinya hancur, membuat keluarganya hidup menderita selama bertahun-tahun. Bahkan kematian pria itu tidak akan sebanding dengan apa yang ia alami! Dokter dan beberapa perawat mulai memindahkan Arfeen ke ranjang dorong dan membawanya ke lift. Larena tentu saja menemani sang suami. Akan tetapi Vano dan Viera tidak ikut. Mereka memilih untuk pulang. Setelah mengetahui siapa sebenarnya Arfeen, mereka tak terlalu khawatir. Arfeen memiliki ribuan pengawal yang sangag terlatih yang rela mati demi melindungi nyawanya. Lalu apa yang perlu dikhawatirkan? Selama perjalanan ke rumah sakit Royal Medika yang Arfeen be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 170

    "Bagaimana Kak Jordi?" tanya Tio yang meminta persetujuan."Kau benar, percuma kita melunak. Mereka tidak akan menyerah. Eksekusi sekarang!" perintahnya lalu masuk ke dalam mobil. Tio dan Edi saling pandang untuk beberapa saat lalu memberi instruksi kepada semua teman-temannya untuk menyiapkan senjata karena mereka akan membumi hanguskan tempat itu. Sementara orang-orang di dalam sana tetap bersiapa dalam persembunyian. "Kenapa merrka berhenti menyerang?""Mungkin mereka sedang bereram masuk?" Rido menggeleng. "Tidak! Ini tidak akan baik. Ita harus pergi ke pintu rahasia!" ujarnya mulai berjalan mengendap namun tetap dengan gerakan cepat. Semua anak buahnya pun mengekori. Ketika sampai di pintu yang rupanya aksesnya berada di lantai, suara bum yang cukup besar menggema. Bersamaan dengan datangnya bola api yang sangat besar. Bukan hanya sekali, suara dentuman itu kembali datang menyusul. Dan susulannya jauh lebih dahsyat, hingga membuat beberapa orang terpental. Gedung itu mulai

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 171

    Arfeen diam menatap sang istri, wanita di sisinya itu sungguh sangat mirip dengan sang Mama. Bagaimana ia tak jatuh cinta? Ia mengembangkan senyum. "Aku janji, aku akan memulangkan mereka semua. Aku akan menghapus praktek prostitusi di dalam semua clubku!"Larena mengerutkan kening. "Memangnya club malammu ada berapa?""Banyak!""Semuanya kan? Kau akan membersihkan semuanya kan?" "Seperti yang kau inginkan!"Larena menghela nafas lega sambil mengelus perutnya yang masih rata. Meski ia tak bisa melepaskan Arfeen sebagai Zagan, setidaknya ia bisa membuat pria itu mengurangi hal-hal yang negatif yang selama ini digelutinya. Ia ingin Arfeen bisa menjadi ayah yang bisa dicontoh dan dibanggakan oleh anak-anak mereka kelak. Larena terkejut saat tubuhnya tertarik ke arah sang suami. "Arfeen _" belum sempat ia berkomentar, mulut sang suami sudah menguasai bibirnya. Lembut dan basah, perlakuan Arfeen yang selalu hangat dan lembut membuatnya tak bisa menolak. Pemuda itu sangat pandai memper

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 172

    Larena membuka mata, setelah perbincangan tadi ia merasa lelah dan akhirnya tertidur di sofa. Selain lelah ia membutuhkan waktu untuk berfikir. Dan ketika ia membuka mata, Arfeen sedang berbicara dengan Marvin Mahesvara. Kedua pria itu menoleh padanya. "Senang bertemu langsung denganmu, menantu!" sapa Marvin. "Tu-Tuan Marvin!" "Jangan memanggilku Tuan atau suamimu akan membunuhku!" ujar Marvin membuat Larena tertegun namun detik berikutnya terdengar tawa ringan. Marvin berjalan ke sofa dan duduk di tempat yang kosong. "Aku tak pernah menyangka jika keponakanku akhirnya menikah. Kupikir selamanya dia akan memilih menjadi bajingan!" "Jangan takut padaku, nanti Arfeen bisa menghajarku dikira aku sengaja menakutimu!" Mata Larena langsung menyapu ke arah sang suami, kemudian melirik Marvin sejenak. Sepertinya Marvin memang juga takut pada sosok Zagan. Hanya saja karena merupakan keluarga jadi ia bisa menyelipkan candaan. "Apa kau lapar?" tanya Arfeen yang tahu sang istri belum semp

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27

Bab terbaru

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status