Rate: 21+ Cerita yang tertulis hanya sebuah karangan, jadi mohon bijak dalam membaca. Mayumi ikut pindah ke negara ayahnya, tapi berujung kelecewaan. Ayah tega berselingkuh dan pada akhirnya Mayumi dan ibunya harus bertahan hidup di negara orang. Apa pun Mayumi lakukan asalkan pendapat pekerjaan. Suatu ketika, sebuah pertemuan membuatnya harus bekerja sebagai Pelayan pribadi seorang Pria angkuh dan tidak mau kalah. Dia hidup di rumah mewah bersama pelayan lain dan kehidupan di dalam rumah itu membuat Mayumi terheran-heran.
View MoreFrans sudah menarik Mayumi ke luar dan memutuskan untuk membawa pulang. Reaksi Frans itu, sempat membuat semuanya bingung dan bertanya-tanya. Rencananya, Bastian akan langsung menjelaskan, tapi sayangnya Frans malah langsung pergi begitu saja.“Ada apa, Ian?” tanya Kate.Mereka semua yang di sini menatap serius ke arah Bastian menunggu jawaban. Sebelum bicara, Bastian duduk dan terdiam beberapa saat. Kemungkinan ia masih syok atau tidak menyangka kalau Wanita yang sempat ia cari ternyata sudah menikah dengan saudaranya.Sudah sekitar satu tahun Bastian menyerah mencari Mayumi. Bastian berharap bertemu lagi, tapi kalau keadaannya seperti ini, sebaiknya tidak usah bertemu. Bastian sebenarnya juga sudah memiliki kekasih, dia menghampiri Mayumi mungkin hanya melepas rindu dan ingin menyampaikan maaf.“Dia orang yang aku cari.”“Apa maksud kamu?” tanya Jiel.“Istri Frans. Dia Wanita jepang yang pernah menjadi kekasihku.”Mereka semua seketika tercengang dengan bibir terbuka dan semp
“Bagaimana mungkin kamu bisa mencintai seorang pelayan?” tanya satu Wanita yang sedari tadi sibuk makan camilan. Dia Keysha, saudara kembar Harrys.“Apa ada yang salah?” tanya Frans malas. Kedua mata Frans lurus mengarah pada sang istri yang sedang ikut bakar-membakar bersama ibunya dan juga bibi Jane.“Bukan apa-apa, aku hanya heran dan yang lain juga pasti heran sepertiku. Ayolah, Frans, kita semua tahu seperti apa tipemu.” Keysha terkekeh.Frans yang sontak menoleh membuat mereka menutup mulut. “Ada apa dengan tipeku? Aku tidak pernah memilih-milih Wanita.”“Oh, ya? Lalu bagaimana dengan Lucy dan Rose.”“Jangan membicarakan mereka!” Frans melotot.“Tenanglah, Frans. Kita hanya ingin tahu tentang kamu dan istrimu. Tidak apa kan kalai kita sedikit membahas hal sebelumnya? Sebagai sepupumu, aku hanya ragu dengan istrimu itu.”“Why?” sungut Frans sambil menyingkirkan tangan Harrys yang mendarat di pundaknya.Keysha berpaling dar camilannya kemudian melipat kedua tangan di atas
Hari berikutnya, Frans dan Mayumi diundang ke rumah untuk sekedar makan malam. Mungkin ayah dan ibu sudah rindu karena satu mingguan mereka berdua tidak datang untuk berkunjung. Di dalam kamar, Mayumi sudah sibuk mencari pakaian, sementara Frans sudah duduk santai di sofa sambil menatap layar ponselnya.“Kenapa kamu santai sekali? Tidak bisakah membantuku?” Mayumi mulai mengoceh. Dia mendengkus dan menghentak kaki karena tak kunjung menemukan pakaian yang cocok.Frans mendesah lalu meletakkan ponselnya. “Memang aku harus apa, hm?”Mayumi mendengkus lagi. “Huh! Kamu sangat menyebalkan!”Frans berdiri lalu merangkul sang istri dari belakang. Ia sandarkan dagu pada pundak yang polos belum berpakaian itu. Bukan telanjang, melainkan saat ini Mayumi masih memakai handuk yang melingkar di badannya.“Semua baju yang kamu belikan untukku, terlalu mahal. Aku takut tidak akan cocok.”“Oh, Ya?” Frans menaikkan satu alisnya dan memiringkan kepala hingga bisa melihat Sebagian wajah Mayumi. “K
Mayumi masih membuang muka, ia duduk di tepi ranjang dengan wajah merengut dan kedua tangan terlipat di depan dada. Mayumi ingin marah, tapi tidak tahu caranya. Ini baru dua hari menikah tapi kenapa sudah ada hal yang membuat kecewa dan kesal.Frans menghela napas kemudian mendekat. “Kamu marah?”Mayumi berdecak dan masih enggan membuka mulut. Dia kesal kenapa Frans harus bertanya, padahal jelas sekali tidak pulang tanpa memberi kabar adalah sebuah kesalahan.“Untuk apa aku marah,” kata Mayumi kemudian. “Memang kalau aku marah, aku akan menang?”Frans duduk di samping Mayumi. “Jadi kamu memang sedang marah? Aku minta maaf, aku tidak bisa pulang semalam.”Mayumi tersenyum tipis dengan tatapan sengit. “Lalu dengan begitu apa tidak bisa memberi kabar? Meneleponku, misalnya.”“Aku kehilangan ponselku semalam. Aku melupakan ponselku di ruang makan, jadi aku tidak mendengar kalau ada panggilan masuk karena mode getar saja.”“Ruang makan? Ruang makan mana maksud kamu?” Mayumi melotot.
Frans sampai di rumah sekitar pukul sepuluh siang, dia mampir lebih dulu ke pusat perbelanjaan membeli sesuatu untuk Mayumi. Mungkin dengan membelikan sesuatu, akan membuat Mayumi urung marah. Bagaimana Frans bisa tahu kalau Mayumi marah? Hal itu terbukti dari panggilan dan pesan yang tidak Mayumi balas dan jawab.Sampai di rumah, Frans menyelonong begitu saja masuk ke dalam, bahkan tidak bicara apa pun saat berpapasan dengan Leo. Leo yang harusnya bicara, urung karena melihat Tuannya berjalan begitu cepat.Sampai di lantai atas, Frans meletakkan belanjaannya di atas sofa, sementara mulutnya sudah berteriak memanggil sang istri.“Mayumi!”Tidak ada jawaban sama sekali, yang terdengar hanya suara tokek yang entah di mana keberadaannya. Frans coba memeriksa ke balkon dan kamar mandi, tetap saja tidak menemukan siapa pun. Frans lantas berjalan meninggalkan kamar, lalu berhenti di pinggir lantai atas.“Liana!”Liana masih di belakang dan sedang sibuk menata pakaian yang sudah bersi
Pagi harinya, Mayumi tidak mendapati sang suami ada di sampingnya. Mayumi pikir Frans sudah bangun lebih dulu dan berangkat bekerja, atau mungkin sedang sarapan di bawah.Mayumi mengikat rambut panjangnya, kemudian duduk dengan kedua kaki menggantung di bibir ranjang. Mayumi hendak meraih ponselnya, tapi urung karena mendadak perutnya berbunyi. Sepertinya rasa lapar sudah datang tanpa rasa sabar.Mayumi menghela napas kemudian beranjak. Dia pergi meninggalkan kamar masih memakai piamanya. Tenang saja, piama itu tidak akan terlihat terbuka saat memakai jubahnya, jadi Mayumi tetap akan nyaman berjalan di rumah ini.“Selamat pagi, Nona?” sapa pelayan yang sedang mengelap lemari kaca di dekat tangga menuju ruang tengah.Mayumi tersenyum dan mengangguk membalas sapaan itu. Sebelum kembali melangkah, Mayumi bertanya lebih dulu pada pelayan itu.“Maaf, apa Frans ada di ruang makan?”“Em, maaf, Nona, Saya belum melihat Tuan Frans sedari tadi. Saya pikir Tuan Frans belum turun.”Kepala
Tidak ada yang Frans katakana setelah kembali pulang. Mayumi yang sampai ketiduran menunggu waktu itu pun, tidak bertanya yang macam-macam karena memang yakin kalau Frans tidak berbuat aneh-aneh. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hati Mayumi beberapa hari yang lalu di mana Frans seperti bertingkah mengacuhkannya. Mayumi tidak mau ambil pusing, toh dia tahu kalau itu memang sifat Frans yang lebih sering acuh dengan siapa pun. Hingga hari-hari berikutnya, Mayumi dikejutkan dengan sebuah dekor indah di rumah ini. Sebuah dekor bernuansa putih membuat Mayumi bertanya-tanya dengan perasaan heran.Mayumi tidak menyangka kalau hari itu akan menjadi hari di mana ia menjadi ratu sehari yang di sambut begitu banyak orang. Menggunakan gaun putih berlengan brokat, rambut panjang yang digulung ke atas dihiasi kain tile, membuat Mayumi begitu cantik bak Cinderella.Mayumi ingin menangis. Menangis mengingat bagaimana saat Frans mengucapkan ikrar janji cinta yang suci di depan pendeta dan disaks
Satu minggu kemudian, Frans kembali pulang ke rumah tanpa membawa Mayumi bersamanya. Sampai di sini, mungkin sekitar pukul tuju malam, di mana semua orang sedang berada di rumah. Kedatangan Frans sama sekali tidak disambut oleh Rahel. Wanita itu pasti menyimpan dendam karena sudah menjebloskan suami dan putranya ke dalam penjara.“Kenapa kamu baru kembali?” tanya Jeff Ketika dengan santainya Frans duduk dan langsung meneguk satu gelas jus milik Pete.Frans tidak memperhatikan pertanyaan itu, melainkan langsung menatap Pete. “Kamu baik-baik saja, kan?”Pete yang sedang mengunyah makanan mengangguk.Frans tahu kalau Pete sudah sejak lama dimusuhi oleh Rachel dan Drako. Meski mereka tidak pernah melakukan kekerasan pada Pete, tapi sikap mereka membuktikan kalau Pete tidak disambut dengan baik.“Frans, ayah sedang bicara denganmu di sini,” hardik Jeff sambil menepuk meja. “Kamu menghilang sejak seminggu dan tidak memberi kabar, tapi kamu memasukkan paman dan sepupumu ke dalam penjara
Mayumi muncul dari balik lemari besar yang di dalamnya ada barang-barang milik Frans. Dia melangkah perlahan sambil mengamati tampilannya yang kini memakai baju tidur. Ini masih jam tiga sore, tapi kepalang tanggung, jadi Mayumi memutuskan untuk memakai piama saja. Mayumi wajib bersyukur karena piama yang tersedia tidak terlalu terbuka saat jubahnya ia kenakan.“Makanlah!” ucap Frans saat Mayumi sudah mendekat.Mayumi mengusap piama di bagian belakang—pada pantatnya—ke bawah, baru kemudian duduk dengan kaki rapat. “Terima kasih,” ucapannya.Mayumi mengambil satu lembar roti itu dan langsung memakannya tanpa selai. Dia lebih suka makan roti polosan, atau sebenarnya kalau bisa Mayumi lebih ingin makan buah dan daging. Sayur juga mau kalau ada.“Tidak suka?” tanya Frans.Mayumi mendongak melebarkan tatapan. “Suka, kok. Terima kasih.”Suasana kembali sunyi tak ada yang bicara lagi. Frans duduk diam membiarkan Mayumi menghabiskan rotinya lebih dulu. Sementara Mayumi, dia yang ingin s
Lampu berkelap-kelip menghiasi ruangan, music Dj yang menggema, menambah suasana klubing semakin meriah. Liukan tubuh molek yang menari di atas meja bundar, menjadi tontonan wajib saat datang. Dan minuman berbagai macam rasa juga tersedia bagi siapa pun yang tengah merasa Bahagia atau pun terluka.Entah sudah berapa kali Mayumi bolak-balik mengambilkan minuman untuk para pengunjung. Andaikan kedua kakinya yang jenjang bisa bicara, mungkin sudah sedari tadi berteriak meminta menyudahi pekerjaan ini. Namun, itu tidak mungkin bisa Mayumi lakukan. Mayumi terlalu membutuhkan pekrjaan ini untuk menghidupi dirinya dan ibunya yang sedang sakit..“Buruan!” teriak salah satu pengunjung yang berada di bangku paling ujung. Dai mengangkat tangan melambai ke arah Mayumi untuk segera membawakan minuman.“Apa kamu lumpuh sampai tidak bisa berjalan dengan cepat!”Berbagai macam cacian yang setiap malam Mayumi dengar dan sungguh tidak akan pernah Mayumi pedulikan. Meski kadang kalimatnya terdengar meny
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments