Share

2. Mr. Stiff

last update Last Updated: 2024-08-29 21:00:31

"Kamu lapar?"

"Nggak!"

Terhitung sudah ketiga kalinya Bumi bertanya selama perjalanan menuju Jakarta. Dan jawaban Ola tetap sama. Pria itu tahu tidak sih kalau Ola sedang di ujung kekesalan? Melihat muka lempeng Bumi yang seperti tidak peduli dengan kekesalannya, membuat gadis 20 tahun itu makin jengkel.

Saat ini keduanya sedang berada di rest area. Beberapa menit lalu Bumi kembali masuk mobil setelah pergi ke toilet, sementara Ola menunggu dengan wajah terlipat.

"Minuman kamu," ujar pria itu sambil menaruh satu botol air mineral ke cup holder di sisi Ola. Sementara dirinya sibuk membuka segel botol minuman lainnya.

Hampir-hampir Ola memaki ketika melihat minumannya masih tersegel dan pria itu tampak tidak berniat membukanya untuk dirinya. Namun ketika kata makiannya sudah di ujung lidah, botol air minum yang tiba-tiba Bumi sodorkan padanya membuat Ola serta-merta menelan kembali niatnya memaki. Dengan wajah cemberut, gadis itu menerima minuman yang segelnya sudah Bumi buka itu. Tanpa terima kasih.

Bumi dengan santai lanjut membuka botol minum yang sempat dia simpan di cup holder dan langsung meminum isinya.

"Kak Bumi tau nggak sih kalau aku tuh lagi kesel sama kakak?" tanya Ola akhirnya. Lama-lama dia tidak tahan juga melihat manusia tidak peka di sebelahnya ini memasang wajah seolah tidak punya salah.

"Tau."

"Terus kenapa sikap Kakak kayak orang yang nggak merasa bersalah? Harusnya kakak berusaha baikin aku dong, bukan malah cuek begini."

Bukan hanya sekali dua kali Bumi menghadapi kelabilan bungsu dari orang tua asuhnya itu. Dia tahu persis apa yang akan terjadi jika kemarahan gadis itu dia layani. Selama ini kediamannya menjadi sikap paling aman.

"Kakak tau nggak kenapa aku marah?"

"Nggak."

Ola membuang napas kasar. Dia heran kenapa bisa suka dengan pria sekaku Bumi. Malah makin dewasa makin tidak bisa lepas dari jerat cinta yang dia buat sendiri. Meski kadang sikap kaku Bumi sering bikin stres, Ola tidak bisa jauh dari pria itu. Salah satu alasan kenapa dia memilih kuliah di dalam negeri, agar dirinya masih tetap bisa bertemu dengan pria yang sudah membuatnya mabuk kepayang dari kecil itu.

"Pertama, aku kesal karena Kak Bumi datang ke FIB dan bikin heboh cewek-cewek di sana. Seneng ya jadi pusat perhatian? Gedung pasca sarjana teknik bukan di situ tempatnya!" Ola melirik kesal pria yang masih dengan santai minum air mineral.

"Kedua, aku kesal karena yang ngantar aku itu kakak, bukannya supir papi. Itu artinya secara nggak langsung kakak setuju aku ikut kencan buta berselubung makan malam itu. Kakak serius mau menjerumuskan aku ke lobang perjodohan ala-ala angkatan Balai Pustaka?"

Angin yang berembus, menembus jendela mobil yang terbuka. Bersamaan dengan itu Bumi menutup botol minumnya. Dia tidak sadar jika gadis di sebelahnya membeku melihat adegan itu. Serupa slow motion, bagi Ola gerakan tangan Bumi yang tengah menutup botol minum disertai tiupan angin yang menggoyangkan helain rambut pria itu terlihat begitu epik.

"Maaf kalau begitu," ucap Bumi yang serta-merta langsung mencabut kembali kesadaran Ola.

Gadis itu berdecak sebal. "Nggak ada penjelasan?"

Bumi tahu Ola akan terus mencecarnya selama dia tetap diam. Demi lancarnya perjalanan, akhirnya pria itu sedikit memutar tubuhnya menghadap Ola. "Pertama aku datang ke fakultas kamu karena ada hal yang harus aku urus di sana. Kedua, itu bukan malam perjodohan. Papi akan makan malam dengan koleganya yang juga membawa turut serta keluarga. Wajar kalau papi juga melakukan hal sama."

Dari dua penjelasan itu, Ola lebih tertarik dengan alasan pertama. "Ada urusan apa kakak ke FIB? Jangan bilang mau ngawasi nilai aku."

"Nadira mau kuliah di sana. Aku membantu mengurus beberapa hal terkait persyaratan masuk. Dan Papi memintaku buat sekalian ngantar kamu."

Nadira. Ola tercenung mendengar nama itu disebut. Dia sudah pernah bertemu gadis manis dari panti milik papinya itu. Dan terakhir kali melihat, Nadira masih kelas sebelas SMA. Jadi, sekarang gadis yang katanya Bumi anggap adik itu sudah mau masuk perguruan tinggi?

"Peduli banget. Dia kan bisa mengurus sendiri. Aku juga pas daftar ngurus semuanya sendiri." Ada nada tak suka yang terdengar kental. Biar gimana juga status Nadira bukan adik kandung, tapi adik seperjuangannya. Bumi dan Nadira sempat tumbuh bersama di panti sebelum papi membawa Bumi. Dan jujur Ola tidak suka melihat Bumi bersikap baik pada gadis lain selain dirinya.

"Dia belum pernah ke Bandung sebelumnya. Sepertinya aku butuh bantuan kamu nanti perkara Nadira."

"Kamu mau aku jadi baby sitternya? Ih, ogah!"

"Bukan. Kamu lebih tahu lingkungan di sini. Jadi—"

"Nggak mau! Nanti lama-lama juga dia tahu sendiri."

Debat dengan Ola, Bumi tidak akan pernah menang. Dia memutuskan mengakhiri obrolan dan kembali menyalakan mesin mobil. "Kita harus bergegas. Sudah sore."

Selama sisa perjalanan Bumi fokus mengemudi. Ola juga tampak tidak tertarik membangun obrolan kembali dan lebih memilih sibuk dengan ponselnya. Namun secara diam-diam dia mencuri potret lengan Bumi yang sedang mengendalikan setir. Dengan lengan kemeja yang terlipat hingga siku membuat otot-otot lengannya terlihat. Itu sangat seksi bagi Ola. Dan dia tergelitik mengunggah foto tangan Bumi itu ke media sosial dengan caption :

"Ride with Mr. Stiff."

Dan dalam sekejap unggahannya itu banjir komen dan like.

Related chapters

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   3. Bussines Dinner.

    Dugaan Ola benar. Makan malam itu bukan hanya sekedar bussines dinner. Lebih dari itu Ola mendapat kenalan baru, putra pemilik salah satu perusahaan waralaba retail terbesar di negara ini. Sepanjang makan malam Ola terus memasang senyum palsu tiap kali dirinya diajak bicara. Berbeda dengan Bumi yang tampak sopan dan terlihat ramah. Pria itu benar-benar sangat berdedikasi menyenangkan orang tua asuhnya. Bertingkah menjadi sosok kakak terbaik bagi Ola, dan anak pintar bagi Daniel dan Delotta. Untuk sampai di meja ini, Ola sukses membuat pria itu kesal beberapa jam lalu. Dia bermalas-malasan ketika Bumi menyuruhnya bersiap. Sore tadi, begitu sampai ibukota, pria itu membawanya langsung ke butik langganan keluarga. Di saat Bumi sudah rapi dengan pakaian semi formalnya, Ola malah masih bersantai duduk di sofa, main gadget."Ola, waktu kita nggak banyak," ujar Bumi masih bersikap sabar. Namun hanya dibalas lirikan singkat gadis itu. Bumi menarik napas panjang. "Aku pastikan kamu nggak bol

    Last Updated : 2024-08-29
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   4. Menguntit

    "Om Daniel, bolehkah besok saya ajak Ola jalan keluar?" "Tentu saja boleh. Besok Ola masih di Jakarta kok. Sorenya baru dia balik lagi ke Bandung.""Kalau begitu biar sekalian saya antar Ola ke Bandung. Saya kebetulan ada rencana survei salah satu perguruan tinggi di sana." Ola jelas keberatan, tapi dengan menyebalkan sang papi malah mengizinkan Rean mengajaknya jalan. Alhasil, Minggu dia harus bangun pagi karena dari pukul sembilan Rean sudah menunggu di rumah besar papinya. Bahkan ultahnya yang ke 20 masih dua bulan lagi, tapi papi sudah sok-sokan menjodohkannya dengan anak kolega. Bodo amat Rean di bawah menunggu lama. Siapa suruh datang kepagian. Satu jam kemudian, Ola baru bisa keluar kamar. Dia mengenakan croptop hitam disambung jins panjang longgar. Memamerkan perutnya yang rata serta pusarnya yang bertindik. Rambut panjangnya sengaja dia kuncir kuda lantaran cuaca di luar sudah seperti musim panas di California. Ola berjalan hendak turun ke lantai satu dengan kepala menund

    Last Updated : 2024-08-30
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   5. Janji Tiga Tahun Lalu

    "Aku nggak nyangka kalau Kak Bumi ngikutin kami!" seru Ola jengkel ketika mereka sampai di apartemen milik Bumi yang terletak di daerah Dago. Alih-alih membawa Ola pulang ke kosan gadis itu, Bumi berputar ke arah apartemennya. Dia tahu gadis manja itu bakal ngamuk-ngamuk karena aktiviasnya dengan dengan Rean merasa terganggu. Dan benar, Bumi sengaja mengikuti Ola. Hanya untuk memastikan keamanan gadis itu. Segalanya terasa normal ketika Rean membawa Ola ke mall. Namun ketika keduanya ke Bandung bersama dan membawa Ola ikut serta ke kamar hotel, radar bahaya Bumi langsung bereaksi. "Kalau aku nggak ngikutin kalian, kalian mau apa di kamar hotel berdua tadi?" Dahi Ola berkerut, alis gadis itu hampir menyatu. "Kami nggak ngapa-ngapain. Aku cuma pengin lihat kamar hotel itu sambil numpang istirahat. Emang salah?" "Masih nanya emang salah? Kalian baru kenal semalam, kalau kamu diapa-apain sama anak yang baru pulang dari New York itu gimana?!" Ola terhenyak saat suara Bumi tiba-tiba

    Last Updated : 2024-08-30
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   6. Konspirasi Menginap

    Ransel besar terhempas dari punggung gadis itu. Dua tangan dengan tone kulit putih itu ikut merentang bebas. Sementara senyum manisnya terukir lebar. Saking lebarnya Bumi takut kalau bibir gadis di depannya itu bisa robek. Kontras dengan gadis itu, Bumi sendiri mendadak migrain melihat kedatangan bungsu dari ayah angkatnya itu. Kepalanya berdenyut seketika. Sehari saja gadis itu berkeliaran di apartemennya bisa bikin kepala nyut-nyutan, apalagi sampai menginap berhari-hari? "Akhirnya aku bisa tinggal di sini juga!" seru Ola, sambil mengempaskan diri di samping Bumi. "Cuma tiga hari," sahut Bumi mengingatkan. Tatapnya melirik ransel Ola yang teronggok begitu saja di lantai. "Kamu bawa aja? Kayaknya berat banget. Ingat, Ola. Hanya tiga hari kamu di sini. Setelah Nadira selesai dengan urusannya kamu harus balik ke kosan." "Ya ampun, iya bawel. Takut banget sih aku nginap di sini lama-lama. Lagi pula..." Ola beringsut mendekati Bumi sambil melempar senyum muslihat. "Emang Kak Bumi ngg

    Last Updated : 2024-09-18
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   7. Permintaan Bumi

    Ola mengusap hidung mancungnya dengan ibu jari. Senyumnya terkulum bangga lantaran bisa bangun pagi. Dengan langkah penuh percaya diri dia keluar dari kamar sudah berpakaian rapi, berniat membangunkan Bumi. Namun hal tidak terduga terjadi. Saat membuka pintu hidungnya menghidu aroma wangi masakan. Tatapnya otomatis bergeser ke arah dapur. Di sana dia melihat Bumi dengan rambut setengah basah sudah berkutat di depan wajan. Spontan bahunya meluruh. Dari dulu kebiasaan bangun pagi pria itu memang tidak bisa tertandingi. Sepagi apa pun Ola berusaha bangun, tetap saja akan Bumi dahului. "Kenapa bengong? Kamu nggak mau sarapan?" sapa Bumi sambil terus sibuk dengan masakannya. Dia memasukan daun bawang yang sudah dicincang lalu mengaduk masakannya lagi. Dengan lunglai Ola melangkah mendekat. "Kak Bumi masak apa?" "Nasi goreng. Hari ini aku bakal sibuk. Dengar, Ola." Dia menatap gadis 20 tahun itu dengan pandangan serius. "Hari ini kamu harus benar-benar membantu Dira. Dia akan mengurus b

    Last Updated : 2024-09-19
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   8. Kakak-Adik Zone!

    Badan Ola berjengit mundur saat Yara mengangkat tangan tepat di depan wajahnya. Bahkan telapak tangan gadis itu menempel ke bibirnya seolah tidak memberi kesempatan buatnya bersuara. Mata Yara melotot dan telunjuknya terangkat. "Lo masih berhutang penjelasan ke gue!" kecamnya dengan pangkal hidung mengernyit. Ola meringis. Dia tahu maksud sahabatnya itu. Ini masih perkara Bumi. Sampai saat ini dia belum menjelaskan apa pun pada Yara atau pun Galen tentang Bumi meskipun dua sohibnya itu sudah ribut di grup chat dari kemarin. "Iya, nanti gue jelasin. Tapi nggak sekarang." "Nggak bisa! Harus sekarang," tolak Yara mentah-mentah. "Lo kabur gitu aja. Chat nggak dijawab, telepon apa lagi. Lo mau bikin gue mati penasaran?" "Iya, iya. Pasti gue jelasin kok." Ola mencoba menenangkan tapi matanya berkeliaran mencari seseorang. "Galen belum datang?" "Tau!" sahut Yara sembari melengos. Dan saat itulah dia sadar akan keberadaan seseorang yang membersamai Ola. Dahinya kontan mengernyit. "Kamu

    Last Updated : 2024-09-20
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   9. Lalai

    Yara menyenggol lengan Ola saat pria tampan yang baginya asing itu berdiri di hadapannya. Matanya berkedip, memberi kode agar Ola mau mengenalkan pria itu padanya. "Kenapa kamu ada di sini?" tanya Ola ragu sambil menunjuk pria tampan, yang tak lain dan tak bukan adalah Rean. "Kan aku udah bilang kemarin mau survei perguruan tinggi," sahut Rean tersenyum. "Kamu masih ada kelas?" "Sebenarnya ada satu kelas lagi, tapi dosennya cuma nitipin tugas." "Oke, kalau gitu aku bisa ajak kamu makan." Ola refleks melirik pergelangan tangan. Masih ada cukup waktu sebelum dia meminta Galen untuk mengembalikan Dira. "Boleh. Tapi yang dekat aja ya." Ola menoleh saat lagi-lagi cewek di sebelah menyenggol lengannya. Bola matanya berputar ketika mendapat pelototan Yara—yang sejak tadi merasa diabaikan. "Oh, ya. Kenalin ini Yara, temanku."Begitu mendapat lampu hijau, Yara langsung sumringah. Dengan cepat dia mengulurkan tangan. "Hai, aku Yara."Rean memasang senyum mautnya dan menjabat uluran tanga

    Last Updated : 2024-09-21
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   10. Balik Ngambek

    Ola berjalan mendekati Bumi—yang sedang menunggunya di kursi panjang—sembari menunduk. Meskipun dia tahu pria itu tidak akan mengomelinya di depan umum, rasa bersalah tetap mengepungnya. Akibat kurang koordinasi dan informasi segalanya jadi berantakan. Tapi demi apa pun Ola tidak mau jika Bumi memaksanya tukar tempat dengan Dira. Pelan gadis itu duduk di ujung kursi lainnya. Masih dengan kepala menunduk dan bibir mengerucut, Ola memindahkan tas punggung mini ke pangkuannya. Dia sadar Bumi sedang mengawasi gerakannya dalam diam. Tatap tajam pria itu cukup menunjukkan bahwa dia sedang kesal. "Tau kesalahan kamu apa?" tanya Bumi begitu bokong Ola menyentuh alas kayu kursi. Kepala Ola bergerak naik turun. Dia tidak akan membantah kali ini. Satu-satunya jalan agar tetap diizinkan tinggal di apartemen adalah mengalah. Bumi memundurkan badan sembari melipat lengan di depan dada. Duduk menyilangkan kaki dengan posisi condong ke arah Ola. "Kamu kan yang menawarkan diri buat menemani Dira d

    Last Updated : 2024-09-22

Latest chapter

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Bintang

    "Kamu nggak bosan seumur hidup bareng aku terus? Dari kecil, dari kamu umur lima tahun." Ola menggeleng dan tersenyum kecil mendapat pertanyaan dari suaminya. Dia makin merapatkan diri. "Meski hubungan kita nggak mulus, tapi aku bahagia seumur hidup sama kamu. Justru yang harusnya tanya itu aku. Emang kamu nggak capek ngadepin sifat childish aku dari dulu sampai sekarang?""Sebenarnya sih capek." Jawaban Bumi sontak membuat Ola menjauhkan kepala dan menatap lelaki ituu dengan alis tertaut. "kok gitu?!" Reaksi Ola membuat Bumi terkekeh. Pria itu kembali meraih kepala Ola untuk bersandar di pundaknya lagi. "Nggak dong, Sayang. Kalau capek mana mungkin bisa bertahan sampai anak tiga." Mendengar itu Ola ikut terkekeh dan makin merapatkan diri. Matanya terpejam saat tangan Bumi menyentuh perutnya yang sudah makin besar. "Nggak nyangka anak manja seperti kamu bisa melahirkan anak-anak hebat seperti mereka." "Sekarang aku udah nggak manja lagi loh, Kak." "Iya, sekarang Ola si manja da

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Pelan-pelan

    Jika biasanya Ola liburan ke Eropa bersama keluarganya, kali ini dia memilih destinasi New Zealand. Sesuatu yang tidak dia rencanakan karena terlintas begitu saja. Bumi bilang itu kado kehamilan ketiganya. Ola membuang napas, rasanya jahitan di perut baru saja kering. Membayangkan perutnya akan dibedah ketiga kalinya membuat Ola merinding. "Kamu ibu yang kuat, kamu pasti bisa," ucap Bumi menyemangati dan menenangkan saat Ola gelisah dengan segala pikiran buruk yang ada. "Tapi janji ini yang terakhir ya." "Hu-üm." Kehamilan Ola kali ini tidak seperti kehamilan sebelumnya. Dia menjadi gampang lelah, dan haus. Bahkan morning sick tidak bisa dihindari. Jadi, selama seminggu liburan dia tidak bisa menikmati dengan maksimal. Lebih banyak tinggal di hotel daripada berwisata musim semi. "Aku nggak mau tau, setelah anak ini lahir kamu harus mengajakku ke sini lagi," rengek Ola saat baru keluar dari kamar mandi memuntahkan isi perutnya. Wajahnya memucat, keringat dingin keluar begitu deras

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Dua Garis Merah

    Bumi menyentak tangan Ola yang berdiri di dekatnya hingga wanita itu jatuh di pangkuannya. Niat Ola menghampiri anak-anaknya yang sedang asyik main pasir pantai pun urung lantaran Bumi memeluknya begitu erat. Terlebih dengan iseng pria itu mulai mengendus pundaknya yang terbuka. "Kak, nanti anak-anak liat," tegur Ola ketika tangan Bumi menyelinap ke balik kain pantai yang dia pakai. "Anak-anak lagi sibuk sendiri," sahut Bumi, lantas mengecup lembut punggung Ola. Dia terkekeh ketika tubuh istrinya berjengit. Ola masih begitu sensitif dengan sentuhannya. "Kak, udah. Aku harus temeni anak-anak main." Ola berusaha menyingkirkan tangan Bumi yang masih bergerak naik turun di atas pahanya. Alih-alih berhenti pria itu makin menjadi. Ola sampai melebarkan mata saat merasakan tangan Bumi merambat ke dadanya. Buru-buru dia menjauhkan tangan nakal itu dari sana dan menggeram. "Ada Gyan dan Javas, mereka aman. Kita kembali ke cottage dulu, ya," bujuk Bumi saat Ola berusaha lepas dari kungkung

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Kaki Kecil

    Kaki-kaki kecil berlarian di lantai rumah besar milik Daniel. Suara celotehan anak-anak terdengar meriah di setiap penjuru ruangan. Sesekali suara tangisan saling bersahutan saat mereka saling berebut mainan. Sebentar kemudian tawa-tawa lucu mereka bersusulan. Pemandangan itu-lah yang Daniel inginkan. Menghabiskan masa tua dengan cucu-cucunya yang melimpah ruah. Daniel sedang menikmati teh hangat yang sudah Delotta sajikan saat suara tangisan Vyora--anak kedua Ola--melengking. Hampir saja dia menyemburkan isi mulutnya sebelum bergegas meletakkan cangkirnya kembali. Dengan cepat pria tua itu melangkah mendekati sang cucu yang mukanya sudah memerah. "Hei, hei, cucu kesayangan Opa kenapa?" tanya pria itu sambil menggendong anak perempuan berusia satu tahun itu. "Adek digigit semut, Opa," jawab Vion--anak pertama Ola--seraya sibuk dengan mainan di tangannya. "Digigit semut? Mana coba Opa liat." Vion langsung meninggalkan mainannya lalu menunjuk paha chubbi Vyora yang memerah. "Tuh li

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   136. Dua Kebahagiaan

    Tepuk tangan bersahutan ketika Bumi berhasil memotong pita, tanda dibukanya bengkel baru di Kota Surabaya. Senyum lebar serta ucapan terima kasih dia layangkan. Jabatan tangan bersama pemilik perusahaan otomotif yang bekerjasama dengannya pun terayun erat. Setelah pemotongan pita para tamu yang hadir lantas berkeliling untuk melihat area bengkel. Area bengkel yang luas serta peralatan yang lengkap membuat bengkel ini bisa menampung lebih banyak mobil yang akan diservis. Fasilitas juga ditambah, seperti ruang tunggu yang nyaman juga area play ground. Selain memperkenalkan bengkel baru, mereka juga memperkenalkan tipe mobil keluaran terbaru yang beberapa bulan lalu launching. Banyak promo yang ditawarkan baik dari showroom mau pun bengkel di acara grand opening ini. Ola memilih duduk di sofa lantaran merasa kelelahan. Sejak bangun pagi tadi, sebenarnya dia merasa kurang enak badan. Namun karena ini hari penting bagi Bumi, dia bersikap seolah tidak ada masalah. Sejauh ini dia bisa men

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   135. Terlanjur

    Ola meletakkan satu gelas susu hangat di meja kerja Daniel ketika pria tua itu tengah fokus membaca sebuah dokumen. Daniel mengangkat wajah, dan sontak tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Langkah Ola lantas bergerak ke belakang kursi sang papi dan melihat apa yang yang tengah pria itu baca. "Apa nggak sebaiknya papi istirahat aja?" tanya Ola saat tahu apa yang papinya baca itu sebuah proposal pendirian perusahaan baru milik Bumi. "Papi akan istirahat setelah baca proposal milik suamimu ini. Kenapa kamu nggak tidur?" "Sebenarnya aku sudah tidur. Aku tadi haus jadi kebangun. Terus liat ruang kerja papi lampunya masih nyala." Ola menunduk, lantas mengambil alih proposal itu dari tangan Daniel. "Papi minum susu itu terus pergi tidur." Kepalanya menggeleng ketika mulut Daniel terbuka dan terlihat ingin mengambil kembali proposal tersebut. Ola tidak memberi kesempatan papinya untuk protes. Dia tersenyum menang ketika Daniel tampak menyerah. "Oke, papi akan minum susu buatan my

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   134. Nikmati Prosesnya

    "Ada opening bengkel baru di Surabaya, kamu mau ikut?" Enam bulan belakangan, selain sibuk mengurus tetek bengek pembukaan pabrik, Bumi juga sibuk mengurus pembukaan cabang bengkelnya yang baru di Surabaya. Satu per satu bengkel miliknya didirikan secara berkala di kota-kota besar bergabung dengan sebuah showroom perusahaan mobil yang bekerjasama dengannya. "Kapan?" "Pekan depan. Sekalian berkunjung ke rumah Kakek Gunadi.""Boleh, tapi aku nggak bisa lama. Kamu kan tahu aku masih belum diizinin Mas Gyan buat ambil cuti."Bumi terkekeh kecil lantas menekan kakinya agar ayunan yang dirinya tempati bersama Ola bergoyang. Saat ini keduanya memang tengah bersantai menikmati sore di taman belakang yang berdampingan dengan kolam renang. Biasanya tempat ini dikuasai Daniel dan Delotta jika sore menjelang. Namun kali ini sepasang suami istri itu sedang tidak ada di rumah. "Gyan itu masih pelit banget kalau ngasih cuti. Harus ada alasan yang urgent banget baru bisa dikabulin permohonan cuti

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   133. Istri Rasa Pacar

    "Aku tau akhirnya pasti begini." Kekehan Bumi terdengar lirih saat mendengar kalimat itu. Sekarang ini dirinya masih merebah di atas kasur dengan Ola yang memeluknya seperti guling. Salah satu paha wanita itu menindih perutnya. Sehingga Bumi bisa dengan bebas mengusap paha terbuka itu dengan mudah. "Nggak sabaran," ucap Ola lagi. Dia bergerak menarik kakinya, tapi dengan cepat Bumi menahannya. "Kak!" "Sebentar, kamu mau ke mana sih?" "Sebentar lagi pasti Bibi nyuruh kita turun buat makan malam. Terus kita mau selimutan terus begini?" Ola menyingkir karena dia merasakan milik Bumi sudah kembali menegang. Kalau harus tambah satu permainan lagi, dia akan lebih lama terkurung di kamar. Akibatnya papi pasti ngomel karena mereka tidak ikut makan malam lagi. Lagi? Ya, karena kejadian seperti itu tidak cuma sekali dua kali sejak mereka pulang dari Raja Ampat. Bumi memiliki hobi baru yaitu mengurung Ola di kamar setelah wanita itu pulang kerja. Dengan gemas Bumi mencium pipi Ola. "Ngga

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   132. Yang Belum Move On

    "Memang kalian nggak bosan ke Raja Ampat? Atau suami lo nggak mampu biayain honeymoon? Ola, kalau lo butuh sponsor, bilang dong!" Kalimat itu terlontar dari mulut seorang Galen. Pria itu memasang wajah meremehkan saat Ola bilang baru balik dari Raja Ampat. Terang saja hal itu membuat Ola jengkel dan rasanya ingin menyiram muka sohibnya itu dengan air kobokan. "Bukannya laki gue nggak mampu, ya. Tapi kami emang udah janji mau balik ke sana kalau kami dapat izin nikah. Jadi ini tuh semacam utang yang wajib kami penuhi," ujar Ola dengan nada gemas. Dengan kesal dia menyambar jus jeruknya. Langit Jakarta mulai gelap lantaran mau hujan, tapi dada Ola malah kepanasan. "Poinnya itu, bukan ke mana kita pergi. Tapi dengan siapa kita pergi," timpal Yara. "Meski perginya ke surga, tapi kalau ke sananya sama lo, jelas nggak bakal bikin happy si Ola." "Nah!" Merasa dapat pembelaan, Ola kembali bersemangat. Dia kembali tersenyum puas ketika melihat wajah Galen memberengut. "Asyik enggak kemari

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status